Novia Setya Putri Yunus (1), Indah Sulistiyowati (2)
One of the problems that often occurs is that housewives are worried about their clothes getting wet in the rainy season. The automatic roof control system in the drying room is the best way to help the process of drying clothes in the rainy season. In this study, roof automation was developed using rain sensors and LDR as light detectors. NodeMCU esp3266 is also used so that the device can be controlled remotely with the Internet of Things system. The way this tool works is when the sun is hot the roof will open and when it rains the roof will close automatically, the heater and fan turn on simultaneously when the roof closes. The results of this study are the tool can detect rain and light then the heater and fan can work when the tool closes the roof with a maximum duration of 60 minutes. This tool can also operate remotely with the farthest range at 21 km.
Seringkali para ibu-ibu rumah tangga dibuat pusing dengan pekerjaan rumah yang banyak. Terlebih selain menjadi ibu rumah tangga juga memiliki kesibukan berkerja diluar rumah, sudah pasti sangat merepotkan. Salah satu permasalahan yang sering terjadi adalah ibu-ibu rumah tangga khawatir dengan jemuran pakaiannya saat pergi keluar rumah dimusim penghujan.[1] Pada Penelitian ini di desain sebuah atap penjemuran otomatis yang dapat membuka dan menutup pada saat hujan. Dengan NodeMCU sebagai Mikrokontroller yang dapat tersambung dengan jaringan internet memungkinkan alat dimonitoring jarak jauh (internetofthings). Sensor hujan akan bekerja ketika hujan turun sehingga atap akan menutup, ketika atap sudah menutup heater/pemanas dan kipas akan menyalah maksimal 60 menit agar pakaian bias kering dan tidak lembab. Pada saat panas atau cahaya muncul atap akan membuka kembali, hal tersebut dikarenakan sensor cahaya atau LDR aktif. Hasil dari Penelitian ini diharapkan mampu diterapkan pada rumah hunian sehingga dapat mempermudah pekerjaan rumah ketika musim hujan.
Pengendali Atap Otomatis
Gambar 2.2 Scematic Diagram NodeMCU ESP8266 [2]
NodeMCU Esp8266 merupakan board(papan) elektronik yang menggunakan chip ESP8266 yang dapat dijadikan mikrokontroller dan koneksi internet (WiFi) yang bersifat opensource[3]. Pada penelitian ini NodeMCU ESP8266 digunakan sebagai mikrokontroller yang dapat terhubung ke jaringan internet.
Gambar 2.4 Skematik Diagram Sensor Hujan [4]
Sensor hujan adalah module yang dipakai sebagai sensor deteksi air hujan atau tidak dengan detektor pada sensor yang terbuat dari papan PCB yang dirancang untuk memudahkan jalur yang dibahasi air[5]. Pada penelitian ini sensor hujan digunakan untuk memonitoring apabila hujan turun sehingga dapat otomatis menutup atap.
Gambar 2.5 Modul Sensor LDR [6]
Sensor cahaya atau sensor LDR merupakan alat elektronika untuk merubah besaran cahaya menjadi besaran listrik, Modul sensor LDR ini sangat sensitif terhadap intensitas cahaya lingkungan sehingga sangat cocok untuk mendeteksi tingkat kecerahan sekitar atau intensitas cahaya[6]. Pada penelitian ini sensor LDR digunakan untuk mendeteksi cahaya sehingga dapat membuka atap secara otomatis.
Gambar 2.7 Kipas [7]
Fungsi Kipas sama halnya seperti kipas pada umumnya, yaitu sebagai suatu komponen yang digunakan untuk mendinginkan udara, penyegar udara, pengering, dan lain sebagainya.
Gambar 2.8 PTC Heater [7]
Heater merupakan komponen yang digunakan sebagai pemanas udara yang akan membantu proses pengeringan pakaian
Gambar 2.9 Relay [8]
Relay adalah komponen elektromekanik berupa saklar, relay memiliki 2 bagian utama yaitu Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch)[9]. Pada penelitian ini relay digunakan sebagai saklar dari kipas dan heater.
2.2.8 Blynk
Blynk merupakan Iot Cloud platform yang dirancang untuk Internet of things untuk mengontrol hardware dari jarak jauh[10]. Pada penlitian ini Blynk digunakan untuk memonitoring atap secara jarak jauh sehingga memungkinkan penerapan Internet of Things (IoT).
3.4 Analisa Sistem
Sebelum pembuatan alat sistem pengendali atap secara otomatis pada ruang penjemuran pakaian berbasis iot, maka perlu perencanaan sistem dijelaskan sebagai berikut:
Sistem Sebelumnya
Pada Gambar 3.1 dijelaskan pada sistem sebelumnya menggunakan sensor hujan (raindrop) mendeteksi hujan sebagai kontrol untuk menutup dan membuka atap dan sensor DHT11 sebagai deteksi suhu dan kelembaban pada ruangan untuk kendali kipas, semua data diproses menggunakan mokrokontroller Arduino Uno.
Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem Sebelumnya
Sistem Sekarang
Pada sistem yang akan dibuat sekarang yaitu dimana sistem kerja alat ini akan bekerja secara otomatis dengan kontrol menggunakan smartphone. Berikut penjelasan dari diagram blok sebagai berikut :
Gambar 3.2 Diagram Blok Sistem Sekarang
Perancangan Sistem
Perancangan pembuatan sistem pengendali atap secara otomatis pada ruang penjemuran pakaian berbasis IoT ini meliputi perancangan software (Arduino IDE dan Blynk) dan hardware (Rangkaian dan Flowchart).
Perancangan Software Arduino IDE
Berikut ini langkah-langkah untuk menulis script program untuk NodeMCU Esp8266 pada Arduino IDE :
Perancangan Software Blynk
Berikut ini langkah-langkah penggunaan software blynk dan perancangan tampilan desain interface blynk pada smartphone Android :
Rangkaian Keseluruhan
Gambar 3.17 Rangkaian Keseluruhan
Flowchart System
Penjelasan flowchart siatem pada Gambar 3.18 sebagai berikut :
power supply sebagai sumber tegangan alat.
Gambar 3.18 Flowchart Sistem
4.1 Pengujian alat
Pada pengujian mekanik digunakan bahan akrilik 3,3mm dimana bahan ini dipotong dan dicat hitam dengan dimensi alat panjang 35cm, lebar 30cm dengan tinggi 35cm lalu dirakit sedemikian rupa sehingga menjadi bentuk miniatur rumah dengan ruang tempat penjemuran pakaian.
Gambar 4.3 Desain Mekanik Secara Keseluruhan
Dalam pengujian sensor hujan dilakukan untuk mengetahui sensor berfunsi dengan baik atau tidak ketika mendeteksi air. Media yang digunakan dalam pengujian adalah air hujan yang akan membasahi sensor hujan yang akan dibaca nilai resistansi dengan ketentuan apabila nilai resistansi yang terbaca <=700Ω maka dikartegorikan hujan lebat dan sebaliknya apabila hujan ringan(gerimis) nilai resistansi yang terbaca >=700Ω, sensor hujan bekerja dalam waktu 1 detik ketika sensor mendeteksi air. Pembacaan nilai dapat dilihat pada interface Blynk. Berikut adalah gambar dan tabel pengujian dari sensor hujan.
Pengujian sensor LDR dilakukan untuk melihat sensor cahaya aktif atau mati ketika menerima cahaya, pengujian dilakukan selama lima kali percobaan yang akan ditampilkan pada interface Blynk dalam waktu mendeteksi 1 detik, dengan tingkat cahaya sangat terang, terang, sedikit redup, redup, tidak ada cahaya. Cahaya yang digunakan pada percobaan ini adalah cahaya flash dari smartphone, berikut adalah gambar dan tabel dari pengujian sensor LDR.
Pada pengujian motor servo ini untuk melihat proses membuka dan menutup atap berjalan dengan baik atau belum, motor servo akan bekerja dengan membaca data pada sensor hujan dan sensor Ldr terlebih dahulu. Apabila sensor hujan mendeteksi air maka motor servo satu berputar kekiri dengan sudut 40° dan motor servo dua berputar kekanan dengan sudut 125° yang akan otomatis menutup atap, dan sebaliknya atap terbuka apabila motor servo satu berputar kekanan dengan sudut 120° dan motor servo dua berputar kekiri dengan sudut 35° maka sensor Ldr mendeteksi adanya cahaya dan sensor hujan tidak mendeteksi air. Motor servo satu dan dua bekerja secara bersamaan dalam waktu 1 detik untuk pengendalian membuka atap digunakan button ‘Buka’ pada interfaceBlynk, berikut adalah gambar dan tabel pengujian motor servo.
Pengujian kipas dan heater yaitu dengan mengatur waktu lama hidup kipas dan heater ketika atap menutup atau ketika sensor hujan mendeteksi air, interface Blynk digunakan untuk mengaktifkan atau mengatur waktu lama berjalan kipas dan heater yang akan otomatis berhenti tepat pada waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Kipas dan heater tidak akan hidup apabila tidak mengatur waktu lama berjalan pada Blynk. Berikut adalah gambar dan tabel pengujian kipas dan heater.
Pada pengujian jangkauan jaringan wifi pada alat dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh konektifitas antara smartphone android dengan alat.
Pada pengujian keseluruhan dilakukan dengan pengoprasian alat secara menyeluruh, dimana dimulai dengan menghubungkan alat dengan smartphone android menggunakan jaringan wifi, setelah terhubung kemudian buka aplikasi Blynk pada smartphone android.
Kesimpulan penelitian ini adalah pada pembuatan alat sistem pengendali atap secara otomatis pada ruang penjemuran pakaian berbasis iot sudah berjalan dengan cukup baik dengan melihat sensor hujan dapat mendeteksi nilai air yang apabila <=700 hujan dengan kartegori hujan lebat dan dapat mendeteksi nilai air >=700 hujan dengan kartegori hujan ringan sampai kering dengan batas nilai kering sensor yaitu 1020, sensor Ldr dapat mendeteksi cahaya juga dengan sangat baik, penggunaan motor servo berfungsi dengan baik untuk menutup atap secara otomatis dan membuka atap dengan kontrol pada smartphone meskipun penempatan motor servo satu dan motor servo dua kurang presisi, kipas dan heater menyala secara bersamaan dan akan mati secara otomatis dengan waktu yang telah disetting sebelumnya juga berjalan dengan sangat baik. Saran yang diberikan adalah pada alat tersebut hanya bisa mengendalikan atap untuk membuka dan menutup, penggunaan kipas dan heater hanya membantu proses pengeringan baju, diharapkan kedepanya dapat dikembangkan sehingga dari alat tersebut dapat memonitoring suhu dan kelembaban pada alat tersebut dengan menambahkan sensor suhu dan kelembaban, menambahkan LCD untuk memonitor secara langsung,serta dapat menambahkan fitur-fitur indikator pada aplikasi blynk untuk memonitoring proses berjalan alat sehingga alat dapat berjalan dengan optimal untuk mengatasi masalah penjemuran ibu-ibu rumah tangga pada musim hujan. Jika rancang diterapkan pada rumah / lingkungan yang nyata maka diperlukan motor yang lebih besar supaya bisa mengangkat atap yang berat atau bisa juga menggunakan motor hidrolis.
B. Uddin and W. Kurniawan, “Perancangan Prototipe Alat Buka Tutup Atap Otomatis Berbasis Mikrokontroler,” pp. 337–344, 2017.
Circuits4you.com, “Nodemcu pinout,” circuits4you.com. https://circuits4you.com/2017/12/31/nodemcu-pinout/ (accessed Jan. 31, 2020).
Tedy Tri Saputro, “Mengenal NodeMCU: Pertemuan Pertama,” embeddednesia.com. https://embeddednesia.com/v1/tutorial-nodemcu-pertemuan-pertama/ (accessed Jan. 31, 2020).
Cytron Technologies, “ج. روستایی،م. فاضلی،ع.ا. رشیديمهرآبادي، استفاده از نانوفیلتراسیون در تصفیه آبهاي لبشور ( مطالعه موردي چاههاي کهورستانNo Title,” raindrops Sens.
P. Ilmiah, I. F. Putro, P. Studi, T. Elektro, F. Teknik, and U. M. Surakarta, “BUKA TUTUP TIRAI GARASI OTOMATIS DENGAN SENSOR HUJAN SERTA SENSOR LDR ( Light Dependent Resistor ) BERBASIS ARDUINO UNO,” 2017.
J. E. Candra and V. Karnadi, “Desain System Smart Clothesline Berbasis Arduino Dengan Metode Logika Fuzzy,” no. 1, pp. 91–96, 2018.
U. Hamidah, B. M. B, M. T. Elektro, D. T. Elektro, and U. I. Malang, “PEMBUATAN PENGERING PAKAIAN MENGGUNAKAN ARDUINO MEGA 2560.”
A. Sanjaya, “Cara Menggunakan Modul Relay Dengan Arduino UNo,” http://blog.adisanjaya.com/. .
D. Kho, “Pengertian Relay dan Funsinya,” teknikelektronika.com. https://teknikelektronika.com/pengertian-relay-fungsi-relay/ (accessed Jan. 30, 2019).
I. Sulistiyowati, A. R. Sugiarto, and J. Jamaaluddin, “Smart Laboratory Based On Internet Of Things In The Faculty Of Electrical Engineering , University Of Muhammadiyah Sidoarjo Smart Laboratory Based On Internet Of Things In The Faculty Of Electrical Engineering , University Of Muhammadiyah Sidoarjo,” 2020, doi: 10.1088/1757-899X/874/1/012007.