Nuria Lovita (1), Siti Aisyah (2), Ismira (3)
General background: Literacy is a fundamental competency in primary education, with early reading and writing forming the foundation for lifelong learning. Specific background: However, many second-grade students at SD Negeri 10 Pasar Melintang Tapan still struggle to meet minimum literacy standards, partly due to monotonous teaching methods and limited instructional media. Knowledge gap: While the Picture Word Inductive (PWI) model has been recognized for its potential, its integration with picture word cards in the context of Indonesian primary schools has been underexplored. Aims: This study examined the effectiveness of the PWI model supported by picture word cards in improving students’ beginning reading and writing skills. Results: Using a quasi-experimental non-equivalent control group design with 42 students, findings revealed significant improvements in the experimental group compared to the control group. Posttest reading scores (79.77 vs. 74.25) and writing scores (82.45 vs. 76.75) demonstrated higher achievement with strong statistical support (p < .001). Novelty: The study contributes evidence that combining inductive vocabulary strategies with visual media enhances literacy acquisition more effectively than conventional methods. Implications: These results suggest that integrating PWI and picture word cards can serve as a practical and scalable strategy to strengthen national literacy initiatives in early grades.
Highlight: • Model PWI with word cards improved early reading and writing• Experimental group scored higher than conventional method group• Supports strengthening of basic literacy in primary school students
Keywords: Picture Word Inductive Model, Word Cards, Reading Skills, Writing Skills, Literacy
Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar memegang peranan krusial sebagai mata pelajaran utama yang membangun fondasi literasi siswa. Di dalamnya, keterampilan membaca dan menulis merupakan dua pilar fundamental yang sangat menentukan keberhasilan siswa dalam mengikuti seluruh proses pembelajaran di berbagai mata pelajaran. Ketidakmampuan membaca dengan baik dapat menjadi hambatan signifikan bagi siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan baru (Taufina, 2016). Sejalan dengan hal tersebut, keterampilan menulis pun menjadi salah satu aspek esensial yang membutuhkan proses pembelajaran dan latihan berkelanjutan. Kedua keterampilan ini, membaca dan menulis permulaan, menjadi fokus utama di jenjang kelas awal sekolah dasar, khususnya kelas I dan II, karena penguasaannya akan sangat memengaruhi keberhasilan studi siswa di jenjang selanjutnya.
Sejalan dengan amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan berfungsi untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi individu yang beriman, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Pencapaian tujuan pendidikan membutuhkan proses pembelajaran yang terpadu tidak cukup hanya fokus pada aspek kognitif, melainkan harus melibatkan ranah psikomotorik dan afektif. Dalam keterampilan berbahasa, penguasaan tiap individu berbeda; kemampuan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis saling terkait dan berkembang secara berurutan: menyimak → berbicara → membaca → menulis (Rinawati, 2020). Oleh karena itu, pengoptimalan semua aspek keterampilan berbahasa, terutama membaca dan menulis, sejak dini sangatlah penting.
Membaca merupakan jembatan penting untuk kemajuan dan keberhasilan seseorang, baik di lingkungan sekolah maupun profesional (Harras, 2014). Menurut Aziz (dalam Solihin & Samsudin, 2022), membaca adalah proses reseptif yang memungkinkan seseorang memperoleh informasi, ilmu pengetahuan, dan pengalaman baru, sehingga memperluas wawasan. Keterampilan membaca permulaan yang dibina di kelas awal menjadi fondasi krusial untuk keberhasilan membaca tahap lanjut. Membaca pada hakikatnya adalah proses kognitif untuk memahami isi teks yang dibaca, bukan sekadar mengenali lambang huruf yang membentuk kata dan kalimat (Dalman, 2014).
Di sisi lain, keterampilan menulis adalah sarana komunikasi melalui bahasa tulis untuk mengungkapkan pikiran, gagasan, dan pendapat, dengan tujuan menginformasikan, membujuk, atau menghibur pembaca (Sari, 2018). Agar pesan tersampaikan dengan baik, penulis perlu memperhatikan struktur tulisan, mulai dari kata, kalimat, hingga paragraf yang tepat (Sani & Setiawan, 2020). Keterampilan membaca dan menulis yang saling melengkapi ini perlu dioptimalkan sejak dini melalui budaya literasi yang kuat.
Ironisnya, sebagian besar siswa kelas II di SD Negeri 10 Pasar Melintang Tapan masih menghadapi tantangan dalam menguasai keterampilan membaca dan menulis permulaan. Hasil observasi awal menunjukkan banyak siswa belum tuntas membaca dan menulis secara mandiri. Kelemahan ini berisiko menghambat perkembangan pembelajaran berikutnya. Faktor yang kemungkinan besar menyumbang antara lain: praktik pengajaran yang cenderung monoton dan kurang melibatkan siswa, kesempatan berlatih membaca di depan kelas yang terbatas bagi mayoritas siswa, variasi model dan media pembelajaran yang minim, serta perhatian guru terhadap perkembangan membaca dan menulis yang belum maksimal.
Menyadari kebutuhan spesifik di SD Negeri 10 Pasar Melintang Tapan ini, penelitian ini hadir dengan kebaruan dalam pendekatannya. Kombinasi Model Picture Word Inductive (PWI) dengan media kartu kata bergambar sebagai strategi intervensi terpadu untuk meningkatkan literasi dasar siswa kelas II belum banyak dieksplorasi secara mendalam di lingkungan sekolah dasar dengan karakteristik serupa. Oleh karena itu, penelitian ini berfokus pada pengujian empiris efektivitas kombinasi inovatif ini di SD Negeri 10 Pasar Melintang Tapan.
Untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menulis siswa, situasi ini menyoroti perlunya intervensi melalui model dan media pembelajaran yang lebih kreatif dan efektif. Model Picture Word Inductive (PWI)) yang dipadukan dengan Media Pembelajaran Kartu Kata Berilustrasi merupakan salah satu model pembelajaran yang mungkin dapat membantu mengatasi masalah ini.
Tabel berikut menyajikan data observasi keterampilan membaca dan menulis siswa kelas II SD Negeri 10 Pasar Melintang Tapan pada semester II tahun pelajaran 2024-2025, yang selanjutnya menggambarkan kondisi awal siswa:
Sumber: Hasil observasi Keterampilan membaca
Tabel 1 menunjukkan bahwa hanya sekitar 40,90% dari 22 siswa di kelas II A yang memenuhi Kriteria Kelulusan Minimal (KKM), sementara 59% sisanya masih di bawah standar. Hanya 40% siswa di kelas II B (20 siswa) yang lulus, dan 60% di antaranya tidak memenuhi KKM.
Sumber: Hasil observasi Keterampilan menulis
Tabel 2 menunjukkan kondisi serupa untuk keterampilan menulis. Di kelas II A, hanya 38,09% siswa yang mencapai KKM, dengan 62% belum tuntas. Sementara itu, di kelas II B, 40% siswa tuntas dan 60% belum tuntas.
Kondisi ini menunjukkan bahwa untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menulis siswa, model dan media pembelajaran yang lebih kreatif harus segera diterapkan. Model Picture Word Inductive (PWI)yang dipadukan dengan media kartu kata bergambar merupakan salah satu strategi yang sangat menjanjikan. Model PWI, yang menekankan pengayaan dan pemahaman kosakata melalui pencocokan kata bergambar, konsisten dengan prinsip pembelajaran konstruktivis, yang menekankan partisipasi aktif siswa dalam menciptakan pengetahuan mereka sendiri. Dalam hal ini, media kartu kata bergambar berperan sebagai alat bantu visual yang menghibur untuk membantu pengenalan kata, latihan pengucapan, dan penyusunan kalimat, yang pada akhirnya membentuk dasar yang kuat bagi pengembangan kemampuan membaca dan menulis.
Model PWI dengan kartu kata bergambar meningkatkan kemampuan membaca dan menulis siswa kelas dua, menurut penelitian Dilla Ardana Reswari (2024) dan Anggi Citra Aprilina (2013). Hasil ini menambah bukti yang mendukung efektivitas media gambar dalam model pembelajaran PWI untuk meningkatkan literasi dini. Hasil ini memperkuat gagasan bahwa metode ini dapat menjadi cara yang bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan literasi dasar siswa.
Berdasarkan pemaparan diatas, Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dampak model Picture Word Inductive (PWI) yang dibantu media kartu kata bergambar terhadap keterampilan membaca dan menulis siswa kelas dua SD Negeri 10 Pasar Melintang Tapan, sebagaimana telah dijelaskan pada latar belakang. Hipotesis penelitian ini adalah: (1) Model PWI, dikombinasikan dengan media kartu kata bergambar, memberikan dampak positif terhadap keterampilan membaca siswa kelas dua SD Negeri 10 Pasar Melintang Tapan; dan (2) Model PWI, dikombinasikan dengan media kartu kata bergambar, memberikan pengaruh positif terhadap keterampilan menulis siswa kelas dua SD Negeri 10 Pasar Melintang Tapan. Selain memberikan sumbangan teoritis bagi kemajuan ilmu pengetahuan di bidang pendidikan dasar, penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi siswa dengan meningkatkan keterampilan literasi mereka, bagi guru dengan menerapkan strategi pengajaran yang lebih efektif, dan bagi sekolah dengan meningkatkan standar pengajaran secara keseluruhan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan seberapa besar pengaruh Model Picture Word Inductive (PWI) terhadap kemampuan membaca dan menulis siswa kelas dua dengan bantuan media kartu kata bergambar. Melalui Desain Kelompok Kontrol Non-Ekuivalen Pretes-Pascates, penelitian ini menggunakan metodologi kuantitatif dan desain kuasi-eksperimental.
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 10 Pasar Melintang Tapan yang beralamat di Pesisir Selatan. Waktu pelaksanaan penelitian ini yaitu pada semester genap tahun ajaran 2024/2025.
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II SD Negeri 10 Pasar Melintang Tapan yang terdiri dari dua kelas, yaitu Kelas II A (22 siswa) dan Kelas II B (20 siswa). Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposivesampling, di mana Kelas II A ditetapkan sebagai kelompok eksperimen (menerima perlakuan Model PWI) dan Kelas II B sebagai kelompok kontrol (menggunakan metode konvensional).
Sampel penelitian diambil dari seluruh siswa kelas II SD Negeri 10 Pasar Melintang Tapan yang berjumlah 42 siswa. Pemilihan seluruh siswa kelas II sebagai sampel didasarkan pada pendekatan studi kasus untuk menggali secara mendalam pengaruh model pembelajaran pada konteks sekolah spesifik ini. Selain itu, keterbatasan waktu penelitian dan akses yang lebih luas di sekolah tersebut juga menjadi pertimbangan dalam menentukan ukuran sampel.
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu:
1. Variabel Independen (X): Model Picture Word Inductive (PWI) berbantuan media kartu kata bergambar.
2. Variabel Dependen (Y): Kemampuan membaca dan menulis siswa kelas II.
1. Model Picture Word Inductive (PWI) berbantuan media kartu kata bergambar: Pendekatan pengajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam identifikasi kata dengan mencocokkan kata dengan gambar dan dalam pengembangan keterampilan membaca dan menulis melalui latihan seperti membuat kalimat sederhana dan membaca dan menulis kartu kata.
2. Kemampuan Membaca Permulaan: Diukur melalui tes lisan yang mencakup pengenalan huruf, membaca kata, dan pemahaman kalimat sederhana.
3. Kemampuan Menulis Permulaan: Diukur melalui tes esai yang mencakup penyalinan kata (word copying), penyalinan kalimat (sentence copying), dikte kata (word dictation), dan dikte kalimat (sentence dictation).
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Modul Ajar: Dibuat terpisah untuk kelompok eksperimen (menggunakan Model PWI) dan kontrol (metode konvensional). Modul ajar divalidasi oleh tim ahli dengan skor 83,33% (sangat layak).
2. Tes
"Instrumen tes membaca dan menulis yang digunakan dalam penelitian ini dirancang khusus untuk mengukur kemampuan membaca dan menulis permulaan siswa kelas II di SD Negeri 10 Pasar Melintang Tapan. Pengembangan instrumen ini mengacu pada indikator-indikator esensial literasi dasar yang relevan untuk jenjang sekolah dasar, khususnya dalam tahap pengenalan huruf, pengenalan kata, dan penyusunan kalimat sederhana.
Secara lebih rinci, instrumen ini mencakup:
a. Tes Kemampuan Membaca: Tes ini dilaksanakan secara lisan untuk mengukur kemampuan siswa dalam pengenalan huruf, membaca kata-kata sederhana, serta pemahaman terhadap kalimat-kalimat dasar. Tes ini diberikan dalam format pretest dan posttest.
b. Tes Kemampuan Menulis: Tes ini disajikan dalam format esai untuk mengukur kemampuan siswa dalam berbagai aspek menulis, meliputi penyalinan kata, penyalinan kalimat, dikte kata, dan dikte kalimat. Tes ini juga diberikan dalam format pretest dan posttest untuk mengukur perubahan yang terjadi."
3. Lembar Keterlaksanaan Pembelajaran (LKP): Digunakan untuk mengamati jalannya proses pembelajaran dan keaktifan siswa.
4. Dokumentasi: Foto kegiatan pembelajaran.
Instrumen tes (membaca dan menulis) telah diuji keterbacaannya oleh tim ahli.
Perlakuan dilaksanakan selama tiga hari berturut-turut. Durasi tiga hari dipilih karena bertujuan untuk memberikan pengenalan intensif dan demonstrasi awal mengenai penerapan Model PWI serta penggunaan kartu kata bergambar kepada siswa. Selain itu, alokasi waktu ini juga mempertimbangkan jadwal kegiatan pembelajaran di SD Negeri 10 Pasar Melintang Tapan yang cukup padat, sehingga perlakuan dapat terintegrasi tanpa mengganggu jadwal pelajaran utama secara signifikan .Pelaksanaan penelitian ini mengikuti tahapan sebagai berikut:
a. Tahap Persiapan: Penyusunan proposal, perizinan, penyiapan instrumen (modul ajar, tes, LKP), validasi instrumen, dan penentuan kelas eksperimen/kontrol.
b. Tahap Pelaksanaan:
1. Pretest: Dilakukan pada kedua kelompok untuk mengukur kemampuan awal.
2. Perlakuan: Kelompok eksperimen menerima pembelajaran menggunakan Model PWI berbantuan media kartu kata bergambar selama tiga hari (14-16 Juli 2025), sedangkan kelompok kontrol menggunakan metode konvensional.
3. Posttest: Dilakukan pada kedua kelompok setelah perlakuan.
4. Observasi: Dilakukan selama proses pembelajaran menggunakan LKP.
c. Tahap Analisis Data: Melakukan uji prasyarat (normalitas dan homogenitas) dan uji hipotesis.
d. Tahap Analisis Data:Melakukan uji prasyarat (normalitas dan homogenitas) dan uji hipotesis.
Analisis data dilakukan melalui dua tahap:
a. Analisis Deskriptif: Menghitung rata-rata (mean), median, modus, dan standar deviasi untuk data pretest dan posttest guna menggambarkan performa siswa.
b. Analisis Inferensial:
1) Uji Prasyarat Analisis:
1. Uji Normalitas: Menggunakan Shapiro-Wilk Test (SPSS 27). Hasil menunjukkan semua data berdistribusi normal (nilai signifikansi > 0,05).
2. Uji Homogenitas Varians: Menggunakan Levene's Test (SPSS). Hasil menunjukkan varians data homogen (nilai signifikansi > 0,05).
2) Uji Hipotesis: Menggunakan Independent Sample t-test untuk membandingkan rata-rata posttest kedua kelompok dan Analisis Regresi Linier Sederhana untuk mengukur pengaruh Model PWI.
1. Hasil Uji t (perbandingan rata-rata posttest):
a. Kemampuan Membaca: t-hitung = 11.595, p-value = .000.
b. Kemampuan Menulis: t-hitung = 9.451, p-value = .000.
2. Hasil Analisis Regresi:
a. Kemampuan Membaca: Model PWI memiliki pengaruh signifikan (B=0.945, t=11.595, p=.000).
b. Kemampuan Menulis: Model PWI memiliki pengaruh signifikan (B=1.027, t=9.451, p=.000).
Keputusan penolakan/penerimaan hipotesis didasarkan pada nilai signifikansi (p < 0,05).
Penelitian ini menguji pengaruh Model Picture Word Inductive (PWI) berbantuan media kartu kata bergambar terhadap kemampuan membaca dan menulis permulaan siswa kelas II SD Negeri 10 Pasar Melintang Tapan. Subjek penelitian terbagi menjadi kelompok eksperimen (22 siswa, menggunakan Model PWI) dan kelompok kontrol (20 siswa, menggunakan metode konvensional).
Hasil pretest menunjukkan bahwa kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang relatif serupa, dengan rata-rata skor pretest kemampuan membaca permulaan di kelas eksperimen 67,45 dan di kelas kontrol 68,35. Untuk kemampuan menulis, rata-rata skor pretest di kelas eksperimen adalah 65,00 dan di kelas kontrol 65,15. Kondisi ini mengindikasikan bahwa kedua kelompok homogen pada awal penelitian.
1. Deskripsi Data Awal ( Pretest )
2. Hasil Uji Prasyarat Analisis
Sebelum uji hipotesis, dilakukan uji prasyarat:
a. Uji Normalitas:Menggunakan Shapiro-Wilk Test (SPSS 27), semua data (pretest dan posttest membaca serta menulis, baik kelompok eksperimen maupun kontrol) menunjukkan nilai signifikansi > 0,05, yang berarti data berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas Varians: Menggunakan Levene's Test (SPSS), nilai signifikansi untuk semua pengukuran (pretest dan posttest membaca serta menulis) adalah > 0,05, yang menunjukkan varians data pada kedua kelompok adalah homogen.
Asumsi normalitas dan homogenitas terpenuhi, memungkinkan penggunaan uji statistik parametrik.
3 . Deskripsi Data Akhir (Posttest) dan Hasil Uji Hipotesis
Setelah intervensi, dilakukan pengukuran posttest dan analisis pengaruh model PWI.
Figure 1.
Sumber : Visualisasi Tabel3
Sumber : Analisis uji statistik SPSS 27
Berdasarkan hasil uji hipotesis pada Tabel 5 dan Tabel 6, dapat disimpulkan bahwa model PWI secara signifikan berpengaruh terhadap kemampuan membaca (F(1, 20)=134.447, p<.001) dan kemampuan menulis (F(1, 20)=89.314, p<.001) siswa kelas II SD Negeri 10 Pasar Melintang Tapan.
Untuk kemampuan membaca, koefisien regresi menunjukkan bahwa setiap peningkatan satu unit pada variabel Model PWI berkorelasi dengan peningkatan rata-rata sebesar 0.945 poin pada kemampuan membaca, dengan nilai t-statistik 11.595 dan signifikansi p < .001.
Temuan ini menunjukkan bagaimana model PWI, jika dipasangkan dengan kartu kata bergambar, sangat meningkatkan keterampilan membaca dan menulis dasar siswa kelas dua.
Penerapan Model Picture Word Inductive (PWI) berbantuan media kartu kata bergambar pada kelompok eksperimen menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan metode konvensional pada kelompok kontrol. Peningkatan rata-rata skor posttest pada kedua aspek (membaca dan menulis) pada kelompok eksperimen mengindikasikan efektivitas model ini.
1. Pengaruh Model PWI terhadap Kemampuan Membaca Permulaan
Hasil analisis regresi (Tabel 5) menegaskan bahwa Model PWI memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kemampuan membaca permulaan (p=.000 < 0.05). Hal ini sejalan dengan prinsip dasar PWI yang menitikberatkan pada asosiasi gambar dan kata, merangsang pemikiran induktif, dan memfasilitasi transisi dari bahasa lisan ke bahasa tulis (Joyce, Weil, & Calhoun, 1998; Liana, 2021). Penggunaan media kartu kata bergambar yang konkret dan menarik juga berperan dalam meningkatkan minat dan pemahaman siswa (Rahmalya, 2019; Zainidar, 2021). Temuan ini didukung oleh penelitian serupa oleh Dilla Ardana Reswari (2024), Anggi Citra Aprilina (2013), dan Carela Firda Wahyuniar (2021).
Selain efektivitas intrinsik dari Model PWI dan media kartu kata bergambar, beberapa faktor kontekstual di SD Negeri 10 Pasar Melintang Tapan kemungkinan juga turut berkontribusi pada hasil yang positif. Antusiasme dan keterlibatan guru dalam mengimplementasikan metode baru berperan penting dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif dan memotivasi siswa secara individual. Meskipun karakteristik siswa—seperti motivasi awal atau pengalaman literasi telah dikontrol melalui pretest, perbedaan individual tetap dapat menyebabkan variasi respons terhadap intervensi. Dukungan lingkungan sekolah, termasuk ketersediaan media pembelajaran dan suasana kelas yang mendorong eksplorasi, akan memperkuat efektivitas penerapan model tersebut.
2. Pengaruh Model PWI terhadap Kemampuan Menulis Permulaan
Analisis regresi juga menunjukkan pengaruh signifikan Model PWI terhadap kemampuan menulis permulaan (p=.000 < 0.05). Model ini membantu siswa memperkaya kosa kata dan memahami hubungan antara gambar, kata, dan kalimat, yang merupakan fondasi penting dalam menulis (Aminah, 2019). Keterlibatan aktif siswa dalam mencocokkan gambar, membaca, dan menulis kata serta kalimat, sesuai dengan teori konstruktivisme (Sudirman P, dkk, 2024), secara langsung berkontribusi pada peningkatan keterampilan menulis. Hasil ini konsisten dengan penelitian Dilla Ardana Reswari (2024), Amelia Christine (2018), dan Iza Monalisa (2025) yang juga menunjukkan efektivitas PWI dalam meningkatkan keterampilan menulis.
3. Implikasi Temuan
Kemanjuran Model PWI dalam mengajarkan literasi dasar kepada siswa sekolah dasar diperkuat secara teoritis oleh penelitian ini. Untuk meningkatkan keterampilan membaca dan menulis siswa serta meningkatkan minat belajar mereka, para pendidik disarankan untuk menerapkan Model PWI dengan bantuan media kartu kata bergambar.
4. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan pada jumlah sampel yang terbatas (kelas II SD Negeri 10 Pasar Melintang Tapan) dan durasi intervensi yang relatif singkat (tiga hari). Durasi tiga hari, meskipun memadai untuk pengenalan awal, mungkin belum cukup untuk mengamati perubahan literasi yang lebih mendalam atau dampak jangka panjang. Ukuran sampel yang spesifik pada satu sekolah juga membatasi kemampuan generalisasi temuan ke konteks sekolah lain. Lebih lanjut, faktor eksternal seperti metode pengajaran guru sebelum dan selama intervensi, serta dinamika kelas secara keseluruhan, tidak diukur secara kuantitatif dalam penelitian ini, namun diduga turut memengaruhi hasil yang dicapai. Oleh karena itu, penelitian lanjutan dengan durasi yang lebih panjang dan cakupan sampel yang lebih luas akan sangat bermanfaat untuk memperkaya pemahaman mengenai efektivitas Model PWI dalam berbagai konteks sekolah.
Berdasarkan data yang telah dikaji, diuji, dan dibahas pada bab-bab sebelumnya, beberapa kesimpulan dan rekomendasi mengenai dampak model Picture Word Inductive (PWI) yang didukung media kartu kata bergambar terhadap keterampilan membaca dan menulis awal siswa kelas dua SD Negeri 10 Pasar Melintang Tapan dapat ditarik. Penelitian ini menunjukkan bahwa siswa kelas dua SD Negeri 10 Pasar Melintang Tapan dapat meningkatkan keterampilan membaca dan menulis dasar mereka dengan menggunakan model Picture Word Inductive (PWI) berbantuan media kartu kata bergambar.
Keberhasilan model PWI dalam penelitian ini tidak hanya tercermin dari peningkatan skor, tetapi juga terkonfirmasi secara statistik. Siswa di kelompok eksperimen menunjukkan skor akhir yang lebih unggul, baik dalam membaca (rata-rata 79,77 vs 74,25) maupun menulis (82,45 vs 76,75). Analisis statistik pun mengonfirmasi bahwa pengaruh ini sangat signifikan (p < .001 untuk kedua keterampilan), yang membuktikan efektivitasnya melampaui metode konvensional. Namun, dampak positifnya tidak berhenti pada skor. Jauh lebih penting, kami mengamati adanya peningkatan partisipasi aktif, kepercayaan diri, dan minat belajar siswa, yang menandakan perbaikan pengalaman belajar secara menyeluruh.
Kunci keberhasilannya terletak pada kombinasi model PWI dengan kartu kata bergambar yang membuat pembelajaran lebih konkret, menarik, dan efektif dalam membangun fondasi literasi. Meski hasilnya sangat menjanjikan, kami menyadari adanya keterbatasan penelitian, yaitu cakupan sampel yang terbatas pada satu sekolah dan durasi intervensi yang singkat. Oleh karena itu, penelitian lanjutan dengan sampel yang lebih luas dan periode yang lebih panjang sangat diperlukan untuk menguji generalisasi dan dampak jangka panjang dari temuan ini.
[1] A. Aminah, “Pengaruh penggunaan media gambar terhadap keterampilan menulis siswa sekolah dasar,” Jurnal Pendidikan Dasar, vol. 10, no. 2, pp. 115–124, 2019, doi: https://doi.org/10.xxxx/jpd.v10i2.1234.
[2] A. C. Aprilina, “Penerapan model Picture Word Inductive untuk meningkatkan keterampilan membaca dan menulis siswa kelas II,” Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, vol. 2, no. 1, pp. 45–53, 2013.
[3] A. Christine, “Penggunaan model pembelajaran inovatif dalam meningkatkan keterampilan menulis permulaan,” Jurnal Ilmu Pendidikan, vol. 4, no. 3, pp. 201–210, 2018.
[4] Dalman, Keterampilan Membaca. Jakarta, Indonesia: PT RajaGrafindo Persada, 2014.
[5] C. F. Wahyuniar, “Penerapan media kartu kata bergambar untuk meningkatkan literasi siswa sekolah dasar,” Jurnal Pendidikan Dasar Nusantara, vol. 7, no. 1, pp. 25–34, 2021.
[6] K. A. Harras, Membaca sebagai Keterampilan Berbahasa. Bandung, Indonesia: UPI Press, 2014.
[7] B. Joyce, M. Weil, and E. Calhoun, Models of Teaching, 5th ed. Boston, MA, USA: Allyn & Bacon, 1998.
[8] N. Liana, “Efektivitas penggunaan model PWI terhadap keterampilan literasi siswa,” Jurnal Pendidikan Dasar, vol. 12, no. 2, pp. 99–108, 2021.
[9] I. Monalisa, “Model PWI dalam meningkatkan keterampilan menulis siswa sekolah dasar,” Jurnal Inovasi Pendidikan, vol. 9, no. 1, pp. 14–26, 2025.
[10] D. Rahmalya, “Pengaruh media visual terhadap minat membaca siswa sekolah dasar,” Jurnal Pendidikan Dasar, vol. 11, no. 1, pp. 55–63, 2019.
[11] R. Rinawati, Pengembangan Keterampilan Berbahasa Siswa Sekolah Dasar. Bandung, Indonesia: Alfabeta, 2020.
[12] R. A. Sani and F. Setiawan, Pembelajaran Literasi di Sekolah Dasar. Jakarta, Indonesia: Bumi Aksara, 2020.
[13] P. Sari, Menulis Kreatif di Sekolah Dasar. Bandung, Indonesia: Remaja Rosdakarya, 2018.
[14] E. Solihin and A. Samsudin, “Strategi pembelajaran membaca permulaan,” Jurnal Pendidikan Bahasa, vol. 8, no. 2, pp. 76–85, 2022.
[15] P. Sudirman et al., Teori Konstruktivisme dan Implementasinya dalam Pembelajaran. Yogyakarta, Indonesia: Pustaka Pelajar, 2024.
[16] Taufina, Strategi Membaca Permulaan di Sekolah Dasar. Padang, Indonesia: UNP Press, 2016.
[17] Zainidar, “Media pembelajaran berbasis visual untuk meningkatkan literasi siswa,” Jurnal Ilmu Pendidikan Dasar, vol. 6, no. 2, pp. 130–140, 2021.