Eko Kristanto (1), Erna Yayuk (2), Siti Fatimah Soenaryo (3)
Vocational education plays a crucial role in preparing students to meet the demands of the industrial world. At SMK Muhammadiyah Ngawen, the implementation of the Field Work Practice (PKL) program is evaluated using the CIPP (Context, Input, Process, Product) model to assess its effectiveness comprehensively. Despite the importance of PKL, few studies have thoroughly evaluated its alignment with industrial needs using a structured evaluation model. This study aims to analyze the implementation of PKL evaluation at SMK Muhammadiyah Ngawen through qualitative methods, including observation, semi-structured interviews, and documentation. The results indicate that the PKL evaluation is conducted effectively, supported by solid collaboration between schools and industrial partners, and has enhanced students' practical skills and job readiness. The novelty of this study lies in its structured use of the CIPP model in a vocational setting to identify gaps between school training and industry expectations. The implications suggest the need for broader industry partnerships and curriculum adjustments to strengthen the relevance of PKL programs in vocational education.
Highlights:
Highlights effective PKL evaluation using the CIPP model.
Reveals strong school-industry collaboration in vocational training.
Recommends curriculum alignment with industry needs.
Keywords: Field Work Practice, CIPP Model, Vocational Education, Skill Development, Industry Partnership
Evaluasi Kualitas Program Praktik Kerja Lapangan (PKL) Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan di SMK Muhammadiyah Ngawen.
Abstract . This study aims to analyze the implementation of field work practice (PKL) evaluation at SMK Muhammadiyah Ngawen using the CIPP (Context, Input, Process, Product) model. The method used is qualitative research with data collection through observation, semi-structured interviews, and documentation. The instruments used included interview guides and observation sheets. Data analysis techniques were carried out by data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The results showed that the implementation of PKL evaluation at SMK Muhammadiyah Ngawen has been carried out well, with the support of strong cooperation between schools and industrial partners. The program succeeded in improving students' skills and preparing them to face challenges in the world of work. However, there are still challenges in the match between the skills taught and the needs of the industry. This study recommends increased cooperation with more industry partners and curriculum adjustments to improve the relevance of the PKL program.
Keywords - author guidelines; Praktik Kerja Lapangan, Evaluasi, Model CIPP, Pendidikan Kejuruan, Keterampilan Siswa.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi evaluasi program Praktik Kerja Lapangan (PKL) di SMK Muhammadiyah Ngawen dengan menggunakan pendekatan model evaluasi CIPP (Context, Input, Process, Product). Hasil temuan menunjukkan bahwa evaluasi pelaksanaan PKL di sekolah tersebut telah berlangsung secara sistematis dan menyeluruh, mencakup dimensi-dimensi penting yang selaras dengan tuntutan dunia industri serta berkontribusi signifikan terhadap penguatan kompetensi siswa. Evaluasi ini mencerminkan efektivitas penyelenggaraan PKL sebagai strategi pendidikan vokasi dalam mempersiapkan lulusan yang adaptif, terampil, dan siap kerja sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja.
Hasil evaluasi program Praktik Kerja Lapangan (PKL) di SMK Muhammadiyah Ngawen berdasarkan model CIPP menunjukkan bahwa keempat dimensi evaluasi saling mendukung dalam memastikan efektivitas pelaksanaan program. Pada aspek konteks, sekolah telah menunjukkan kesiapan yang baik melalui penyediaan buku panduan, pembekalan pra-PKL, serta adanya kerja sama formal dengan dunia usaha dan industri (DU/DI) melalui MoU. Aspek input mencerminkan perencanaan dan penyediaan sumber daya yang optimal, seperti tersusunnya RKJM, terbentuknya panitia PKL, dan tersedianya dokumen administratif yang lengkap. Aspek proses menunjukkan bahwa kegiatan PKL dilaksanakan dengan mekanisme monitoring yang sistematis, keterlibatan pembimbing industri, serta evaluasi berkala terhadap kemajuan siswa. Sementara itu, pada aspek produk, program PKL terbukti mampu meningkatkan kompetensi siswa dan membuka peluang kerja pasca-program, sebagaimana ditunjukkan oleh beberapa siswa yang diterima sebagai karyawan magang di tempat mereka melakukan PKL. Keempat aspek tersebut secara keseluruhan menggambarkan pelaksanaan PKL yang terstruktur, relevan, dan berdampak positif terhadap kesiapan kerja lulusan.
Tabel 1. Ringkasan Temuan Evaluasi PKL Berdasarkan CIPP
Pada aspek konteks, mayoritas informan (9 dari 12) menyoroti pentingnya ketersediaan buku panduan PKL, pembekalan pra-PKL, serta perjanjian kerja sama formal (MoU) dengan mitra industri sebagai fondasi administratif yang kuat. Hal ini menunjukkan kesiapan sekolah dalam membangun kerangka kerja yang mendukung program secara sistemik. Pada aspek input, sebanyak 10 informan menyatakan bahwa perencanaan strategis melalui RKJM, pembentukan panitia pelaksana yang jelas, serta kelengkapan dokumen administratif menjadi faktor pendukung utama keberhasilan implementasi PKL.
Aspek proses menekankan pentingnya mekanisme monitoring dan evaluasi berkala yang dilaporkan oleh 8 informan, di mana keterlibatan aktif pembimbing industri dan penggunaan lembar penilaian menjadi bagian integral dalam memantau perkembangan siswa di lapangan. Sementara itu, pada aspek produk, 7 informan mengungkapkan bahwa program PKL telah berdampak nyata terhadap peningkatan kompetensi siswa, yang ditandai dengan penerimaan sertifikat serta peluang kerja langsung pasca PKL. Pola ini menunjukkan bahwa keterpaduan antara kesiapan administratif, dukungan sumber daya, dan pelaksanaan yang terkontrol secara langsung berkontribusi pada keberhasilan hasil akhir program.
Hal ini, didukung dengan temuan evaluasi PKL berdasarkan model CIPP. Pada aspek konteks, 9 dari 12 informan menekankan pentingnya buku panduan dan MoU, sebagaimana disampaikan Guru 1: “Kami sudah punya buku panduan yang dibagikan ke semua siswa dan mitra industri.” Aspek input didukung oleh RKJM dan panitia yang solid, tercermin dari pernyataan Waka Kurikulum: “Setiap tahun kami bentuk panitia PKL, termasuk tim monitoring.” Pada aspek proses, 8 informan menyebut adanya monitoring rutin, seperti diungkapkan Siswa 3: “Kami isi buku harian PKL, terus nanti ada penilaian dari pembimbing industri.” Sementara itu, aspek produk menunjukkan hasil positif, seperti disampaikan Siswa 5: “Setelah PKL saya langsung ditawari kerja magang di tempat PKL saya.” Kutipan ini menegaskan bahwa keterpaduan antar aspek CIPP berkontribusi nyata terhadap keberhasilan program PKL.
Berdasarkan matriks temuan, masing-masing dimensi dalam model CIPP menunjukkan kontribusi yang saling melengkapi dalam mendukung keberhasilan program PKL di SMK Muhammadiyah Ngawen. Pada dimensi konteks, kesiapan regulatif dan dokumen seperti buku panduan serta MoU dengan mitra industri menciptakan landasan yang kuat untuk pelaksanaan program. Dimensi input memperlihatkan dukungan sumber daya melalui RKJM, struktur panitia yang jelas, dan dokumen administrasi yang memadai, yang secara langsung memfasilitasi kelancaran pelaksanaan. Selanjutnya, pada dimensi proses, adanya monitoring berkala, keterlibatan pembimbing industri, dan penggunaan instrumen evaluasi menunjukkan implementasi yang terarah dan terkontrol. Sementara itu, pada dimensi produk, capaian berupa peningkatan kompetensi siswa, sertifikasi, dan peluang kerja mengindikasikan dampak positif dari integrasi antar elemen evaluasi tersebut. Keempat dimensi ini secara keseluruhan menggambarkan sinergi yang kuat dalam mendukung efektivitas dan relevansi program PKL terhadap kebutuhan dunia kerja.
Tabel 2. Matriks Temuan dengan Dimensi Evaluasi CIPP
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa keempat dimensi dalam model evaluasi CIPP berkontribusi secara sinergis dalam mendukung efektivitas pelaksanaan program PKL di SMK Muhammadiyah Ngawen. Pada aspek konteks, kesiapan regulatif melalui dokumen seperti buku panduan dan MoU dengan mitra industri membentuk dasar yang kokoh bagi pelaksanaan program. Aspek input memperlihatkan bahwa dukungan perencanaan melalui RKJM, pembentukan panitia yang terstruktur, serta kelengkapan administrasi telah memfasilitasi kelancaran teknis program. Aspek proses mengungkap adanya monitoring rutin dan keterlibatan aktif pembimbing industri, yang memastikan pelaksanaan PKL berjalan sesuai prosedur dan mendukung pencapaian kompetensi siswa. Terakhir, pada aspek produk, tercapainya peningkatan keterampilan, sertifikasi, dan akses terhadap dunia kerja menunjukkan bahwa program PKL memberikan dampak nyata terhadap kesiapan kerja lulusan. Dengan demikian, integrasi antar keempat dimensi tersebut memperkuat relevansi dan keberlanjutan program PKL dalam menjawab kebutuhan industri secara langsung.
.
[1] F. A. Harahap et al., “Penerapan Fungsi-Fungsi Manajemen dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Islam di SMA Swasta PAB 1 Medan Estate,” Journal on Education, vol. 6, no. 1, pp. 1628–1633, Jun. 2023, doi: 10.31004/joe.v6i1.3123.
[2] Z. D. Tiara, D. Supriyadi, and N. Martini, “Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Lembaga Pendidikan,” J-MAS (Jurnal Manajemen dan Sains), vol. 8, no. 1, p. 450, Apr. 2023, doi: 10.33087/jmas.v8i1.776.
[3] J. Hordern, “Education and Expertise,” Journal of Vocational Education & Training, vol. 73, no. 1, pp. 185–186, Jan. 2021, doi: 10.1080/13636820.2019.1648001.
[4] S. Budiati and S. Rochmat, “The Impact of Education on Social Stratification and Social Mobility in Communities in Indonesia,” in Proc. 2nd Int. Conf. on Social Science and Character Educations (ICoSSCE 2019), Paris, France: Atlantis Press, 2020, doi: 10.2991/assehr.k.200130.016.
[5] W. Wahyuni, “The Role of Vocational Education in the Acceleration Preparation of Skilled Labor and Government Policy Standardizing Indonesian Labor in the Framework of ASEAN Economic Community Application,” in Proc. 2nd Int. Conf. on Social, Applied Science, and Technology in Home Economics (ICONHOMECS 2019), Paris, France: Atlantis Press, 2020, doi: 10.2991/assehr.k.200218.035.
[6] B. Fairman, A. Voak, and Maliki, “Building Indonesian Human Capability: Reducing Dependency on Foreign Expertise in the Further Education and Training Sector,” PEOPLE: International Journal of Social Sciences, vol. 6, no. 2, pp. 121–133, Jul. 2020, doi: 10.20319/pijss.2020.62.121133.
[7] Q. T. Kieu, M. M. Kirya, and W.-T. Liu, “Employment Tactics and Strategies of Technical-Vocational Education Students for Career and Professional Development in the Labour Market of Vietnam,” Journal of Technical Education and Training, vol. 15, no. 2, Jun. 2023, doi: 10.30880/jtet.2023.15.02.008.
[8] A. A. Soleh, T. Triyanto, P. Parno, S. Suharno, and Y. Estriyanto, “Tinjauan Pustaka Sistematis: Model Kemitraan antara SMK dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri,” JIPTEK: Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik dan Kejuruan, vol. 16, no. 2, pp. 126–132, Jun. 2023, doi: 10.20961/jiptek.v16i2.72697.
[9] G. Widayana, “The Influence of Technical Skills and 21st Century Skills on the Job Readiness of Vocational Students,” in Proc. 5th Int. Conf. on Vocational Education and Technology (IConVET 2022), Singaraja, Indonesia: EAI, 2023, doi: 10.4108/eai.6-10-2022.2327433.
[10] D. Sartika, T. Damayanti, S. Susandari, S. Julieta, and S. Dara, “Career Maturity Profile of SMKN Students in Bandung,” in Islam, Media and Education in the Digital Era, London, UK: Routledge, 2022, pp. 187–191, doi: 10.1201/9781003219149-25.
[11] N. Neliwati, K. Khairani, and S. P. Tambak, “Evaluasi Pengelolaan Program Praktik Kerja Lapangan (PKL) Kelas XI SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen,” Reslaj: Religion Education Social Laa Roiba Journal, vol. 5, no. 4, pp. 2285–2313, Mar. 2023, doi: 10.47467/reslaj.v6i1.2907.
[12] M. S. and S. M. R. Anugerah, “Industrial Practice Partnership Model (A Multi Case Study at Vocational High School 4 and 5 Banjarmasin),” International Journal of Social Science and Human Research, vol. 5, no. 6, Jun. 2022, doi: 10.47191/ijsshr/v5-i6-109.
[13] E. Defi, “Evaluasi Program Praktik Kerja Industri pada Kompetensi Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan di SMK Muhammadiyah 2 Bandar Lampung,” Skripsi, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2024.
[14] N. Apriliani, “Evaluasi Program Praktik Kerja Industri (Prakerin) Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan di SMK Komputama Jeruklegi Kabupaten Cilacap,” Skripsi, Institut Agama Islam Negeri Purwokerto, 2019.
[15] N. H. Adi, “Evaluasi Program Prakerin pada Kompetensi Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan di SMKN 2 Lubuk Basung,” Jurnal Industri Kreatif, vol. 2, no. 1, pp. 45–52, 2018.