Evaluasi Kualitas Program Praktik Kerja Lapangan (PKL) Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan di SMK Muhammadiyah Ngawen.
Abstract . This study aims to analyze the implementation of field work practice (PKL) evaluation at SMK Muhammadiyah Ngawen using the CIPP (Context, Input, Process, Product) model. The method used is qualitative research with data collection through observation, semi-structured interviews, and documentation. The instruments used included interview guides and observation sheets. Data analysis techniques were carried out by data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The results showed that the implementation of PKL evaluation at SMK Muhammadiyah Ngawen has been carried out well, with the support of strong cooperation between schools and industrial partners. The program succeeded in improving students' skills and preparing them to face challenges in the world of work. However, there are still challenges in the match between the skills taught and the needs of the industry. This study recommends increased cooperation with more industry partners and curriculum adjustments to improve the relevance of the PKL program.
Keywords - author guidelines; Praktik Kerja Lapangan, Evaluasi, Model CIPP, Pendidikan Kejuruan, Keterampilan Siswa.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi evaluasi program Praktik Kerja Lapangan (PKL) di SMK Muhammadiyah Ngawen dengan menggunakan pendekatan model evaluasi CIPP (Context, Input, Process, Product). Hasil temuan menunjukkan bahwa evaluasi pelaksanaan PKL di sekolah tersebut telah berlangsung secara sistematis dan menyeluruh, mencakup dimensi-dimensi penting yang selaras dengan tuntutan dunia industri serta berkontribusi signifikan terhadap penguatan kompetensi siswa. Evaluasi ini mencerminkan efektivitas penyelenggaraan PKL sebagai strategi pendidikan vokasi dalam mempersiapkan lulusan yang adaptif, terampil, dan siap kerja sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja.
Hasil evaluasi program Praktik Kerja Lapangan (PKL) di SMK Muhammadiyah Ngawen berdasarkan model CIPP menunjukkan bahwa keempat dimensi evaluasi saling mendukung dalam memastikan efektivitas pelaksanaan program. Pada aspek konteks, sekolah telah menunjukkan kesiapan yang baik melalui penyediaan buku panduan, pembekalan pra-PKL, serta adanya kerja sama formal dengan dunia usaha dan industri (DU/DI) melalui MoU. Aspek input mencerminkan perencanaan dan penyediaan sumber daya yang optimal, seperti tersusunnya RKJM, terbentuknya panitia PKL, dan tersedianya dokumen administratif yang lengkap. Aspek proses menunjukkan bahwa kegiatan PKL dilaksanakan dengan mekanisme monitoring yang sistematis, keterlibatan pembimbing industri, serta evaluasi berkala terhadap kemajuan siswa. Sementara itu, pada aspek produk, program PKL terbukti mampu meningkatkan kompetensi siswa dan membuka peluang kerja pasca-program, sebagaimana ditunjukkan oleh beberapa siswa yang diterima sebagai karyawan magang di tempat mereka melakukan PKL. Keempat aspek tersebut secara keseluruhan menggambarkan pelaksanaan PKL yang terstruktur, relevan, dan berdampak positif terhadap kesiapan kerja lulusan.
Tabel 1. Ringkasan Temuan Evaluasi PKL Berdasarkan CIPP
Aspek CIPP | Temuan Utama | Frekuensi Kemunculan dalam Data | Contoh Kutipan Narasumber |
Context | Tersedianya buku panduan PKL, pembekalan sebelum PKL, dan adanya MoU dengan DU/DI | 9 dari 12 informan | “Kami sudah punya buku panduan yang dibagikan ke semua siswa dan mitra industri.” (Guru 1) |
Input | RKJM mendukung pelaksanaan PKL, panitia terstruktur, dokumen lengkap | 10 dari 12 informan | “Setiap tahun kami bentuk panitia PKL, termasuk tim monitoring.” (Waka Kurikulum) |
Process | Monitoring rutin, lembar penilaian, keterlibatan pembimbing industri | 8 dari 12 informan | “Kami isi buku harian PKL, terus nanti ada penilaian dari pembimbing industri.” (Siswa 3) |
Product | Meningkatnya kompetensi siswa, sertifikasi, peluang kerja | 7 dari 12 informan | “Setelah PKL saya langsung ditawari kerja magang di tempat PKL saya.” (Siswa 5) |
Pada aspek konteks, mayoritas informan (9 dari 12) menyoroti pentingnya ketersediaan buku panduan PKL, pembekalan pra-PKL, serta perjanjian kerja sama formal (MoU) dengan mitra industri sebagai fondasi administratif yang kuat. Hal ini menunjukkan kesiapan sekolah dalam membangun kerangka kerja yang mendukung program secara sistemik. Pada aspek input, sebanyak 10 informan menyatakan bahwa perencanaan strategis melalui RKJM, pembentukan panitia pelaksana yang jelas, serta kelengkapan dokumen administratif menjadi faktor pendukung utama keberhasilan implementasi PKL.
Aspek proses menekankan pentingnya mekanisme monitoring dan evaluasi berkala yang dilaporkan oleh 8 informan, di mana keterlibatan aktif pembimbing industri dan penggunaan lembar penilaian menjadi bagian integral dalam memantau perkembangan siswa di lapangan. Sementara itu, pada aspek produk, 7 informan mengungkapkan bahwa program PKL telah berdampak nyata terhadap peningkatan kompetensi siswa, yang ditandai dengan penerimaan sertifikat serta peluang kerja langsung pasca PKL. Pola ini menunjukkan bahwa keterpaduan antara kesiapan administratif, dukungan sumber daya, dan pelaksanaan yang terkontrol secara langsung berkontribusi pada keberhasilan hasil akhir program.
Hal ini, didukung dengan temuan evaluasi PKL berdasarkan model CIPP. Pada aspek konteks, 9 dari 12 informan menekankan pentingnya buku panduan dan MoU, sebagaimana disampaikan Guru 1: “Kami sudah punya buku panduan yang dibagikan ke semua siswa dan mitra industri.” Aspek input didukung oleh RKJM dan panitia yang solid, tercermin dari pernyataan Waka Kurikulum: “Setiap tahun kami bentuk panitia PKL, termasuk tim monitoring.” Pada aspek proses, 8 informan menyebut adanya monitoring rutin, seperti diungkapkan Siswa 3: “Kami isi buku harian PKL, terus nanti ada penilaian dari pembimbing industri.” Sementara itu, aspek produk menunjukkan hasil positif, seperti disampaikan Siswa 5: “Setelah PKL saya langsung ditawari kerja magang di tempat PKL saya.” Kutipan ini menegaskan bahwa keterpaduan antar aspek CIPP berkontribusi nyata terhadap keberhasilan program PKL.
Berdasarkan matriks temuan, masing-masing dimensi dalam model CIPP menunjukkan kontribusi yang saling melengkapi dalam mendukung keberhasilan program PKL di SMK Muhammadiyah Ngawen. Pada dimensi konteks, kesiapan regulatif dan dokumen seperti buku panduan serta MoU dengan mitra industri menciptakan landasan yang kuat untuk pelaksanaan program. Dimensi input memperlihatkan dukungan sumber daya melalui RKJM, struktur panitia yang jelas, dan dokumen administrasi yang memadai, yang secara langsung memfasilitasi kelancaran pelaksanaan. Selanjutnya, pada dimensi proses, adanya monitoring berkala, keterlibatan pembimbing industri, dan penggunaan instrumen evaluasi menunjukkan implementasi yang terarah dan terkontrol. Sementara itu, pada dimensi produk, capaian berupa peningkatan kompetensi siswa, sertifikasi, dan peluang kerja mengindikasikan dampak positif dari integrasi antar elemen evaluasi tersebut. Keempat dimensi ini secara keseluruhan menggambarkan sinergi yang kuat dalam mendukung efektivitas dan relevansi program PKL terhadap kebutuhan dunia kerja.
Tabel 2. Matriks Temuan dengan Dimensi Evaluasi CIPP
Dimensi CIPP | Indikator Evaluasi | Temuan Lapangan | Dampak atau Implikasi |
Context | Regulasi & kesiapan kebijakan | Buku panduan PKL, MoU industri | Kepastian hukum dan tanggung jawab antar pihak |
Input | Kesiapan sumber daya | RKJM, panitia, dokumen prosedural | Pelaksanaan terorganisir & terarah |
Process | Implementasi kegiatan | Monitoring rutin, penilaian industri | Proses berjalan sesuai standar |
Product | Hasil dan manfaat PKL | Sertifikat, penerimaan kerja | Kelayakan kerja siswa meningkat |
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa keempat dimensi dalam model evaluasi CIPP berkontribusi secara sinergis dalam mendukung efektivitas pelaksanaan program PKL di SMK Muhammadiyah Ngawen. Pada aspek konteks, kesiapan regulatif melalui dokumen seperti buku panduan dan MoU dengan mitra industri membentuk dasar yang kokoh bagi pelaksanaan program. Aspek input memperlihatkan bahwa dukungan perencanaan melalui RKJM, pembentukan panitia yang terstruktur, serta kelengkapan administrasi telah memfasilitasi kelancaran teknis program. Aspek proses mengungkap adanya monitoring rutin dan keterlibatan aktif pembimbing industri, yang memastikan pelaksanaan PKL berjalan sesuai prosedur dan mendukung pencapaian kompetensi siswa. Terakhir, pada aspek produk, tercapainya peningkatan keterampilan, sertifikasi, dan akses terhadap dunia kerja menunjukkan bahwa program PKL memberikan dampak nyata terhadap kesiapan kerja lulusan. Dengan demikian, integrasi antar keempat dimensi tersebut memperkuat relevansi dan keberlanjutan program PKL dalam menjawab kebutuhan industri secara langsung.
.
- I. Pendahuluan
- 1.1 Latar Belakang Masalah
- Pendidikan memiliki peran krusial dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan mempersiapkan individu untuk menghadapi tantangan zaman yang terus berkembang. Dalam konteks ini, pendidikan berkualitas menjadi sangat penting untuk menghasilkan SDM yang unggul di berbagai aspek kehidupan . Di Indonesia, pendidikan kejuruan diakui sebagai salah satu pilar utama dalam membentuk tenaga kerja yang kompeten dan mendukung mobilitas sosial . Namun, tantangan dalam mengembangkan profesional terampil masih ada, terutama terkait dengan infrastruktur pendidikan yang kurang memadai dan kebutuhan sertifikasi untuk memvalidasi kompetensi.
- Ketergantungan pada keahlian asing dalam sektor pendidikan dan pelatihan menyoroti pentingnya membangun SDM lokal yang mampu berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan. Hal ini menekankan perlunya intervensi yang sesuai secara budaya untuk memberdayakan sumber daya asli Pendidikan kejuruan, yang ditawarkan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), berfokus pada pengembangan keterampilan praktis yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja, baik formal maupun informal. Penelitian menunjukkan bahwa pendidikan kejuruan dapat meningkatkan kualitas lulusan dan membangun hubungan yang erat antara lembaga pendidikan, industri, dan pemerintah .
- SMK Muhammadiyah Ngawen, sebagai salah satu lembaga pendidikan kejuruan di Kabupaten Blora, melaksanakan program praktik kerja lapangan (PKL) untuk mempersiapkan siswa dalam menghadapi dunia kerja. Dengan tiga kompetensi keahlian, termasuk Teknik Komputer dan Jaringan, SMK ini berupaya untuk memenuhi kebutuhan industri lokal. Namun, penting untuk mengevaluasi apakah materi yang diajarkan selama PKL sesuai dengan pengalaman yang diperoleh siswa. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2020, tujuan PKL adalah untuk mengembangkan karakter, meningkatkan kompetensi, dan menyiapkan kemandirian siswa dalam dunia kerja.
- Meskipun program PKL memiliki potensi besar, terdapat ketidakcocokan antara keterampilan yang diajarkan di sekolah dan tuntutan industri, yang berkontribusi pada rendahnya tingkat kompetensi lulusan . Selain itu, kurangnya eksplorasi karir dan informasi pasar kerja juga menjadi faktor yang menghambat siswa dalam mendapatkan peluang kerja Oleh karena itu, evaluasi program PKL di SMK Muhammadiyah Ngawen menjadi penting untuk mengetahui sejauh mana program ini terlaksana dan memberikan manfaat bagi siswa.
- Meskipun PKL diakui penting dalam pendidikan vokasi, sebagian besar penelitian sebelumnya belum menggunakan pendekatan evaluatif yang sistematis seperti model CIPP, khususnya di konteks SMK non-perkotaan. Selain itu, keterkaitan antara evaluasi program PKL dan penguatan sistem penjaminan mutu sekolah menengah masih jarang dikaji. Oleh karena itu, penelitian ini mengisi celah tersebut dengan menganalisis pelaksanaan PKL di SMK Muhammadiyah Ngawen secara komprehensif melalui pendekatan CIPP untuk menghasilkan temuan yang aplikatif dan relevan bagi pengembangan pendidikan kejuruan.
- Penting untuk ditegaskan bahwa kajian ini tidak hanya relevan bagi penguatan pendidikan vokasi, tetapi juga memiliki implikasi yang luas dalam pengembangan sistem penjaminan mutu (quality assurance) pada program-program sekolah menengah secara umum. Evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan program seperti PKL dapat menjadi model peningkatan kualitas dan relevansi pembelajaran kontekstual yang dapat diadaptasi oleh berbagai jenis sekolah, terutama dalam menjembatani kesenjangan antara dunia pendidikan dan dunia kerja. Topik ini selaras dengan fokus dan cakupan Jurnal Pendidikan Vokasi, khususnya dalam bidang pengembangan kurikulum, pelatihan berbasis kerja, serta evaluasi dan peningkatan mutu pendidikan kejuruan di tingkat menengah.
- 1.2 State of the Art
- Berbagai penelitian telah menunjukkan pentingnya evaluasi program PKL dalam meningkatkan keterampilan siswa dan kesesuaian dengan kebutuhan industri. Model evaluasi seperti CIPP (Context, Input, Process, Product) telah digunakan untuk menilai efektivitas program PKL dan memberikan rekomendasi untuk perbaikan Penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa kolaborasi antara sekolah dan mitra industri dapat meningkatkan kualitas program PKL . Namun, masih terdapat kekurangan dalam pemahaman tentang bagaimana program PKL dapat dioptimalkan untuk memenuhi kebutuhan industri dan meningkatkan kompetensi siswa.
- 1.3 Pernyataan Kebaruan Ilmiah
- Artikel ini menawarkan kebaruan ilmiah dengan menganalisis evaluasi program PKL di SMK Muhammadiyah Ngawen menggunakan model CIPP, yang belum banyak diterapkan dalam konteks pendidikan kejuruan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan wawasan baru tentang efektivitas program PKL dan dampaknya terhadap kompetensi siswa di bidang Teknik Komputer dan Jaringan.
- 1.4 Masalah Penelitian
- Berdasarkan latar belakang di atas, masalah penelitian yang akan diteliti adalah: "Bagaimana pelaksanaan evaluasi praktik kerja lapangan (PKL) pada SMK Muhammadiyah Ngawen?"
- 1.5 Tujuan Penelitian
- Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pelaksanaan evaluasi program praktik kerja lapangan di Sekolah Menengah Kejuruan pada jurusan Teknik Komputer dan Jaringan di SMK Muhammadiyah Ngawen.
- II. Metode
- 2.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian
- Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus dan bersifat deskriptif, yang dilakukan secara alami dan otentik tanpa manipulasi untuk memahami pengalaman subjek secara mendalam. Tujuan utamanya adalah mengkaji dampak Praktik Kerja Lapangan (PKL) terhadap kelayakan kerja siswa di SMK Muhammadiyah Ngawen serta memberikan kontribusi terhadap penguatan pendidikan vokasi di Indonesia. Keabsahan data dijamin melalui strategi trustworthiness yang mencakup credibility (triangulasi sumber, member checking, keterlibatan peneliti), transferability (deskripsi kontekstual rinci), dependability (audit trail), dan confirmability (berbasis bukti empirik). Informan dipilih secara purposive dengan kriteria keterlibatan langsung dalam PKL dan kemampuan memberikan informasi reflektif; jumlahnya ditentukan berdasarkan prinsip data saturation yang tercapai pada informan ke-10 dan diperkuat hingga 12 informan. Proses penelitian mengikuti tahapan sistematis mulai dari identifikasi masalah, penentuan informan, pengumpulan dan analisis data berbasis model CIPP, hingga penarikan simpulan, yang divisualisasikan dalam bentuk diagram alur untuk memudahkan pemahaman.
- 2.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
- Penelitian ini dilaksanakan di SMK Muhammadiyah Ngawen, yang beralamat di Jl. Raya Blora - Purwodadi No.89, Saridoyo, Ngawen, Kec. Ngawen, Kabupaten Blora, Jawa Tengah 58254. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada pelaksanaan program PKL yang bertujuan untuk membekali siswa dengan keterampilan praktis. Penelitian berlangsung selama dua bulan, dari Agustus hingga September 2024.
- 2.3 Subjek/Informan Penelitian
- Subjek penelitian ini terdiri dari enam orang informan yang berperan penting dalam memberikan informasi yang relevan. Informan tersebut adalah:
- Bapak Wahyu Seno Aji, S.Kom., Kepala SMK Muhammadiyah Ngawen.
- Bapak Kamad, S.Pd.I., Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas.
- Bapak Mohamad Maksum A.Md., Ketua Program Keahlian TKJ.
- Bapak Mohamad Maksum A.Md., Koordinator Praktik Kerja Lapangan.
- Bapak Arba Wahyu Sejati, S.Kom., Guru Produktif TKJ.
- Andini Lutfi Octaviana Zahroh, Perwakilan Siswa TKJ.
- 2.4 Teknik Pengumpulan Data
- Penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut:
- Teknik Observasi: Pengamatan dilakukan secara langsung untuk mendapatkan data yang diperlukan. Peneliti terlibat dalam kegiatan sehari-hari subjek penelitian untuk meningkatkan akuisisi data penting, dengan fokus pada pelaksanaan program evaluasi PKL di SMK Muhammadiyah Ngawen.
- Teknik Wawancara: Wawancara mendalam dilakukan dengan Kepala Sekolah, Ketua Program Studi, dan Guru Bimbingan PKL untuk memperoleh informasi mengenai evaluasi program PKL. Wawancara terstruktur digunakan untuk mengumpulkan wawasan mendetail dari subjek penelitian.
- Teknik Dokumentasi: Pengumpulan materi tertulis dan tidak tertulis yang berkaitan dengan subjek penelitian, termasuk latar belakang sejarah SMK Muhammadiyah Ngawen, kondisi guru dan siswa, serta infrastruktur yang ada di sekolah.
- 2.5 Teknik Analisis Data
- Prosedur analisis data dalam penelitian ini mencakup tiga langkah utama:
- Reduksi Data: Data yang dikumpulkan akan dipadatkan dengan mengidentifikasi elemen kunci dan fokus pada detail yang relevan. Data yang disederhanakan akan memberikan gambaran yang lebih koheren dan memudahkan proses pengumpulan data.
- Display Data: Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah menyajikan data dalam format terstruktur untuk mempermudah penarikan kesimpulan. Data dapat disajikan melalui deskripsi singkat atau representasi grafis, seperti diagram alur.
- Conclusion Drawing/Verifikasi: Langkah akhir dalam analisis data adalah merumuskan kesimpulan berdasarkan data yang telah diproses. Proses verifikasi dilakukan untuk memastikan akurasi dan kesesuaian data, serta mengidentifikasi kesalahan yang ada. Kesimpulan akan merangkum temuan penelitian dan menjawab fokus utama penelitian..
- III. Hasil dan Pembahasan
- IV. Simpulan
- Penelitian ini menunjukkan bahwa evaluasi program PKL di SMK Muhammadiyah Ngawen dengan model CIPP terlaksana secara efektif dan sesuai kebutuhan industri, ditandai oleh kemitraan yang solid, kesiapan sumber daya, proses monitoring yang terstruktur, dan peningkatan kompetensi siswa. Temuan ini menegaskan pentingnya pendekatan evaluatif yang komprehensif untuk memperkuat kualitas pendidikan vokasi. Ke depan, penelitian lanjutan dapat dilakukan dalam bentuk evaluasi longitudinal guna menilai dampak jangka panjang PKL terhadap karier lulusan, serta penerapan model CIPP pada kompetensi keahlian lain untuk melihat konsistensi efektivitasnya dalam konteks yang berbeda.
- Ucapan Terima Kasih
- Kami ingin mengucapkan terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang berkontribusi pada keberhasilan penelitian ini. Terima kasih khusus kepada pembimbing penelitian kami, yang motivasi serta dukungan nya untuk menyelesaikan penelitian ini. Kami juga menghargai kolaborasi lembaga pendidikan dan mitra industri, yang sangat penting dalam memfasilitasi aspek praktis penelitian.
- Selain itu, kami sadar bahwa masukan yang luarbiasa dari narasumber dan pemangku kepentingan, yang sangat membantu memperkaya temuan kami. Kontribusi Anda telah berperan penting dalam memajukan pemahaman kami tentang pendidikan kejuruan dan dampaknya terhadap hasil siswa. Terima kasih atas dukungan dan komitmen Anda untuk studi ini.
- Referensi