Loading [MathJax]/jax/output/HTML-CSS/config.js
Login
Section Innovation in Education

Boosting Reading Skills and Motivation Through Video-Assisted Problem Based Learning Model

Meningkatkan Kemampuan Membaca dan Motivasi Belajar Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Video
Vol. 26 No. 3 (2025): July:

Aulia Eka Putri (1), Sulfasyah Sulfasyah (2), Ratnawati Ratnawati (3)

(1) Program Pascasarjana Magister Pendidikan Dasar, Universitas Muhammadiyah Makassar, Indonesia
(2) Program Pascasarjana Magister Pendidikan Dasar, Universitas Muhammadiyah Makassar, Indonesia
(3) Program Pascasarjana Magister Pendidikan Dasar, Universitas Muhammadiyah Makassar, Indonesia
Fulltext View | Download

Abstract:

General Background: Enhancing literacy and motivation in elementary education is a persistent priority in improving student learning outcomes. Specific Background: Problem-Based Learning (PBL), especially when integrated with multimedia resources like learning videos, has shown potential in fostering active engagement and comprehension. Knowledge Gap: However, empirical evidence remains limited regarding the simultaneous effects of PBL models aided by video on both reading comprehension and motivation among elementary students. Aims: This study investigates the effect of the PBL learning model assisted by learning videos on the reading comprehension skills and learning motivation of fourth-grade students in Cluster II, Mariso District. Results: Using a quasi-experimental nonequivalent multiple-group design with 56 students, results showed an improvement in reading comprehension from a pretest mean of 62.14 to a posttest mean of 78.21, and in learning motivation from 80.96 to 88.29. MANOVA analysis revealed a significant simultaneous effect (sig = 0.00 < 0.05). Novelty: This research demonstrates the dual effectiveness of video-assisted PBL not just on cognitive outcomes but also on affective dimensions. Implications: Findings highlight the potential of integrated multimedia-PBL strategies in enhancing educational quality in elementary schools.


Highlights:




  • Demonstrates PBL's impact on both comprehension and motivation.




  • Uses video-assisted instruction in a real classroom setting.




  • Shows significant results through MANOVA statistical analysis.




Keywords: Problem-Based Learning, Reading Comprehension, Learning Motivation, Learning Videos, Elementary Education

Downloads

Download data is not yet available.

The Influence of Problem Based Learning Model Assisted by Learning Videos on Reading Comprehension Skills and Learning Motivation of Fourth Grade Elementary School Students

Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Berbantuan Video Pembelajaran Terhadap Keterampilan Membaca Pemahaman dan Motivasi Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar

Abstract . This study aims to determine the effect of the PBL learning model assisted by learning videos on students' reading comprehension skills and learning motivation of class IV students in Cluster II, Mariso District. This study is included in the type of experiment with a quasi-experimental design approach, using a nonequivalent multiple-group design. There were 56 students who were the samples in the study, which were divided into two groups: 28 students in the experimental class and 28 students in the control class. The instruments used were a test for reading comprehension skills and a questionnaire to measure students' learning motivation. The data analysis technique used was a descriptive statistical approach and inferential analysis. The results of this study indicate that in students' reading comprehension skills before being given treatment, they obtained an average pretest score of 62.14, after being given treatment using the PBL model assisted by learning videos, they obtained an average posttest score of 78.21 so that it can be concluded that there is an effect of using the PBL model assisted by learning videos. Meanwhile, for student learning motivation before being given treatment, the average pretest score was 80.96, after being given treatment using the PBL model assisted by learning videos, the average posttest score was 88.29, so it can be concluded that there is an effect of using the PBL model assisted by learning videos. From the results of the MANOVA test, a sig value of 0.00 <0.05 was obtained, which means that there is a simultaneous effect of using the PBL model assisted by learning videos on reading comprehension skills and student learning motivation in this study. This study contributes directly to "improving the quality of learning in elementary education".

keywords : Problem Based Learning Model; Reading Comprehension Skills; Learning Motivation.

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengeta hui pengaruh model pembelajaran PBL berbantuan video pembelajaran terhadap keterampilan membaca pemahaman murid dan motivasi belajar murid kelas IV Gugus II Kecamatan Mariso. Penelitian ini termasuk dalam jenis eksperimen dengan pendekatan quasi experimental design, menggunakan rancangan nonequivalent multiple-group design. Ada 56 siswa yang menjadi sampel dalam penelitian, yang terbagi menjadi dua kelompok: 28 siswa pada kelas eksperimen dan 28 siswa pada kelas kontrol. Instrumen yang digunakan ada tes untuk keterampilan membaca pemahaman dan angket untuk mengukur motivasi belajar murid. Teknik analisis data yang digunakan yaitu pendekatan statistik deskriptif dan analisis inferensial. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada keterampilan membaca pemahaman murid sebelum diberikan perlakuan memperoleh nilai rata-rata pretest sebesar 62,14, setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan model PBL berbantuan video pembelajaran memperoleh nilai rata-rata posttest sebesar 78,21 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penggunaan model PBL berbantuan video pembelajaran. Sedangkan untuk motivasi belajar murid sebelum diberikan perlakuan memperoleh nilai rata-rata pretest sebesar 80,96, setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan model PBL berbantuan video pembelajaran memperoleh nilai rata-rata posttest sebesar 88,29 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penggunaan model PBL berbantuan video pembelajaran. Dari hasil uji MANOVA didapat nlai sig 0 ,00 < 0,05 yang berarti bahwa terdapat pengaruh secara simultan penggunaan model PBL berbantuan video pembelajaran terhadap keterampilan membaca pemahaman dan motivasi belajar murid pada penelitian ini. Penelitian ini berkontribusi langsung pada “peningkatan kualitas pembelajaran di pendidikan dasar’.

kata kunci : Model Problem Based Learning; Keterampilan Membaca Pemahaman; Motivasi Belajar .

Pendidikan adalah usaha untuk menetapkan tujuan pembangunandegara demi mewujudkan masyarakat yang adil dan sejahtera dalam kerangka NKRI (Salsabila, 2024). Pendidikan di Indonesia tidak terlepas dari kebijakan yang ditetapkan oleh Kementerian bidang pendidikan atau saat ini disebut Kemendikbud Ristek. Pelaksanaan pendidikan diatur oleh Kemendikbud Ristek melalui berbagai kebijakan, seperti peraturan, keputusan resmi, dan pedoman, yang selanjutnya membentuk dasar kurikulum pendidikan. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya untuk mewujudkan salah satu cita-cita kemerdekaan Republik Indonesia yaitu tentang Mencerdaskan Kehidupan Bangsa (Lathif, 2023). Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah merupakan pembelajaran yang mengaktifkan empat keterampilan berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Dalam memaksimalkan keterampilan-keterampilan tersebut, guru harus memiliki strategi pembelajaran yang mampu menciptakan perencanaan kegiatan pembelajaran yang tertata (Julianto & Umami, 2023). Pembelajaran di Sekolah Dasar mempuyai tujuan yaitu memberikan persiapan kepada anak ketika akan memasuki pendidikan selanjutnya dengan mengembangkan peserta didik dalam hal keimanan dan moral, kemampuan gerak, kecerdasan berpikir, keterampilan berbahasa, interaksi sosial dan emosi, serta bakat seni. Dalam hal ini bahasa dan membaca merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam kehidupan sosial anak. Bahasa dan membaca tidak hanya berbentuk bahasa lisan, tetapi bisa juga berupa gambar, tulisan, isyarat (Suparlan, 2021).

Keterampilan membaca adalah salah satu pembelajaran yang harus dikuasai oleh siswa (Sartika, 2022). Kemampuan membaca terkhusus membaca pemahaman murid dapat memiliki peran dan menjadi salah satu kunci kesuksesan dikehidupan seseorang, karena setiap informasi dan pengetahuan dapat diperoleh tidak terlepas dari kegiatan membaca (Fajrya Risky Yuliyana, 2024). Membaca pemahaman merujuk pada kemampuan membaca teks, mengolah teks dan memahami maknanya (Austin & Casselden, 2010). Memiliki keterampilan membaca pemahaman yang baik sangat penting sebab keterampilan tersebut bukan hanya membantu secara akademis, tetapi juga secara profesional dan personal (Agustina, 2021). Kemampuan membaca pemahaman yang baik akan menghasilkan kinerja pembelajaran yang lebih baik dan mendukung pengembangan pengetahuan dan pemahaman tentang dunia di sekitar (A. Wulandari & Nurhayati, 2024). Dengan kata lain, keterampilan tersebut akan membuka peluang yang luas bagi siswa untuk menjelajahi dunia baru dan memperoleh pengalaman dan pengetahuan baru (Sulfasyah et al., 2021). Dengan demikian, membaca pemahaman pada dasarnya merupakan proses memahami isi bacaan guna memperoleh informasi yang jelas maupun tersembunyi, dengan tujuan agar pembaca mampu menangkap gagasan utama, rincian penting, serta keseluruhan makna teks dan mengingat kembali apa yang telah dibacanya. (Musnar Indra Daulay, 2021).

Membaca pemahaman mampu membuat pembaca memahami isi dari bacaan, dan teori belajar Bruner mampu mendukung peningkatan membaca pemahaman tersebut. Teori belajar Bruner bertujuan untuk menjadikan pembelajar sebagai pelajar yang memahami isi dari materi bacaan bukan hanya tersirat namun tersurat. Dengan begitu, terdapat kesamaan tujuan dari dua variabel ini sehingga teori belajar Bruner bisa diimplementasikan ke kegiatan pembelajaran membaca pemahaman (Purnomo, 2022). Segala bidang pelajaran memerlukan keterlibatan dalam membaca yang dapat ditingkatkan melalui motivasi dan dukungan, baik dari diri sendiri maupun lingkungan sekitar. Dorongan internal pada seseorang, baik yang disadari maupun tidak, untuk mendorong mereka terlibat dalam membaca dengan tujuan tertentu guna memahaminya sehingga termotivasi untuk selalu belajar (Rian Abdul Tanib et al., 2022). Motivasi dalam konteks pembelajaran mengacu pada upaya yang disengaja oleh guru untuk membangkitkan dorongan dan ketertarikan pada peserta didik, dengan tujuan meningkatkan pencapaian tujuan pembelajaran (Arafah et al., 2024). Motivasi belajar merupakan dorongan dalam diri setiap murid untuk mengubah perilaku ke arah yang lebih baik. Hal itu akan berpengaruh pada kemampuan berpikir murid. Murid yang memiliki motivasi tinggi selalu berusaha mengikuti proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya untuk memperoleh kemampuan berpikir yang optimal (Hasnan, 2020). Motivasi belajar yang cukup pada diri murid dapat mendorong mereka untuk lebih aktif dan berusaha meraih prestasi di kelas. Namun, jika motivasinya terlalu tinggi, hal tersebut justru bisa berdampak kurang baik terhadap efektivitas belajar mereka (Asmi, 2024). Oleh karena itu, peran guru sangat penting dalam merancang pembelajaran yang dapat membangkitkan semangat belajar siswa, serta menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan mampu menarik minat mereka selama proses berlangsung (F. Wulandari & Koeswanti, 2021).

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap beberapa guru yang ada di SD Kelas IV SD Gugus II Kecamatan Mariso, menunjukkan bahwa keterampilan membaca pemahaman murid masih rendah. Ketidakmampuan murid untuk memahami apa yang mereka baca terlihat dari terbatasnya pemahaman mereka terhadap bahan bacaan. Hal ini terlihat ketika mereka ditanya tentang isi bacaan, murid tidak dapat menjawab dengan cepat dan perlu merujuk kembali ke materi yang telah mereka baca. Selain itu, untuk menemukan ide pokok sebuah paragraf dalam bacaan juga masih banyak murid yang kesulitan. Padahal dengan memahami pokok pikiran setiap paragraf akan sangat membantu untuk mendapatkan informasi penting pada sebuah bacaan. Hal ini dipengaruhi oleh motivasi belajar murid, karena motivasi belajar sangat penting untuk meningkatkan hasil belajar murid dan dapat mendorong murid untuk terlibat aktif dalam proses belajar sertadi sekolah tersebut motivasi belajar murid masih tergolong rendah. Hal ini terlihat ketika proses pembelajaran sedang berlangsung, sebagian murid kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran. Banyak murid suka yang mengganggu temannya dan tidak memperhatikan penjelasan guru terhadap materi pembelajaran yang disampaikan.

Rendahnya keterampilan membaca pemahaman dan motivasi belajar di sekolah dasar disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satu penyebab utamanya adalah model pembelajaran yang kurang variatif, dimana guru cenderung menggunakan model pembelajaran konvensional seperti ceramah yang membuat murid merasa bosan dan kurang menarik bagi murid. Selain itu, keterbatasan akses teknologi ketika guru menggunakan media pembelajaran. Keterbatasan ini sering kali terjadi karena fasilitas teknologi, seperti perangkat proyektor yang terbatas. Model PBL dapat menjadi salah satu alternatif solusi, karena dirancang untuk mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa melalui situasi pembelajaran yang berbasis masalah nyata dan bermakna (I & Firdaus, 2023). Model PBL ini selaras dengan salah satu teori belajar yaitu teori belajar konstruktivisme, yang menekankan bahwa pembelajaran adalah proses aktif di mana murid membangun pengetahuan baru berdasarkan pengalaman dan interaksi dengan lingkungannya (Fatwa, 2022). Dalam PBL, murid dihadapkan pada masalah nyata yang mendorong murid untuk berpikir kritis dan menyelesaikan masalah, sehingga pengetahuan yang mereka peroleh lebih bermakna (Rustinah, Muhammad Basri, 2021).

Model PBL ini mendorong murid untuk berpikir kritis karena mereka harus mengevaluasi informasi, menganalisis berbagai perspektif, dan merumuskan solusi yang tepat (Bachtiar, 2021). Dengan demikian, model PBL menciptakan lingkungan belajar yang interaktif dan menantang, yang mengembangkan keterampilan membaca pemahaman dan motivasi belajar murid (Susilawati, 2022). Penggunaan model PBL akan dipadukan dengan media video pembelajaran guna membantu meningkatkan keterampilan memahami bacaan dan mendorong semangat belajar murid. Hal ini dikarenakan teknologi digital sebagai media menjadi pusat pembelajaran sehingga dapat menjadikan proses pembelajaran berjalan dengan baik. Media video merupakan salah satu bentuk teknologi informasi dan komunikasi yang paling populer dan mudah diakses oleh masyarakat secara luas (Yuanta, 2020). Video sebagai media audiovisual berfungsi sebagai sarana pendidikan yang mengaktifkan indera mata dan telinga peserta didik selama kegiatan pembelajaran. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan Munadi dalam bukunya Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru (2013: 56) mengenai media audio visual yaitu media yang melibatkan dua indera sekaligus dalam satu proses, yaitu indera penglihatan dan indera pendengaran (Ratnawati et al., 2022).

Berdasarkan latar belakang dan analisis literatur yang telah diurailkan, dapat disimpulkan bahwa masih dibutuhkan model pembelajaran yang relevan dan efektif untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dan motivasi belajar siswa di sekolah dasar. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model PBL berbantuan video pembelajaran terhadap keterampilan membaca pemahaman dan motivasi belajar murid kelas IV Gugus II Kecamatan Mariso.

Adapun upaya menunjukkan adanya kebaruan (novelty) antara penelitian ini dengan penelitian yang sudah dilakukan sebelum-sebelumnya, maka peneliti berusaha untuk membandingkan ragam variabel, metode penelitian, dan hasil penelitian yang sudah dilakukan. Penelitian yang dilakukan oleh Wita Laila Rivani dan Irsan yang berjudul “Pengaruh Model PBL Berbantuan Media Video terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas II Tema II SDN 117867 Belongkut””. Temuan dalam penelitian ini yakni model PBL memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa kelas II SD Negeri 117867 Belongkut. Penelitian tersebut mengambil kelas II sebagai subjek penelitian, berbeda dengan penelitian yang saat ini peneliti lakukan dengan mengambil kelas IV sebagai subjek penelitian, yang dimana kelas IV merupakan jenjang kelas yang lebih tinggi dibandingkan kelas II yang berada pada jenjang kelas rendah. Selain itu kebaruan atau novelty dalam penelitian ini adalah penelitian sebelumnya hanya menerapkan model PBL tanpa menggunakan media teknologi, sedangkan penelitian yang saya lakukan itu mengintegrasikan model PBL berbantuan video pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dan motivasi belajar siswa.

  • PENDAHULUAN
  • Metode

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan metode quasi experimental design. Pendekatan Quasi experimental design adalah desain penelitian yang menggunakan dua kelas dengan treatment yang beda, yaitu kelas eksperimen dan kelas control. Desain Non eqivalent control group juga diterapkan berdasarkan pertimbangan bahwa, penelitian melibatkan dua kelompok berbeda yaitu kelas eksperimen yang menerapkan model PBL berbantuan video pembelajaran dan kelas control yang tidak menerapkan model pembelajaran (Maulana & Yarmi, 2024). Penelitian ini berlangsung pada bulan Maret hingga April 2025, penelitian ini dilakukan di kelas IV Gugus 2 Kecamatan Mariso, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Seluruh siswa kelas IV Gugus 2 Kecamatan Mariso yaitu terdiri dari 4 Sekolah menjadi populasi dalam penelitian ini. Teknik pengambilan sampel yang digunakan untuk penelitian ini adalah teknik purposive sampling, sehingga diperoleh sampel kelas eksperimen berjumlah 28 orang murid SD Inpres Mariso II sementara kelas kontrol sebanyak 28 orang merupakan murid dari SD Inpres Mariso I, maka total keseluruhan terdapat 56 sampel. Selanjutnya data dikumpulkan melalui observasi langsung di lapangan, angket, dan tes tertulis. Adapun desain penelitian dengan rincian anotasi dan keterangan sebagai berikut:

Tabel 1 Desain Penelitian

Kelas Pretest Treatment Postest
Eksperimen O1 X O2
Kontrol O3 O4

Keterangan:

O1 = Pre-test pada kelas Eksperimen;

O2 = Post-test pada kelas Eksperimen;

O3 = Pre-test pada kelas Kontrol;

O4 = Post-test pada kelas Kontrol

X =Perlakuan pada model PBL berbantuan video pembelajaran

Instrumen-instrumen penelitian diterjemahkan berdasarkan kebutuhan akan data yang diperlukan. Pertama, angket berupa kuisioner dengan skala likert dan digunakan untuk memperoleh informasi dalam mengukur motivasi belajar siswa dengan rincian nilai sebagai berikut:

Tabel 2. Skala Likert

Jawaban Gradasi Positif Gradasi Negatif
Selalu 4 1
Sering 3 2
Kadangkadang 2 3
Tidak pernah 1 4

Untuk rentang skor bagi kategori motivasi belajar, ditentukan bahwa kategori ‘sangat kurang’ direpresentasikan dengan nilai 0-59, kategori ‘kurang’ dengan nilai 60-69, katgeori ‘sedang’ termasuk dalam rentang skor 70-79, kategori ‘baik’ berada pada rentang skor 80-89, dan kategori ‘sangat baik’ berada direntang 90-100. Kedua, tes tertulis yang menggunakan tes pilihan ganda. Tes ini yang digunakan untuk mengukur keterampilan membaca pemahaman siswa. Berikut kategori nilai keterampilan membaca pemahaman siswa:

Table 3. Kategori Keterampilan Membaca Pemahaman

Interval Nilai Kategori
90-100 Sangat Tinggi
80-89 Tinggi
70-79 Cukup
<69 Kurang

Untuk rentang skor bagi kategori tes keterampilan membaca pemahaman siswa, ditentukan bahwa kategori ‘kurang’ direpresentasikan dengan nilai 0-69, kategori ‘cukup’ dengan nilai 70-79, kategori ‘tinggi’ termasuk dalam rentang skor 80-89, dan kategori ‘sangat tinggi’ berada di rentang 90-100.

Tabel 4. Distribusi dan Persentase Skor Nilai Pre-test Siswa Kelas Kontrol

Persentase Nilai Pretest Keterampilan Membaca Pemahaman
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Kurang 18 64.3 64.3 64.3
Cukup 8 28.6 28.6 92.9
Tinggi 2 7.1 7.1 100.0
Total 28 100.0 100.0

.

Berdasarkan deskriptif, hasil persentase analisis dan kategorisasi pencapaian keterampilan membaca pemahaman pretest pada kelas kontrol diperoleh bahwa terdapat 18 orang murid dengan persentase 64% berada pada klasifikasi nilai ‘kurang’, persentase sebesar 29% yang diisi oleh 8 murid termasuk dalam klasifikasi ‘cukup’, dan persentase sebesar 7% yang diisi oleh 2 murid dalam klasifikasi ‘tinggi’. Maka berdasarkan hasil analisis deskriptif yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa siswa memiliki kemampuan membaca pemahaman kelas kontrol yang masih rendah.

Tabel 5. Distribusi dan Persentase Skor Nilai Postest Siswa Kelas Kontrol

Persentase Nilai Postest Keterampilan Membaca Pemahaman
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Kurang 6 21.4 21.4 21.4
Cukup 15 53.6 53.6 75.0
Tinggi 6 21.4 21.4 96.4
Sangat Tinggi 1 3.6 3.6 100.0
Total 28 100.0 100.0

Berdasarkan deskriptif, hasil persentase analisis dan kategorisasi pencapaian keterampilan membaca pemahaman postest pada kelas kontrol terdapat 6 murid dengan persentse 21% yang teridentifikasi dalam kategori ‘kurang’ dan untuk kategori ‘cukup’ diwakili oleh 15 murid dengan persentase sebesar 54%, Sedangkan 6 murid dengan persentase sebesar 21% masuk dalam kategori ‘tinggi’ dan sisanya 1 murid masuk ke dalam kategori ‘sangat tinggi’ memperoleh persentase 4%. Berdasarkan hasil analisis deskriptif yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa siswa memiliki kemampuan membaca pemahaman yang cukup.

Tabel 6. Distribusi dan Persentase Skor Nilai Pre-test Siswa Kelas Eksperimen

Nilai Pretest Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Kurang 19 67.9 67.9 67.9
Cukup 5 17.9 17.9 85.7
Tinggi 4 14.3 14.3 100.0
Total 28 100.0 100.0

Berdasarkan deskriptif, hasil persentase analisis dan kategorisasi pencapaian keterampilan membaca pemahaman pretest pada kelas eksperimen mengidentifikasi sebanyak 19 murid dari mereka memiliki kategori ‘kurang’ dengan persentase sebesar 68% dan, sebanyak 5 murid dengan persentase 18% termasuk ke dalam kategori ‘cukup’ serta yang terindentifikasi dalam kategori ‘tinggi sebanyak 4 orang siswa dengan persentase sebesar 14%. berdasarkan hasil analisis deskriptif yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa keterampilan membaca pemahaman siswa pada pretest kelas eksperimen masih rendah.

Tabel 7. Distribusi dan Persentase Skor Nilai Post-test Siswa Kelas Eksperimen

Nilai Postest Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Kurang 10 35.7 35.7 35.7
Cukup 9 32.1 32.1 67.9
Tinggi 4 14.3 14.3 82.1
Sangat Tinggi 5 17.9 17.9 100.0
Total 28 100.0 100.0

Berdasarkan deskriptif, hasil persentase analisis dan kategorisasi pencapaian keterampilan membaca pemahaman pada kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan (treatment) dan diterapkan model PBL berbantuan video pembelajaran, kemudian dilakukan postest, terdapat 10 siswa teridentifikasi dalam kategori ‘kurang’ dengan persentase sebesar 36%, sebanyak 9 murid dalam kategori ‘cukup’ dengan persentase 32%. , sebanyak 4 orang murid dalam kategori ‘tingg’ dengan persentase 14%., dan 5 orang lainnya mendapat persentase 18% dengan kategori ‘sangat tinggi’, dan hasil ini secara langsung, memperlihatkan bahwa terdapat pengaruh dari penggunaan model PBL berbantuan video pembelajaran terhadap keterampilan membaca pemahaman siswa.

  • Keterampilan Membaca Pemahaman
  • Motivasi Belajar

Tabel 8. Persentasi Kategorisasi Motivasi Belajar Awal Murid Kelas Kontrol

Motivasi Belajar Awal Kelas Kontrol
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Kurang 14 50.0 50.0 50.0
Sedang 13 46.4 46.4 96.4
Baik 1 3.6 3.6 100.0
Total 28 100.0 100.0

Tabel 9. Persentasi Kategorisasi Motivasi Belajar Akhir Murid Kelas Kontrol

Motivasi Belajar Akhir Kelas Kontrol
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Sedang 2 7.1 7.1 7.1
Baik 16 57.1 57.1 64.3
Sangat Baik 10 35.7 35.7 100.0
Total 28 100.0 100.0

Berdasarkan analisis pada motivasi belajar murid, pretestpada kelas kontrol, terdapat 14 siswa teridentifikasi dalam kategori ‘kurang’ dengan persentase 50%, terdapat 13 siswa yang terindentifikasi dalam kategori ‘sedang’ dengan persentase 46%, dan terdapat 1 siswa yang terindentifikasi dalam kategori ‘baik’ dengan persentase 4%. Dan pada sesi posttestselanjutnya, 10 siswa masuk dalam kategori ‘sangat baik’ di mana persentase mereka sebesar 36% , sebanyak 16 orang siswa masuk dalam kategori ‘baik’ dengan persebtase 57%, sedangkan 2 orang siswa termasuk ke dalam kategori ‘sedang’ dengan persentase 7%.

Tabel 10. Persentasi Kategorisasi Motivasi Belajar Awal Murid Kelas Eksperimen

Motivasi Belajar Awal Kelas Eksperimen
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Sedang 12 42.9 42.9 42.9
Baik 14 50.0 50.0 92.9
Sangat Baik 2 7.1 7.1 100.0
Total 28 100.0 100.0

Tabel 11. Persentasi Kategorisasi Motivasi Belajar Awal Murid Kelas Eksperimen

Motivasi Belajar Akhir Kelas Eksperimen
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Baik 13 46.4 46.4 46.4
Sangat Baik 15 53.6 53.6 100.0
Total 28 100.0 100.0

Berdasarkan analisis pada motivasi belajar murid, pretestpada kelas eksperimen memperlihatkan, bahwa 2 orang siswa dengan persentase 7% tergolong dalam kategori ‘sangat baik’, sebanyak 14 orang siswa dengan persentase 50% masuk dalam kategori’baik’, dan sebanyak 12 orang masuk dalam kategori ‘sedang’ dengan total persentase 43%. Kemudian untuk nilai posttest setelah diberikan perlakuan model PBLberbantuan video pembelajaran, terlihat dua kategori yaitu ‘baik’ dan ‘sangat baik’. Secara spesifik, ini terbagi dalam rincian di mana 15 orang siswa teridentifikasi dalam kategori yang ‘sangat baik’ dengan persentase 54%, sementara sisanya 13 orang siswa lain, tergolong ke dalam kategori ‘baik’ di mana persentasenya sebesar 46%. Hasil ini seperti juga variabel dependen lain yang telah memperlihatkan peningkatan yang cukup signifikan. Di mana pada pretestterdapat tiga kategori yaitu ‘sangat baik’, ‘baik’ dan ‘sedang’. Sementara pada sesi posttesthanya terdapat dua kategori: ‘sangat baik’ serta ‘baik’ dan hal ini memperlihatkan adanya pengaruh model PBL berbantuan video pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa.

Tabel 12. Uji Normalitas Keterampilan Membaca Pemahaman Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol

Tests of Normality
Kelas Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Hasil Kelas Eksperimen .177 28 .024 .950 28 .202
Kelas Kontrol .168 28 .042 .940 28 .108
a. Lilliefors Significance Correction

Hasil uji normalitas pada Tabel 4.13 menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,024 untuk kelas eksperimen dan 0,042 untuk kelas kontrol. Nilai-nilai ini yang melebihi batas 0,05 mengindikasikan bahwa data keterampilan membaca pemahaman siswa di kedua kelas mengikuti distribusi normal.

  • Keterampilan Membaca Pemahaman
  • Motivasi Belajar

Tabel 13. Uji Normalitas Motivasi Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
Motivasi Belajar Kelas Eksperimen .180 28 .020 .961 28 .374
Motivasi Belajar Kelas Kontrol .121 28 .200* .950 28 .198
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction

Hasil uji normalitas pada Tabel 4.14 menunjukkan nilai Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,020 untuk kelas eksperimen dan 0,200 untuk kelas kontrol. Nilai yang lebih besar dari 0,05 ini mengindikasikan bahwa data keterampilan membaca pemahaman siswa pada kedua kelas mengikuti distribusi normal.

Tabel 14. Uji Homogenitas Hasil Keterampilan Membaca Pemahaman Eksperimen dan Kelas Kontrol

Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Keterampilan Membaca Pemahaman Based on Mean 2.485 1 54 .121
Based on Median 1.507 1 54 .225
Based on Median and with adjusted df 1.507 1 49.958 .225
Based on trimmed mean 2.428 1 54 .125

Berdasarkan hasil analisis data terhadap keterampilan membaca pemahaman diperoleh nilai signifikansi based on mean sebesar 0,125 > 0,05 dengan levance statistic 2.485. Uji Homogenitas dari variabel dependen tersebut memiliki nilai signifikan yang > dari 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa variabel tersebut homogen.

  • Keterampilan Membaca Pemahaman
  • Motivasi Belajar

Tabel 15. Uji Homogenitas Motivasi Belajar Murid Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Motivasi Belajar Murid Based on Mean .009 1 54 .924
Based on Median .065 1 54 .800
Based on Median and with adjusted df .065 1 46.803 .800
Based on trimmed mean .008 1 54 .927

Berdasarkan hasil analisis data terhadap motivasi belajar murid diperoleh nilai signifikansi based on mean sebesar 0,927 > 0,05. Uji Homogenitas dari variabel dependen tersebut memiliki nilai signifikan yang > 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa variabel tersebut homogeny.

Tabel 16. Pengaruh Model PBL Berbantuan Video Pembelajaran Terhadap Keterampilan Membaca Pemahaman dan Motivasi Belajar Secara Simultan

Multivariate Tests a
Effect Value F Hypothesis df Error df Sig.
Intercept Pillai's Trace .995 5799.039b 2.000 53.000 .000
Wilks' Lambda .005 5799.039b 2.000 53.000 .000
Hotelling's Trace 218.832 5799.039b 2.000 53.000 .000
Roy's Largest Root 218.832 5799.039b 2.000 53.000 .000
Kelas Pillai's Trace .560 33.711b 2.000 53.000 .000
Wilks' Lambda .440 33.711b 2.000 53.000 .000
Hotelling's Trace 1.272 33.711b 2.000 53.000 .000
Roy's Largest Root 1.272 33.711b 2.000 53.000 .000
a. Design: Intercept + Kelas
b. Exact statistic

Sumber : SPSS Statistic Vesion 25

Berdasarkan tabel multivariate tests dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model PBL berbantuan video pembelajaran terhadap keterampilan membaca pemahaman dan motivasi belajar murid. Setelah persyaratan awal terpenuhi, tahap berikutnya adalah melakukan pengujian hipotesis menggunakan uji MANOVA. Uji ini bertujuan untuk mengetahui dampak penerapan model PBL yang didukung oleh video pembelajaran terhadap keterampilan membaca pemahaman serta motivasi belajar siswa kelas IV sekolah dasar. Hasil pengujian MANOVA untuk kedua variabel terikat tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 17. Hasil Uji Manova

Sumber Variabel Nilai Signifikan Terhitung
Model Problem Based Learning Keterampilan Membaca Pemahaman 0,000
Motivasi Belajar 0,000

Berdasarkan hasil MANOVA pada Tabel 17 dapat dilihat bahwa model PBL berbantuan video pembelajaran berpengaruh signifikan terhadap peningkatan keterampilan membaca pemahaman, dengan nilai Sig. = 0,000 < 0,05. Kemudian model problem based learning berbantuan video pembelajaran berpengaruh signifikan terhadap peningkatan motivasi belajar murid, dengan nilai Sig. = 0,000 < 0,05. Sehingga model PBL berbantuan video pembelajaran secara bersama-sama atau simultan berpengaruh signifikan terhadap keterampilan membaca pemahaman dan motivasi belajar.

Pengaruh Model PBL berbantuan video pembelajaran terhadap keterampilan membaca pemahaman murid Kelas IV Gugus II Kecamatan Mariso Kota Makassar. Model PBL berbantuan video pembelajaran berpengaruh positif terhadap murid. Pada pelaksanaan proses belajar mengajar dengan menerapkan model PBL berbantuan video pembelajaran murid terlihat sangat termotivasi. Kondisi proses belajar mengajar begitu menyenangkan adanya tampilan video pembelajaran melalui proyektor sehingga membuat murid tidak merasa bosan. Pembelajaran yang dilaksanakan menciptakan kegiatan yang merangsang keingintahuan murid yaitu dengan memberikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari - hari murid. Pembelajaran dengan model PBL dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman murid. Model PBL adalah model pengajaran yang berbasis masalah yang mengarahkan murid untuk belajar berpikir kritis dan memberikan keterampilan dalam menyelesaikan masalah serta memperoleh pengetahuan. Hal ini sejalan dengan teori konstruktivisme yang dicetukaskan oleh Lev Vygostky yang menyatakan bahwa pembelajaran terjadi melalui interaksi social. PBL mendorong siswa untuk mengembangkan pemahaman siswa tentang dunia melalui pemecahan masalah dunia nyata yang relevan dengan kehidupa siswa sehari-hari. Selain itu, penelitian ini juga diperkuat oleh penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya yaitu oleh Desiska Nurul Huda dan Dudu Suhandi Saputra (2023). Penelitian ini menggunakan model PBL untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa (Huda & Saputra, 2023).

Pengaruh Model PBL berbantuan video pembelajaran terhadap motivasi belajar murid Kelas IV Gugus II Kecamatan Mariso Kota Makassar. Pelaksanaan proses belajar mengajar dengan menerapkan model PBL yang dilaksanakan oleh guru, murid terlihat sangat aktif. Kondisi proses belajar mengajar begitu menyenangkan sehingga membuat murid tidak keluar masuk dan tidak merasa bosan saat mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Pembelajaran yang dilaksanakan menciptakan kegiatan yang merangsang keingintahuan murid yaitu dengan memberikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari murid, kerja kelompok dan mempresentasekan. Selama proses pembelajaran berlangsung juga murid sangat tertarik untuk membahas permasalahan yang diberikan guru yang membuat murid tertantang untuk menyelesaikan masalah tersebut. Untuk meningkatkan motivasi murid secara maksimal maka diharapkan guru dapat membaca lagi sintaks penerapan model PBL dan selalu menerapkannya dalam proses pembelajaran di sekolah dasar. Hal ini sejalan dengan teori motivasi belajar menurut Santrock yang membedakan motovasi menjadi 2 jenis yaitu: instrinsik dan ekstrinsik (Friskilia & Winata, 2022). Motivasi intrinsic berasal dari dalam diri individu, seperti rasa ingin tahu dan kepuasan belajar. Motivasi ekstrinsik berasa dari luar, seperti hadiah atau pujian. Santrock juga menekanka bahwa motivasi adalah proses yang memberikan semangat, arah, dan ketekunan dalam perilaku belajar. Selain itu, penelitian diperkuat oleh penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya yaitu oleh Mardani, Atmadja, dan Suastika (2021). Penelitian ini membuktikan bahwa penggunaan model PBL dalam kegiatan belajar mengajar memberikan dampak terhadap peningkatan motivasi belajar siswa. (Atmadja, 2021).

Pengaruh Model PBL berbantuan video pembelajaran terhadap keterampilan membaca pemahaman dan motivasi belajar Murid Kelas IV Gugus II Kecamatan Mariso. Pada hasil penelitian mendukung hipotesis yang menyatakan bahwa variabel model PBL berbantuan video pembelajaran berpengaruh terhadap keterampilan membaca pemahaman dan motivasi belajar murid Kelas IV SD Gugus II Kecamatan Mariso. ni membuktikan bahwa penerapan model PBL yang didukung oleh video pembelajaran lebih efektif dalam meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dibandingkan dengan metode pembelajaran. Data eksperimen keterampilan membaca pemahaman siswa memiliki rata-rata 62.14 sebelum perlakuan dan setelah pemberian perlakuan memiliki rata-rata 78.21. Dengan demikian kenaikan model PBLberbantuan video pembelajaran cukup tinggi. Kemudian untuk data eksperimen motivasi belajar siswa memiliki rata-rata 80.96 sebelum perlakukan dan setelah perlakuan memiliki rata-rata 88.29. Dengan demikian kenaikan model PBLberbantuan video pembelajaran cukup tinggi . Hasil penelitian mendukung hipotesis yang menyatakan bahwa variabel model PBLberbantuan video pembelajaran berpengaruh terhadap keterampi membaca pemahaman dan motivasi belajar siswa kelas IV Gugus II Kecamatan Mariso Kota Makassar.

Uji homogenitas pada data keterampilan membaca pemahaman dilakukan sebagai syarat sebelum melaksanakan uji MANOVA. Suatu distribusi dianggap homogen apabila nilai signifikansinya lebih dari 0,05. Sebaliknya, jika nilai signifikansi kurang dari 0,05, maka distribusi tersebut dinyatakan tidak homogen. Jika uji homogenitas terpenuhi maka dapat dilanjutkan ke tahapan uji Manova. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji Levene. Hasil analisis data terhadap keterampilan membaca pemahaman diperoleh nilai signifikansi based on mean sebesar 0,125 lebih besar dari 0,05 dengan levance statistic 2.485. Uji Homogenitas dari variabel dependen tersebut memiliki nilai signifikan yang lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel tersebut homogeny. Sedangkan untuk Berdasarkan hasil analisis data terhadap motivasi belajar murid diperoleh nilai signifikansi based on mean sebesar 0,927 lebih besar dari 0,05. Uji Homogenitas dari variabel dependen tersebut memiliki nilai signifikan yang lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel tersebut homogeny.

Hasil analisis manova pada penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan model PBLberbantuan video pembelajaran mempengaruhi keterampilan membaca pemahaman dan motivasi belajar siswa. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan sebab akibat dimana dengan pembelajaran model PBLberbantuan video pembelajaran memberikan akibat atau dampak positif terhadap keterampilan membaca pemahaman dan motivasi belajar siswa yang mengalami peningkatan signifikan. Hal ini terlihat dari hasil yang diperoleh pada nilai rata-rata pada saat siswa eksperimen memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi dari nilai rata-rata kelompok kontrol. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa pengajaran dengan menggunakan model PBLberbantuan video pembelajaran berpengaruh positif terhadap keterampilan membaca pemahaman dan motivasi belajar siswa diterima. Artinya, model PBLberbantuan video pembelajaran memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan membaca pemahaman dan motivasi belajar siswa kelas IV SD Gugus II Kecamatan Mariso Kota Makassar.

V. Kesimpulan

Model PBL berbantuan video pembelajaran secara simultan atau bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap pengaruh keterampilan membaca pemahaman dan motivasi belajar murid kelas IV Gugus II Kecamatan Mariso. Hal ini dibuktikan dengan kategori tinggi. Pengaruh model PBL berada dalam kategori tinggi karena model ini secara efektif mengembangkan berbagai indikator keterampilan membaca pemahaman. Dalam model PBL, siswa dilibatkan secara aktif dalam pemecahan masalah yang menuntut siswa untuk menjawab pertanyaan secara menyeluruh tentang isi bacaan, mampu menyebutkan contoh ide atau isi yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, mampu menemukan makna dari kata-kata yang sulit pahami, mampu menemukan ide pokok, serta mampu menyimpulkan bahan bacaan. Proses ini secara langsung melatih kemampuan berpikir kritis dan analitis siswa. Selain itu, model pembelajaran PBL berbantuan video pembelajaran juga berpengaruh terhadap motivasi belajar murid. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan kemampuan motivasi belajar pada kelas eksperimen dengan kategori sangat baik. Hal tersebut terjadi karena model pembelajaran ini mampu meningkatkan baik aspek motivasi internal maupun eksternal siswa secara signifikan.

  • UCAPAN TERIMA KASIH
  • Penulis mengucapkan terima kasih kepada kepala sekolah dan guru kelas IV SD Inpres Mariso I dan SD Inpres Mariso II, atas izin dan kerjasamanya selama pengumpulan data. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh siswa Kelas IV yang telah berpartisipasi dalam proses penelitian, dan juga kepada seluruh pihak yang terlibat yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu namun telah memberikan kontribusi bagi kelancaran penelitian ini.

Referensi

Agustina, B. V. (2021). Pengaruh Model (Pbl) Terhadap Kecerdasan Emosional Dan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa SD. Widyabastra : Jurnal Ilmiah Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia, 9(1), 19. https://doi.org/10.25273/widyabastra.v9i1.9710

Arafah, N., Mutiara, & Majid Binfas, M. A. (2024). Motivasi Belajar Dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca Siswa Mts Negeri 2 Kota Makassar. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 9(2), 2477–2143.

Asmi, N. (2024). Pengaruh Model Pembelajaran Picture and Picture Berorientasi Pendidikan Karakter Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar IPS Murid Kelas V SD Negeri Kaluku Bodoa Kecamatan Tallo Kota Makassar.

Atmadja. (2021). Pengaruh Model PBL Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar IPS. Jurnal Pendidikan IPS Indonesia, 5(1), 55–65. https://doi.org/10.23887/pips.v5i1.272

Bachtiar, I. G. (2021). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran IPA Melalui Pendekatan Keterampilan Proses. Jurnal Basicedu, 4(3), 577–585. https://doi.org/https://doi.org/10.31004/basicedu.v4i3.401

Fajrya Risky Yuliyana. (2024). Pengaruh Pembelajaran Literasi Terhadap Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa. In Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar (Vol. 2, Issue 2).

Fatwa, M. F. (2022). Pengaruh Pembelajaran Daring Dan Media Pembelajaran Materi IPS di SD Terhadap Antusiasme Belajar Serta Pemahaman Materi Siswa. Research Journal, 9(1), 1–11. https://doi.org/10.31219/osf.io/nbz56

Friskilia, O., & Winata, H. (2022). Regulasi Diri (Pengaturan Diri) Sebagai Determinan Hasil Belajar Siswa Sekolah Menengah Kejuruan. Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, 3(1), 184. https://doi.org/10.17509/jpm.v3i1.9454

Hasnan, S. M. (2020). Pengaruh Penggunaan Model Discovery Learning Dan Motivasi Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 4(2), 239–249.

Huda, D. N., & Saputra, D. S. (2023). Model Problem Based Learning Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa SD di Majalengka. Buletin Ilmiah Pendidikan, 2(2), 179–189. https://doi.org/10.56916/bip.v2i2.515

I, & Firdaus, A. (2023). Analisis Perencanaan Problem Based Learning. Journal on Education, 06(01), 9245–9256.

Julianto, I. R., & Umami, A. S. (2023). Peranan Guru dalam Pengimplementasian Profil Pelajar Pancasila dan Implikasinya pada Pembelajaran Bahasa Indonesia. Prosiding Samasta: Seminar Nasional Bahasa Dan Sastra Indonesia, 208–2016.

Lathif, M. A. (2023). Analisis Persiapan Guru dalam Mempersiapkan Kegiatan P5. JUPE2: Jurnal Pendidikan & Pengajaran, 1(2), 271–279. https://stikesbanyuwangi.ac.id/jurnal/index.php/JUPE2/article/view/169

Maulana, A. I., & Yarmi, G. (2024). Pengaruh Model Pembelajaran dan Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap Keterampilan Menulis Nasarasu Peserta Didik Kelas V SD. 11(2), 120–131.

Musnar Indra Daulay. (2021). Pengembangan Media Komik untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV SD. Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, Dan Sastra, 7(1), 24–34. https://doi.org/https://doi.org/10.30605/onoma.v7i1.452

Purnomo, F. S. (2022). Teori Belajar Bruner dalam Keterampilan Membaca Pemahaman. Tarbawy : Jurnal Pendidikan Islam, 9(1), 46–50.

Ratnawati, Haslindah, & Akhir, M. (2022). Keefektifan Penggunaan Video Pembelajaran Terhadap Kemampuan Menulis Teks Prosedur Siswa Sekolah Menengah Pertama. AUFKLARUNG: Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, Dan Pembelajarannya, 1(4), 183–202. https://etdci.org/journal/AUFKLARUNG/article/view/441

Rian Abdul Tanib, Ardiansyah, Popoi, I., Panigoro, M., & Sudirman. (2022). Pengaruh Model PBL terhadap Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ips Terpadu. Child and Family Social Work, 1(4), 1–14.

Rustinah, Muhammad Basri, M. (2021). Pengaruh Model Pembelajaran PBL Terhadap Minat Dan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Murid Kelas V SD. Pascasarjana Universitas Negeri Gorontalo Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dasar, November, 2–8.

Salsabila, E. P. (2024). Implementasi Media Interaktif Wordwall Berbasis Model PBL pada Pembelajaran Pendidikan Pancasila di Kelas V SD. Jurnal Ilmiah Multidisipline, 2(4), 139–144. https://doi.org/10.5281/zenodo.11119925

Sartika, R. (2022). Kemampuan Menentukan Kalimat Fakta Intensif Tajuk Rencana Harian Umum Singgalang Siswa Kelas X SMK-SMAK Padang. Jurnal Gramatika, 3(1), 308–318.

Sulfasyah, Ernawati, & Atmawati. (2021). Profil pengajaran membaca pemahaman siswa sekolah dasar: siapkah mengantar siswa menuju society 5.0? Merdeka Belajar Dalam Menyambut Era Masyarakat 5.0, November, 277–288.

Suparlan, S. (2021). Ketrampilan Membaca pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD/MI. Fondatia, 5(1), 1–12. https://doi.org/10.36088/fondatia.v5i1.1088

Susilawati. (2022). Peningkatan Hasil Belajar PAI Menggunakan Model Pembelajaran Problem Basid Learning materi Membaca Surat Al-Falaq pada Siswa Kelas IV SD Negeri 3 Krui Kabupaten Pesisir Barat. Jurnal Prosiding, 2(2), 88–100.

Wulandari, A., & Nurhayati, N. (2024). Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Sisw SD. AKADEMIK: Jurnal Mahasiswa Humanis, 4(2), 416–427. https://doi.org/https://doi.org/10.37481/jmh.v4i2.840

Wulandari, F., & Koeswanti, H. D. (2021). Meta Analisis Penerapan Model PBL Terhadap Motivasi Belajar Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Tambusai, 5(2), 2841–2847.

Yuanta, F. (2020). Pengembangan Media Video Pembelajaran IPS pada Siswa Sekolah Dasar. Trapsila: Jurnal Pendidikan Dasar, 1(02), 91. https://doi.org/ttp://dx.doi.org/10.30742/tpd.v1i02.816

References

[1] B. V. Agustina, "Pengaruh Model Problem Based Learning terhadap Kecerdasan Emosional dan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa SD," Widyabastra: Jurnal Ilmiah Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, vol. 9, no. 1, pp. 19–27, 2021, doi: 10.25273/widyabastra.v9i1.9710.

[2] N. Arafah, Mutiara, and M. A. Majid Binfas, "Motivasi Belajar dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca Siswa MTs Negeri 2 Kota Makassar," Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, vol. 9, no. 2, pp. 2477–2143, 2024.

[3] N. Asmi, "Pengaruh Model Pembelajaran Picture and Picture Berorientasi Pendidikan Karakter terhadap Motivasi dan Hasil Belajar IPS Murid Kelas V SD Negeri Kaluku Bodoa Kecamatan Tallo Kota Makassar," Skripsi, Universitas Muhammadiyah Makassar, 2024.

[4] Atmadja, "Pengaruh Model Problem Based Learning terhadap Motivasi dan Hasil Belajar IPS," Jurnal Pendidikan IPS Indonesia, vol. 5, no. 1, pp. 55–65, 2021, doi: 10.23887/pips.v5i1.272.

[5] I. G. Bachtiar, "Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dalam Pembelajaran IPA melalui Pendekatan Keterampilan Proses," Jurnal Basicedu, vol. 4, no. 3, pp. 577–585, 2021, doi: 10.31004/basicedu.v4i3.401.

[6] F. R. Yuliyana, "Pengaruh Pembelajaran Literasi terhadap Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa," Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, vol. 2, no. 2, 2024.

[7] M. F. Fatwa, "Pengaruh Pembelajaran Daring dan Media Pembelajaran Materi IPS di SD terhadap Antusiasme Belajar serta Pemahaman Materi Siswa," Research Journal, vol. 9, no. 1, pp. 1–11, 2022, doi: 10.31219/osf.io/nbz56.

[8] O. Friskilia and H. Winata, "Regulasi Diri sebagai Determinan Hasil Belajar Siswa Sekolah Menengah Kejuruan," Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, vol. 3, no. 1, pp. 184–192, 2022, doi: 10.17509/jpm.v3i1.9454.

[9] S. M. Hasnan, "Pengaruh Penggunaan Model Discovery Learning dan Motivasi terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Sekolah Dasar," Jurnal Basicedu, vol. 4, no. 2, pp. 239–249, 2020.

[10] D. N. Huda and D. S. Saputra, "Model Problem Based Learning sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa SD di Majalengka," Buletin Ilmiah Pendidikan, vol. 2, no. 2, pp. 179–189, 2023, doi: 10.56916/bip.v2i2.515.

[11] I. and A. Firdaus, "Analisis Perencanaan Problem Based Learning," Journal on Education, vol. 6, no. 1, pp. 9245–9256, 2023.

[12] I. R. Julianto and A. S. Umami, "Peranan Guru dalam Pengimplementasian Profil Pelajar Pancasila dan Implikasinya pada Pembelajaran Bahasa Indonesia," Prosiding Samasta: Seminar Nasional Bahasa dan Sastra Indonesia, pp. 208–216, 2023.

[13] M. A. Lathif, "Analisis Persiapan Guru dalam Mempersiapkan Kegiatan P5," JUPE2: Jurnal Pendidikan & Pengajaran, vol. 1, no. 2, pp. 271–279, 2023.

[14] A. I. Maulana and G. Yarmi, "Pengaruh Model Pembelajaran dan Kemampuan Berpikir Kritis terhadap Keterampilan Menulis Nasarasu Peserta Didik Kelas V SD," Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, vol. 11, no. 2, pp. 120–131, 2024.

[15] M. I. Daulay, "Pengembangan Media Komik untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV SD," Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, dan Sastra, vol. 7, no. 1, pp. 24–34, 2021, doi: 10.30605/onoma.v7i1.452.

[16] F. S. Purnomo, "Teori Belajar Bruner dalam Keterampilan Membaca Pemahaman," Tarbawy: Jurnal Pendidikan Islam, vol. 9, no. 1, pp. 46–50, 2022.

[17] Ratnawati, Haslindah, and M. Akhir, "Keefektifan Penggunaan Video Pembelajaran terhadap Kemampuan Menulis Teks Prosedur Siswa Sekolah Menengah Pertama," Aufklarung: Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya, vol. 1, no. 4, pp. 183–202, 2022.

[18] R. A. Tanib, Ardiansyah, Popoi, I., M. Panigoro, and Sudirman, "Pengaruh Model Problem Based Learning terhadap Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS Terpadu," Child and Family Social Work, vol. 1, no. 4, pp. 1–14, 2022.

[19] Rustinah and M. Basri, "Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning terhadap Minat dan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Murid Kelas V SD," Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dasar Pascasarjana Universitas Negeri Gorontalo, pp. 2–8, 2021.

[20] E. P. Salsabila, "Implementasi Media Interaktif Wordwall Berbasis Model Problem Based Learning pada Pembelajaran Pendidikan Pancasila di Kelas V SD," Jurnal Ilmiah Multidisipline, vol. 2, no. 4, pp. 139–144, 2024, doi: 10.5281/zenodo.11119925.

[21] R. Sartika, "Kemampuan Menentukan Kalimat Fakta Intensif Tajuk Rencana Harian Umum Singgalang Siswa Kelas X SMK-SMAK Padang," Jurnal Gramatika, vol. 3, no. 1, pp. 308–318, 2022.

[22] Sulfasyah, Ernawati, and Atmawati, "Profil Pengajaran Membaca Pemahaman Siswa Sekolah Dasar: Siapkah Mengantar Siswa Menuju Society 5.0?," in Merdeka Belajar dalam Menyambut Era Masyarakat 5.0, pp. 277–288, Nov. 2021.

[23] S. Suparlan, "Keterampilan Membaca pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD/MI," Fondatia, vol. 5, no. 1, pp. 1–12, 2021, doi: 10.36088/fondatia.v5i1.1088.

[24] Susilawati, "Peningkatan Hasil Belajar PAI Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning Materi Membaca Surat Al-Falaq pada Siswa Kelas IV SD Negeri 3 Krui Kabupaten Pesisir Barat," Jurnal Prosiding, vol. 2, no. 2, pp. 88–100, 2022.

[25] A. Wulandari and N. Nurhayati, "Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa SD," Akademik: Jurnal Mahasiswa Humanis, vol. 4, no. 2, pp. 416–427, 2024, doi: 10.37481/jmh.v4i2.840.

[26] F. Wulandari and H. D. Koeswanti, "Meta Analisis Penerapan Model Problem Based Learning terhadap Motivasi Belajar Siswa Sekolah Dasar," Jurnal Pendidikan Tambusai, vol. 5, no. 2, pp. 2841–2847, 2021.

[27] F. Yuanta, "Pengembangan Media Video Pembelajaran IPS pada Siswa Sekolah Dasar," Trapsila: Jurnal Pendidikan Dasar, vol. 1, no. 2, pp. 91–100, 2020, doi: 10.30742/tpd.v1i02.816.