In ovasi Penggunaan Artificial Intelligence dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Pada Penyelesaian Tugas Akhir Mahasiswa
Abstract . This study aims to examine how the innovative use of Artificial Intelligence (AI) contributes to enhancing students’ learning motivation, particularly in the process of completing their final assignments. As technology advances, students have become increas i ngly familiar with AI-based platforms such as ChatGPT, Grammarly, and QuillBot in preparing academic papers. This research employs a quantitative appro a ch using a descriptive-correlational method. The sample consists of 507 students from eight study programs at the Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, UIN Raden Intan Lampung, selected through purposive sampling. The research instrument used is a five-point Likert scale questionnaire. Date were analyzed using the Orang e Data Mining application through box plot visualizations and ANOVA tests. The findings reveal a positive pattern: the higher the intensity of AI usage, the higher the students’ learning motivation. The findings of this educational technology (EdTech) and provide institutions in designing AI-based learning interventions.
Keywords – Artificial Intelligence (AI); learning motivation; final assignment; students.
Abstrak . Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana inovasi penggunaan Artificial Intelligence (AI) dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan motivasi belajar mahasiswa, terutama dalam proses penyelesaian tugas akhir. Seiring berkembangnya teknologi, mahasiswa semakin terbiasa menggunakan platform berbasis AI seperti ChatGPT, Grammarly, dan QuillBot dalam menyusun karya ilmiah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Sampel terdiri dari 507 mahasiswa dari delapan program studi di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung yang dipilih melalui teknik purposive sampling. Instrumen penelitian berupa angket skala Likert lima poin. Data dianalisis menggunakan aplikasi Orange Data Mining melalui visualisasi box plot dan uji ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan adanya pola positif : semakin tinggi intensitas penggunaan AI, semakin tinggi pula motivasi belajar mahasiswa. Temuan dalam penelitian ini diharapkan dapat memperkaya literatur teknologi pendidikan (EdTech), serta memberikan kontribusi nyata bagi dosen dan institusi pendidikan dalam merancang intervensi pembelajaran berbasis kecerdasan buatan (AI).
Kata Kunci – Artificial Intelligence (AI); Motivasi Belajar ; Tugas Akhir; Mahasiswa
Perkembangan teknologi digital, khususnya kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), telah membawa perubahan besar dalam berbagai bidang, termasuk pendidikan. Pemanfaatan AI dalam proses pembelajaran, khususnya dalam penyusunan tugas akhir mahasiswa, mengalami pertumbuhan yang signifikan.[1] Berbagai platform seperti ChatGPT, Grammarly, dan QuillBot kerap digunakan oleh mahasiswa sebagai alat bantu dalam mengembangkan ide, memperbaiki struktur kalimat, dan melakukan parafrase. Kehadiran teknologi ini dinilai mampu memberikan efisiensi dan kemudahan dalam proses penulisan akademik.[2]
Di sisi lain, penggunaan AI juga memunculkan persoalan baru, terutama terkait etika akademik, orisinalitas karya ilmiah, dan potensi ketergantungan pada teknologi. Oleh sebab itu, penting untuk mengkaji lebih jauh dampak dari inovasi penggunaan AI terhadap aspek internal mahasiswa, khususnya motivasi belajar.[3] Aspek ini merupakan indikator penting dalam proses penyelesaian studi terutama pada tahap penyusunan tugas akhir.
Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan bahwa penggunaan teknologi AI memiliki kaitan positif dengan proses pembelajaran. Mohamed (2024)[4] dan Elbadiansyah (2024)[5] menyebutkan bahwa AI berpotensi meningkatkan keterlibaan mahasiswa serta kualitas hasil akademik.
Mahasiswa dapat menemukan bahwa sistem tutor berbasis AI dan analitik pembelajaran tidak hanya mendorong keterlibatan aktif, tetapi juga memperbaiki kemampuan pemecahan masalah dan fokus mahasiswa selama proses akademik berlangsung.
Pada perguruan tinggi motivasi belajar juga berpengaruh terhadap kesuksesan mahasiswa dalam akademik mahasiswa. Mahasiswa dengan dorongan belajar yang kuat biasanya lebih aktif, gigih, dan mandiri dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa penggunaan teknologi yang tepat dapat menjadi stimulan positif bagi peningkatan motivasi belajar.
Namun, kajian yang secara spesifik membahas hubungan antara inovasi penggunaan AI dengan motivasi belajar dalam penyusunan tugas akhir masih relatif terbatas, khususnya di lingkungan perguruan tinggi yang berbasis keislaman seperti Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sejauh mana inovasi penggunaan AI berkontribusi terhadap peningkatan motivasi belajar mahasiswa dalam menyelesaikan tugas akhir. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan strategi pembelajaran yang berbasis teknologi.
Gambar 1. Tokoh-tokoh yang meneliti tentang Penggunaan AI
Secara global, penelitian mengenai AI dalam pendidikan memang sudah banyak dilakukan. Berdasarkan data dari Scopus (diakses pada 12 November 2024), terdapat lebih dari 150 dokumen ilmiah yang membahas mengenai integrasi AI dalam pendidikan, dengan fokus yang beragam, seperti efektivitas pembelajaran, adaptasi pembelajaran individual, serta peningkatan akurasi dalam penilaian dan analisis performa mahasiswa. Namun, sebagian besar penelitian tersebut belum secara spesifik mengulas inovasi penggunaan AI terhadap motivasi belajar secara bersamaan, terutama dalam penyelesaian tugas akhir mahasiswa. Gap inilah yang menjadi dasar penting dari penelitian ini.
Penelitian mengenai penggunaan teknologi digital dalam pendidikan tinggi semakin berkembang, terutama pada universitas-universitas umum yang cenderung menekankan aspek efisiensi dan inovasi. Namun, pada Universitas Islam seperti UIN memiliki karakteristik tersendiri yang membedakannya. Lingkungan akademik yang menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman membuat setiap bentuk pemanfaatan teknologi, termasuk platform berbasis AI yang perlu disesuaikan dengan prinsip etika dan kejujuran ilmiah. Di saat universitas umum lain lebih bebas dalam mengeksplorasi teknologi, kampus Islam memiliki tanggung jawab tambahan untuk memastikan bahwa penggunaannya tetap selaras dengan nilai-nilai moral dan spiritual. Mahasiswa tidak hanya dituntut untuk menyelesaikan tugas secara efisien, tetapi juga memahami batasan dan tanggung jawab dalam menggunakan teknologi. Perbedaan inilah yang menjadikan penelitian ini penting untuk dilakukan, karena dapat memberikan gambaran tentang bagaimana mahasiswa di Universitas Islam merespons dan memanfaatkan teknologi dalam proses akademik mereka.
Di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung, fenomena penggunaan AI dalam penyusunan tugas akhir juga semakin terlihat. Banyak mahasiswa yang mulai memanfaatkan berbagai platform berbasis AI, baik secara sadar maupun tidak, untuk menunjang penyusunan karya ilmiah. Namun, belum ada kajian ilmiah yang mengukur sejauh mana dampak penggunaan AI tersebut terhadap motivasi belajar mahasiswa. Padahal, hasil dari penelitian ini penting untuk menjadi landasan dalam penyusunan kebijakan akademik dan strategi pembelajaran berbasis teknologi di masa depan.Melalui latar belakang tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk memahami pengaruh penggunaan Artificial Intelligence (AI) terhadap motivasi mahasiswa dalam penyelesaian tugas akhir. Masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini yaitu: bagaimana inovasi penggunaan AI terhadap motivasi belajar mahasiswa pada proses penyelesaian tugas akhir. Penelitian ini dibatasi pada mahasiswa dari delapan Program Studi di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung yang sedang menyusun atau telah menyelesaikan tugas akhir.
Urgensi dari penelitian ini tidak hanya terletak pada kontribusi akademik untuk memperkaya literatur di bidang Manajemen Pendidikan Islam dan teknologi pembelajaran, tetapi juga pada kontribusi praktis dalam mengatur pemanfaatan teknologi AI secara bijak dan efektif. Dengan memahami hubungan antara penggunaan AI, motivasi belajar, maka institusi pendidikan dapat merancang kebijakan dan bimbingan yang lebih relevan dan mampu menyesuaikan diri dengan perubahan waktu.[6]
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Tujuan utama dari pendekatan ini adalah untuk mengetahui hubungan antara intensitas penggunaan Artificial Intelligence (AI) dengan motivasi belajar pada penyelesaian tugas akhir mahasiswa.[7] Metode ini dipilih karena sesuai untuk menggambarkan keterkaitan antar variabel tanpa melakukan intervensi langsung terhadap objek yang diteliti.
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif dari delapan program studi di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung. Adapun program studi tersebut meliputi Pendidikan Bahasa Arab, Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Matematika, Pendidikan Biologi, Pendidikan Fisika, Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Pendidikan Agama Islam, dan Bimbingan Konseling Pendidikan Islam. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut:
- Mahasiswa aktif,
- Sedang atau telah menyusun tugas akhir, dan
- Memiliki pengalaman menggunakan platform AI dan menggunakannya pada penulisan tugas akhir.
Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 507 mahasiswa. Ukuran sample ini ditentukan menggunakan rumus Krejcie & Morgan (1970)[8], yang menyatakan bahwa untuk populasi besar (>100.000), ukuran sampel minimum yang representatif adalah sekitar 384 responden. Oleh karena itu, jumlah responden yang melebihi angka tersebut dianggap telah memadai. Sebagai tambahan, dilakukan juga power analysis untuk memastikan bahwa ukuran sampel ini memiliki kekuatan statistik yang cukup dalam mendeteksi hasil yang diharapkan. Instrumen yang digunakan berupa angket berbasis skala likert lima poin, yang disusun untuk mengukur tiga variabel utama: intensitas penggunaan AI, motivasi belajar, dan kinerja akademik. Instrumen ini telah melalui proses validasi isi oleh dosen ahli sebelum disebarkan secara daring melalui Google Form. Hasil penilaian dari dosen ahli tersebut kemudian dikalkulasi menggunakan metoden Content Validity Index (CVI). Nilai CVI keseluruhan mencapai >0,8, yang menunjukkan bahwa instrumen memiliki validitas isi yang baik. Selain validitas isi, dilakukan pula uji reliabilitas untuk melihat konsistensi internal antar item dalam setiap skala menggunakan koefisien Cronbach’s α. Hasil realibilitas menunjukkan nilai sebagai berikut :
α = (k / (k - 1)) × (1 - (ΣVar(item) / Var(total skor)))
k = jumlah item
ΣVar(item) = jumlah varians per item
Var(total skor) = varians dari total skor responden
- Skala Penggunaan AI: α = 0,49
- Skala Motivasi Belajar = 0,59
Reliabilitas skala diuji menggunakan Cronbach’s Alpha, dengan hasil 0,59 untuk motivasi belajar (cukup) dan 0,49 untuk penggunaan AI (rendah). Hal ini menunjukkan bahwa skala motivasi dapat digunakan untuk eksplorasi, sementara skala penggunaan AI perlu revisi lanjutan.
Pengumpulan data dilakukan secara daring menggunakan Google Form selama kurang lebih 21 hari pada bulan Mei 2025. Untuk menghindari duplikasi respons, Google Form diatur agar hanya menerima satu respons per akun Gmail. Selain itu, peneliti juga menonaktifkan opsi edit after submit. Dan partisipan diberikan penjelasan mengenai tujuan penelitian, hak kerahasiaan data, dan hak untuk keluar kapan pun. Partisipan hanya dapat mengisi kuesioner setelah menyatakan persetujuan di halaman awal. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan perangkat lunak Orange Data Mining, yaitu sebuah perangkat lunak open-source berbasis visual programming. Orange Data Mining memudahkan pengguna membangun pipeline analisis melalui antarmuka grafis yang interaktif, mulai dari proses import ➜ pre-process➜ ANOVA. Hal ini membuat seluruh proses analisis terdokumentasi secara otomatis dan transparan. Analisis dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:
- Pra-pemrosesan data dari Google Form untuk memastikkan validitas input,
- Visualisasi data menggunakan box plot untuk menggambarkan distribusi intensitas penggunaan AI berdasarkan kategori motivasi, dan
- Uji ANOVA untuk melihat perbedaan intensitas penggunaan AI antar kelompok motivasi.
Penggunaan Orange Data Mining dalam penelitian ini bertujuan untuk mempermudah eksplorasi dan visualisasi data secara interaktif, sekaligus menghasilkan analisis statistik yang kuat. Hasil dari proses digunakan untuk menguji dan menjawab rumusan masalah seberapa besar inovasi penggunaan AI terhadap motivasi belajar.[9]
Studi ini melibatkan sebanyak 507 mahasiswa yang berasal dari delapan program studi di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung. Informasi dianalisis menggunakan Orange Data Mining dengan memanfaatkan visualisasi box plot dan analisis ANOVA untuk melihat hubungan antara variabel penggunaan AI dengan motivasi belajar.
Sebelum dilakukan visualisasi, maka disajikan terlebih dahulu statistik deskriptif intensitas penggunaan AI berdasarkan kategori motivasi belajar.
Tabel1. Statistik Deskriptif Intensitas Penggunaan AI Berdasarkan kategori Motivasi Belajar
Kategori Moivasi Belajar | Jumlah Responden (N) | Mean (M) | Standar Deviasi (SD) |
Rendah Sedang | 251256 | 2,262,57 | 0,38 0,39 |
Dari Tabel 1 terlihat bahwa mahasiswa dengan kategori motivasi sedang memiliki rata-rata intensitas penggunaan AI lebih tinggi (M = 2,57; SD = 0,39) dibandingkan dengan kategori rendah (M = 2,26; SD = 0,38). Hal ini menunjukkan adanya kecenderungan bahwa semakin tinggi motivasi belajar mahasiswa, semakin besar pula intensitas mereka dalam memanfaatkan teknologi AI dalam proses penyusunan tugas akhir.
Berdasarkan hasil analisis data, diketahui bahwa terdapat pola hubungan yang cukup konsistem an[1]R. A. Abdulmunem, “Artificial Intelligence in Education,” 2023, pp. 241–255. doi: 10.4018/978-1-6684-3595-3.ch012.
[2]H. A., R. T. R. L. Bau, and A. A. Bouty, “Penggunaan ChatGPT Sebagai Sumber Pembelajaran Adaptif Untuk Menanggapi Kebutuhan Individu Siswa,” VOCATECH Vocat. Educ. Technol. J., vol. 5, no. 2, pp. 126–135, 2024, doi: 10.38038/vocatech.v5i2.170.
[3]B. I. Nugroho, N. A. Santoso, and A. A. Murtopo, “Prediksi Kemampuan Akademik Mahasiswa dengan Metode Support Vector Machine,” Remik, vol. 7, no. 1, pp. 177–188, 2023, doi: 10.33395/remik.v7i1.12010.
[4]A. M. Mohamed, T. S. Shaaban, S. H. Bakry, F. D. Guillén-Gámez, and A. Strzelecki, “Empowering the faculty of education students: Applying AI’s potential for motivating and enhancing learning,” Innov. High. Educ., 2024, doi: 10.1007/s10755-024-09747-z.
[5]Elbadiansyah, Z. H. Sain, U. Shehu Lawal, C. Chansa Thelma, and A. Luqman Aziz, “Exploring the Role of Artificial Intelligence in Enhancing Student Motivation and Cognitive Development in Higher Education,” TechComp Innov. J. Comput. Sci. Technol., vol. 1, no. 2, pp. 59–67, Dec. 2024, doi: 10.70063/techcompinnovations.v1i2.47.
[6]I. García-Martínez, J. M. Fernández-Batanero, J. Fernández-Cerero, and S. P. León, “Analysing the Impact of Artificial Intelligence and Computational Sciences on Student Performance: Systematic Review and Meta-analysis,” J. New Approaches Educ. Res., vol. 12, no. 1, pp. 171–197, 2023, doi: 10.7821/naer.2023.1.1240.
[7]B. S. Nasution, “Manajemen Dalam Persepektif Al-Qur’an (Kajian Tafsir),” Al FAWATIHJurnal Kaji. Al Quran dan Hadis, vol. 2, no. 2, pp. 44–63, 2023, doi: 10.24952/alfawatih.v2i2.4948.
[8]R. V. Krejcie and D. W. Morgan, “Determining Sample Size for Research Activities,” Educ. Psychol. Meas., vol. 30, no. 3, pp. 607–610, Sep. 1970, doi: 10.1177/001316447003000308.
[9]A. Ishak, K. Siregar, Asfriyati, R. Ginting, and M. Afif, “Orange Software Usage in Data Mining Classification Method on the Dataset Lenses,” IOP Conf. Ser. Mater. Sci. Eng., vol. 1003, no. 1, 2020, doi: 10.1088/1757-899X/1003/1/012113.
[10]A. Woolfolk, Educational Psyvhology. Person Education, 2020.
[11]J. C. Dunn and C. Zimmer, “Self-determination theory,” Routledge Handb. Adapt. Phys. Educ., vol. 55, no. 1, pp. 296–312, 2020, doi: 10.4324/9780429052675-23.
[12]L. Y. Syafruda Siregar, “MOTIVASI SEBAGAI PENGUBAHAN PERILAKU Lis Yulianti Syafrida Siregar,” vol. 11, no. 2, pp. 81–97, 2020.
[13]M. Mutiah, E. N. S. Patty, and S. A. Iriani, “Analisis Pemanfaatan Artificial Intelligence Menggunakan Platform Chat-GPT dalam Mendukung Proses Pembelajaran Mahasiswa Universitas Bumigora,” Indo-MathEdu Intellectuals J., vol. null, p. null, 2024, doi: 10.54373/imeij.v5i4.1397.
[14]M. Husnaini and L. M. Madhani, “Perspektif Mahasiswa terhadap ChatGPT dalam Menyelesaikan Tugas Kuliah,” J. Educ. Res., vol. 5, no. 3, pp. 2655–2664, 2024, doi: 10.37985/jer.v5i3.1047.
[15]B. Kayalı and Ş. Balat, “Assessment, Evaluation, and Feedback in Online Education With Artificial Intelligence-Supported Tools,” 2024, pp. 124–135. doi: 10.4018/979-8-3693-4268-8.ch008.
[16]M. Tarmizi and Y. Yahfizham, “Perspektif Mahasiswa Terhadap Penggunaan Kecerdasan Buatan ChatGPT dalam Penyusunan Tugas Akhir,” Indiktika J. Inov. Pendidik. Mat., vol. 6, no. 2, pp. 151–161, 2023, doi: 10.31851/indiktika.v6i2.15425.
[17]M. Ramli, “Mengeksplorasi Tantangan Etika Dalam Penggunaan Chat GPT Sebagai Alat Bantu Penulisan Ilmiah: Pendekatan Terhadap Integritas Akademik,” TA’DIBAN J. Islam. Educ., vol. 4, no. 1, pp. 1–10, 2023, doi: 10.61456/tjie.v4i1.129.
[18]L. Chen, P. Chen, and Z. Lin, “Artificial Intelligence in Education: A Review,” IEEE Access, vol. 8, pp. 75264–75278, 2020, doi: 10.1109/ACCESS.2020.2988510.
tara intensitas penggunaan Artificial Intelligence (AI) dengan motivasi belajar mahasiswa. Mahasiswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi cenderung menunjukkan intensitas penggunaan AI yang lebih besar dibandingkan dengan kelompok lainnya.
Gambar 2. Box Plot Skor Penggunaan AI Berdasarkan Kategori Motivasi Belajar
Gambar 2 merupakan hasil olah data dari orange data mining, yang dimana pada gambar ini menunjukkan distribusi intensitas penggunaan AI berdasarkan kategori motivasi belajar mahasiswa. Terlihat bahwa mahasiswa dengan motivasi belajar kategori sedang memiliki tingkat penggunaan AI yang lebih tinggi dibandingkan kategori rendah. Temuan ini mengindikasikan bahwa motivasi belajar berperan dalam mendorong mahasiswa untuk lebih aktif memanfaatkan teknologi dalam proses penyusunan tugas akhir. Penjelasan ini sejalan dengan Self-Determination Theory (SDT) yang dikembangkan oleh Deci dan Ryan (1985), yang menjelaskan bahwa motivasi tumbuh optimal ketika seseorang merasa memiliki otonomi, kompetensi, dan keterhubungan. Dalam hal ini, penggunaan AI mendorong mahasiswa untuk berperan aktif dalam pengambilan keputusan akademik selama penyusunan tugas akhir, meningkatkan kepercayaan diri, dan mempercepat penyelesaian tugas akhir. Dengan kata lain, AI bukan sekedar alat bantu, tetapi juga berperan sebagai pendukung psikologis dan pembelajaran. Temuan ini kemudian dikonfirmasi melalui hasil uji ANOVA sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 3, dengan nilai p sebesar <0,001, yang menandakan perbedaan yang sangat signifikan secara statistik. Artinya, intensitas penggunaan AI memang berbeda dengan kelompok motivasi belajar. Temuan ini memperkuat pentingnya perhatian kepada institusi pendidikan terhadap aspek motivasional dalam mendorong pemanfaatan teknologi dengan baik dan produktif.
Gambar 3. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Motivasi Belajar
Gambar 3 menyajikan hasil uji ANOVA terhadap intensitas penggunaan AI berdasarkan kategori motivasi belajar mahasiswa. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang sangat signifikan antar kelompok (p<0,001). Artinya, intensitas penggunaan AI tidak terjadi secara merata, melainkan dipengaruhi oleh tingkat motivasi belajar dari masing-masing individu. Mahasiswa dengan motivasi belajar lebih tinggi cenderung memanfaatkan AI sebagai alat bantu dalam menyusun tugas akhir secara lebih aktif. Temuan ini memperkuat pemahaman bahwa teknologi pendidikan tidak hanya digunakan karena aksesibilitasnya, tetapi juga karena adanya dorongan intrinsik dari mahasiswa itu sendiri. Hasil ini sejalan dengan penelitian terdahulu, seperti Khayali & Balat (2021), yang menemukan bahwa siswa dengan tingkat motivasi tinggi lebih terbuka terhadap penggunaan teknologi berbasis AI sebagai media belajar. Pada Universitas Islam seperti UIN, hasil ini juga relevan karena menunjukkan bahwa nilai-nilai internal tetap mendorong mahasiswa untuk aktif dan bertanggung jawab secara akademik, termasuk penggunaan teknologi.
Penelitian membuktikan efektivitas pemanfaatan Kecerdasan Buatan (AI) memiliki korelasi positif terhadap motivasi belajar mahasiswa dalam proses penyelesaian tugas akhir. Visualisasi data menggunkan box plot menunjukkan pola konsisten, di mana mahasiswa dengan kategori motivasi belajar tinggi juga memiliki intensitas penggunaan AI yang lebih tinggi. Penelitian ini memperkuat pemikiran bahwa integritas teknologi yang tepat dalam dunia pendidikan dapat berkontribusi terhadap pencapaian akademik yang lebih baik.
- H asil
- Pe mbahasan
Penelitian membuktikan efektivitas pemanfaatan Kecerdasan Buatan (AI) memiliki korelasi positif terhadap motivasi belajar mahasiswa dalam proses penyelesaian tugas akhir. Visualisasi data menggunakan box plot menunjukkan pola konsisten, di mana mahasiswa dengan kategori motivasi tinggi juga memiliki intensitas penggunaan AI yang lebih tinggi. Penelitian ini memperkuat pemikiran bahwa integritas teknologi yang tepat dalam dunia pendidikan dapat berkontribusi terhadap pencapaian akademik yang lebih baik.
Motivasi belajar sendiri merupakan suatu dorongan internal yang membuat seseorang tertarik dengan kegiatan belajar, yang dapat memotivasi mahasiswa yang idak hanya berfokus pada hasil akhir, tetapi juga pada proses untuk mencapai keberhasilan itu sendiri. Oleh karena itu, AI dapat dipandang sebagai suatu instrumen yang dapat mendukung proses dalam mempercepat penyelesaian tugas, memperbaiki kualias tulisan, maupun memperluas akses terhadap informasi. Meski demikian, masih terdapat sejumlah mahasiswa yang belum menunjukkan integrasi teknologi dalam pola belajarnya secara optimal. Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh rendahnya literasi digital, kurangnya kepercayaan diri dalam menggunakan eknologi, atau pandangan bahwa AI tidak memiliki kontribusi langsung terhadap hasil akademik. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan motivasi belajar perlu didukung oleh strategi pembelajaran yang melibakan pelatihan teknologi dan pendampingan akademik secara berkelanjutan.[10]
Temuan ini dapat dijelaskan melalui Self-Determination Theory (SDT) yang dikembangkan oleh Deci dan Ryan (1985), yang menyatakan bahwa motivasi tumbuh secara optimal ketika tiga kebutuhan dasar psikologis terpenuhi, yaitu autonomy, competence, dan relatedness.[11] Dalam hal ini, penggunaan AI memberi ruang bagi mahasiswa untuk mengatur proses penulisan sesuai preferensi pribadi (autonomy), meningkatkan kualitas naskah melalui fitur perbaikan otomatis pada AI (competence), dan mendorong interaksi dengan dosen atau sesama mahasiswa terkait strategi penggunaan AI (relatedness).[12]
Mahasiswa yang menggunakan AI seperti ChatGPT, Grammarly, atau QuillBot memiliki ekspektasi bahwa usaha mereka dalam menggunakan teknologi tersebut akan menghasilkan tugas akhir yang lebih baik (expectancy). Mereka juga meyakini bahwa tugas akhir yang berkualitas akan mendatangkan hasil yang diinginkan seperti kelulusan tepat waktu atau nilai yang memuaskan (instrumentality).[13]Selain itu, hasil akademik yang dianggap baik, maka dianggap memiliki nilai pening bagi masa depan mereka (valance).[14]Ketiga aspek ini secara bersama-sama membentuk dorongan motivasi mahasiswa untuk memanfaatkan teknologi AI secara aktif dalam proses penyelesaian tugas akhir. Jadi, AI berperan bukan sekadar sebagai alat bantu memperkuat motivasi belajar mahasiswa.
Hasil ini juga memperkuat temuan Mohamed et al. (2024) dan Kayali & Balat (2024)[15] yang menyatakan bahwa Pemanfaatan AI di bidang pendidikan memungkinkan pembelajaran yang lebih sesuai kebutuhan dan bersifat personal, sehingga meningkatkan motivasi intrinsik mahasiswa. Teknologi seperti ChatGPT, Grammarly, atau QuillBot memberikan umpan balik secara langsung dan membantu strukturisasi naskah ilmiah, yang pada akhirnya meningkatkan kualitas kinerja akademik mahasiswa.[16]
Namun demikian, meskipun intensitas penggunaan AI berpengaruh terhadap motivasi, hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa memiliki motivasi dalam tingkat sedang hingga rendah. Karenanya, menunjukkan adanya pemanfaatan teknologi belum sepenuhnya berdampak signifikan tanpa dukungan literasi digital yang memadai. Beberapa mahasiswa mungkin menggunakan AI hanya sebagai alat bantu, bukan sebagai media pengembangan kemampuan berpikir kritis dan analisis.
Dalam Manajemen Pendidikan Islam, penelitian ini memiliki implikasi penting. Dimana, lembaga pendidikan perlu menyusun kebijakan yang mendukung penggunaan teknologi secara etis dan terarah. Dosen pembimbing tugas akhir, misalnya, perlu memberikan panduan khusus terkait penggunaan AI agar tidak sekedar menjadi alat bantu, tetapi juga sebagai sarana belajar mandiri.[17] Selain itu, pelatihan literasi AI dapat diintegrasikan dalam program akademik, misalnya melalui kegiatan workshop bertema “Pemanfaatan AI untuk Penulisan Tugas Akhir” atau “Prompt Engineering untuk Mahasiswa” yang dilaksanakan sebagai bagian dari program pembekalan tugas akhir.[18] Program seperti ini tidak hanya meningkatkan keterampilan teknis, tetapi juga memperkuat pemahaman etis mahasiswa dalam memanfaatkan teknologi sesuai prinsip kejujuran akademik. Langkah ini dapat mendukung optimalisasi pemanfaatan teknologi berbasis AI dalam jangka panjang untuk kepentingan akademik dan tugas akhir mahasiswa. Sebagai catatan, desain penelitian ini bersifat deskriptif korelasional sehingga tidak dapat menyimpulkan hubungan sebab-akibat secara langsung. Penelitian lanjutan dengan desain kuasi-eksperimen atau longitudinal sangat dianjurkan untuk meneliti pengaruh penggunaan AI dalam jangka panjang terhadap motivasi dan capaian belajar mahasiswa. Selain itu, studi kualitatif juga penting dilakukan untuk mengeksplorasi persepsi mahasiswa dan dosen terhadap peran teknologi AI dalam proses akademik.
Dengan demikian, hasil penelitian ini tidak hanya memberikan kontribusi teoritis terhadap literatur Manajemen Pendidikan Islam di era digital tetapi juga memberikan rekomendasi praktis bagi pengelola perguruan tinggi untuk mengembangkan kebijakan yang responsif terhadap perkembangan teknologi, khusunya dalam mendukung pemenuhan tugas akhir oleh mahasiswa.
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara intensitas penggunaan Artificial Intelligence (AI) dengan motivasi belajar mahasiswa dalam proses penyelesaian tugas akhir. Mahasiswa yang lebih sering menggunakan AI cenderung memiliki tingkat motivasi belajar yang lebih baik.
Meskipun demikian, proporsi mahasiswa yang memiliki motivasi belajar tinggi masih relatif rendah. Oleh karena itu, diperlukan upaya lanjutan untuk meningkatkan literasi digital, etika akademik, dan pendampingan teknologi yang berkelanjutan.
Temuan ini memberikan peluang besar bagi institusi pendidikan untuk merancang strategi pembelajaran yang adaptif terhadap perkembangan teknologi, serta mendorong pemanfaatan AI dengan baik dan produktif. Sebagai tindak lanjut, penelitian lanjutan dengan desain kuasi-eksperimen atau studi longitudinal disarankan untuk menguji dampak jangka panjang penggunaan AI terhadap motivasi belajar mahasiswa.
[1]R. A. Abdulmunem, “Artificial Intelligence in Education,” 2023, pp. 241–255. doi: 10.4018/978-1-6684-3595-3.ch012.
[2]H. A., R. T. R. L. Bau, and A. A. Bouty, “Penggunaan ChatGPT Sebagai Sumber Pembelajaran Adaptif Untuk Menanggapi Kebutuhan Individu Siswa,” VOCATECH Vocat. Educ. Technol. J., vol. 5, no. 2, pp. 126–135, 2024, doi: 10.38038/vocatech.v5i2.170.
[3]B. I. Nugroho, N. A. Santoso, and A. A. Murtopo, “Prediksi Kemampuan Akademik Mahasiswa dengan Metode Support Vector Machine,” Remik, vol. 7, no. 1, pp. 177–188, 2023, doi: 10.33395/remik.v7i1.12010.
[4]A. M. Mohamed, T. S. Shaaban, S. H. Bakry, F. D. Guillén-Gámez, and A. Strzelecki, “Empowering the faculty of education students: Applying AI’s potential for motivating and enhancing learning,” Innov. High. Educ., 2024, doi: 10.1007/s10755-024-09747-z.
[5]Elbadiansyah, Z. H. Sain, U. Shehu Lawal, C. Chansa Thelma, and A. Luqman Aziz, “Exploring the Role of Artificial Intelligence in Enhancing Student Motivation and Cognitive Development in Higher Education,” TechComp Innov. J. Comput. Sci. Technol., vol. 1, no. 2, pp. 59–67, Dec. 2024, doi: 10.70063/techcompinnovations.v1i2.47.
[6]I. García-Martínez, J. M. Fernández-Batanero, J. Fernández-Cerero, and S. P. León, “Analysing the Impact of Artificial Intelligence and Computational Sciences on Student Performance: Systematic Review and Meta-analysis,” J. New Approaches Educ. Res., vol. 12, no. 1, pp. 171–197, 2023, doi: 10.7821/naer.2023.1.1240.
[7]B. S. Nasution, “Manajemen Dalam Persepektif Al-Qur’an (Kajian Tafsir),” Al FAWATIHJurnal Kaji. Al Quran dan Hadis, vol. 2, no. 2, pp. 44–63, 2023, doi: 10.24952/alfawatih.v2i2.4948.
[8]R. V. Krejcie and D. W. Morgan, “Determining Sample Size for Research Activities,” Educ. Psychol. Meas., vol. 30, no. 3, pp. 607–610, Sep. 1970, doi: 10.1177/001316447003000308.
[9]A. Ishak, K. Siregar, Asfriyati, R. Ginting, and M. Afif, “Orange Software Usage in Data Mining Classification Method on the Dataset Lenses,” IOP Conf. Ser. Mater. Sci. Eng., vol. 1003, no. 1, 2020, doi: 10.1088/1757-899X/1003/1/012113.
[10]A. Woolfolk, Educational Psyvhology. Person Education, 2020.
[11]J. C. Dunn and C. Zimmer, “Self-determination theory,” Routledge Handb. Adapt. Phys. Educ., vol. 55, no. 1, pp. 296–312, 2020, doi: 10.4324/9780429052675-23.
[12]L. Y. Syafruda Siregar, “MOTIVASI SEBAGAI PENGUBAHAN PERILAKU Lis Yulianti Syafrida Siregar,” vol. 11, no. 2, pp. 81–97, 2020.
[13]M. Mutiah, E. N. S. Patty, and S. A. Iriani, “Analisis Pemanfaatan Artificial Intelligence Menggunakan Platform Chat-GPT dalam Mendukung Proses Pembelajaran Mahasiswa Universitas Bumigora,” Indo-MathEdu Intellectuals J., vol. null, p. null, 2024, doi: 10.54373/imeij.v5i4.1397.
[14]M. Husnaini and L. M. Madhani, “Perspektif Mahasiswa terhadap ChatGPT dalam Menyelesaikan Tugas Kuliah,” J. Educ. Res., vol. 5, no. 3, pp. 2655–2664, 2024, doi: 10.37985/jer.v5i3.1047.
[15]B. Kayalı and Ş. Balat, “Assessment, Evaluation, and Feedback in Online Education With Artificial Intelligence-Supported Tools,” 2024, pp. 124–135. doi: 10.4018/979-8-3693-4268-8.ch008.
[16]M. Tarmizi and Y. Yahfizham, “Perspektif Mahasiswa Terhadap Penggunaan Kecerdasan Buatan ChatGPT dalam Penyusunan Tugas Akhir,” Indiktika J. Inov. Pendidik. Mat., vol. 6, no. 2, pp. 151–161, 2023, doi: 10.31851/indiktika.v6i2.15425.
[17]M. Ramli, “Mengeksplorasi Tantangan Etika Dalam Penggunaan Chat GPT Sebagai Alat Bantu Penulisan Ilmiah: Pendekatan Terhadap Integritas Akademik,” TA’DIBAN J. Islam. Educ., vol. 4, no. 1, pp. 1–10, 2023, doi: 10.61456/tjie.v4i1.129.
[18]L. Chen, P. Chen, and Z. Lin, “Artificial Intelligence in Education: A Review,” IEEE Access, vol. 8, pp. 75264–75278, 2020, doi: 10.1109/ACCESS.2020.2988510.