Pendahuluan
Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki kekayaan sumber daya perairan yang sangat melimpah, di mana sektor perikanan menjadi salah satu tumpuan ekonomi masyarakat pesisir, khususnya bagi nelayan tradisional. Nelayan tradisional memainkan peran vital dalam menunjang ketahanan pangan dan ekonomi lokal, meskipun mereka kerap menghadapi berbagai tantangan seperti keterbatasan teknologi, ketergantungan pada musim, serta fluktuasi harga hasil tangkapan. Oleh sebab itu, pendapatan dan produktivitas nelayan tradisional menjadi indikator penting dalam mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat pesisir [1]. Menurut [2], pendapatan per kapita didefinisikan sebagai rata-rata pendapatan yang diterima oleh setiap individu dalam suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu. Dalam konteks individu, [3] menjelaskan bahwa pendapatan adalah total pendapatan dari penjualan barang atau jasa, yang dihitung berdasarkan jumlah yang ditagih kepada konsumen untuk barang atau jasa tersebut. Pendapatan adalah hasil dari kegiatan bisnis, yaitu transaksi antara penjual dan pembeli dengan kesepakatan bersama. Dalam theory of income, semua pendapatan, baik dalam bentuk uang atau barang, yang diterima dari pihak lain, atau hasil bisnis, dinilai berdasarkan jumlah uang dari aset yang beroperasi pada saat itu [4]. Pendapatan adalah sumber penghasilan seseorang untuk menutupi kebutuhan sehari-hari dan sangat penting untuk penghidupan mereka serta, baik secara langsung maupun tidak langsung, keberlanjutan hidup mereka [5]. Menurut [6] Perbandingan antara input (sumber daya) dan output (hasil) dikenal sebagai produktivitas. Pertumbuhan produktivitas akan meningkatkan proses kerja, metode produksi, pengembangan keterampilan tenaga kerja, dan efisiensi (waktu, material, dan tenaga kerja). [7] menegaskan bahwa Tujuan produktivitas adalah menggunakan sumber daya secara efektif sehingga lebih banyak dapat diproduksi untuk lebih banyak orang. Hasil studi yang dikembangkan oleh [8] menunjukkan bahwa manajemen unggul dapat membantu mencapai tujuan pendidikan dan meningkatkan produktivitas di tempat kerja. Produktivitas dapat diartikan sebagai pemanfaatan intensif atas sumber daya yang tersedia, seperti tenaga kerja dan peralatan, untuk memperoleh hasil yang optimal. Pengukuran produktivitas yang akurat akan mencerminkan efisiensi kerja yang sesungguhnya [9]. Kesejahteraan masyarakat adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan dasar individu dan keluarga secara berkelanjutan, yang mencakup aspek ekonomi, sosial, pendidikan, kesehatan, dan lingkungan hidup, serta ditandai dengan kemampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar dan penghidupan layak tanpa mengalami defisit anggaran rumah tangga [10]. Inti dari pertumbuhan nasional adalah meningkatkan kesejahteraan bersama. Kualitas hidup sebuah keluarga tercermin dalam keadaan kesejahteraan bersama. Keluarga dengan kesejahteraan yang lebih besar menikmati standar hidup yang lebih tinggi, yang pada akhirnya memungkinkan mereka untuk menciptakan keadaan yang lebih baik untuk kesejahteraan mereka [11]. Menurut [12], tingkat kesejahteraan bersifat relatif karena bergantung pada persepsi individu terhadap kepuasan yang diperolehnya. Artinya, dua individu dengan pendapatan yang sama bisa memiliki tingkat kesejahteraan yang berbeda tergantung pada kebutuhan dan ekspektasinya. Keadaan di mana suatu masyarakat mampu mencapai kehidupan yang aman dan tenang secara fisik dan spiritual, bebas dari belenggu ketidakpercayaan, kemiskinan, ketidaktahuan, dan ketakutan, adalah inti dari kesejahteraan komunitas [13]. [14] menekankan bahwa pendidikan dan kesehatan memiliki peran strategis dalam mendorong pembangunan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.
Desa Kwala Besar, yang terletak di Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara, merupakan salah satu desa pesisir dengan dominasi mata pencaharian masyarakatnya sebagai nelayan tradisional. Karakteristik geografisnya yang berada di pesisir timur Sumatera menjadikan desa ini kaya akan potensi hasil laut seperti ikan, udang, dan kerang. Namun, meskipun potensi sumber daya alamnya tinggi, kesejahteraan masyarakat di desa ini masih tergolong rendah. Hal ini terlihat dari minimnya akses terhadap pendidikan yang layak, fasilitas kesehatan, serta keterbatasan dalam akses permodalan dan teknologi penangkapan ikan [15]. Permasalahan utama yang dihadapi oleh nelayan tradisional di Desa Kwala Besar adalah rendahnya pendapatan harian yang tidak sebanding dengan risiko kerja dan biaya operasional yang tinggi. Selain itu, produktivitas yang rendah akibat ketergantungan pada peralatan tangkap tradisional juga turut mempengaruhi kemampuan nelayan dalam meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan apakah pendapatan dan produktivitas nelayan benar-benar mampu meningkatkan taraf hidup mereka atau tidak. Penelitian ini menjadi penting dilakukan untuk memahami hubungan antara pendapatan dan produktivitas nelayan tradisional terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat di Desa Kwala Besar. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi dasar pertimbangan bagi pemerintah daerah dan pihak-pihak terkait dalam merumuskan kebijakan pembangunan pesisir yang lebih berpihak kepada nelayan kecil dan tradisional.
Metode
A. Type Study
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian asosiatif yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh antara dua variabel independen, yaitu pendapatan dan produktivitas nelayan tradisional, terhadap variabel dependen yakni tingkat kesejahteraan masyarakat. Pendekatan ini dipilih karena mampu mengukur hubungan antar variabel secara statistik dan objektif, serta memungkinkan generalisasi terhadap populasi penelitian. Penelitian dilaksanakan di Desa Kwala Besar, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara, yang merupakan wilayah dengan karakteristik masyarakat pesisir dan mayoritas penduduknya berprofesi sebagai nelayan tradisional. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2025.
B. Population and Sample
Populasi dalam penelitian ini mencakup seluruh penduduk Desa Kwala Besar yang berprofesi sebagai nelayan tradisional, dengan total populasi sebanyak 1.587 jiwa berdasarkan data terbaru dari pemerintah desa. Untuk menentukan jumlah sampel, peneliti menggunakan rumus Slovin, yang sesuai digunakan saat jumlah populasi diketahui secara pasti dan peneliti menginginkan tingkat presisi tertentu. Dalam penelitian ini, margin of error (e) ditetapkan sebesar 15% (0,15) untuk menyesuaikan dengan kondisi lapangan dan keterbatasan sumber daya.
Perhitungan Sampel dengan Rumus Slovin:
Dengan:
- n = jumlah sampel
- N = jumlah populasi (1.587)
- e = margin of error (0,15)
n=N/(1+〖N (e)〗^2 )
Hasil perhitungan dibulatkan ke atas, sehingga jumlah sampel yang digunakan adalah 44 orang responden. Pemilihan responden dilakukan dengan teknik purposive sampling, yaitu memilih individu yang memenuhi kriteria sebagai nelayan tradisional aktif yang berdomisili di Desa Kwala Besar dan bersedia mengisi kuesioner.
C. Source Data
Data yang digunakan adalah data primer, yang dikumpulkan secara langsung melalui penyebaran kuesioner kepada para responden. Instrumen kuesioner disusun berdasarkan indikator variabel penelitian yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Selain itu juga, melakukan observasi langsung di lapangan untuk mendukung kelengkapan data.
1. Pendapatan (X1): Diukur melalui indikator jumlah penghasilan bulanan, jenis pekerjaan, pengeluaran untuk pendidikan, dan jumlah tanggungan keluarga.
2. Produktivitas (X2): Diukur melalui kemampuan kerja, peningkatan hasil kerja, etos kerja, pengembangan diri, mutu hasil kerja, dan efisiensi.
3. Kesejahteraan Masyarakat (Y): Diukur melalui aspek pendapatan, pengeluaran, akses pendidikan dan kesehatan, kondisi tempat tinggal dan status kepemilikan rumah.
Untuk mempermudah pemrosesan dan analisis data, setiap indikator dinilai menggunakan skala Likert 5 poin, di mana 1 menunjukkan "sangat tidak setuju" dan 5 menunjukkan "sangat setuju".
Dari total 44 responden, mayoritas adalah perempuan, dengan presentase 68,2%. Sementara, responden laki-laki hanya mencapai 31,8%. Hal ini menunjukkan adanya dominasi perempuan dalam sampel yang dianalisis. Sebagian besar responden berusia antara 15 hingga 20 tahun, mencakup 52,3% dari total peserta. Kelompok usia 21-25 tahun menyumbang 34,1%, sementara kelompok usia di atas 25 tahun terdapat dengan jumlah yang jauh lebih sedikit. Data ini dapat menunjukkan bahwa penelitian ini lebih mewakili suara dari generasi muda. Sebagian besar responden memiliki pendidikan SMA/SMK (50.0%). Pendidikan SMP diikuti oleh 45.5%, sementara hanya 4.5% yang memiliki pendidikan SD. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden cenderung tinggi, dengan mayoritas memiliki pendidikan setara SMA/SMK. Responden yang tinggal di desa selama 1-5 tahun sebanyak 38.6%, menunjukkan jumlah yang signifikan dari pendatang baru. Lalu, 36.4% tinggal selama 5-20 tahun, menunjukkan stabilitas masyarakat. Sementara itu, hanya 25.0% yang tinggal lebih dari 20 tahun, menandakan bahwa proporsi yang lebih kecil adalah penduduk tetap di desa.
Figure 1. Frekuensi Deskriptif Jenis Kelamin
Figure 2. Frekuensi Deskriptif Usia
Figure 3. Frekuensi Deskriptif Pendidikan
Figure 4. Frekuensi Deskriptif Lama Tinggal Desa
Hasil dan Pembahasan
A. Uji Instrumen
1. Uji Statistik Deskriptif
Analisis statistik yang dikenal sebagai statistik deskriptif memberikan gambaran luas tentang sifat-sifat setiap variabel penelitian berdasarkan rata-ratanya (mean), nilai maksimum, dan nilai minimum. Karakteristik responden, termasuk jenis kelamin, usia, dan tingkat pendidikan terakhir, dijelaskan dalam analisis deskriptif [16].
Statistics | |||||
---|---|---|---|---|---|
Jenis Kelamin | Usia | Pendidikan | Lama Tinggal di Desa | ||
N | Valid | 44 | 44 | 44 | 44 |
Missing | 0 | 0 | 0 | 0 | |
Mean | 1.68 | 1.77 | 2.45 | 1.86 | |
Minimum | 1 | 1 | 1 | 1 | |
Maximum | 2 | 5 | 3 | 3 | |
Descriptive Statistics | |||||
N | Minimum | Maximum | Mean | Std. Deviation | |
Pendapatan | 44 | 17 | 38 | 29.02 | 4.991 |
Produktivitas | 44 | 33 | 60 | 49.52 | 6.770 |
Kesejahteraan Masyarakat | 44 | 29 | 58 | 45.84 | 7.956 |
Valid N (listwise) | 44 |
Hasil analisis deskriptif pada tabel ini menunjukkan karakteristik data dari tiga variabel: Pendapatan, Produktivitas, dan Kesejahteraan Masyarakat.
a. Pendapatan: Rata-rata pendapatan responden adalah 29.02, dengan variasi yang ditunjukkan oleh standar deviasi sebesar 4.991. Nilai minimum pendapatan adalah 17, sedangkan maksimum mencapai 38.
b. Produktivitas: Rata-rata produktivitas responden adalah 49.52, menunjukkan angka yang relatif tinggi dalam skala yang diukur. Variasi produktivitas ditunjukkan dengan standar deviasi 6.770.
c. Kesejahteraan Masyarakat: Rata-rata kesejahteraan masyarakat berada di angka 45.84, dengan standar deviasi 7.956 yang menunjukkan adanya variasi yang signifikan di antara responden.
2. Uji Validitas
Uji validitas menentukan apakah kuesioner benar-benar dapat mengukur hal-hal yang dimaksudkan untuk dievaluasi. Dengan membandingkan nilai signifikan dengan probabilitas 0,05 dan r yang dihitung dengan r tabel, validitas diperiksa. Data yang valid dianggap sesuai sebagai alat penelitian ketika r yang dihitung > r tabel dan signifikansi < 0,05. Tabel berikut menunjukkan temuan uji validitas studi ini:
Variable | Indicator | Pearson Correlation | R-Table | Conclusion |
---|---|---|---|---|
Pendapatan (X1) | X1.1.1 | .679 | .2973 | Valid |
X1.1.2 | .773 | .2973 | Valid | |
X1.2.1 | .752 | .2973 | Valid | |
X1.2.2 | .683 | .2973 | Valid | |
X1.3.1 | .448 | .2973 | Valid | |
X1.3.2 | .603 | .2973 | Valid | |
X1.4.1 | .763 | .2973 | Valid | |
X1.4.2 | .760 | .2973 | Valid | |
X1.4.3 | .780 | .2973 | Valid | |
Produktivitas (X2) | X2.1.1 | .586 | .2973 | Valid |
X2.1.2 | .743 | .2973 | Valid | |
X2.2.1 | .698 | .2973 | Valid | |
X2.2.2 | .807 | .2973 | Valid | |
X2.3.1 | .451 | .2973 | Valid | |
X2.3.2 | .757 | .2973 | Valid | |
X2.4.1 | .709 | .2973 | Valid | |
X2.4.2 | .686 | .2973 | Valid | |
X2.5.1 | .866 | .2973 | Valid | |
X2.5.2 | .792 | .2973 | Valid | |
X2.6.1 | .758 | .2973 | Valid | |
X2.6.2 | .758 | .2973 | Valid | |
Kesejahteraan Masyarakat (Y) | Y.1.1 | .779 | .2973 | Valid |
Y.1.2 | .694 | .2973 | Valid | |
Y.2.1 | .601 | .2973 | Valid | |
Y.2.2 | .494 | .2973 | Valid | |
Y.3.1 | .692 | .2973 | Valid | |
Y.3.2 | .573 | .2973 | Valid | |
Y.4.1 | .750 | .2973 | Valid | |
Y.4.2 | .672 | .2973 | Valid | |
Y.5.1 | .683 | .2973 | Valid | |
Y.5.2 | .720 | .2973 | Valid | |
Y.6.1 | .678 | .2973 | Valid | |
Y.6.2 | .690 | .2973 | Valid |
Berdasarkan hasil uji validitas yang dilakukan pada kuesioner penelitian ini, seluruh item pernyataan pada masing-masing variabel, yaitu variabel Pendapatan (X1), Produktivitas (X2), dan Kesejahteraan Masyarakat (Y) menunjukkan nilai r hitung lebih besar dari r tabel (0,2973) dan nilai signifikansi (Sig. 2-tailed) lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa setiap item pada masing-masing variabel memiliki validitas yang baik.
3. Uji Reliabilitas
Tujuan dari pengujian keandalan adalah untuk mengevaluasi konsistensi kuesioner suatu studi. Nilai referensi 0,60 harus digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan sebelum melakukan uji ini. Jika nilai keandalan suatu variabel lebih besar dari 0,60, maka dianggap dapat diandalkan; jika kurang dari 0,60, maka tidak dapat dianggap dapat diandalkan. Hasil pengujian keandalan untuk variabel-variabel dalam studi ini adalah sebagai berikut:
Variabel | Cronbach’s Alpha | Standard Reliable | Keterangan |
---|---|---|---|
Pendapatan (X1) | .859 | 0.60 | Reliabel |
Produktivitas (X2) | .914 | 0.60 | Reliabel |
Kesejahteraan Masyarakat (Y) | .896 | 0.60 | Reliabel |
Uji reliabilitas bertujuan untuk mengukur sejauh mana instrumen penelitian menghasilkan data yang konsisten. Berdasarkan hasil uji reliabilitas yang dilakukan terhadap instrumen kuesioner pada penelitian ini, diketahui bahwa seluruh variabel penelitian, yaitu Pendapatan (X1), Produktivitas (X2), dan Kesejahteraan Masyarakat (Y) memiliki nilai Cronbach’s Alpha yang melebihi batas minimum reliabilitas sebesar 0,60. Nilai Cronbach’s Alpha masing-masing variabel adalah sebagai berikut: Pendapatan (X1) sebesar 0.859, Produktivitas (X2) sebesar 0.914, dan Kesejahteraan Masyarakat (Y) sebesar 0.896. Dengan demikian, seluruh item pernyataan pada masing-masing variabel dinyatakan reliabel.
4. Uji Asumsi Klasik
Tujuan menguji asumsi klasik adalah untuk menjamin akurasi dan konsistensi dari persamaan regresi yang dihasilkan.
a) Uji Normalitas
Tujuan dari uji normalitas adalah untuk menentukan apakah residual model regresi atau variabel gangguan memiliki distribusi normal. Uji statistik Kolmogorov-Smirnov digunakan untuk melakukan uji normalitas dalam penelitian ini. Kriteria untuk membuat keputusan:
a. Data memiliki distribusi normal jika nilai signifikansinya lebih dari 5% (0,05).
b. Data tidak memiliki distribusi normal jika nilai signifikansinya kurang dari 5% (0,05).
Gambar di bawah ini menampilkan hasil uji normalitas penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov:
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test | ||
---|---|---|
Unstandardized Residual | ||
N | 44 | |
Normal Parametersa,b | Mean | .0000000 |
Std. Deviation | 5.78137235 | |
Most Extreme Differences | Absolute | .106 |
Positive | .075 | |
Negative | -.106 | |
Test Statistic | .106 | |
Asymp. Sig. (2-tailed) | .200c,d | |
a. Test distribution is Normal. | ||
b. Calculated from data. | ||
c. Lilliefors Significance Correction. | ||
d. This is a lower bound of the true significance. |
Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,200 diperoleh dari hasil uji normalitas, yang dilakukan menggunakan teknik One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Nilai ini melebihi tingkat signifikansi yang ditentukan sebesar 0,05. Hal ini menunjukkan distribusi normal dari data residual dari variabel Kesejahteraan Masyarakat (Y), Produktivitas (X2), dan Pendapatan (X1). Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa asumsi normalitas telah terpenuhi oleh data dalam penelitian ini.
b. Uji Multikolinearitas
Untuk memastikan apakah variabel independen dalam model regresi berkorelasi, dilakukan uji multikolinearitas. Nilai variabel yang tinggi dalam sampel dapat ditunjukkan dalam hasil uji, mengindikasikan kesalahan standar yang besar. Oleh karena itu, statistik t akan kurang dari t-tabel ketika nilai koefisien diperiksa. Model regresi yang baik seharusnya tidak menunjukkan gejala multikolinearitas atau korelasi antara variabel independen. Pedoman berikut digunakan untuk menentukan apakah multikolinearitas ada dalam model regresi menggunakan Faktor Inflasi Varians (VIF) dan toleransi:
1) Multikolinearitas dianggap tidak ada jika nilai VIF kurang dari 10 atau nilai toleransi lebih dari 0,01.
2) Multikolinearitas dianggap terjadi jika nilai VIF lebih dari 10 atau nilai toleransi kurang dari 0,01.
Gambar di bawah ini menampilkan temuan uji Multikolinearitas dari studi ini:
Coefficientsa | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | t | Sig. | Collinearity Statistics | |||
B | Std. Error | Beta | Tolerance | VIF | ||||
1 | (Constant) | 5.834 | 6.874 | .849 | .401 | |||
X1 | .646 | .224 | .405 | 2.887 | .006 | .653 | 1.531 | |
X2 | .429 | .165 | .365 | 2.601 | .013 | .653 | 1.531 | |
a. Dependent Variable: Y |
Tidak ada indikasi multikolinearitas dalam model regresi, menurut temuan uji multikolinearitas Tabel 6, yang menampilkan nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) untuk setiap variabel independen, khususnya Pendapatan (X1) dan Produktivitas (X2). Nilai toleransi adalah 0,653 dengan VIF 1,531 untuk variabel Pendapatan (X1) dan 0,653 dengan VIF 1,531 untuk variabel Produktivitas (X2). Dapat disimpulkan bahwa tidak ada bukti multikolinearitas di antara variabel independen dalam model regresi ini karena semua nilai VIF kurang dari 10 dan nilai toleransi lebih dari 0,01.
c. Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menentukan apakah varians dalam model regresi bervariasi dari satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Pedoman berikut diterapkan saat menggunakan uji Glejser untuk menentukan apakah heteroskedastisitas ada:
1) Heteroskedastisitas tidak ada jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05.
2) Heteroskedastisitas ada jika nilai signifikansi kurang dari 0,05.
Gambar di bawah ini menampilkan temuan dari uji heteroskedastisitas studi ini:
Coefficientsa | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | t | Sig. | ||
B | Std. Error | Beta | ||||
1 | (Constant) | 6.006 | 4.653 | 1.291 | .204 | |
X1 | -.049 | .151 | -.063 | -.324 | .747 | |
X2 | -.008 | .112 | -.013 | -.069 | .945 | |
a. Dependent Variable: ABS_RES |
Figure 5. Scatterplot dependent variable Y
Menurut temuan dari metode pengujian heteroskedastisitas Glejser, variabel produktivitas (X2) memiliki nilai signifikansi (Sig.) sebesar 0,945 dan variabel pendapatan (X1) memiliki Sig. sebesar 0,747. Karena kedua nilai tersebut lebih tinggi dari level signifikansi 0,05, dapat dikatakan bahwa model regresi ini tidak menunjukkan heteroskedastisitas. Sebuah scatterplot, yang menggambarkan bahwa titik residual tersebar secara acak di atas dan di bawah garis nol pada sumbu Y dan tidak membentuk pola tertentu, mendukung kesimpulan ini. Pola sebaran acak ini menunjukkan bahwa varians residual bersifat konstan, yang merupakan indikasi bahwa model regresi memenuhi asumsi homoskedastisitas.
5. Analisis Data
a. Uji Regresi Linear Berganda
Sebuah teknik statistik untuk memeriksa hubungan antara satu variabel dependen dan dua atau lebih variabel independen adalah regresi linier berganda. Memahami bagaimana perubahan pada faktor-faktor independen mempengaruhi variabel dependen adalah tujuan utamanya.
Uji Regresi Linier Berganda:
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Coefficientsa | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | t | Sig. | ||
B | Std. Error | Beta | ||||
1 | (Constant) | 5.834 | 6.874 | .849 | .401 | |
PENDAPATAN | .646 | .224 | .405 | 2.887 | .006 | |
PRODUKTIVITAS | .429 | .165 | .365 | 2.601 | .013 | |
a. Dependent Variable: KESEJAHTERAAN |
Y = 5.834+0.646+0.429
a) Nilai konstanta sebesar 5,834 mengindikasikan bahwa jika variabel Pendapatan (X₁) dan Produktivitas (X₂) berada pada nilai nol, maka nilai Kesejahteraan (Y) diprediksi sebesar 5,834. Ini merupakan nilai dasar kesejahteraan saat tidak ada pengaruh dari variabel bebas.
b) Hasil uji regresi menunjukkan bahwa Pendapatan memiliki koefisien sebesar 0,646, dengan nilai signifikansi 0,006 < 0,05, yang berarti berpengaruh secara signifikan terhadap Kesejahteraan. Artinya, jika nilai Pendapatan meningkat sebanyak 1 satuan, maka nilai Kesejahteraan juga akan meningkat sebesar 0,646, dengan asumsi Produktivitas tetap.
c) Variabel Produktivitas memiliki koefisien regresi sebesar 0,429, dengan nilai signifikansi 0,013 < 0,05, yang menunjukkan bahwa variabel ini juga berpengaruh signifikan terhadap Kesejahteraan. Artinya, peningkatan 1 poin dalam Produktivitas akan mendorong peningkatan nilai Kesejahteraan sebesar 0,429, jika Pendapatan tidak berubah.
b. Uji T
Dampak masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen diperiksa menggunakan uji t. Hasil uji t untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:
Coefficientsa | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | t | Sig. | ||
B | Std. Error | Beta | ||||
1 | (Constant) | 5.834 | 6.874 | .849 | .401 | |
PENDAPATAN | .646 | .224 | .405 | 2.887 | .006 | |
PRODUKTIVITAS | .429 | .165 | .365 | 2.601 | .013 | |
a. Dependent Variable: KESEJAHTERAAN |
Temuan berikut diperoleh dari hasil uji t yang digunakan untuk menentukan bagaimana setiap variabel independen mempengaruhi variabel dependen Kesejahteraan Komunitas (Y):
a) Nilai t yang dihitung untuk variabel Pendapatan (X1) adalah 2,887, yang kurang dari tabel t (±2,018), dan nilai signifikansi (Sig.) adalah 0,006 > 0,05. Ini menunjukkan bahwa Kesejahteraan Komunitas (Y) secara signifikan dipengaruhi positif oleh Pendapatan (X1).
b) Nilai t yang dihitung untuk variabel Produktivitas (X2) adalah 2,601, yang lebih tinggi dari tabel t (±2,018), dan nilai signifikansi (Sig.) adalah 0,13 < 0,05.
Temuan ini menunjukkan bahwa Kesejahteraan Komunitas (Y) secara signifikan ditingkatkan oleh Produktivitas (X2).
c. Uji F
Tujuan dari tes ini adalah untuk menyelidiki hipotesis bahwa variabel independen dalam model regresi dapat mempengaruhi variabel dependen secara bersamaan. Temuan tes F untuk studi ini adalah sebagai berikut:
ANOVA a | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|
Model | Sum of Squares | df | Mean Square | F | Sig. | |
1 | Regression | 1284.643 | 2 | 642.321 | 18.323 | .000b |
Residual | 1437.243 | 41 | 35.055 | |||
Total | 2721.886 | 43 | ||||
a. Dependent Variable: Y | ||||||
b. Predictors: (Constant), X2, X1 |
Nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 dan nilai F yang dihitung sebesar 18,323, yang lebih tinggi dari nilai F tabel sebesar 2,84, diperoleh dari hasil uji simultan (uji F), yang digunakan untuk menentukan pengaruh gabungan dari faktor-faktor independen terhadap variabel dependen.
Studi ini mengungkapkan bahwa variabel Pendapatan (X1) dan variabel Produktivitas (X2) secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Kesejahteraan Masyarakat (Y). Artinya, kedua variabel bebas dalam model regresi ini secara bersama-sama memiliki kontribusi yang signifikan dalam menjelaskan variasi yang terjadi pada variabel dependen.
Sebuah teknik statistik untuk menilai seberapa baik model statistik dapat menjelaskan varians dari variabel dependen adalah uji koefisien determinasi. Biasanya dilambangkan dengan R2, koefisien determinasi memiliki nilai antara 0 dan 1. Semakin akurat model menjelaskan fluktuasi variabel dependen, semakin dekat nilai R2 ke 1.
Model Summary b | ||||
---|---|---|---|---|
Model | R | R Square | Adjusted R Square | Std. Error of the Estimate |
1 | .687a | .472 | .446 | 5.921 |
a. Predictors: (Constant), X2, X1 | ||||
b. Dependent Variable: Y |
Nilai R yang diperoleh adalah 0,687, yang berdasarkan pada hasil yang ditunjukkan dalam tabel. Ini menunjukkan bahwa variabel independen dan dependen memiliki hubungan yang cukup kuat. Nilai R² yang dihasilkan adalah 0,472, yang berarti sekitar 47,2% variasi pada variabel dependen dapat dijelaskan oleh model yang diusulkan. Sementara itu, nilai Adjusted R² yang tercantum adalah 0,446, memberikan informasi lebih akurat mengenai kontribusi variabel-variabel independen setelah mempertimbangkan jumlah prediktor yang digunakan dalam analisis.
Simpulan
Penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan pendapatan dan produktivitas nelayan tradisional memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat pesisir di Desa Kwala Besar. Temuan utama mengungkapkan bahwa perbaikan pada kedua aspek tersebut secara langsung mampu mendorong peningkatan taraf hidup masyarakat yang selama ini menghadapi keterbatasan dalam hal akses permodalan, teknologi, dan pendidikan. Secara aplikatif, hasil ini dapat dijadikan rujukan oleh pemerintah daerah dan para pemangku kepentingan dalam merancang kebijakan pembangunan pesisir yang lebih partisipatif, seperti program pelatihan keterampilan nelayan, penyediaan teknologi penangkapan ikan, serta diversifikasi sumber penghasilan. Dari sisi akademis, studi ini memperkuat teori mengenai kaitan antara pendapatan, produktivitas, dan kesejahteraan dalam konteks komunitas nelayan tradisional di wilayah pesisir. Meski demikian, penelitian ini memiliki keterbatasan pada jumlah responden yang terbatas serta lingkup lokasi yang hanya mencakup satu desa, sehingga hasilnya belum dapat digeneralisasi secara luas. Oleh karena itu, penelitian lanjutan dianjurkan untuk mengadopsi pendekatan komparatif lintas wilayah, menambah cakupan variabel, dan menggabungkan metode kualitatif guna memperoleh gambaran yang lebih komprehensif mengenai kondisi sosial ekonomi nelayan di berbagai daerah pesisir.