Loading [MathJax]/jax/output/HTML-CSS/config.js
Login
Section Innovation in Education

Changes in Students' Maladaptive Behavior through Cakna Pilgrimage Program

Perubahan Perilaku Maladaptif Siswa Melalui Program Ziarah Cakna
Vol. 26 No. 3 (2025): July:

Atasyah Tara Aneldi Tara (1), Alfin Siregar alfin (2)

(1) Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Medan, Indonesia
(2) Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Medan, Indonesia

Abstract:

General Background: Maladaptive behaviors in students, particularly internalizing types such as withdrawal and emotional distress, are prevalent in primary schools and can hinder both academic achievement and social development. Specific Background: In Malaysia, the Ministry of Education introduced the Ziarah Cakna (home visit) program as a holistic intervention to strengthen school-family partnerships in addressing such issues. Knowledge Gap: While home visit strategies are documented in broader educational contexts, empirical studies exploring their specific role in reducing internalizing maladaptive behaviors at the primary school level remain scarce. Aims: This study investigates the effectiveness of Ziarah Cakna in modifying maladaptive behaviors among students at SK Bandar Puteri Jaya, Sungai Petani, Kedah. Results: Using a qualitative phenomenological method, findings reveal significant behavioral improvements among participants, including increased emotional stability, better attendance, and enhanced social interaction, resulting from collaborative efforts among teachers, students, and families. Novelty: This study offers a contextualized examination of Ziarah Cakna as a culturally embedded intervention, highlighting its integrative and empathetic approach. Implications: The findings provide practical insights for school counselors and policymakers, suggesting that empathetic, home-based interventions can serve as effective strategies to support students’ emotional and behavioral well-being.
Highlight :




  • The study highlights the effectiveness of the Ziarah Cakna (Home Visit) program in reducing internalizing maladaptive behaviors among elementary students.




  • It emphasizes collaborative communication between schools and families as a core strategy for behavioral change.




  • The research offers a contextual, empathetic intervention model valuable for guidance and counseling practices in schools.




Keywords : Ziarah Cakna; Home Visit; Maladaptive Behavior; Counseling Intervention; Elementary Students

Downloads

Download data is not yet available.

PENDAHULUAN

Perilaku maladaptif adalah ketidakmampuan individu dalam melakukan penyesuaian diri. Menurut pendapat [1]. Perilaku maladaptif anak merupakan perilaku anak yang tidak mampu menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan keadaan sekelilingnya secara wajar, dan tidak mampu beradaptasi sesuai dengan tahapan perkembangan usianya. Perilaku maladaptif adalah perilaku tidak baik yang ditampilkan seseorang yang tidak sesuai dengan lingkungan masyarakat, hal ini terjadi dikarenakan ketidakmampuan dalam mengartikan sesuatu yang terjadi pada dirinya dan merugikan perkembangan anak [2]. Dengan demikian maka, perilaku maladaptif adalah ketidakmampuan beradaptasi seseorang dalam melakukan penyesuaian diri dengan diri, diri dengan orang lain atau diri dengan lingkungan sehingga menimbulkan perilaku yang tidak sesuai sehingga menyebabkan kerugian pada perkembangan individu.

Berbagai masalah yang dihadapi remaja saat ini sangat bervariasi, salah satunya adalah tidak mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya sehingga berdampak pada kehidupan sehari-hari. Sependapat dengan Sparrow et al. dalam Daulay [1] perilaku maladaptif sebagai perilaku yang tidak diinginkan dan dapat mengganggu kemampuan individu untuk berfungsi dengan baik dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, dampak negatif dari munculnya perilaku maladaptif terhadap orang lain adalah terganggunya keamanan dan kenyamanan, sementara dampak terhadap lingkungan meliputi penangkapan oleh aparat berwenang, kemungkinan diusir dari sekolah, serta prestasi yang jauh berada di bawah potensi sebenarnya [3]. Perilaku maladaptif dapat menjadi permasalahan serius dan menjadi sampah masyarakat jika tidak ada tindak lanjut pada lingkungan sekitar [4]. Melihat banyak dampak bahaya dari perilaku maladaptif, dapat disimpulkan bahwa perilaku tersebut tidak hanya merugikan individu yang melakukannya, tetapi juga orang lain dan lingkungan sekitar.

Beberapa faktor yang mempengaruhi individu untuk melakukan perilaku maladaptif antara lain pola pikir impulsif pada individu, rendahnya tingkat pendidikan orang tua dan individu itu sendiri, kurangnya pengawasan orang tua terhadap aktivitas yang dilakukan, pemberian sanksi yang tidak efektif dalam memberikan efek jera, serta pengaruh contoh perilaku maladaptif yang diberikan oleh orang dewasa. Selain itu, perilaku maladaptif juga dipicu oleh tingkat stres dan tekanan yang tinggi [5]. Sering terjadi munculnya perilaku maldaptif siswa di sekolah di sebabkan oleh faktor lingkungan yang tidak kondusif sehingga dapat berpengaruh terhadap perkembangan sosial nya [6].

Kondisi siswa yang mengalami perilaku maladaptif terjadi hampir di semua sekolah dengan berbagai macam permasalahan penyesuaian diri. Begitu pula di Sekolah Kebangsaan (SK) Bandar Puteri Jaya Sungai Petani Kedah Malaysia, terdapat siswa-siswi yang mengalami masalah perilaku maladaptif. Dari hasil wawancara penulis dengan salah satu guru Bimbingan dan Konseling (BK) yang menjelaskan bahwa perilaku kesulitan dalam menyesuaikan diri juga dialami oleh siswa di SK Bandar Puteri Jaya Sungai Petani Kedah Malaysia. Perilaku maladaptif yang terjadi seperti tidak mau mengerjakan tugas sekolah, tidak hadir (absen) di kelas, ribut dengan teman sekelas, terlambat masuk sekolah, dan lain sebagainya. Hal ini berakibat pula pada nilai belajar siswa yang semakin merosot, serta membuat siswa menarik diri dari lingkungan di sekolahnya. Sehingga hal ini menjadi penyebab guru BK melakukan Ziarah Cakna (Home visit).

Mengidentifikasi perilaku maladaptif pada siswa dapat dilakukan dengan banyak cara salah satunya dengan cara kunjungan rumah/home visit. Menurut Permendikbud No. 111 Tahun 2014, layanan Bimbingan dan Konseling dapat dilaksanakan dengan berbagai metode, termasuk kunjungan rumah (home visit), untuk memahami kebutuhan peserta didik secara lebih menyeluruh. Melalui home visit, guru dapat memahami faktor penyebab perilaku siswa yang tidak sesuai dengan norma sekolah [7]. Kunjungan rumah atau home visit adalah bagian penting dari program bimbingan dan konseling, guru BK memanfaatkan kegiatan ini untuk mengumpulkan informasi lengkap tentang siswa dengan mendatangi langsung rumah mereka, sehingga dapat membantu siswa menyelesaikan masalah yang dihadapi [8]. Dalam konteks kebahasaan di Malaysia kegiatan kunjungan rumah oleh guru disebut dengan Ziarah Cakna. Dalam bahasa inggris disebut dengan Home visit. Kegiatan ini memiliki tujuan utama yaitu, mengumpulkan data tentang kondisi siswa dan membangun komunikasi dengan orang tua, yang sering kali memiliki pengaruh pada perilaku siswa di sekolah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Prayitno dalam Handayani [9] home visit berkenaan dengan masalah siswa serta terciptanya komitmen orang tua dan anggota keluarga lainya dalam rangka penanggulangan masalah Peserta Didik.

Sebuah keunikan yang terdapat didalam Ziarah Caknan, kegiatan Ziarah Caknan tidak hanya berupa komunikasi antara guru Bimbingan Konseling dengan Orang Tua. Tetapi juga merupakan kegiatan silaturahmi dan komunikasi secara langsung antara guru BK, guru wali kelas,orang tua wali, dan juga siswa. Program Ziarah Cakna adalah salah satu inisiatif yang dilaksanakan oleh Kementerian Pendidikan Malaysia (KPM) yang bertujuan untuk meningkatkan perhatian kepada murid yang mungkin menghadapi kesulitan dalam hal kehadiran atau kesejahteraan mereka. Meskipun begitu, tidak semua sekolah di Malaysia memiliki program ini secara seragam di setiap lokasi. Melalui Ziarah Caknan ini, guru bimbingan konseling dan guru wali kelas dapat memahami lebih baik permasalahan yang dihadapi siswa, seperti ketidakaktifan dalam pembelajaran dan perilaku menyimpang.

Beberapa penelitian terdahulu yang berfokus pada topik ini seperti Sholihin menyatakan bahwa Home visit digunakan untuk mengidentifikasi berbagai masalah siswa seperti: absen tanpa keterangan, kurang disiplin, penggunaan gadget berlebihan, dan situasi keluarga broken home [10]. Maesaroh dkk dalam temuannya home visit meningkatkan evaluasi langsung guru dan memudahkan diagnosis pemahaman siswa [11]. Yolanda yang meneliti peran guru Bimbingan Konseling dalam mengrangi prilaku maladaptif dalam temuannya menyatakan, home visit adalah salah satu cara yang efektif [12]. Namun belum ada yang meneliti secara khusus Penerapan home visit dalam mengurangi perilaku maladaptif siswa terlebih dalam konteks sekolah dasar.

Berdassarkan pemaparan diatas, Penelitian ini dilakukan guna mengkaji dan mengetahui tujuan penerapan Ziarah Cakna (Home visit) dalam mengatasi perilaku maladaptif pada siswa di SK Bandar Puteri Jaya. Melalui penelitian ini, penulis berupaya memahami bagaimana pendekatan home visit dapat menjadi intervensi yang membina hubungan kolaboratif antara guru, orang tua, dan siswa dalam mengatasi masalah emosi dan perilaku di lingkungan sekolah.

METODE

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Subjek penelitian ini terdiri dari satu orang murid yang menunjukkan perilaku maladaptif, Guru Bimbingan dan Konseling, Guru Kelas yang terlibat dalam Program Ziarah Cakna, serta Orang Tua/Wali murid. Penelitian kualitatif adalah suatu proses untuk memahami fenomena sosial atau manusia secara mendalam, dengan menciptakan gambaran yang menyeluruh dan kompleks yang disampaikan melalui kata-kata [13]. penelitian kualitatif ialah suatu metode penelitian yang digunakan untuk memahami fenomena dari sudut pandang pelaku atau partisipan, dengan menekankan makna dan konteks dari pengalaman yang dialami [14]. Penelitian ini berusaha menggali pandangan informan secara rinci dalam latar alami (natural setting).

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Kebangsaan Bandar Puteri Jaya, Sungai Petani, Kedah, Malaysia. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari Guru Bimbingan dan Konseling, Guru Kelas yang terlibat dalam Program Ziarah Cakna, Siswa yang menunjukkan perilaku maladaptif, dan Orang Tua/Wali dari siswa terkait. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini melalui observasi langsung, wawancara, dan dokumentasi. Adapun Observasi langsung dilakukan untuk mengamati perilaku maladaptif siswa dan pelaksanaan Ziarah Cakna, Wawancara mendalam dilakukan untuk menggali persepsi dan pengalaman dari guru, siswa, dan orang tua, dan Dokumentasi berbentuk laporan Ziarah Cakna, buku disiplin siswa, dan catatan kehadiran.

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan reduksi data, penyajian data dan kesimpulan dari Miles & Huberman [15]. Reduksi data (data reduction) adalah proses pemilihan, penyederhanaan, dan pemfokusan data yang relevan berkaitan dengan penerapan program Ziarah Cakna dalam menangani perilaku maladaptif . Penyajian data (display data) ialah proses menyusun data dalam bentuk narasi, matriks, atau tabel agar mempermudah penarikan kesimpulan. Tahap akhir dalam penelitian ini adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi (conclusion drawing), yaitu merumuskan temuan berdasarkan data yang telah diolah dan diverifikasi secara terus-menerus. Untuk menguji keabsahan data, digunakan teknik trianggulasi, yaitu: Triangulasi sumber (guru, siswa, orang tua), Triangulasi teknik (wawancara, observasi, dokumentasi), dan Triangulasi waktu (pengumpulan data dilakukan pada waktu yang berbeda untuk keakuratan hasil penelitian).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Kebangsaan Bandar Puteri Jaya, sebuah sekolah dasar negeri yang terletak di Sungai Petani, Kedah, Malaysia. Sekolah ini merupakan sekolah tingkat dasar yang mulai beroperasi pada 6 April 2014. Secara sosiologis, SK Bandar Puteri Jaya memiliki jumlah siswa sebanyak 2.629 orang, dengan hampir seluruhnya beragama Islam. Jumlah tenaga pendidik di sekolah ini mencapai 145 orang, termasuk 4 guru bimbingan dan konseling (BK). Untuk mengakomodasi jumlah siswa yang besar, sekolah ini menerapkan sistem dua sesi, yaitu sesi pagi dan sesi siang. Hal ini memungkinkan proses pembelajaran berlangsung secara lebih optimal dengan pemanfaatan ruang kelas dan fasilitas yang lebih efisien. Sekolah ini aktif melaksanakan program intervensi seperti Ziarah Cakna, terutama untuk murid yang mengalami masalah kehadiran, disiplin, atau masalah emosi.

SK Bandar Puteri Jaya aktif menyelenggarakan berbagai program intervensi untuk menangani isu kehadiran, disiplin, dan kesejahteraan emosional siswa. Unit Bimbingan dan Konseling sekolah, yang dikenal sebagai Bilik Bimbingan dan Kaunseling SKBPJ, memainkan peran sentral dalam pelaksanaan program pengembangan diri dan layanan konseling bagi siswa. Berbagai program yang telah dijalankan meliputi Program Orientasi Tahun 1, Program PPDa (Pendidikan Pencegahan Dadah), Program Kunjungan Orang Tua, Program Penguatan Psikologis dan Emosional, Program Konseling Individu dan Kelompok, Program Ziarah Cakna, Program Motivasi, serta Program Anti-Bolos. Kegiatan ini dilaksanakan di berbagai lokasi sesuai kebutuhan program, baik di dalam maupun di luar sekolah. Ziarah Cakna, misalnya, dilaksanakan melalui kunjungan langsung ke rumah siswa untuk memahami kondisi sosial dan emosional mereka secara kontekstual. Pelaksanaan program-program ini melibatkan kolaborasi antara Guru BK, guru kelas, staf sekolah, serta pihak eksternal seperti instansi kesehatan dan tokoh masyarakat. Sinergi ini memungkinkan terciptanya intervensi yang holistik dalam mendukung perkembangan akademik, emosional, sosial, dan moral siswa. Seluruh program ini dirancang untuk membentuk siswa yang seimbang secara intelektual, emosional, dan kepribadian, serta menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif bagi perkembangan siswa secara menyeluruh.

Salah satu program yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah Ziarah Cakna, sebuah program yang secara khusus dirancang untuk membangun komunikasi personal dan mendalam antara pihak sekolah dan keluarga siswa yang menghadapi masalah perilaku maladaptif. Program ini dilaksanakan melalui kunjungan rumah yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling bersama beberapa tenaga pendidik terkait, seperti guru kelas atau wali kelas, yang memiliki keterlibatan langsung dengan siswa. Kunjungan ini biasanya dijadwalkan secara berkala, disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi siswa, serta dilakukan di luar jam pelajaran agar tidak mengganggu proses belajar mengajar di sekolah. Lokasi pelaksanaan kunjungan adalah langsung di kediaman siswa, yang memungkinkan guru untuk melihat secara langsung lingkungan sosial dan kondisi keluarga yang memengaruhi perilaku dan kesejahteraan emosional siswa tersebut. Pada program ini dibutuhkan kerja sama yang baik antar pihak keluarga dengan sekolah karena sinergi antar berbagai pihak ini memastikan program dapat berjalan dengan lancar serta memberikan dampak positif yang maksimal terhadap perkembangan siswa, baik dari segi akademik, emosional, maupun social [16].

Berdasarkan hasil pengamatan, perilaku maladaptif yang sering dijumpai pada siswa di SK Bandar Puteri Jaya mencakup tindakan membolos sekolah, kurangnya fokus dalam pembelajaran, perilaku agresif terhadap teman sebaya, serta kecenderungan menarik diri dari interaksi sosial. Perilaku-perilaku ini umumnya disebabkan oleh berbagai faktor seperti konflik dalam keluarga, kurangnya perhatian dari orang tua, tekanan emosional yang tidak tertangani dengan baik, serta pengaruh lingkungan sosial yang negatif. Untuk itu, program Ziarah Cakna diharapkan dapat mengidentifikasi penyebab perilaku melalui pendekatan personal dengan siswa dan orang tua, sehingga terjalin kerja sama yang lebih erat antara sekolah dan keluarga dalam mengatasi perilaku maladaptif secara efektif.

Berdasarkan temuan penelitian, peneliti menemukan 2 murid yang menunjukkan prilaku maladaptif kemudian dilakukan ziarah cakna untuk mengurangi perilaku tersebut. Perbandingan kondisi sebelum dan sesudah

Perilaku maladaptif murid dijelakandalam tabel berikut :

Nama Kelas Sebelum Dilakukan Ziarah Zakna Sesudah Dilakukan Ziarah Zakna
An IV kecemasan berlebihan, sering mengeluh sakit tanpa sebab medis yang jelas, Dilakukan Ziarah Zakna, kemajuan akademik
AS IV perilaku menyendiri, murung dan sering tidak hadir ke sekolah Peningkatan prilaku disiplin, Ceria dan aktif dalam hubungan teman sebaya
Table 1. Prilaku Maladaptif Siswa Sebelum dilakukan Ziarah Cakna

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan seorang murid perempuan kelas 4 menunjukkan kecemasan berlebihan, sering mengeluh sakit tanpa sebab medis yang jelas, serta mengalami penurunan prestasi belajar. Di balik gejala yang tampak di permukaan, tersimpan dinamika keluarga yang penuh konflik, di mana ia tinggal bersama ibu dan saudara tiri dalam suasana rumah yang tidak stabil. Bagi murid ini, sekolah menjadi tempat berlindung, dan perhatian dari guru serta sesi konseling individual membantunya menemukan kembali rasa aman. Upaya peningkatan komunikasi keluarga melalui program ziarah cakna memperkuat proses pemulihannya. Lalu, selanjutnya menunjukkan kestabilan emosional dan kemajuan akademik.

Berdasarkan hasil penelitian juga didapatkan, Seorang murid laki-laki memperlihatkan perilaku menyendiri, murung, dan sering tidak hadir ke sekolah. Ia diasuh oleh kakek dan neneknya, sementara perhatian dari orang tua, khususnya ibu, sangat terbatas. Dalam diamnya, tersimpan pengalaman batin yang dipenuhi rasa sepi dan keterasingan oleh sebuah dunia emosional yang sulit diungkapkan secara langsung. Melalui pendekatan Ziarah Cakna, pihak sekolah mulai memahami kondisi psikososial yang menjadi latar belakang perilakunya. Intervensi yang berlandaskan empati, berupa sesi konseling yang intensif serta pelibatan ibunya dalam sesi pendampingan, perlahan membuka ruang dialog dan menjalin kembali hubungan emosional yang renggang. Setelah beberapa minggu, siswa tersebut menunjukkan perubahan positif dalam hal emosional dan perilaku, yang membuktikan keberhasilan pendekatan Ziarah Cakna dalam membantu siswa yang mengalami masalah emosional internal.

Penelitian ini menggambarkan pengalaman emosional dan sosial murid yang menghadapi tekanan dalam lingkungan keluarga dan bagaimana intervensi berbasis empati melalui Program Ziarah Cakna memberikan ruang pemulihan yang bermakna. Program ini dinilai efektif dalam membangun komunikasi yang lebih baik antara pihak sekolah, siswa, dan keluarga, sehingga mendukung proses perubahan perilaku secara bertahap. Sekolah berupaya mengurangi perilaku maladaptif pada siswa dengan menjalankan berbagai bentuk intervensi, salah satunya melalui program Ziarah Cakna. Program ini merupakan inisiatif yang telah dirancang oleh Kementerian Pendidikan Malaysia dan diterapkan di hampir seluruh sekolah di bawah naungan kerajaan. Ziarah Cakna menjadi bagian dari layanan Bimbingan dan Konseling, yang dilaksanakan oleh Guru Bimbingan dan Konseling atau guru kelas yang diberi tanggung jawab. Program ini berperan penting dalam menciptakan komunikasi yang lebih erat antara pihak sekolah dan keluarga siswa, serta membantu pihak sekolah memahami latar belakang sosial dan emosional siswa secara lebih mendalam. Dengan demikian, intervensi yang diberikan menjadi lebih menyeluruh, relevan, dan efektif dalam menangani perilaku maladaptif.

Perilaku maladaptif adalah tingkah laku yang menghambat kemampuan individu untuk menyesuaikan diri dengan situasi baru atau menjalani kehidupan secara efektif. Sparrow dalam [1] mendefinisikan perilaku ini sebagai perilaku yang mengganggu fungsi adaptif individu. Perilaku maladaptif terbagi menjadi tiga kategori: (1) Internalizing, yang meliputi gangguan emosi seperti kecemasan, depresi, ketergantungan, menghindari interaksi sosial, serta keluhan fisik, tanpa menunjukkan perilaku agresif terhadap orang lain. (2) Externalizing, yang mencakup tindakan impulsif, tantrum, ketidakpatuhan, agresi fisik, kebohongan, pencurian, serta perilaku merusak dan tidak sopan. (3) Perilaku maladaptif lainnya, termasuk kebiasaan mengisap jari, mengompol, perilaku akrab dengan orang asing, hiperaktivitas, penyalahgunaan fasilitas sekolah, serta konsumsi alkohol di lingkungan sekolah atau kerja .

Ziarah Cakna adalah program kunjungan yang dilakukan oleh pihak sekolah, khususnya Guru Bimbingan dan Konseling (BK) dan wali kelas, ke rumah siswa sebagai bentuk kepedulian terhadap kondisi siswa di luar lingkungan sekolah. Kata "ziarah" berarti kunjungan, sedangkan "cakna" berasal dari Bahasa Melayu yang berarti peduli atau prihatin. Program ini pertama kali diperkenalkan oleh Kementerian Pendidikan Malaysia (KPM) sebagai bagian dari inisiatif Sekolah Penyayang, yang menekankan pentingnya hubungan erat antara guru, siswa, dan keluarga. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa tidak ada siswa yang terabaikan serta untuk mengenali masalah-masalah yang mungkin tidak terlihat saat siswa berada di sekolah, seperti kesulitan ekonomi, tekanan emosional, atau permasalahan keluarga. Melalui Ziarah Cakna, pihak sekolah dapat memberikan perhatian yang lebih menyeluruh dan dukungan yang sesuai dengan kebutuhan setiap siswa [17].

Pendekatan Ziarah Cakna merupakan bentuk kunjungan rumah (home visit) yang termasuk dalam pendekatan pendidikan humanistik dan holistik, yang menempatkan kesejahteraan siswa sebagai prioritas utama. Kunjungan ini tidak hanya menjalin komunikasi antara sekolah dan keluarga, tetapi juga menjadi sarana deteksi dini terhadap masalah siswa. Hal ini sejalan dengan temuan Alwiah [18] bahwa metode home visit berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar, karena memberikan pemahaman yang lebih personal terhadap kondisi siswa. Ziarah Cakna dilaksanakan ketika pihak sekolah, khususnya Guru Bimbingan dan Konseling atau wali kelas, mengidentifikasi adanya siswa yang menunjukkan masalah tertentu, seperti sering tidak hadir ke sekolah tanpa alasan jelas, mengalami penurunan prestasi, menghadapi masalah disiplin, atau menunjukkan perubahan perilaku yang mencurigakan. Kegiatan ini juga dapat dilakukan ketika siswa terlibat dalam masalah pribadi atau keluarga yang memengaruhi proses belajarnya di sekolah. Hal yang sama dengan Sholihan dalam temuannya Home visit digunakan untuk mengidentifikasi berbagai masalah siswa seperti: absen tanpa keterangan, kurang disiplin, penggunaan gadget berlebihan, dan situasi keluarga broken home [10]

Kegiatan Ziarah Cakna dilakukan untuk menjalin komunikasi yang lebih baik antara pihak sekolah dan keluarga siswa, serta untuk memahami kondisi siswa secara lebih menyeluruh di luar lingkungan sekolah. Program ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang mungkin tidak terlihat di sekolah, seperti kesulitan pribadi, masalah keluarga, atau tekanan emosional, yang dapat mempengaruhi perilaku dan prestasi akademik siswa. Dengan melakukan kunjungan ke rumah siswa, pihak sekolah dapat memberikan dukungan yang lebih tepat dan personal, serta bekerja sama dengan orang tua untuk mencari solusi terbaik dalam membantu siswa mengatasi masalah yang dihadapi. Selain itu, kegiatan ini juga memperkuat hubungan antara sekolah, siswa, dan orang tua dalam menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan siswa secara holistik [19].

Dalam beberapa kasus, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan juga turut serta untuk memberikan dukungan kebijakan, terutama jika kasus siswa cukup kompleks. Kepala sekolah pun bisa terlibat secara langsung apabila kunjungan bersifat khusus atau sensitif. Selain itu, staf tata usaha atau petugas administrasi kadang dilibatkan untuk membantu dokumentasi dan pelaporan kegiatan. Kolaborasi antar pihak ini bertujuan agar kunjungan berjalan efektif dan mampu memberikan solusi terbaik untuk membantu siswa [20].

Penerapan Program Ziarah Cakna guru bimbingan dan konseling dituntut untuk harus dapat melakukan intervensi secara menyeluruh, empatik, dan kontekstual dengan mempertimbangkan kondisi emosi, sosial, dan lingkungan rumah siswa. Pelaksanaan program ini memerlukan kerjasama yang erat antara guru BK, guru kelas, pihak sekolah, dan orang tua siswa agar layanan yang diterapkan dapat berjalan secara efektif. Guru BK berkoordinasi dengan guru kelas serta guru mata pelajaran untuk memahami kondisi dan kebutuhan siswa, sehingga pendekatan yang dilakukan lebih tepat sasaran.

Penerapan Ziarah Cakna juga dapat dijelaskan dengan Ecological System Theory dari Bronfenbrenner dalam marcus [21], yang menekankan bahwa perkembangan dan perilaku individu tidak dapat dilepaskan dari pengaruh berbagai sistem lingkungan, mulai dari tingkat mikro (keluarga dan sekolah) hingga makro (budaya dan nilai-nilai masyarakat). Dengan melibatkan guru, orang tua, dan pihak sekolah, Ziarah Cakna dapat dipandang sebagai intervensi yang menjembatani berbagai lapisan sistem ekologis ini, sehingga dapat memberikan efek positif yang lebih menyeluruh bagi perubahan perilaku maladaptif siswa.

Ziarah Cakna dapat berjalan secara efektif apabila perencanaan yang dilaksanakan dengan matang, termasuk penentuan tujuan kunjungan dan siswa yang akan dikunjungi. Kolaborasi antara Guru Bimbingan dan Konseling (BK), wali kelas, dan pihak sekolah lainnya sangat penting untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap tentang kondisi siswa dan menciptakan pendekatan yang komprehensif [22]. Pendekatan yang empatik dan terbuka dari guru juga diperlukan agar komunikasi dengan orang tua berjalan lancar dan tidak terkesan menghakimi, melainkan mencari solusi bersama. Selain itu, penting untuk mengidentifikasi masalah siswa secara spesifik selama kunjungan dan mendokumentasikan hasil percakapan serta kondisi yang ditemukan [9]. Tindak lanjut yang jelas dan terstruktur, seperti konseling lanjutan atau pemantauan perkembangan siswa, juga menjadi bagian penting untuk memastikan keberhasilan program ini [23]. Terakhir, melibatkan orang tua secara aktif dalam proses perbaikan akan memperkuat dukungan terhadap siswa [24].Oleh karena itu Ziarah Cakna dapat memberikan dampak positif dalam mendukung perkembangan siswa.

Hasil penelitian ini memberikan implikasi praktis yang signifikan bagi pelaksanaan layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah. Implementasi program Ziarah Cakna dapat dijadikan contoh nyata bagi guru BK, guru kelas, maupun tenaga pendidik lainnya dalam memahami konteks pribadi, sosial, dan emosional peserta didik secara menyeluruh. Melalui pola komunikasi yang terbuka dan kerja sama yang erat dengan pihak keluarga, guru dapat merumuskan bentuk intervensi yang lebih tepat guna dan berdampak positif bagi perkembangan peserta didik. Sekolah juga dapat memanfaatkan pola Ziarah Cakna sebagai bagian dari pelayanan preventif dan kuratif, khususnya dalam menangani kasus perilaku maladaptif yang belum dapat diidentifikasi sepenuhnya dari dalam lingkungan sekolah. Dengan menjadikan Ziarah Cakna sebagai metode standar dalam layanan BK, sekolah dapat memperluas jangkauan bantuan dan memperkokoh sinergi tri-sentral (sekolah–keluarga–masyarakat) guna menciptakan iklim belajar yang kondusif bagi perkembangan akademik, emosional, dan sosial peserta didik.

Penelitian ini terbatas pada penerapan Ziarah Cakna di satu sekolah dasar dengan konteks sosial dan budaya tertentu, sehingga belum dapat digeneralisasi secara luas. Selain itu, efek jangka panjang dari intervensi ini belum dikaji lebih dalam. Oleh sebab itu, penelitian selanjutnya disarankan untuk memperluas konteks dan memperhatikan aspek keberlanjutan dari implementasi program Ziarah Cakna.

KESIMPULAN

Penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku maladaptif yang dialami oleh siswa di SK Bandar Puteri Jaya, seperti bolos sekolah, kurang fokus, perilaku agresif, dan menarik diri dari interaksi sosial, sebagian besar termasuk dalam kategori internalizing. Faktor-faktor penyebab perilaku ini meliputi konflik keluarga, kurangnya perhatian orang tua, tekanan emosional, dan pengaruh lingkungan sosial yang negatif. Melalui penerapan Program Ziarah Cakna, yang mengedepankan pendekatan personal, kolaboratif, dan empatik antara guru bimbingan konseling, guru kelas, orang tua, dan pihak sekolah, terjadi perubahan positif dalam perilaku siswa. Intervensi ini membantu meningkatkan disiplin, fokus belajar, pengendalian emosi, serta keterbukaan sosial siswa. Dengan demikian, Program Ziarah Cakna terbukti efektif sebagai salah satu strategi intervensi untuk mengatasi perilaku maladaptif dan mendukung perkembangan sosial-emosional siswa di lingkungan sekolah.

Penerapan Ziarah Cakna juga membawa implikasi praktis yang signifikan bagi guru bimbingan dan kaunseling (BK). Melalui pendekatan ini, guru BK dapat membangun komunikasi yang lebih erat dan personal dengan siswa dan keluarganya, memungkinkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai kebutuhan, hambatan, dan konteks sosial-emosional yang memengaruhi perilaku maladaptif. Hal ini dapat membantu guru BK merumuskan intervensi yang lebih tepat, terarah, dan sesuai dengan kebutuhan individu siswa.

References

1] N. Daulay, “Perilaku Maladaptive Anak dan Pengukurannya,” Bul. Psikol., vol. 29, no. 1, p. 45, 2021, doi: 10.22146/buletinpsikologi.50581.

[2] A. N. Satriyawan, “Modifikasi Perilaku Terhadap Anak (Implementasi Teknik Pengelolaan Diri dan Keterampilan Sosial),” Pendidik. Dasar dan Kegur., vol. 4, no. 1, pp. 14–21, 2020, doi: https://doi.org/10.47435/jpdk.v5i1.209.

[3] N. Pitriah, “Profil Perilaku Maladaptif Profil Perilaku Maladaptif Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 7 Kerinci,” J. Couns. Care, vol. 4, no. 2, pp. 31–37, 2020.

[4] B. E. K, F. Septiana, and N. Dwiyanti, “Penyusunan Program Intervensi Perilaku Maladaptif Anak Tunagrahita Ringan Kelas XII dI SLB Nurul Iman Dayeuh Kolot Kabupaten Bandung,” J. Pendidik. Kebutuhan Khusus, vol. 5, no. 1, pp. 47–55, 2021, doi: 10.24036/jpkk.v5i1.568.

[5] S. A. Rahma, A. P. P. Ikhsan, and D. Yemima, “Dampak Pengabaian Orang Tua Terhadap Regulasi Emosi Anak,” J. Psikol., vol. 1, no. 4, p. 18, 2024, doi: 10.47134/pjp.v1i4.2649.

[6] S. U. Ainiyah and Widyastuti, “Gambaran Perilaku Maladaptif Anak Prasekolah Kb-Tk ‘Aisyiyah Di Sidoarjo Pasca Covid-19: Menggunakan Metode Analisis Rash,” J. Mhs. BK An-Nur Berbeda, Bermakna, Mulia, vol. 10, no. 3, pp. 220–229, 2024.

[7] E. Ulfah, L. Ariani, and Neny Qurrota A’yun, “Efektivitas Home Visit dalam Pembinaan Akhlak Siswa Madarasah Ibtidaiyah,” Islam. Elem. Sch., vol. 3, no. 1, pp. 11–34, 2023, doi: 10.55380/ies.v3i1.490.

[8] H. Amalia, “Implementasi Home Visit dalam Upaya Meningkatkan Pembelajaran PAI di SDIT al-Azhar Kediri,” Didakt. Relig., vol. 4, no. 1, pp. 77–106, 2016, doi: 10.30762/didaktika.v4.i1.p77-106.2016.

[9] P. G. Handayani and H. Hidayat, “Pentingnya Pelaksanaan Home Visit oleh Guru Bimbingan dan Konseling,” Jambore Konselor, vol. 3, pp. 168–177, 2017.

[10] M. R. Fadli, “Memahami desain metode penelitian kualitatif,” Humanika, Kaji. Mata Kuliah Umum, vol. 21, no. 1, pp. 33–54, 2021, doi: 10.21831/hum.v21i1.38075.

[11] H. Muna, D. Luthfiyyah, and G. N. Silalahi, “Kolaborasi Guru BK dengan Guru , Orangtua Siswa dan Lembaga Formal di SMP 35 Medan,” vol. 2, no. 4, 2024.

[12] K. P. Malaysia, “Perangkaan Pendidikan Malaysia 2020,” Kuala Lumpur, 2020.

[13] N. Alawiah, Nurhaedah, and S. E. P. Atcjo, “Pengaruh Penerapan Metode Kunjungan Rumah ( Home Visit ) Terhadap Hasil Belajar Siswa Di Masa Pandemi Covid-19 Kabupaten Gowa,” Semin. Nas. Bimbing. dan Konseling Jambore Konseling, pp. 1–14.

[14] N. Nubatonis, I. Lohmay, P. A. Indrawan, and I. P. A. Apriliana, “Pelaksanaan Kegiatan Kunjungan Rumah (Home Visit) di SMP Negeri Tumu Kabupaten Timor Tengah Selatan,” J. Bimbing. Konseling Flobamora, vol. 1, no. 2, pp. 75–82, 2023, doi: 10.35508/jbkf.v1i2.11295.

[15] I. N. R. Mulyawan, “Penerapan Teknik Pengondisian Aversi Dalam Konseling Behavioral Untuk Menurunkan Perilaku Maladaptif Pada Siswa Smk Pgri 1 Denpasar,” Widyadari, vol. 23, no. 1, pp. 124–135, 2022, doi: 10.5281/zenodo.6392184.

[16] M. Amin, K. Jurnal, I. Sosial, and S. Padangsidimpuan, “Implementasi Kegiatan Home Visit Sebagai Upaya Pengentasan Masalah Pada Siswa,” vol. 2, no. 1, pp. 63–67, 2024.

[17] M. Salma Dayanti, Natasya Putri Sentana, Fajri Rivel, Tri Umari, Kiki Muriah, “Kolaborasi antara Kepala Sekolah dan Guru BK sebagai Strategi Optimalisasi Supervisi Bimbingan Konseling Salma Deyanti,” J. Ilm. Penelit. Mhs., vol. 2, no. 3, pp. 378–389, 2024.

[18] Y. Arsini, N. Maulida, S. R. Siregar, and A. L. B. S. Meliala, “Evaluasi Dan Supervisi Bimbingan Konseling,” J. Pendidik. dan Konseling, vol. 5, no. 5, pp. 96–101, 2023, doi: 10.31004/jpdk.v5i5.22782.

[19] C. Rahmi, Maisarah, and C. R. Ramadhani, “Educator Development Journal,” Educ. Dev. J., vol. 1, no. September, pp. 126–140, 2023.