Pendahuluan
Pembangunan berkelanjutan di tingkat desa merupakan bagian integral dari upaya pemerataan pembangunan nasional. Salah satu aspek kunci dalam mewujudkan pembangunan tersebut adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), khususnya generasi muda sebagai aset strategis masa depan bangsa. Generasi muda memiliki potensi besar dalam mendorong transformasi sosial, ekonomi, dan budaya di lingkungan lokalnya. Namun demikian, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa tingkat kesadaran dan partisipasi generasi muda dalam pembangunan desa masih rendah, termasuk di Dusun V Desa Tanjung Jati, Kabupaten Banyuasin.
Dusun V Desa Tanjung Jati menghadapi tantangan klasik yang sering dijumpai di wilayah pedesaan, seperti minimnya akses terhadap pendidikan berkualitas, rendahnya literasi digital dan kewirausahaan, serta lemahnya pelibatan pemuda dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. Kondisi ini menunjukkan perlunya intervensi yang bersifat strategis dan terstruktur, melalui pendekatan pengembangan SDM yang menyeluruh. Strategi pembangunan yang efektif dan berorientasi pada pemberdayaan generasi muda dapat menjadi katalisator penting dalam membangkitkan kesadaran dan peran aktif mereka terhadap pembangunan desa.
Pengembangan SDM tidak hanya mencakup peningkatan pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga melibatkan aspek karakter, nilai-nilai sosial, dan kepemimpinan. Program pelatihan, penyuluhan, mentoring, hingga penciptaan ruang partisipatif bagi pemuda menjadi bagian dari strategi penting yang perlu dirancang secara kontekstual sesuai dengan karakteristik lokal. Melalui strategi yang terarah dan implementasi pengembangan SDM yang berkesinambungan, diharapkan generasi muda Dusun V tidak hanya menjadi penerima manfaat pembangunan, tetapi juga aktor utama dalam proses perubahan sosial di lingkungannya.
Pemuda atau generasi muda memiliki kekuatan yang sangat luar biasa dibandingkan dengan generasi tua. Generasi muda merupakan penduduk Indonesia yang masih usia produktif dan aktif serta energik. Pemuda-pemudi harapan bangsa yang nantinya akan menjadi pemimpin dan memegang kendali kemanapun arah dan tujuan dari bangsa Indonesia kedepannya, agar semua masyarakat Indonesia semakin kaya dan jauh dari kemiskinan supaya Indonesia lebih maju dan diakui dimata Indonesia.
Dalam pernyataan tersebut, sangat jelas bahwa peran pemuda sangatlah dibutuhkan sebagai sarana mempertahankan kedaulatan Bangsa dan Negara. Tentu saja kekuatan dari pemuda harus dibarengi dengan pelatihan-pelatihan secara serius serta mendalam sehingga mencapai kemajuan dan suksesnya sebuah bangsa. Dan juga pemuda telah menjalankan peran dan misi yang berat perlu menciptakan dan mengikuti kebebasan namun tetap menjaganya. Cerita yang memperlihatkan bahwasannya anak muda mempunyai suasana hati yang optimis terhadap kemajuan dan jiwa perjuangan agar dapat memberikan solusi yang tepat terhadap kesulitan yang sedang dihadapi Negara Indonesia dan anak muda juga seseorang yang cukup umur serta mempunyai pribadi yang solid.2 Maka dengan ini masyarakat Indonesia dapat memposisikan usia yang lebih muda di depan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana strategi dan pengembangan SDM dapat berperan dalam meningkatkan kesadaran generasi muda di Dusun V Desa Tanjung Jati. Penelitian ini juga mengkaji bentuk-bentuk intervensi yang paling relevan dan efektif untuk mendorong partisipasi pemuda dalam pembangunan desa berbasis potensi local.
Konsep mengenai peran strategi dalam dunia manajemen dan organisasi telah menjadi isu yang sangat penting dalam tulisan akademis serta praktik bisnis saat ini. Peran strategi merujuk pada fungsi, tanggung jawab, dan sumbangan yang diberikan oleh berbagai elemen di dalam organisasi untuk meraih tujuan strategis jangka panjang. Untuk mendalami konsep ini, kita akan mengkaji definisi dan sudut pandang dari dua peneliti terkemuka dalam bidang manajemen strategis.
Menurut studi yang dilakukan oleh [1] dalam tulisannya, konsep strategi dipahami sebagai fungsi yang mengintegrasikan visi organisasi dengan langkah-langkah operasional untuk mencapai tujuan jangka panjang melalui pemanfaatan sumber daya yang tersedia secara optimal. Mereka juga menekankan bahwa peran strategi ini sebagai penghubung antara potensi sumber daya manusia lokal dan kebutuhan pembangunan desa yang berkelanjutan. Strategi berfungsi sebagai pedoman yang sistematis dalam mengenali, mengembangkan, dan memanfaatkan bakat-bakat yang ada di tingkat desa untuk mendukung program-program pembangunan yang telah ditentukan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa. Sedangkan menurut [2] menjelaskan peran strategi merupakan landasan penting dalam mencapai tujuan organisasi, termasuk dalam pengelolaan dan pengembangan. Dalam konteks manajemen, peran strategi berperan sebagai panduan utama untuk menyelaraskan seluruh aktivitas sumber daya manusia dengan visi, misi, dan arah jangka panjang organisasi.
Selanjutnya, [3], dalam studi mereka, menggambarkan posisi strategi sebagai faktor pendorong perubahan yang mendukung transisi berkelanjutan dalam sistem manajemen sumber daya manusia dengan pendekatan yang fleksibel dan responsif terhadap perubahan lingkungan luar. Penjelasan ini menunjukkan bahwa fungsi strategi tidak hanya bersifat tetap sebagai panduan, tetapi juga berubah-ubah sebagai penggerak transformasi. Dalam konteks pedesaan, fungsi strategi berperan sebagai alat penyesuaian yang memungkinkan pengelolaan bakat untuk beradaptasi dengan kemajuan teknologi, perubahan masyarakat, dan tuntutan pembangunan yang senantiasa berubah.
Faktor-faktor peran strategi mengacu pada elemen-elemen penting yang membentuk dan menentukan keberhasilan suatu strategi dalam mencapai tujuan tertentu. Selain itu, faktor-faktor peran strategi dibagi menjadi dua kategori, yaitu internal dan eksternal. Berikut adalah faktor-faktor peran strategi yang bersifat internal dan eksternal :
a. Faktor Internal
1. Kapasitas Kepemimpinan Wilayah
Kepemimpinan yang baik di tingkat lokal merupakan dasar yang sangat penting dalam membangun kesadaran di kalangan generasi muda di desa. Menurut penelitian yang dilakukan oleh [4], figur-figur penting di desa yang memiliki kemampuan kepemimpinan transformasional dapat menginspirasi generasi muda untuk berpartisipasi dalam pembangunan desa. Pimpinan-pimpinan ini berfungsi sebagai teladan yang menggambarkan pentingnya pengembangan diri serta kontribusi terhadap komunitas.
2. Kualitas Pendidikan Lokal
Tingkat pendidikan di desa, baik yang formal maupun non-formal, sangat memengaruhi kesadaran generasi muda. [5] mencatat bahwa desa-desa dengan sistem pendidikan yang terintegrasi dengan kearifan lokal serta dilengkapi dengan teknologi informasi menunjukkan partisipasi pemuda yang lebih aktif dalam kegiatan pembangunan desa.
3. Ketersediaan Fasilitas Pengembangan Sumber Daya Manusia
Fasilitas seperti pusat pelatihan, perpustakaan desa, atau tempat pertemuan masyarakat merupakan elemen penting dalam strategi pengembangan sumber daya manusia. Penelitian [6] menunjukkan bahwa desa yang memiliki fasilitas pengembangan SDM yang baik mampu meningkatkan kesadaran serta keterampilan generasi muda hingga 45% lebih tinggi dibanding desa yang tidak memiliki fasilitas tersebut.
b. Faktor Eksternal
1. Kebijakan dari Pihak Berwenang
Kebijakan dari pemerintah, baik pusat maupun daerah, yang berhubungan dengan pengembangan desa dan pemberdayaan pemuda memiliki pengaruh yang besar. Studi yang dilakukan oleh [7], menunjukkan bahwa pelaksanaan program Dana Desa yang memberikan alokasi khusus untuk pengembangan kapasitas pemuda dapat meningkatkan kesadaran dan partisipasi mereka dalam kegiatan pembangunan desa.
2. Era Digital dan Akses terhadap Teknologi
Akses terhadap teknologi informasi dan komunikasi merupakan unsur penting dalam strategi pengembangan sumber daya manusia generasi muda di desa. [8], mengungkapkan bahwa desa-desa yang memiliki akses internet yang baik menunjukkan tingkat literasi digital pemuda yang lebih tinggi, yang berhubungan positif dengan kesadaran mereka terhadap isu-isu lokal maupun global.
Berikut ini adalah indikator dari peran strategi :
1. Tingkat Keterlibatan Pemuda dalam Forum Desa
Tingkat keterlibatan pemuda dalam forum pengambilan keputusan di desa menjadi penanda utama keberhasilan strategi pengembangan sumber daya manusia. Penelitian oleh [9], menemukan bahwa desa yang menerapkan strategi inklusi pemuda dalam musyawarah desa menunjukkan peningkatan partisipasi aktif generasi muda mencapai 60% dalam waktu dua tahun setelah pelaksanaan.
2. Kemampuan Kepemimpinan di Kalangan Generasi Muda
Perkembangan kemampuan kepemimpinan di antara generasi muda di desa adalah indikator penting yang menunjukkan efektivitas strategi pengembangan sumber daya manusia. Penelitian oleh [10], menunjukkan bahwa program kepemimpinan yang terencana mampu meningkatkan kualitas kepemimpinan pemuda desa.
3. Pertumbuhan Inisiatif Kewirausahaan Sosial
Tingkat perkembangan inisiatif kewirausahaan sosial yang diprakarsai oleh generasi muda menjadi indikator nyata keberhasilan strategi pengembangan sumber daya manusia di desa. Penelitian oleh [11] mengungkap bahwa desa yang memiliki program inkubasi kewirausahaan sosial yang terintegrasi mengalami peningkatan.
4. Retensi Pemuda di Desa
Tingkat retensi pemuda di desa adalah indikator penting yang mencerminkan efektivitas strategi pengembangan sumber daya manusia dalam menyediakan perspektif masa depan yang menarik bagi mereka [12]
5. Tingkat Pemahaman Digital
Indikator lain yang penting adalah tingkat pemahaman digital generasi muda desa yang menunjukkan efektivitas strategi pengembangan sumber daya manusia dalam mengatasi kesenjangan digital. [13]
Penelitian menurut [14] Pengembangan SDM adalah proses untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dalam membantu tercapainya tujuan organisasi. Ia juga menambahkan pelaksanaan PSDM umumnya dilakukan sebuah organisasi melalui sebuah usaha jangka pendek atau jangka panjang biasanya dilaksanakan melalui pelatihan atau Pendidikan.
Sedangkan dalam penelitian lainnya menurut [15] pengembangan sumber daya manusia merupakan faktor yang telah terbukti secara empiris memiliki pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas kerja. Dalam penilitiannya ia menjelaskan pengembangan SDM mencakup berbagai aspek seperti pelatihan dan Pendidikan.
Pengembangan sumber daya manusia (SDM) di kawasan pedesaan, terutama dalam membangun kesadaran di kalangan pemuda, adalah hal yang sangat penting untuk pembangunan yang berkelanjutan. Pendekatan yang tepat dalam pengembangan SDM dapat berfungsi sebagai pendorong untuk mengoptimalkan kemampuan generasi muda di desa agar lebih memahami peran dan sumbangsih mereka dalam kemajuan wilayah.
Faktor-faktor pengembangan SDM sebagai berikut :
1. Pendidikan dan Pelatihan
Menurut [16] dalam penelitiannya mengatakan Faktor pendidikan merupakan dasar utama dalam pengembangan sumber daya manusia generasi muda di pedesaan. Meningkatkan akses terhadap pendidikan yang berkualitas, baik itu yang formal maupun non-formal, memiliki peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kesadaran kritis generasi muda mengenai potensi desa serta tantangan yang dihadapi dalam pembangunan. Program literasi yang disesuaikan dengan situasi desa dapat membantu generasi muda dalam memahami dinamika sosial, ekonomi, dan budaya di sekeliling mereka. Pendidikan dan pelatihan keterampilan yang sesuai dengan potensi lokal menjadi hal yang esensial untuk mempersiapkan generasi muda agar dapat berkontribusi secara aktif dalam pembangunan desa. Ini termasuk mengajarkan tentang pertanian modern, teknologi yang sesuai, dan kewirausahaan yang berlandaskan pada sumber daya lokal.
2. Teknologi dan Digitalisasi
Menurut [17] perkembangan dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi memberikan peluang yang signifikan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia generasi muda di daerah pedesaan. Dengan adanya akses internet serta platform digital, generasi muda di desa dapat memperoleh informasi dari seluruh dunia, mempelajari kemampuan baru, dan terhubung dengan jaringan yang lebih luas. Kemampuan literasi digital menjadi keterampilan yang sangat penting bagi generasi muda agar mereka bisa berkontribusi dalam ekonomi digital serta inovasi yang berbasis teknologi. Inisiatif digitalisasi desa yang melibatkan kaum muda sebagai agen perubahan dapat meningkatkan pemahaman mereka mengenai potensi teknologi dalam menyelesaikan isu-isu yang ada di tingkat lokal. Penggunaan media sosial, perdagangan elektronik, dan platform pembelajaran daring dapat berfungsi sebagai sarana yang efektif dalam mengembangkan kapasitas dan pola pikir generasi muda di desa.
3. Ekonomi dan Kewirausahaan
Menurut [18] penguatan semangat kewirausahaan dan pemahaman mengenai ekonomi lokal adalah elemen penting dalam meningkatkan kesadaran pemuda desa tentang peluang perekonomian di sekitar mereka. Program kewirausahaan yang memanfaatkan sumber daya dan kearifan lokal bisa mendorong generasi muda untuk tetap tinggal serta memberikan kontribusi di desa, di samping menciptakan peluang ekonomi yang baru. Kemudahan dalam mengakses modal, pelatihan manajemen usaha, dan pendampingan dalam berbisnis menjadi aspek yang sangat penting dalam mendukung generasi muda untuk merintis inisiatif ekonomi kreatif. Program inkubator bisnis yang ada di desa dan koperasi untuk pemuda dapat menjadi sarana untuk menjajaki potensi ekonomi pemuda sambil meningkatkan kesadaran mereka akan pembangunan yang berkelanjutan.
4. Sosial dan Budaya
[19] berpendapat pelestarian dan peremajaan nilai-nilai budaya setempat menjadi hal yang sangat penting dalam pengembangan sumber daya manusia generasi muda di desa. Pemahaman tentang identitas budaya dan kearifan lokal bisa menjadi sumber motivasi dan inovasi untuk mengatasi tantangan di era modern. Program pengembangan yang menggabungkan nilai-nilai tradisional dengan metode modern dapat meningkatkan kebanggaan dan keterikatan generasi muda kepada desa mereka. Partisipasi dalam organisasi pemuda, kegiatan sosial, dan program pengabdian masyarakat dapat memperkaya keterampilan interpersonal dan kepemimpinan generasi muda. Ini sangat penting untuk membangun kesadaran bersama dan tanggung jawab sosial dalam pembangunan desa. Bimbingan dan contoh dari para pemuda sukses di desa dapat menjadi sumber inspirasi dan dorongan bagi generasi muda lainnya.
Berikut ini adalah indikator dari pengembangan SDM :
1. Motivasi dan Keterampilan
Motivasi dan kemampuan adalah faktor kunci dalam pengembangan sumber daya manusia di pedesaan. Penelitian yang dilakukan oleh [20] di Desa Kaluppini mengungkapkan bahwa pengembangan SDM dilakukan dengan meningkatkan motivasi, karakter, dan kemampuan.
2. Pemanfaatan Teknologi dan Media Sosial
Pemanfaatan teknologi, terutama media sosial, berperan sangat penting dalam pengembangan sumber daya manusia generasi muda di desa. Penelitian yang dilakukan oleh [21] di Desa Kampil mengungkapkan bahwa pelatihan dalam penggunaan media sosial dapat memperluas wawasan pemuda mengenai peran media sosial dan penggunaannya untuk mempromosikan produk serta layanan, sehingga menciptakan peluang ekonomi baru di desa.
3. Kesadaran Sosial dan Lingkungan
Kesadaran terhadap isu sosial dan lingkungan dianggap sebagai salah satu tolok ukur yang signifikan dalam pengembangan sumber daya manusia. Sebuah studi yang dilakukan oleh [22] di Desa Cikedokan mengungkapkan bahwa pendekatan pengembangan SDM dengan cara pemberdayaan serta perbaikan kualitas lingkungan dapat mendorong keterlibatan masyarakat dalam berbagai program desa, seperti desa yang ramah bagi anak-anak.
4. Pendidikan dan Pelatihan
Pendidikan serta pelatihan sangat penting sumber daya manusia pada generasi muda di pedesaan. Penelitian oleh [23] di Desa Tanjung Baru mengungkapkan bahwa program sosialisasi dan pelatihan yang dilaksanakan oleh mahasiswa KKN Tematik mampu meningkatkan pemahaman generasi muda mengenai pentingnya pengembangan potensi diri, kesehatan fisik dan mental, serta penggunaan teknologi.
5. Kualitas Kepemimpinan dan Pendidikan Kepala Desa
Kualitas kepemimpinan serta latar belakang pendidikan pemimpin desa memiliki dampak besar terhadap pengembangan Sumber Daya Manusia di tingkat desa. Penelitian yang dilakukan oleh [24] mengungkapkan bahwa kepala desa yang memiliki pendidikan lebih tinggi dapat berperan secara signifikan dalam Pembangunan.
Selanjutnya menurut penelitian yang dilakukan [25] dalam artikel menjelaskan Meningkatkan pemahaman generasi muda dijelaskan sebagai sebuah metode terencana untuk memperkuat kemampuan berpikir, perasaan, dan interaksi sosial pada orang-orang berusia 15-30 tahun, sehingga mereka dapat mengenali, menilai, dan mengatasi berbagai masalah masa kini dengan pendekatan yang positif dan bertanggung jawab.
Sedangkan menurut dalam penelitian terbaru yang dipublikasikan oleh [26] Mendefinisikan peningkatan kesadaran pada generasi muda sebagai suatu proses yang mengubah cara pandang dengan membangun kesadaran kritis melalui pengajaran yang membebaskan, refleksi dalam dialog, serta tindakan bersama untuk mencapai perubahan sosial yang bertahan lama.
Teori Meningkatkan Kesadaran Generasi Muda adalah suatu pandangan yang menjelaskan bahwa kesadaran generasi muda terhadap berbagai isu sosial, lingkungan, dan moral dapat dibentuk dan ditingkatkan melalui proses pendidikan, pengalaman pribadi, pengaruh lingkungan sosial, dan media. Kesadaran ini berkembang secara bertahap dari mengetahui, memahami, hingga terlibat aktif dalam menciptakan perubahan positif di masyarakat [27]
Faktor- faktor dari meningkatkan kesadaran generasi muda adalah sebagai berikut :
1. Pendidikan Berbasis Literasi
Pendidikan yang berfokus pada literasi tidak hanya meliputi keterampilan membaca, menulis, dan berhitung, tetapi juga kemampuan untuk mencari, memproses, dan memanfaatkan informasi dengan baik. Ini sangat penting untuk memberdayakan generasi muda agar dapat ikut serta secara aktif dalam pembangunan desa.
2. Lingkungan Keluarga dan Partisipasi Sosial
Lingkungan rumah yang mendukung memberikan bantuan emosional dan moral yang krusial untuk pertumbuhan pribadi. Di samping itu, ikut serta dalam acara masyarakat bisa memperbaiki kemampuan sosial dan menumbuhkan kesadaran akan nilai kontribusi bagi komunitas.
3. Literasi Digital
Di era digital ini, kemampuan membaca dan memahami informasi secara digital sangatlah krusial untuk mendapatkan informasi, berinteraksi, dan terlibat dalam berbagai aktivitas sosial. Generasi muda yang paham teknologi lebih siap untuk beradaptasi dan memberikan sumbangsih dalam kemajuan desa.
4. Kesehatan Mental
Kesehatan mental yang baik memberi kesempatan kepada generasi muda untuk mengenali serta mengasah kemampuan yang mereka miliki. Ini sangat krusial dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing.
5. Peran Pemerintah Desa
Pemerintah desa memainkan peranan yang sangat krusial dalam menawarkan sarana pendidikan non-formal, memberikan bimbingan, serta menjalin kerjasama dengan lembaga lain untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya.
Berikut adalah indikator dari meningkatkan kesadaran generasi muda :
1. Partisipasi dalam Kegiatan Pembangunan Desa
Indikator pertama yang sangat penting adalah sejauh mana generasi muda berpartisipasi secara aktif dalam beragam kegiatan pembangunan desa. Ini meliputi keikutsertaan mereka dalam musyawarah desa, program pemberdayaan masyarakat, serta berbagai inisiatif pembangunan lokal. Tingkat partisipasi ini dapat dinilai melalui seberapa sering mereka hadir dalam pertemuan desa, kontribusi dalam memberikan ide dan gagasan, serta peran mereka dalam pelaksanaan program-program desa. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh [27] dalam artikel menunjukkan bahwa partisipasi aktif generasi muda dalam kegiatan pembangunan desa meningkat signifikan setelah diterapkannya strategi pengembangan SDM yang tepat sasaran. Penelitian ini mengidentifikasi bahwa tingkat partisipasi dapat diukur melalui indeks keterlibatan yang mencakup aspek kehadiran, kontribusi ide, dan implementasi program.
2. Pengetahuan dan Keterampilan Lokal
Indikator yang kedua berhubungan dengan peningkatan wawasan dan keterampilan anak muda mengenai potensi yang dimiliki desa mereka. Hal ini mencakup pengetahuan mereka tentang sumber daya alam, tradisi lokal, teknologi pertanian, serta kesempatan ekonomi yang tersedia di desa. Indikator ini dapat dinilai melalui uji pengetahuan, portofolio keterampilan, dan kemampuan untuk mengenali peluang bagi pengembangan desa [28] dalam penelitiannya menekankan bahwa peningkatan pengetahuan dan keterampilan lokal menjadi indikator utama kesadaran generasi muda. Penelitian ini menggunakan pre-test dan post-test untuk mengukur peningkatan pengetahuan, serta observasi partisipatif untuk menilai penerapan keterampilan dalam konteks nyata.
3. Kepemimpinan dan Inisiatif
Indikator ketiga adalah munculnya semangat kepemimpinan dan inisiatif dari anak muda dalam mendorong perubahan yang baik di desa. Ini tercermin dari kemampuan mereka untuk memimpin kelompok, merintis program-program baru, serta menggerakkan sumber daya demi kepentingan bersama. Indikator ini meliputi jumlah program yang diciptakan, kemampuan untuk memengaruhi orang lain, dan keberhasilan dalam mencapai sasaran bersama. Penelitian [29] dalam artikel mengidentifikasi bahwa tanda-tanda kepemimpinan bisa dinilai menggunakan Leadership Assessment Scale yang telah disesuaikan untuk lingkungan desa. Studi ini mengungkapkan hubungan yang menguntungkan antara program peningkatan kepemimpinan dan peningkatan peran generasi muda dalam Pembangunan desa.
4. Kesadaran Lingkungan
Indikator penting lainnya adalah seberapa sadar generasi muda mengenai masalah lingkungan dan pembangunan yang berkelanjutan di komunitas mereka. Ini termasuk pengetahuan mengenai perlindungan sumber daya alam, metode pertanian yang ramah lingkungan, pengelolaan limbah, serta penyesuaian terhadap dampak perubahan iklim. Indikator ini bisa dievaluasi melalui tindakan yang mendukung lingkungan, keterlibatan dalam kegiatan konservasi, dan kemampuan untuk menemukan solusi atas permasalahan lingkungan. [30] dalam penelitiannya menekankan bahwa pemahaman tentang lingkungan merupakan tanda penting dari kesadaran kaum muda. Studi ini memanfaatkan Skala Kesadaran Lingkungan dan pengamatan perilaku untuk menilai seberapa tinggi tingkat kesadaran lingkungan di kalangan pemuda desa.
5. Kewirausahawan dan Inovasi
Indikator kelima berhubungan dengan munculnya semangat kewirausahaan serta kemampuan inovasi di kalangan generasi muda untuk memajukan ekonomi desa. Ini mencakup keahlian dalam menemukan peluang usaha yang berbasis pada potensi lokal, menciptakan produk baru yang inovatif, dan membuka lapangan kerja baru di desa. Indikator ini dapat diukur berdasarkan jumlah usaha yang didirikan, tingkat inovasi produk, dan kontribusi ekonomi yang dihasilkan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh [31] dalam artikel mereka, dijelaskan bahwa indikator kewirausahaan dapat dinilai melalui skala niat kewirausahaan dan indeks pengembangan usaha. Penelitian ini menemukan bahwa program pengembangan sumber daya manusia yang menekankan pada kewirausahaan dapat meningkatkan kesadaran generasi muda mengenai potensi ekonomi yang ada di desa.
Metode
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif dengan melakukan survei langsung ke Dusun V Desa Tanjung Jati. Salah satu dusun di wilayah Desa Tanjung Jati yang terletak di wilayah Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dalam pemilihan responden, dimana sampel dipilih secara sengaja berdasarkan kriteria khusus yang relevan dengan tujuan penelitian. Kriteria pemilihan responden meliputi : (1) generasi muda berusia 15-30 tahun, (2) berdomisili di Dusun V Desa Tanjung Jati, (3) memiliki keterlibatan dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat, dan (4) bersedia berpartisipasi dalam penelitian. Jumlah sampel ditetapkan sebanyak 92 responden yang dianggap representatif untuk menganalisis pengaruh peran strategi dan pengembangan SDM terhadap kesadaran generasi muda. Teknik ini dipilih karena memungkinkan peneliti untuk mendapatkan data yang berkualitas dari responden yang memiliki pemahaman dan pengalaman langsung terkait dengan variabel penelitian. Pendekatakan ini juga bertujuan untuk mengetahui signifikan atau tidak antara ketiga variabel tersebut.
Hasil Dan Pembahasan
Bab ini menyajikan hasil analisis data yang diperoleh dari penelitian kuantitatif mengenai Peran Strategi dan Pengembangan SDM dalam Meningkatkan Kesadaran Generasi Muda di dusun V Desa Tanjung Jati. Penyajian hasil meliputi uji validitas dan reliabilitas instrumen, uji asumsi klasik, serta analisis regresi untuk menguji hubungan dan pengaruh antar variabel yang diteliti.
1. Uji Validitas
Correlations | ||||
---|---|---|---|---|
TOTAL.VARIABEL.X1 | TOTAL.VARIABEL.X2 | TOTAL.VARIABEL.Y | ||
Peran Strategi | Pearson Correlation | 1 | .577** | .503** |
Sig. (2-tailed) | .000 | .000 | ||
N | 92 | 92 | 92 | |
Pengembangan SDM | Pearson Correlation | .577** | 1 | .557** |
Sig. (2-tailed) | .000 | .000 | ||
N | 92 | 92 | 92 | |
Meningkatkan Kesdaran Generasi Muda | Pearson Correlation | .503** | .557** | 1 |
Sig. (2-tailed) | .000 | .000 | ||
N | 92 | 92 | 92 | |
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). |
2. Uji Reliabilitas
a. Peran Strategi
Item-Total Statistics | |||||
---|---|---|---|---|---|
Scale Mean if Item Deleted | Scale Variance if Item Deleted | Corrected Item-Total Correlation | Squared Multiple Correlation | Cronbach's Alpha if Item Deleted | |
X1.1.1 | 33,8478 | 26,108 | 0,575 | 0,450 | 0,787 |
X1.1.2 | 33,2065 | 28,429 | 0,526 | 0,393 | 0,795 |
X1.2.1 | 33,8804 | 26,502 | 0,516 | 0,347 | 0,794 |
X1.2.2 | 33,4239 | 29,258 | 0,313 | 0,213 | 0,814 |
X1.3.1 | 33,6630 | 26,468 | 0,635 | 0,436 | 0,782 |
X1.3.2 | 33,3370 | 30,006 | 0,319 | 0,248 | 0,812 |
X1.4.1 | 34,0000 | 25,033 | 0,583 | 0,539 | 0,786 |
X1.4.2 | 34,0652 | 24,413 | 0,707 | 0,608 | 0,769 |
X1.5.1 | 33,4457 | 29,590 | 0,335 | 0,150 | 0,811 |
X1.5.2 | 33,7500 | 27,508 | 0,414 | 0,292 | 0,806 |
Reliability Statistics | ||
---|---|---|
Cronbach's Alpha | Cronbach's Alpha Based on Standardized Items | N of Items |
0,813 | 0,810 | 10 |
Case Processing Summary | |||
---|---|---|---|
N | % | ||
Cases | Valid | 92 | 100,0 |
Excludeda | 0 | 0,0 | |
Total | 92 | 100,0 |
Hasil analisis variabel peran startegi menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,813, yang berarti bahwa instrumen penelitian ini berada dalam kategori reliabel karena nilainya berada di atas batas minimum 0,70.
b. Pengembangan SDM
Item-Total Statistics | |||||
---|---|---|---|---|---|
Scale Mean if Item Deleted | Scale Variance if Item Deleted | Corrected Item-Total Correlation | Squared Multiple Correlation | Cronbach's Alpha if Item Deleted | |
X2.1.1 | 34,7826 | 22,612 | 0,398 | 0,262 | 0,775 |
X2.1.2 | 35,1087 | 23,153 | 0,282 | 0,173 | 0,787 |
X2.2.1 | 34,9783 | 20,923 | 0,528 | 0,345 | 0,759 |
X2.2.2 | 34,7717 | 25,013 | 0,018 | 0,096 | 0,814 |
X2.3.1 | 35,2391 | 21,700 | 0,396 | 0,351 | 0,776 |
X2.3.2 | 35,3913 | 18,768 | 0,634 | 0,485 | 0,742 |
X2.4.1 | 35,1739 | 20,211 | 0,618 | 0,440 | 0,748 |
X2.4.2 | 35,3913 | 19,252 | 0,645 | 0,572 | 0,741 |
X2.5.1 | 35,2609 | 20,129 | 0,517 | 0,526 | 0,760 |
X2.5.2 | 35,0978 | 21,825 | 0,512 | 0,351 | 0,763 |
Case Processing Summary | |||
---|---|---|---|
N | % | ||
Cases | Valid | 92 | 100,0 |
Excludeda | 0 | 0,0 | |
Total | 92 | 100,0 |
Reliability Statistics | ||
---|---|---|
Cronbach's Alpha | Cronbach's Alpha Based on Standardized Items | N of Items |
0,787 | 0,779 | 10 |
Hasil analisis variabel pengembangan SDM menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,787, yang berarti bahwa instrumen penelitian ini berada dalam kategori reliabel karena nilainya berada di atas batas minimum 0,70.
c. Meningkatkan Kesadaran Generasi Muda
Item-Total Statistics | |||||
---|---|---|---|---|---|
Scale Mean if Item Deleted | Scale Variance if Item Deleted | Corrected Item-Total Correlation | Squared Multiple Correlation | Cronbach's Alpha if Item Deleted | |
Y.1.1 | 36,7935 | 15,440 | 0,192 | 0,195 | 0,677 |
Y.1.2 | 36,6087 | 14,614 | 0,430 | 0,311 | 0,637 |
Y.2.1 | 36,7283 | 14,156 | 0,385 | 0,228 | 0,641 |
Y.2.2 | 36,4891 | 15,417 | 0,315 | 0,241 | 0,656 |
Y.3.1 | 36,8370 | 14,907 | 0,296 | 0,218 | 0,658 |
Y.3.2 | 36,4674 | 15,373 | 0,296 | 0,197 | 0,658 |
Y.4.1 | 36,8261 | 14,123 | 0,430 | 0,320 | 0,633 |
Y.4.2 | 37,1957 | 13,368 | 0,399 | 0,421 | 0,638 |
Y.5.1 | 37,1957 | 13,324 | 0,336 | 0,408 | 0,656 |
Y.5.2 | 36,4891 | 14,802 | 0,332 | 0,194 | 0,652 |
Case Processing Summary | |||
---|---|---|---|
N | % | ||
Cases | Valid | 92 | 100,0 |
Excludeda | 0 | 0,0 | |
Total | 92 | 100,0 |
Reliability Statistics | ||
---|---|---|
Cronbach's Alpha | Cronbach's Alpha Based on Standardized Items | N of Items |
0,675 | 0,685 | 10 |
Hasil analisis variabel meningkatkan kesadaran generasi muda menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,675, yang berarti bahwa instrumen penelitian ini berada dalam kategori reliabel karena nilainya berada di atas batas minimum 0,70.
3. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test | ||
---|---|---|
Unstandardized Residual | ||
N | 92 | |
Normal Parameter a,b | Mean | 0.0000000 |
Mean | 3.34375265 | |
Most Extreme Differents | Absolute | 0.061 |
Positive | 0.055 | |
Positive | 0.061 | |
Test Statistic | 0.061 | |
Asymp. Sig. (2-tailed) | 0.200 c,d | |
a. Test distribution is Normal | ||
b. Calculated from data | ||
c. Lilliefors significance correction | ||
d. This is a lower bound of the true significance |
Jadi, dalam uji normalitas ini digunakan metode Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui apakah data residual terdistribusi secara normal. Hasil uji menunjukkan bahwa nilai signifikansi (Asymp. Sig.) sebesar .200, yang lebih besar dari taraf signifikansi 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa data residual berdistribusi normal, karena tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara distribusi data aktual dengan distribusi normal. Normalitas ini penting untuk memastikan bahwa asumsi regresi linear terpenuhi, sehingga hasil analisis yang dilakukan dapat dipercaya dan valid.
4. Uji Multikolinearitas
Coefficientsa | |||
---|---|---|---|
Model | Collinearity Statistics | ||
Tolerance | VIF | ||
1 | Peran Strategi | .667 | 1.500 |
Pengembangan SDM | .667 | 1.500 | |
a. Dependent Variable : Meningkatkan Kesadaran Generasi Muda |
Dengan melihat Nilai VIF (Varian Inflation Factor) diketahui bahwa seluruh variabel tidak memiliki nilai VIF >10, serta nilai tolerance yang < 0.10. Dengan demikian dappat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah multikolinearitas atau asumsi multikolinearitas telah terpenuhi.
5. Uji Heteroskedastisitas
Coefficients a | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | ||||
B | Std. Error | Beta | t | Sig. | ||
1 | (Constant) | 5.293 | 1.820 | 2.908 | .005 | |
Peran Strategi | 0.028 | 0.048 | 0.076 | 0.598 | .551 | |
Pengembangan SDM | 0.033 | 0.054 | 0.058 | 0.376 | .709 | |
ᵃ. Dependent Variable: ABS_RES |
Dalam uji ini digunakan uji Glejser untuk mendeteksi adanya gejala heteroskedastisitas pada semua variabel, yaitu kondisi di mana varians residual tidak konstan pada setiap nilai prediktor. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai signifikansi untuk seluruh variabel independen berada di atas angka 0,05, yang berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara nilai absolut residual dengan variabel independennya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model regresi ini tidak mengalami gejala heteroskedastisitas, sehingga asumsi homoskedastisitas terpenuhi dan model dapat dianggap layak untuk digunakan dalam analisis lebih lanjut.
6. Uji T (Parsial)
Coefficientsa | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | t | Sig. | ||
B | Std. Error | Beta | ||||
1 | (Constant) | 20.681 | 2.881 | 7.178 | .000 | |
Peran Strategi | .198 | .075 | .273 | 2.628 | .010 | |
Pengembangan SDM | .327 | .085 | .399 | 3.839 | .000 | |
a. Dependent Variable : Meningkatkan Kesadaran Generasi Muda |
Berdasarkan tabel hasil pengujian hipotesis secara parsial pada Peran Strategi diperoleh nilai nilai thitung > ttabel atau nilai thitung = .273 > .010. Maka dapat disimpulkan bahwa dengan hasil uji t maka hipotesis Ha, diterima dan Ho, ditolak. Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa peran strategi berpengaruh terhadap Meningkatkan Kesadaran Generasi Muda di Dusun V Desa Tanjung Jati.
Selanjutnya berdasarkan tabel hasil pengujian hipotesis secara parsial pada Pengembangan SDM diperoleh nilai thitung > ttabel atau nilai thitung = .399 > .000. Maka dapat disimpulkan bahwa dengan hasil uji t maka hipotesis Ha, diterima dan Ho, ditolak. Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa Pengembangan SDM berpengaruh terhadap Meningkatkan Kesadaran Generasi Muda di Dusun V Desa Tanjung Jati.
7. Uji F (Simultan)
ANOVA a | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|
Model | Sum of Squares | df | Mean Square | F | Sig. | |
1 | Regression | 567.141 | 2 | 283.571 | 24.970 | .000b |
Residual | 1010.729 | 89 | 11.357 | |||
Total | 1577.870 | 91 | ||||
a. Dependent Variable : Meningkatkan Kesadaran Generasi Muda | ||||||
b. Predictors : (Constant), Peran Strategi, Pengembangan SDM |
Dalam uji F ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independent secara Bersama (Simultan) berpengaruh terhadap variabel dependen. Hal ini akan diketahui apabila Fhitung > Signifikansi (Sig) dan < dari Ftabel. Ftabel dapat dicari melalui tabel distributif F pada dengan tingkat Signifikan 0,05. Maka Variabel independent tersebut secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa variabel independent yaitu Peran Strategi, Pengembangan SDM secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu Meningkatkan Kesadaran Generasi Muda. Karena dari tabel diatas nilai dari Fhitung > Signifikansi (Sig) dan < dari Ftabel (0,05).
8. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summary | ||||
---|---|---|---|---|
Model | R | R Square | Adjusted R Square | Std. Error of the Estimate |
1 | .600a | .410 | .385 | 2.02800 |
a. Predictors: (Constant), Peran Strategi, Pengembangan SDM |
Berdasarkan tabel diatas nilai R Square 0.410 yang berarti 41%, maka dapat disimpulkan bahwa sumbangan pengaruh variabel independent terhadap variabel dependen secara simultan (Bersama-sama) sebesar 41%. Sedangkan sisanya 59% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak ada dalam penelitian ini.
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian mengenai peran strategi dan pengembangan SDM dalam meningkatkan kesadaran generasi muda di Dusun V Desa Tanjung Jati, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini telah memenuhi seluruh persyaratan metodologis dengan hasil yang sangat memuaskan. Uji validitas menunjukkan seluruh instrumen memiliki korelasi signifikan pada level 0,01 (r = 0,503-0,577), sedangkan uji reliabilitas menghasilkan nilai Cronbach's Alpha untuk Peran Strategi (0,813), Pengembangan SDM (0,787), dan Meningkatkan Kesadaran Generasi Muda (0,675) yang semuanya berada di atas standar minimum 0,70. Pengujian asumsi klasik juga terpenuhi dengan baik, dimana uji normalitas Kolmogorov-Smirnov menghasilkan signifikansi 0,200 (>0,05), uji multikolinearitas menunjukkan VIF 1,500 dan tolerance 0,667 yang berada dalam batas aman, serta uji heteroskedastisitas Glejser mengonfirmasi tidak adanya masalah heteroskedastisitas dengan nilai signifikansi seluruh variabel >0,05.
Hasil analisis regresi berganda mengungkapkan temuan signifikan bahwa kedua variabel independen berpengaruh positif terhadap peningkatan kesadaran generasi muda. Uji t parsial membuktikan Peran Strategi memiliki pengaruh signifikan dengan koefisien beta 0,273 (sig. 0,010), sementara Pengembangan SDM menunjukkan pengaruh yang lebih dominan dengan koefisien beta 0,399 (sig. 0,000), mengindikasikan bahwa pengembangan SDM memberikan kontribusi lebih besar dibandingkan peran strategi. Uji F simultan menghasilkan F-hitung 24,970 dengan signifikansi 0,000, membuktikan bahwa kedua variabel secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Nilai koefisien determinasi (R²) sebesar 0,410 menunjukkan bahwa 41% variasi peningkatan kesadaran generasi muda dapat dijelaskan oleh kombinasi peran strategi dan pengembangan SDM, sementara 59% sisanya dipengaruhi faktor lain di luar model. Temuan ini memberikan bukti empiris kuat bahwa implementasi pengembangan SDM yang berkelanjutan harus menjadi prioritas utama dalam upaya meningkatkan kesadaran generasi muda, didukung oleh peran strategi yang efektif sebagai faktor komplementer.