Local Pastry Production: Empowering Economic Growth through Pia Cake Industry
Innovation in Social Science
DOI: 10.21070/ijins.v24i.986

Local Pastry Production: Empowering Economic Growth through Pia Cake Industry


Produksi Kue Lokal: Pemberdayaan Pertumbuhan Ekonomi melalui Industri Kue Pia

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Economic Empowerment Pia Cake Industry Localized Entrepreneurship Qualitative Research Community Development.

Abstract

This qualitative descriptive study investigates economic empowerment in Kampung Pia, located in Kejapanan Village, through the lens of pastry sales, particularly the renowned pia cake. Employing purposive sampling, data collection methods include interviews, observations, documentation, and literature review. The Miles and Huberman data analysis approach, comprising data collection, reduction, presentation, and conclusion drawing, was utilized. The research reveals a concentrated workforce exclusively involved in pia cake production. This study contributes valuable insights into the localized economic impact of specialty pastry production, providing a basis for further research and potential development strategies for similar communities worldwide.

Highlights:

  • Localized Economic Impact: The study sheds light on the focused economic contributions of a specialized local industry, emphasizing the significance of micro-enterprises in community development.

  • Purposive Sampling Method: Employing a purposive sampling technique, the research ensures targeted participant selection, providing depth and relevance to the qualitative analysis of economic empowerment.

  • Global Relevance of Pastry Production: Insights from this study extend beyond Kejapanan Village, offering a basis for understanding and developing localized pastry industries worldwide, fostering global perspectives on community economic empowerment.

Keywords: Economic Empowerment, Pia Cake Industry, Localized Entrepreneurship, Qualitative Research, Community Development.

PENDAHULUAN

DoIndonesia merupakan salah satu negara berkembang yang ada di dunia, Serta merupakan negara yang tergabung dalam kelompok negara-negara Asia Tenggara (Association South East of Asian Nation) yaitu negara yang tingkat perkembangan dan pemberdayaan ekonominya masih belum mapan. Pemberdayaan ekonomi masyarakat merupakan suatu proses dimana masyarakat terutama mereka yang miskin sumber daya, kaum perempuan dan kelompok lain yang terabaikan lainnya didukung agar mampu meningkatkan kesejahteraannya secara mandiri. Dalam persaingan ekonomi, Indonesia masih banyak jauh tertinggal dalam persaingan ekonomi dibanding negara yang lain. Tidak hanya itu, pertumbuhan ekonomi yang ada di Indonesia masih belum stabil.

Dari tahun 2016 ke tahun 2017 pertumbuhan ekonomi masyarakat mengalami kenaikan hanya dengan selisih 0,04%. Meskipun peningkatan angka tidak begitu banyak, bagi Indonesia ini adalah suatu capaian yang sangat luar biasa. Kenaikan tersebut terus didapat oleh Indonesia hingga tahun 2018 [1]. Akan tetapi, hal tersebut tidak berlangsung setiap tahun, karena di tahun 2019 mengalami penurunan 0,15%. Tentu saja salah satu pengaruh turunya angka ekonomi masyarakat adalah turunya minat beli masyarakat dalam konsumsi rumah tangga. Pola pikir masyarakat yang enggan ingin maju dan berkembang juga mempengaruhi lemahnya ekonomi di Indonesia. Kondisi ekonomi masyarakat pada saat ini sedang dalam keadaan krisis ekonomi. Perubahan ekonomi yang terjadi secara cepat tersebut mempengaruhi turunnya nilai tukar mata uang dan harga kebutuhan pokok yang semakin tinggi. Kondisi perekonomian Indonesia telah menimbulkan berbagai problem sosial yang kompleks serta kemiskinan selalu menjadi persoalan yang tak pernah berujung.

Dengan adanya kesenjangan ekonomi ini mengakibatakan angka kemiskinan yang semakin meningkat, tentu saja pemerintah tidak diam saja untuk menangani permasalahan tersebut dengan melakukan pemberdayaan. Pemberdayaan tersebut dapat membantu tercapainya tujuan pembangunan nasional. Pemberdayaan ekonomi rakyat adalah usaha untuk menjadikan ekonomi yang kuat, besar, modern, dan berdaya saing tinggi dalam mekanisme pasar yang benar [2]. Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 13 Tahun 2013 Tentang Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Kelurahan Pasal 19, pemerintah wajib untuk melakukan pendampingan, memfasilitasi akses pemodalan dan teknologi guna memperlancar kegiatan pemberdayaan masyarakat tersebut [3].

Dari tahun 2015 hingga 2019 pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur mengalami ketidakstabilan. Tetapi di tahun 2019, pertumbuhan ekonomi meningkat hingga 5,52%. Pecapaian itu berasal dari lapangan usaha penyedia akomodasi dan makan minum, jasa pendidikan, jasa informasi dan komunikasi, jasa kesehatan dan kegiatan soial [4]. Kenaikan ekonomi yang terjadi tidak luput dari bantuan beberapa wilayah yang ada di Provinsi Jawa Timur. Salah satu penyumbang ekonomi di Jawa Timur yaitu Kabupaten Pasuruan. Pemerintah daerah Kabupaten Pasuruan banyak melakukan program pemberdayaan masyarakat guna untuk untuk penunjang perekonomian melalui pemanfaatan sumber daya yang ada di wilayah tersebut berupa perindustrian, agrobisnis, perdagangan, wisata dan peternakan. Banyak sekali potensi dari Kabupaten Pasuruan yang dimanfaatkan oleh pemerintah guna untuk meningkatkan ekonomi tersebut. Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pasuruan dapat meningkat dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Figure 1.Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Pasuruan

Pada gambar 2, nilai ekonomi masyarakat Kabupaten Pasuruan cukup meningkat setiap tahunnya. Masih banyak juga masyarakat yang melakukan pembenahaan ekonomi dengan memanfaatkan pemberdayaan masyarakat untuk memperkuat dan meningkatkan nilai ekonomi masyarakat melalui program UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah). Pasuruan sendiri memiliki 35 ribu lebih UMKM.

Sebagian besar penduduk di Desa Kejapanan, Kecamatan Gempol tepatnya di dusun Warurejo, membuka usaha sendiri yaitu usaha kue pia. Banyak orang di luar Dusun Warurejo menyebut tempat ini sebagai kampung pia karena banyak warga yang bertempat tinggal di tempat tersebut bermata pencaharian sebagai usahawan dengan menjual kue pia. Dengan masyarakat berwirausaha sendiri memberikan peluang besar untuk membantu mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran yang ada diwilayah tersebut. Dengan begitu nilai ekonomi masyarakat di Dusun Warurejo dan sekitarnya semakin meningkat.

Figure 2. Papan Nama Kampung Pia

Awal mula, masyarakat Dusun Warurejo ini bermata pencaharian sebagai pengerajin manik-manik atau aksesoris yang di jual ke Pulau Bali. Akan tetapi, ada salah satu pendatang yang berwirausaha sebagai penjual pia, yaitu Ibu Yana. Karena sebagian besar di wilayah tersebut dihuni oleh ibu rumah tangga, maka dari sini banyak ibu-ibu memulai belajar membuat pia untuk membantu perekonomian keluarganya. Di tahun 2010 masyarakat kampung pia

menerima bantuan dengan syarat mereka harus membuat kelompok dan akan di buatkan SK untuk melegalkan kelompok tersebut, sehingga masyarakat tersebut membuat paguyuban yang bernama “Kembang Waru“. Mereka mendapat dana bantuan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DISPERINDAG) berupa uang. Dari adanya bantuan tersebut, maka minat masyarakat semakin banyak untuk mendirikan usaha pia. Lalu di tahun 2015 mereka mendirikan koperasi yang bernama “Koprasi Waru Sukses Berkarya” yang beranggotakan 51 orang dari 58 pengusaha kue pia yang ada di kampung pia tersebut. Namun hingga saat ini DISPERINDAG belum memberikan pelatihan bahkan pendampingan kepada masyarakat kampung pia. Berikut ini merupakan daftar beberapa anggota paguyuban Kampung Pia :

No. Nama Pemilik Nama Pia
1. Ibu Yana Andayani Pia Kharomah
2. Ibu Yayuk Pia Berkah
3. Ibu Sriatun Pia Empat Sekawan
4. Ibu Tami Pia 3 Putra
5. Ibu Ike Cristian -
6. Ibu Yuli Pia Nona Ayu
7. Bapak Yudi Mulyanto Pia Sari
8. Ibu Luluk -
9. Ibu Herni Pia New
10. Ibu Mutmainah -
Table 1.Anggota PAguyuban Kampung Pia Desa Kejapanan

Seiring dengan perkembangan, pada tahun 2015 Paguyuban Kembang Waru dialihkan menjadi Koperasi yang diberi nama “Koperasi Waru Sukses Berkarya”. Pada tahun 2019 kampung pia telah memiliki sekitar 50 produsen yang tergabung dalam Koperasi Waru Sukses Berkarya, termasuk anggota paguyuban yang saat ini sudah menjadi anggota koperasi. Berdasarkan observasi dilapangan, pada 2 (dua) tahun terakhir ini mengalami penurunan yang pertama adalah penurunan minat pembeli. Dan yang kedua adanya persaingan usaha di luar Kampung Pia yang harganya tidak jauh berbeda. Sumber daya yang minim juga sangat mempengaruhi efektivitas dari keberlangsungan kampung pia. Terlebih lagi dari para pengusaha kue pia yang mayoritas sumber daya manusianya hanya berpendidikan di bawah Sekolah Menengah Atas. Dimana para ibu-ibu rumah tangga yang mayoritas masih kurang memahami pekembangan intelektual pada perkembangan zaman ini juga dirasa sangat mnyulitkan bagi pelaku usaha kue pia yang ada di kampung tersebut. Sehingga, mereka kurang bisa mempromosikan barang dagangan mereka di sosial media serta tak banyak masyarakat yang mengetahui kue pia . Meskipun begitu para koperasi tersebut masih tetap memproduksi kue pia. Masyarakat berharap adanya kerjasama dari pihak swasta dapat memberikan pelatihan-pelatihan yang diinginkan masyarakat agar menambah wawasan dalam pengembangan bisnis kue pia. Karena pada saat ini, masih belum banyak pelatihan-pelatihan yang didapatkan oleh kampung pia baik dari pemerintah ataupun pihak swasta.

Adapun penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh beberapa penulis sebelumnya dengan fenomena yang relevan dengan judul penelitian ini diantaranya yang disusun oleh Agung Zainal, dkk (2019) dengan judul Kerajinan wayang golek sebagai produk unggulan daerah untuk pemberdayaan ekonomi Desa Tegalwaru menjelaskan jika pemberdayaan ekonomi memiliki 3 (tiga) faktor utama yang sangat penting yaitu sumber daya alam, sumber daya manusia dan inovasi untuk mencapai tujuan pembangunan desa. Dalam membuat suatu produk, sebuah desa harus menggali potensi dan terus mengolah potensi alam tersebut agar tidak habis dan menyisakan bagi penerus-penerus selanjutnya. Penelitian milik Agung Zainal (2019) dengan penelitian Kampung Pia ini memiliki kesamaan dimana sumber daya manusia yang tidak cukup memadai. Karena mayoritas pembuat wayang golek dan kue pia adalah orang tua. Sehingga pengetahuan intelektual yang dimiliki juga masih kurang.

Kemudian terdapat penelitian terdahulu yang disusun oleh Kardius Richi (2020) dengan judul Pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui usaha Tenun Sidan di Desa Bajau Andai, Kecamatan Empanan Kabupaten Kapuas Hulu yang mana dari penelitian ini faktor yang paling penting dalam menghasilkan sebuah produk adalah modal dan fasilitas. Penelitian Kardius Richi (2020) memiliki kesamaan dengan penelitian ini, karena baik prasarana atau fasilitas masih menggunakan tenaga manusia, semua produk harus di buat secara manual. Sehingga dari kekurangan tersebut tidak dapat menghasilkan produk dalam jumlah yang besar, baik kain tenun ataupun kue pia.

Serta sumber daya manusia yang bisa mencakup pengolahan bahan dan pembuatan kain tenun. Jika dalam usaha pembuatan tenun sumber daya manusia tidak mencukupi, maka produk tidak dapat diselesaikan sesuai dengan target yang telah ditentukan. Menurut Schumacker, yang dikutip kembali oleh Harry Hikmat, pemberdayaan adalah kelompok miskin yang dapat diberdayakan melalui ilmu pengetahuan dan kemandirian sehingga nanti dapat berperan sebagai agen pembangunan [5]. Pemberdayaan ekonomi merupakan salah satu bentuk dari program pemberdyaan yang berfokus pada usaha memberdayakan ekonomi masyarakat. Selanjutnya, dalam usaha memberdayakan ekonomi masyarakat diperlukan adanya pendekatan [6]. Menurut Hutomo (2000) untuk mencapai suatu keberhasilan dalam usaha pemberdayaan ekonomi dibutuhkan faktor pendorong yang dapat mendongkrak terjadinya pemberdayaan. Faktor pendorong terjadinya pemberdayaan ekonomi yakni sebagai berikut :

1. Sumber daya manusia dan alam, pengembangan sumber daya manusia merupakan salah satu komponen penting dalam setiap program pemberdayaan ekonomi. Untuk itu, pengembangan sumber daya manusia dalam rangka pemberdayaan ekonomi harus mendapat penanganan yang serius. Sebab, sumber daya manusia adalah unsur paling fundamental dalam penguatan ekonomi. Sedangkan umber daya alam merupakan salah satu sumber daya pembangunan yang cukup penting dalam proses pemberdayaan ekonomi yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.

2. Permodalan, merupakan pemberian modal yang tidak menimbulkan ketergantungan kepada masyarakat serta dapat mendorong usaha mikro, usaha kecil, maupun usaha menengah supaya berkembang ke arah yang maju.

3. Prasarana produksi dan pemasaran, pendorong Produktifitas dan tumbuhnya usaha diperlukan prasarana produksi dan pemasaran. Jika hasil produksi tidak dipasarkan maka usaha akan sia-sia. Untuk itu, komponen penting lainnya dalam pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi adalah tersedianya prasarana produksi dan pemasaran. Tersedianya prasarana pemasaran seperti alat transportasi dari lokasi produksi ke pasar akan mengurangi rantai pemasaran dan pada akhirnya dapat meningkatkan penerimaan masyarakat dan pengusaha mikro, pengusaha kecil, maupun pengusaha menengah.

Selain masalah kurangnya intelektual dari masyarakat, jaringan permasaran yang kurang dan belum banyaknya Kerjasama dengan pihak ketiga. Kampung Pia sendiri belum bisa memanfaatkan teknologi yang dapat memudahkan dalam proses produksi pia dan menjalin hubungan baik dengan pemasok serta mengekspor kedaerah-daerah selain di Pasuruan untuk mencari kebutuhan bahan baku. Serta proses produksi masih menggunakan semi tradisional, dan kesulitan dalam pengiriman keluar pulau, disebabkan dari Kampung Pia sendiri masih belum menemukan jasa ekspedisi yang cocok.

METODE

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemberdayaan ekonomi di Kampung Pia yang berlokasi di Desa Kejapanan dalam pelaksanaan pemberdayan ekonomi melalui penjualan kue pia. Informan penelitian ini yaitu ketua dan anggota koperasi, serta Ibu Yana selaku masyarakat desa yang menjual pia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian kualitatif adalah penelitian dimana peneliti ditempatkan sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara penggabungan dan analisis data bersifat induktif [7]. Dalam teori Hutomo (2000), pemberdayaan ekonomi meliputi sumber daya, permodalan dan prasarana [8]. Lokasi dalam penelitian ini dilakukan di Kampung Pia yang terletak di Desa Kejapanan Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan. Lokasi penelitian merupakan tempat yang digunakan untuk memperoleh data yang dibutuhkan guna mencapai tujuan dari penelitian [9].Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Pada teknik ini yang disebut informan yaitu orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi, tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian. Dalam hal ini peneliti memilih informan yang dianggap mengetahui permasalahan yang akan dikaji serta mampu memberikan informasi yang dapat dikembangkanuntuk memperoleh data [10]. Informan tersebut yaitu Ketua Koperasi, anggota Koprasi dan masyarakat setempat yaitu Ibu Yana yang merupakan salah satu penjual kue pia. Teknik pengumpulan data merupakan langkah utama dari penelitian yang memiliki tujuan untuk mendapat data [11]. Dimana penelitian ini bertujuan menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Teknik pengumpulan data wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik penganalisisan data menggunakan model interaktif Miles dan Huberman yang meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Permodalan

Kabupaten Pasuruan merupakan salah satu wilayah di Provinsi Jawa Timur yang memiliki beragam produk keunggulan yang di produksi oleh UMKM di Pasuruan. Produk-produk unggulan tersebut memiliki daerah sentra industri masing-masing. Dan Kampung Pia terletak di sentra industri Kecamatan Gempol. Kampung Pia ini memiliki anggota sebanyak 90 rumah tangga yang membuat pia. Usaha yang dirintis sejak tahun 2009 ini menjalankan bisnis dengan kapasitas produksi di peak season mencapai 15.000 pia setiap harinya [12]. Meski begitu, Kampung Pia ini masih memiliki sejumlah permasalahan terutama dalam hal pemasaran. Hutomo (2000) menyatakan bahwa pemberdayaan ekonomi adalah penguatan pemilikan faktor-faktor produksi, penguatan penguasaan distribusi dan pemasaran, penguatan masyarakat untuk mendapatkan gaji atau upah yang memadai dan penguatan masyarakat untuk memperoleh informasi, pengetahuan dan ketrampilan, yang harus dilakukan dengan multiaspek, baik dari masyarakat sendiri, maupun aspek kebijakannya. Menurut Hutomo (2000), terdapat beberapa faktor pendukung terjadinya pemberdayaan ekonomi masyarakat, yaitu sebagai berikut :

a. Permodelan

Menurut Hutomo (2000), permodalan merupakan salah satu aspek permasalahan yang dihadapi masyarakat pada umumnya. Namun, ada hal yang perlu dicermati dalam aspek permodalan yaitu, bagaimana pemberian modal tidak menimbulkan ketergantungan bagi masyarakat serta dapat mendorong usaha mikro, usaha kecil, maupun usaha menengah supaya berkembang ke arah yang maju [13]. Perlunya pemodalan adalah untuk tetap menjaga standar harga. Standar harga bisa tetap terjaga jika sama-sama tumbuh dan saling menjaga. Karena salah 1 (satu) saja yang menurunkan harga, maka akan berdampak kepada yang lainnya. Modal usaha tidak berpengaruh signifikan terhadap laba usaha. Artinya perubahan nilai variabel modal usaha tidak mempengaruhi tingkat laba usaha yang diperoleh. Kenaikan modal usaha belum tentu akan mempengaruhi peningkatan laba usaha dikarenakan besar kecilnya modal usaha bukan menjadi tolak ukur dalam kenaikan laba usaha. Oleh karena itu, Kampung Pia bisa memiliki standar harga karena memiliki koperasi yang kuat [14]. Karena koperasi merupakan payung dari seluruh perekat sentra industri. Sejak berdirinya Paguyuban Kembang Waru pada awal 2011, sebagian besar modal produsen kampung pia diperoleh dari modal pribadi. Lalu pada 3 Oktober 2011 Kampung Pia mendapatkan bantuan hibah dari pemerintah Kabupaten Pasuruan sebesar Rp 70.900.000,-. Dari Dana tersebut dipergunakan untuk membeli mixer (mesin adonan roti) sebanyak 10 unit sesuai dengan jumlah anggota home industri kampung pia yang berjumlah 10 produsen. Selain mixer, terdapat peralatan atau modal lain yang dipergunakan untuk menunjang aktifitas produksi. Adapun peralatan yang digunakan untuk kegiatan wirausaha home industry Kampung Pia diantaranya, mesin untuk isi pia, mesin adonan untuk kulit pia, perlengkapan dapur, loyang, oven pemanggang, kompor, elpiji.

Pada penetapan posisi pasar UMKM kampung pia memberikan inovasi produk pia seperti varian rasa original, pisang coklat, pisang keju, tape, nanas, durian, strawberry, dan coklat hal ini dapat menarik daya beli konsumen. Demi mendapatkan peningkatan pendapatan perlu disesuaikan dengan target pasar. Berdasarkan wawancara dengan Ibu Yana, “modal itu hanya dikasih saat awal paguyuban aja, itu juga dirupakan dalam bentuk alat-alat pembuatan pia soalnya alat-alat yang dipunya waktu itu minim, gak cukup kalau buat produksi banyak pia, mangkanya bantuan itu dibelikan aja alat sama bahan yang dibutuhin. Setelah bantuan itu tadi ya sudah gak ada bantuan lagi sampai sekrang ini”. Seperti yang dikatakan Ibu Yana, sejauh ini, modal yang diberikan oleh pemerintah hanya diawal berdirinya paguyuban. Serta modal tersebut telah dibelikan berupa alat dan diberikan ke produsen kue pia tersebut yang selanjutnya para prodesn kue pia melanjutkan usahanya dengan dana laba yang didapat dari penjualan pia setiap harinya. Kepala Desa Kejapanan yaitu Bapak Rendy mengatakan, “saya mengharapkan Bank Indonesia dan Bank Jatim bisa membantu modal usaha dalam bentuk KUR, hal ini dikarenakan gedung kaca 2 (dua) lantai dan kios-kios masih banyak yang belum selesai dalam pembangunannya, maka perlu support dukungan untuk penyelesaian tersebut”.

b. Sumber Daya

Menurut Hutomo (2000) sumber daya manusia adalah unsur paling fundamental dalam penguatan ekonomi. Serta Sumber daya alam merupakan salah satu sumber daya pembangunan yang cukup penting dalam proses pemberdayaan ekonomi yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat. Salah satu faktor yang dapat memengaruhi keunggulan dalam bersaing adalah faktor-faktor internal perusahaan. Secara umum faktor internal tersebut adalah hal yang menyangkut kinerja dari input atau sumber daya yang digunakan dan kinerja dari proses serta kinerja output atau keluaran yang dihasilkan proses, sehingga harus ada uapaya untuk mengefektifkan penggunaan input atau sumber daya yang digunakan selama proses tanpa harus mengurangi output yang diharapkan [15]. Sumber daya manusia merupakan bagian dalam suatu usaha.apabila ingin mengembangkan usaha, maka sumber daya manusianya harus dikembangkan. Secara teknis, interpersonal dan mana jerial, tenaga kerja di UMKM kue pia sudah memiliki kemampuan kerja yang cukup baik. Yang dimaksud dengan kinerja yang baik yaitu mampu menggunakan mesin atau alat tertentu, memahami alur kerja, kooperatif dan cuku bertanggung jawab. Hal itu membuktikan jika kemampuan sumber daya berpengaruh positif terhadap pengembangan UMKM kue pia. Namun, hasil yang tidak signifikan tersebut dikarenakan tenaga kerja belum ikut andil secara langsung terhadap upaya pengembangan UMKM kue pia.

Sejauh ini tenaga kerja masih difokuskan pada bagian produksi, sedangkan untuk pengelolaan manajemen dan pengembangan usaha sepenuhnya diatur oleh pemilik UMKM kue pia atau anggota keluarga. Pengembangan usaha yang dimaksud antara lain menjalin Kerjasama dengan pihak eksternal, branding produk, citra perusahaan, penciptaan varian rasa baru serta perluasan pasar. Kemampuan SDM memiliki pengaruh yang paling dominan terhadap pengembangan UMKM, karena makin tinggi kemampuan maka dapat menunjang perkambangan UMKM tersebut. Jika kondisi UMKM suda semakin berkembang dan banyak masalah yang harus ditangani sendiri, akan lebih baik jika pemilik berusaha untuk mempercayakan tugas-tugas kepada tenaga kerja ahli di bidang manajemen pemasaran dalamkeuangan, teknologi informasi atau distribusi. Apalagi akan lebih baik jika tenaga ahli tersebut dapat diambil dari pemuda atau masyarakat Desa Kejapanan itu sendiri. Pihak UMKM di kampung pia rata-rata masih memiliki tenaga kerja di bawah 10 orang. Hal ini juga berpengaruh pada kapasitas produksi suatu UMKM kue pia. Semakin rendah jumlah tenaga kerja, maka kapasitas produksi juga menurun sehongga dapat berdampak pada omset setiap bulannya. Selain itu, karena kurangnya dana yang diberikan oleh pemerintah, beberapa produsen kue pia keluar dari paguyuban dan lebih memilih untuk memproduksi kue pia dengan caranya sendiri. Ibu Yana mengatakan “kalau buat kue pia ini musiman, kebanyakan yang punya karyawan ini yang took kue pianya sudah besar. Nah untuk toko-toko pia yang kecil ini yang buat pianya ya berasal dari keluarga dekat aja. Nah kalo ada musim hajatan ini mereka pasti minta bantuan ke saudara dekat aja”. Sejauh ini, took pia yang memiliki banyak pegawai diantaranya Toko Pia Karomah, Mahen, RB dan Mama. Untuk toko pia lainnya diproduksi oleh owner dan kerabat dekat.

Selain itu sumber daya seperti bahan baku yang baik juga harus diutamakan. Sortasi bahan yang diterima penting untuk dilakukan oleh pihak UMKM kue pia karena bahan baku yang diterima terkadang tidak sesuai kriteria atau kualitas yang ditentukan oleh UMKM. Seperti kacang hijau yang tidak utuh atau telur yang sudah berbau busuk. Serta setiap pemasukan bahan baku wajib dilakukan pengecekan pada tanggal kadaluwarsa. Sejauh ini UMKM kue pia tidak ada keluhan terhadap keterlambatan kedatangana bahan baku. Serta jadwal pemesanan bahan juga direspon dengan baik. Pihak UMKM melakukan penjadwalan untuk pemesanan bahan baku, namun yang bersifat fleksibel tergantung dari pesanan konsumen. Selain kacang hijau isi pia lainnya yang digunakan juga termasuk bahan baku misalnya telo ungu, tape, pisang, nanas, durian dan yang lainnya. Kemudian untuk rasa lain seperti coklat, keju, strawberry juga menggunakan bahan baku yang aman dan terpercaya. Bahan baku yang digunakan sudah dapat dipastikan bahwa bahan baku tersebut halal dikarenakan pertama terdapat label halal dalam kemasan seperti minyak, tepung, mentega, vanili. Kedua, air yang digunakan dalam proses produksi merupakan air bersih, suci dan dapat mensucikan. Ketiga, tidak ada pemanis buatan dalam produksi pia. Keempat bahan baku untuk isi pia yaitu kacang ijo yang digunakan adalah biji-bijian yang alami.

c. Prasarana dan Pemasaran

Menurut Hutomo (2000), komponen penting lainnya dalam pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi adalah tersedianya prasarana produksi dan pemasaran. Tersedianya prasarana pemasaran seperti alat transportasi dari lokasi produksi ke pasar akan mengurangi rantai pemasaran dan pada akhirnya dapat meningkatkan penerimaan masyarakat dan pengusaha mikro, pengusaha kecil, maupun pengusaha menengah. Pada tahun 2011 sampai tahun 2022 peralatan yang digunakan dalam proses produksi pia semakin berkembang dari waktu ke waktu. Perkembangan pada perlatan produksi ini juga didorong karena kapasitas jumlah pesanan pia semakin bertambah. Pada tahun 2011 mixer yang digunakan mempunyai kapasitas takaran 3 kg sedangkan pada tahun 2018 hingga saat ini, kemampuan kapasitas mixer takarannya mecapai 5 kg. Peralatan produksi yang digunakan kebanyakan produsen kampung pia Kejapanan dengan awal berdirinya kampung pia pada tahun 2011 sangat berbeda dari sekarang. Dengan kata lain peralatan yang digunakan semakin canggih. Berdasarkan wawancara dengan Ibu Yana “alat produksi ini dipakai dari tahun 2018 itu juga hasil laba yang didapatkan oleh produsen dari penjualan setiap harinya. Karena sampai saat ini, kehidupan mereka itu ya bergantung sama produksi kue pia, mereka pikir kalau alat-alat tidak diperbarui maka mereka gak mampu untuk memenuhi kebutuhan dari setiap konsumen. Seluruh fasilitas dan kebutuhan dalam pembuatan kue pia selama beberapa tahun ini tidak bergantung pada pemerintah ataupun pihak swasta. Murni dari laba mereka sendiri.

Figure 3. Alat Pembuat Adonan Kue Pia

UMKM Pia Kampung Pia dalam mempromosikan usahanya melalui whatsapp seperti membuat status dan menyebarkan promosi kepada kerabat dekat dan secara offline melalui toko yang memiliki dampak luar biasa, selain itu pelaku usaha pia membuat katalog agar konsumen langsung mengetahui produk yang dijual dengan target pasar di semua kalangan terutama kalangan ibu-ibu. Penerapan strategi yang tepat akan membawa dampak yang baik, namun apabila strategi yang diterapkan belum mampu menarik daya beli konsumen tentu akan memberikan dampak kerugian. Ada dampak positif dan juga ada yang negatif dalam setiap usaha yang didirikan. Setiap pelaku usaha tidak akan mengalami dampak kerugian pada usaha jika pemilik usaha tidak membuat strategi yang tepat agar dapat bertahan dan semakin berkembang dalam dunia industri.

Adapun dampak positif dan negatif dari penerapan strategi pemasaran di Kampung Pia. Dampak positif pertama, yaitu dapat diterima masyarakat, karena UMKM pia sebagai salah satu cara untuk memperkenalkan kampung pia ke masyarakat sehingga pelaku UMKM yang merupakan warga sekitar dengan memberikan label pada kemasan pia tersebut yang membuat Kampung Pia dapat dikenal luas hingga di beberapa kota. Selain itu, dampak positif kedua, yaitu dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat di sekitar tentunya akan membawa kestabilan perekonomian warga dan dapat meminimalisir terjadinya pengangguran. Dari strategi pemasaran tersebut terbilang belum mampu dilakukan oleh para pelaku UMKM ke arah pemasaran secara modern atau menggunakan metode online, namun hal tersebut tidak menghambat lajunya penjualan produk, dapat dikatakan pemilik usaha masih bisa memenuhi permintaan konsumen bahkan masih memiliki daya peluang permintaan yang terus meningkat. Dari hal tersebut belum dirasa aman jika pemilik usaha masih terus menerus melakukan pemasaran hanya secara offline yang akan berdampak pada penjualan produk tersebut tidak meningkat sehingga membuat ke tinggalan zaman yang dari waktu-kewaktu mengalami perubahan.

Disamping dampak positif ada juga dampak negatif pada setiap usaha yang di jalankan, hal ini juga dialami oleh UMKM Kampung Pia dari perilaku strategi pemasarannya yang pertama, yaitu produk yang dihasilkan jangka waktu produk tidak bertahan lama, karena tanpa penggunaan bahan pengawet. Produk yang tanpa bahan pengawet akan lebih cepat mengalami pembusukan daripada produk yang menggunakan bahan pengawet, namun dirasa meskipun tidak menggunakan bahan pengawet produk pia tersebut mampu bertahan hingga 7 hari jika disimpan dalam kondisi suhu ruangan yang normal. Dampak negatif yang kedua, yaitu produk yang dihasilkan belum mampu merambah ke berbagai kota lain, karena pemasaran yang digunakan masih menggunakan metode manual atau offline. Pemasaran yang dapat menembus ke berbagai kota-kota lain dapat mengalami perubahan dengan cepat yaitu dengan memasarkan secara online, namun pelaku usaha memiliki keterbatasan waktu dan pengetahuan dalam media sosial seperti sekarang zaman sudah semakin canggih karena dibutuhkan keterampilan penggunaan media sosial dalam pengambilan gambar, editing maupun pembuatan video yang digunakan dalam bentuk promosi usahanya. Setiap usaha akan membawa hasil dari apa yang di gelutinya, jika pelaku UMKM masih mengandalkan promosi produknya secara offline dalam jangka waktu lama, tidak menutup kemungkinan akan tertinggal zaman dan bahkan memberikan pengaruh pada pendapatan mereka sehingga dapat mengalami penurunan, hal ini juga akan berdampak pada UMKM Kampung Pia Gempol Pasuruan.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan perkembangan usaha kampung pia cukup dapat dikatakan signifikan. Dalam hal permasalahan modal selalu menjadi topik utama dalam produksi kue pia. Karena tidak setiap hari para produsen pia memiliki konsumen yang banyak dan menghasilkan laba. Sedangkan modal yang diberikan pemerintah kurang untuk memenuhi kebutuhan atau keperluan fasilitas yang ada di Kampung Pia Kejapanan. Hibah dari pemerintah tahun 2011 berupa mixer sudah tidak dapat digunakan, sehingga produsen memenuhi fasilitas yang dibutuhkan dari laba yang tidak tentu setiap harinya. Sedangkan berdasarkan sumber daya, sejauh ini untuk took-toko kecil menggunakan pekerja dari kerabat dekat jika pemesanan pia sedang ramai, berbeda dengan toko pia yang sudah besar, mereka cenderung menggunakan pekerja dari luar kerabat yang tiap bulannya digaji. Sedangkan untuk bahan baku, kebanyakan dari pemilik took kue pia memakai bahan dengan kualitas yang sangat baik, sehingga nantinya konsumen akan puas dengan pelayanan yang mereka berikan. Serta alat-alat yang digunakan juga cukup hiegenis sehingga nantinya tidak membuat efek sanmping saat konsumen mengkonsumsi kue pianya. Dengan perlatan yang semakin canggih setiap tahunnya, cakupan distribusi yang mulai cukup luas setelah beberapa tahun ini. Selain itu mereka mengembangkan banyak varian rasa di kue pia yang membuat konsumen tertarik dan mencoba menu-menu dengan rasa yang lain. Dalam pemanfaatan sumber daya manusia juga masih menjadi tanggung jawab pemilik dan tenaga kerja hanya difokuskan dalam pembuatan kue pia saja. tenaga kerja tidak memiliki andil dalam pengembangan produk UMKM kue pia tersebut. Berdasarkan prasarana dan pemasaran, dari sisi produk, kualitas dalam pembuatan kue pia telah menggunakan bahan baku dengan kualitas-kualitas yang baik dan bersertifikat halal sehingga konsumen yakin untuk membeli pia dengan jumlah yang banyak karna telah ada jaminan halal. Selain itu, harga penjualan produk kue pia/biji dapat dijangkau oleh semua kalangan masyarakat. Dalam proses pemasaran produk kue pia masih belum terlalu canggih, mereka cenderung mempromosikan melalui whatsapp. Jika mengikuti zaman yang semakin modern akan lebih baik jika membuat salah satu akun promosi di media sosial dan membuat konten mengenai kampung kue pia. Kue Pia yang di produksi oleh Koperasi Waru Sukses Berkarya ini dapat menjadi trade mark oleh-oleh khas Pasuruan jika didukung dengan faktor lingkungan yang potensial. Serta dalam pengiriman kue pia dalam jumlah yang besar, produsen belum menemukan ekspedisi yang cocok untuk saat ini.

References

  1. BKPM, "Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia," Kementrian Investasi atau BKPM, 2020. [Online]. Available: https://www.bkpm.go.id/id/publikasi/detail/berita/pertumbuhan-ekonomi-di-indonesia
  2. M. Y. Hutomo, "Pemberdayaan Masyarakat Dalam Bidang Ekonomi," Adiyana Pres, Yogyakarta, 2000.
  3. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur, "Nomor 13 Tahun 2013 Tentang Pemberdayaan Masyarakat Desa," 2013. [Online].
  4. Bps, "Ekonomi Jawa Timur Tahun 2019 Tumbuh 5,52 Persen," BPS Jatim, 2020. [Online]. Available: https://jatim.bps.go.id/pressrelease/2020/02/05/1139/ekonomi-jawa-timur-tahun-2019-tumbuh-5-52-persen.html
  5. H. Hikmat, "Strategi Pemberdayaan Masyarakat," Humaniora Utama Press, Bandung, 2006.
  6. G. Kartasasmita, "Pembangunan Untuk Rakyat," PT Pustaka Cidesindo, Jakarta, 1996.
  7. S. Sugiyono, "Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D," Alfabeta, Bandung, 2010. [Online].
  8. M. Y. Hutomo, "Pemberdayaan Masyarakat dalam Bidang Ekonomi: Tinjauan Teoritik dan Implementasi," Bappenas, Jakarta, 2000.
  9. Nurwega, "Penelitian Kualitatif dengan Pendekatan Deskriptif," 2015. [Online].
  10. L. J. Moleong, "Metode Penelitian Kualitatif," Remaja Rosdakary, Bandung, 2015.
  11. M. B. Miles, A. M. Huberman, and J. Saldana, "Qualitative Data Analysis, A Methods Sourcebook, Edition 3," Sage Publications, 2014. [Online]. Available: https://www.amazon.com/Qualitative-Analysis-Methods-Sourcebook-Third/dp/1452257876
  12. Zahro and Irwan, "Khofifah Ingin Viralkan Kampung Pia di Kejapanan, Kuatkan Branding dan Pemodalan UKM," Surabaya.tribunnews.com, 2018. [Online]. Available: https://surabaya.tribunnews.com/2018/04/20/khofifah-ingin-viralkan-kampung-pia-di-kejapanan-kuatkan-branding-dan-permodalan-ukm
  13. N. J. Shaid, "Apa Itu Modal: Pengertian, Jenis dan Manfaatnya Bagi Perusahaan," Kompas.com, 2022. [Online]. Available: https://money.kompas.com/read/2022/02/26/133656526/apa-itu-modal-pengertian-jenis-dan-manfaatnya-bagi-perusahaan?page=all
  14. N. I. Rizal, "Pengaruh Modal Usaha dan Penjualan Terhadap Laba Usaha Pada Perusahaan Penggilingan Padi UD. Sari Tani Tenggerejo Kedungpring Lamongan," JPENSI, vol. 1, no. 6, 2016. [Online]. Available: https://jurnalekonomi.unisla.ac.id/index.php/jpensi/article/view/77
  15. A. Wiyani, "Pengaruh Komponen Fasilitas, Manajemen Bahan Baku Dan Kemampuan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Produksi Kue Pia Dalam Pengembangan Umkm Di Kampung Pia, Dusun Waru Rejo, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan," Sarjana thesis, Universitas Brawijaya, Malang, 2016.