Gender Moderation in Entrepreneurial Knowledge and Self-Efficacy: Implications for Student Business Interests
Innovation in Social Science
DOI: 10.21070/ijins.v25i.970

Gender Moderation in Entrepreneurial Knowledge and Self-Efficacy: Implications for Student Business Interests


Moderasi Gender dalam Pengetahuan Kewirausahaan dan Efikasi Diri: Implikasi untuk Minat Bisnis Mahasiswa

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Gender Entrepreneurship Education Self-Efficacy Business Interests Moderation

Abstract

This quantitative study investigates the influence of gender as a moderator on entrepreneurial knowledge and self-efficacy and their impact on students' business interests at Muhammadiyah University of Sidoarjo. Data were collected from 210 randomly sampled respondents using questionnaires. Our analysis reveals that gender indeed plays a significant moderating role in shaping the relationship between entrepreneurial knowledge, self-efficacy, and students' business interests. This research sheds light on the gender-specific dynamics within entrepreneurship education, highlighting the need for tailored approaches to foster students' entrepreneurial aspirations and capabilities.

Highlights:

  • Gender moderates entrepreneurial knowledge and self-efficacy.
  • Quantitative study with 210 student respondents.
  • Implications for tailored entrepreneurship education.

Keywords: Gender, Entrepreneurship Education, Self-Efficacy, Business Interests, Moderation

PENDAHULUAN

Minat berwirausaha merupakan keinginan hati dalam diri untuk menciptakan suatu niat berwirausaha melalui ide-ide kreatif dan inovatif untuk sektor yang memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Minat berwirausaha bisa menjadi langkah awal dalam memulai dan menciptakan jiwa kewirausahaan dikalangan mahasiswa kaum milenial. Selain itu, minat berwirausaha juga berperan penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkontribusi dengan jiwa kewirausahaan anak muda. Adanya rentang usia yang masih muda, tenaga yang masih kuat, jaringan yang cukup luas serta kemampuan berfikir dan kreatifitas yang tinggi dapat menjadi modal dasar dan pondasi untuk suatu kemajuan negara dikarenakan beberapa faktor salah satunya yaitu memiliki pengetahuan dan sikap mandiri yang kuat, adanya pengetahuan tersebut dapat menjadi bekal untuk menciptakan ide dalam berwirausaha.

Menurut [1] Pengetahuan kewirausahaan menjadi faktor penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan keinginan, jiwa dan prilaku berwirausaha dikalangan generasi muda karena pendidikan merupakan sumber sikap dan niat keseluruhan untuk menjadi wirausahawan sukses di masa depan Enterpreneurs knowladge (Pengetahuan kewirausahaan) sangat dibutuhkan dalam memulai sebuah bisnis baru, Pengetahuan kewirausahaan sendiri dapat mendukung nilai-nilai dalam berwirausaha, untuk semua masyarakat salah satunya mahasiswa dalam melakukan kegiatan hasrat berusaha mandiri, kepercayaan diri (self efficacy) yang tinggi untuk mengembangkan kemampuan dan pembuatan rencana yang tepat dalam membuat kegiatan usaha tersebut berhasil.

Self efficacy adalah kepercayaan diri seseorang mengenai kemampuan yang dimiliknya untuk mengahasilkan tujuan yang diinginkan. Menurut [2] dalam menyatakan self efficacy adalah self efficacy merupakan cerminan terhadap pemahaman individu tentang kemampuan diri berdasarkan pengalaman yang ada kemauan untuk mencoba. Dengan adanya self efficacy maka dapat meningkatkan semangat dan kepercayaan diri untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan bidang. Selain dengan diadakannya minat berwirausaha, pengetahuan kewirausahaan, self efficacy, gender merupakan perbedaan antara laki-laki dan perempuan yang dapat memiliki perbedaan faktor dalam karir kewrausahaan.

Perbedaan gender pada dasar biologis antara mahasiswa laki-laki dan perempuan, memungkinkan mereka untuk menumbuhkan sikap kepercayaan diri dan keyakinan yang berbeda. Gender adalah suatu sifat yang dijadikan dasar untuk mengidentifikasi perbedaan antara laki – laki dan perempuan dilihat dari segi kondisi sosial budaya, nilai dan perilaku, mentalitas, emosi dan berbagai faktor nonbiologis lainnya. Dengan demikian gender gender adalah pembedaan antara perempuan dan laki-laki dalam peran, fungsi, hak dan perilaku tanggung jawab yang dibentuk oleh ketentuan sosial budaya masyrakat sekitar.

Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa dan mahasiswi manajemen angkatan 2018 yang sudah menempuh mata kuliah pengetahuan kewirausahaan di Universitas Muhammadiyah Sisoarjo.. Saat ini mahasiswa program studi manajemen Angkatan 2018 semester 7 yang sudah mengampuh mata kuliah kewirausahaan serta mata kuliah pendukung kewirausahaan ada 441 mahasiswa dan yang memiliki usaha sebanyak 25 mahasiswa yang berdasarkan jenis kelamin perempeuan 15, laki-laki 10.

Berdasarkan hasil pra penelitian (observasi dan kusioner) dapat disumpulkan bahwa masih sedikit mahasiswa yang sudah memulai dan mempunyai bisnis yang di sebabkan oleh beberapa faktor. Sekaitan dengan masalah ini, menurut peneliti mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi minat berwirausaha menjadi suatu masalah yang urgen dan perlu ditinjak. Mahasiswa dan mahasiswi program studi manajemen yang ikut berpartisipasi aktif serta diharapkan dapat menumbuhkan mahasiswa menjadii seorang wirausahawan yang berperan dalam membangun ekonomi negara yang sedang terpuruk.

Pada penelitian terdahulu yang memiliki keterkaitan dengan motivasi berwirausaha yang dipengaruhi oleh enterpreneurs knowledge, self efficacy dan gender menunjukkan hasil penelitian yang sama dimana pada penelitian yang dilakukan oleh yang mana pada hasil penelitiannya menujukkan bahwa pelatihan berpengaruh signifikan terhadap motivasi berwirausaha. Penelitian yang dilakukan oleh [3] juga menunjukkan hasil yang sama, dimana pengetahuan kewirausahaan berpengaruh signifikan terhadap motivasi berwirausaha. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh [4] menujukkan bahwa self efficacy berpengaruh signifikan terhadap motivasi berwirausaha. Berdasarkan dari hasil latar belakang di atas, peneliti pun tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Peran Gender Dalam Memoderasi Enterpreneurs Knowladge Dan Self Efficacy Pada Minat Berwirausaha”

METODE PENELITIAN

A.Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan pada penelian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang didasarkan pada filosofi positivis yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan secara acak, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian analisis data bersifat kuantitatif dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan [5].

B.Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa dan mahaasiswi manajemen Angkatan 2018 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.

C.Definisi Operasional, Identifikasi Variabel dan Indikator Variabel

1.Definisi Operasional

a.Enterpreneurs Knowladge (X1). Enterpreneurs Knowladge merupakan kemampuan mahasiswa untuk menghasilkan sesuatu yang baru melalui berpikir kreatif dan bertindak inovatif, sehingga dapat menciptakan ide-ide atau peluang untuk menjadi wirausaha sukses di masa depan.

b.Self Efficacy(X2). Self efficacy merupakan persepsi yang didefinisikan sebagai kepercayaan diri seorang mahasiswa mengenai kemampuan yang dimilikinya untuk menghasilkan tujuan.

c.Motivasi Berwirausaha (Y). Motivasi berwirausaha merupakan dorongan atau ketertarikan yang berasal dari diri individu untuk melakukan kegiatan yang berhubungan dengan bidang kewirausahaan.

d.Gender (Z). perbedaan peran, sikap dan sifat antara perempuan dan laki-laki melalui proses budaya dan sosial di masyarakat.

2.Identifikasi Variabel

Variabel penelitian pada dasarnya merupakan sesuatu yang berbentuk untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal yang akan diteliti kemudian hal tersebut ditarik kesimpulan. Variabel bebas (X) merupakan variabel yang dapat mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan dan timbulnya variabel terikat [7]. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebasnya adalah Pelatihan (X1), dan Iklim Organisasi (X2). Variabel terikat (Y) merupakan variabel yang dapat dipengaruhi oleh variabel bebas atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas [6]. Dalam penelitian ini yang merupakan variabel terikatnya adalah Motivasi Berwirausaha (Y). Variabel intervening (Z) merupakan variabel yang menjadi perantara antara variabel bebas dan variabel terikat.Dalam Penelitian ini yang merupakan variabel intervening adalah Kreativitas (Z).

3.Indikator Variabel

Indikator variabel enterpreneurs knowlaadge diantaranya adalah memiliki peluang usaha dalam bisnis, inovasi dan kreativitas dalam berwirausaha, perncanaan dan strategi dalam berwirausaha. Indikator self efficacy, diantaranya adalah kepercayaan atau keyakinan diri, kekuatan fisik dan mental dalam berwirausaha,kemampuan dalam mengahadapi resiko berwirausaha. Indikator motivasi berwirausaha [3] diantaranya adalah dorongan dan kebutuhan berwirausaha,keinginan yang kuat dan keinginan untuk menciptakan lapangan kerja. Indiktaor gender [7] diantaranya adalah perbedaaan skill antara laki-laki dan perempuan, perbedaan mengontrol diri, perbedaan tingkat pengetahuan.

D.Populasi dan Sampel

1.Populasi

Dalam penelitian ini, menggunakan polulasi mahasiswa dam mahasiswi manajemen Angkatan 2018 yang sudah menempuh mata kuliah kewirausahaan yang berjumlah 210 orang.

2.Sampel

Dengan menggunakan sampel random sampling, pengambilan sampel dari anggota populasi dengan menggunakan cara acak tanpa memp[erhatikan strata dalm populasi tersebut. Pada penelitian di Universitas Muhamadiyah Sidoarjo penulis menggunakan teknik random sampling, dimana penentuan sampel dilakukan dengan pertimbangan tertentu dan semua anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel.

E. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dala penelitian ini sebagai berikut :

a)Data primer

Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama baik individu atau perseorangan seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan peneliti. Pada penelitian ini data primer diperoleh dari jawaban kuisioner mahasiswa dan mahasiwi Angkatan 2018 jurusan manajemen di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.

b)Data sekunder

Data adalah data yang digunakan sebagai penunjang yang menguatkan perolehan data hasil yang didapat dari artikel, internet dan catatan, buku sebagai teori yang berkaitan dengan kegiatan penelitian, dimana data sekunder pada penelitian ini berupa profil Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, visi misi dan sebagainya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Analisis Deskriptif

1.Penilaian Responden Terhadap Identitas Responden

a.Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

JENIS KELAMIN JUMLAH RESPONDEN PROSENTASE (%)
Laki-Laki 75 35,7%
Perempuan 135 64,2%
Total 210 100%
Table 1.Karakter Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil Tabel 1 dapat diketahui bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa manajemen yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 75 mahasiswa dengan prosentase 35,7% dan responden yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 135 mahasiswi dengan prosentasi 64,7%.

b.Karakteristik Responden berdasarakan jurusan

JURUSAN JUMLAH RESPONDEN PROSENTASE (%)
Manajemen SDM 125 59,5 %
Manajemen Keuangan 47 22,3%
Manaajemen Pemasaran 38 18,1%
Total 210 100%
Table 2.Karakteristik Responden Berdasarkan Jurusan

Berdasarkan Tabel 2 diatas, diketahui bahwa mahasiswa manajemen dengan jurusan manajemn sdm berjumlah 125 mahasiswa dengan prosentase 59,5%, jurusan manajemen keuangan berjumlah 47 mahasiswa dengan prosentase 22,3% dan jurusan manajemen pemasaran berjumlah 38 mahasiswa dengan prosentase 18,1%.

2.Analisis Data

a.Analisis Model Pengukuran (Outer Model)

Model Pengukuran (Outer Model) merupakan pengujian kualitas data yang dilakukan dengan uji validitas dan realibilitas. Analisa Outer Model dapat dilakukan untuk memastikan bahwa measurement yang dilakukan layak untuk dijadikan pengukuran (valid dan realible). Pengujian data model pengukuran ini meliputi Convergen Validity, Discriminant Validty dan Composite Reliability.

Figure 1.Pengujian Outer Model

Moderating Effect X1 Moderating Effect X2 X1. Knowledge Entrepreneurs X2. Self Efficacy Y. Minat Berwirausaha Z. Gender
X1. Knowledge Entrepreneurs * Z. Gender 2,132
X1.1 0,872
X1.2 0,902
X1.3 0,829
X1.4 0,835
X1.5 0,814
X2. Self Efficacy * Z. Gender 1,929
X2.1 0,891
X2.2 0,884
X2.3 0,881
X2.4 0,877
X2.5 0,874
Y.1 0,863
Y.2 0,721
Y.3 0,753
Y.4 0,835
Y.5 0,852
Z.1 0,746
Z.2 0,861
Z.3 0,855
Z.4 0,837
Z.5 0,724
Table 3.Tabel Nilai Outer Loading

Dari hasil pengujian outer loading, Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa seluruh masing-masing variabel Enterprenurs Knowledge, Self Efficacy, Minat Berwirausaha dan Gender nilai outer loading pada item penelitian sudah berada diatas 0,7 sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh item yang digunakan pada penelitian ini sudah valid dan memenuhi kriteria

Avarage Variance Extracted

Dalam melakukan pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan membandingkan nilai cronbach’s Alpha dengan nilai alpha tabel. Nilai batas yang digunakan untuk menilai sebuah batas reliabilitas yang dapat diterima yaitu dengan memiliki Cronbach’s Alpha lebih besar atau sama dengan 0,7. Apabila suatu variabel memiliki nilai Cronbach’s Alpha positif dan lebih besar dari 0,7 maka variabel tersebut dinyatakan reliabel.

Konstruk Avarege Variance Extracted
Moderating Effect X1 1,000
Moderating Effect X2 1,000
X1. Knowledge Entrepreneurs 0,724
X2. Self Efficacy 0,777
Y. Minat Berwirausaha 0,651
Z. Gender 0,651
Table 4.Hasil Uji Avarage Variance Extracted

Berdasarkan hasil nilai AVE masing-masing konstruk berada diatas 0,5 (>0,5). Dapat disimpulkan bahwa tidak ada masalah konvergents validity pada model yang diuji. Jadi, dapat disimpulkan bahwa variabel ini bisa digunakan untuk melakukan penelitian selanjutnya.

Descriminant Validty

Discriminant validity merupakan pengujian validitas konstruk dengan memprediksi ukuran indikator dari masing-masing bloknya. Berikut ini adalah hasil uji validitas data dengan uji Discriminant Validity, untuk menguji validitas descriminant dengan melihat cross loading untuk setiap variabel harus > 0.7

Moderating Effect X1 Moderating Effect X2 X1. Knowledge Entrepreneurs X2. Self Efficacy Y. Minat Berwirausaha Z. Gender
X1. Knowledge Entrepreneurs * Z. Gender 1,000 0,946 -0,603 -0,515 -0,700 -0,509
X1.1 -0,582 -0,566 0,872 0,730 0,769 0,497
X1.2 -0,497 -0,460 0,902 0,723 0,674 0,598
X1.3 -0,470 -0,453 0,829 0,623 0,681 0,560
X1.4 -0,477 -0,408 0,835 0,636 0,612 0,508
X1.5 -0,530 -0,523 0,814 0,578 0,612 0,563
X2. Self Efficacy * Z. Gender 0,946 1,000 -0,570 -0,429 -0,638 -0,477
X2.1 -0,497 -0,420 0,783 0,891 0,741 0,530
X2.2 -0,471 -0,403 0,713 0,884 0,692 0,560
X2.3 -0,453 -0,370 0,639 0,881 0,663 0,526
X2.4 -0,417 -0,339 0,628 0,877 0,602 0,509
X2.5 -0,426 -0,349 0,647 0,874 0,676 0,514
Y.1 -0,593 -0,525 0,776 0,698 0,863 0,504
Y.2 -0,527 -0,497 0,569 0,519 0,721 0,500
Y.3 -0,608 -0,564 0,447 0,451 0,753 0,408
Y.4 -0,596 -0,565 0,660 0,613 0,835 0,570
Y.5 -0,526 -0,457 0,678 0,756 0,852 0,497
Z.1 -0,380 -0,356 0,442 0,400 0,425 0,746
Z.2 -0,413 -0,393 0,500 0,411 0,494 0,861
Z.3 -0,386 -0,352 0,520 0,445 0,466 0,855
Z.4 -0,418 -0,389 0,465 0,449 0,492 0,837
Z.5 -0,437 -0,415 0,612 0,658 0,575 0,724
Table 5.Nilai Cros Loading

Dari hasil pengujian Tabel 5 di atas, diketahui dapat dilihat bahwa masing-masing indikator memiliki Cross Loading yang lebih besar dari 0,7 dibandingkan dengan nilai Cross Loading pada variabel laten lainnya. Demikian dengan masing-masing item pengukuran lainnya yang berkorelasi lebih kuat dengan variabel yang diukurnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa indikator pada setiap konstruknya dinayatakan valid (terpenuhi).

Composite Realibilty

Uji reabilitas dilakukan untuk membuktikan akurasi, konsistensi dan ketepatan instrument dalam mengukur konstruk. Reabilitas dalam PLS digunakan dengan nilai Cronbach’s Alpha >0,6 Sedagkan Composite Reability (CR) >0,7 meruapakan rata-rata dalam varian item pengukuran yang didukung oleh variabel.

Cronbach's Alpha Composite Reliability
Moderating Effect 1 1,000 1,000
Moderating Effect 2 1,000 1,000
X1 Enterpreneurs Knowladge 0,904 0,929
X2 Self Efficacy 0,928 0,946
Y Minat Berwirausaha 0,865 0,903
Z Gender 0,865 0,903
Table 6.Composite Realibilty

Uji Multikolinearitas

Uji Multikollinearitas bertujuan untuk menguji adanya korelasi antara variabel independen. Untuk mengetahui apakah indicator mengalami multikollinearitas dengan mengetahui nilai Varian Inflation Factor (VIF). Hasil output dapat dilihat sebagai berikut

VIF
X1. Knowledge Entrepreneurs * Z. Gender 1,000
X1.1 2,656
X1.2 3,388
X1.3 2,320
X1.4 2,444
X1.5 2,385
X2. Self Efficacy * Z. Gender 1,000
X2.1 3,130
X2.2 3,096
X2.3 3,247
X2.4 3,213
X2.5 2,785
Y.1 2,383
Y.2 1,545
Y.3 1,836
Y.4 2,169
Y.5 2,301
Z.1 1,927
Z.2 2,904
Z.3 2,487
Z.4 2,272
Z.5 1,576
Table 7.Hasil Uji Multikolinearitas

Berdassarkan tabel diatas menunjukkan bahwa tidak terjadi multicollinearitas antar variabel independen. Hal ini dapat dilihat dari nilai VIF < 5 sesuai batasan yang direkomendasikan dalam PLS

a. Pengukuran Model Struktural (Inner Model)

Pengukuran inner model digunakan untuk mengukur tingkat peruabahan variabel independen terhadap variabel dependen dan melihat nilai koefisien path (β) untuk variabel independen, kemudian nilai signifikan dapat dilihat pada nilai T-statistic setiap path. Struktur Model ini dilakukan dengan cara Bootstrapping. Semakin tinggi nilai R-Square maka akan baik model prediksi yang diajukan dalam penelitian. Berikut adalah nilai R-Square dalam penelitian ini

R Square R Square Adjusted
Y. Minat Berwirausaha 0,755 0,749
Table 8. Nilai R Square

Berdasarkan pada tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai R-Square sebesar 0,755 dapat disimpulkan bahwa variabel Minat Berwirausaha (Y) dapat dijelaskan oleh variabel Knowladge Enterpreneurs, Self Efficacy dengan Gender sebagai variabel Moderasi. Interaksi antara pemahaman Knowladge Enterpreneurs, Self Efficacy dengan Gender sebesar 75,5% sedangkan sisanya 24,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

3.Uji Hipotesis

a.Uji Path Coeffitient

Pengambilan keputusan didasarkan pada tingkat signifikan dari model pengujian dan korelasi antar variabel. Berikut ini adalah hasil pengujian hipotesis secara langsung yang diperoleh dari SmartPLS dalam penelitian ini melalui koefisien jalur (Coefficient path).

Original Sample (O) Sample Mean (M) Standard Deviation (STDEV) T Statistics (|O/STDEV|) P Values
Moderating Effect X1 -> Y. Minat Berwirausaha -0,162 -0,159 0,059 2,755 0,006
Moderating Effect X2 -> Y. Minat Berwirausaha 0,018 0,017 0,064 0,283 0,777
X1. Knowledge Entrepreneurs -> Y. Minat Berwirausaha 0,307 0,311 0,070 4,412 0,000
X2. Self Efficacy -> Y. Minat Berwirausaha 0,328 0,331 0,068 4,825 0,000
Z. Gender -> Y. Minat Berwirausaha 0,065 0,064 0,049 1,335 0,182
Table 9.Hasil Pat Coeffitient

a)X1 (Enterpreneurs Knowladge) terhadap Y (minat berwirausaha) diterima karena memiliki nilai T statistik 4,412 dimana nilai tersebut lebih besar dari 1.96 dan nilai P-value 0,000 lebih kecil dari 0.05. Maka dapat disimpulkan bahwa knowledge enterpreneurs berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha. Dengan demikian, hipotesis penelitian yang menyatakam bahwa H1 diterima.

b)X2 (self efficacy) terhadap Y (minat berwirausaha) diterima karena memiliki nilai T statistic 4,825 dimana nilai tersebut lebih besar dari 1,96 dan nilai P-value 0,000 lebih kecil dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa self efficacy terhadap minat berwirausaha berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha. Dengan demikian, H2 diterima.

c)X1 (Enterpreneurs Knowladge) terhadap Y (minat berwirausaha) yang dimoderasi oleh Z (gender) menunjukkan bahwa besarnya nilai T-statistik jalur dari variabel X1 terhadap Y dengan variabel moderasi Z adalah sebesar 2,755 dimana nilai tersebut lebih besar dari 1,96 dan nilai P-value 0,006 lebih kecil dari 0,05. Dimana dapat disimpulkan bahwa H3 diterima, keberadaan variabel gender (sebagai variabel moderasi) dapat memperkuat atau meningkatkan pengaruh variabel enterpreneurs knowledge terhadap minat berwirausaha.

d)X2 (Self efficacy) tehadap Y (minat berwirausaha) yang dimoderasi oleh Z (gender) menunjukkan bahwa besarnya nilai T-statistik adalah 0,283 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 1,96 dan nilai P-value 0,777 lebih besar dari 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengaruh self efficacy terhadap minat berwirausaha yang dimodeerasi gender tidak signifikan. Dengan demikian, hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa H4 ditolak, keberadaan variabel gender (sebagai variabel moderasi) dapat memperlemah pengaruh self efficacy terhadap minat berwirausaha, terbukti tidak berpengaruh.

e)Z (Gender) terhadap Y (minat berwirausaha) menunjukkan bahwa besarnya nilai T-statistik adalah 0,182 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 1,96 dan nilai P-value 0,182 lebih dari 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa gender tidak berpengaruh terhadap minat berwirausaha. Dengan demikian, hipotesis penelitian ini menyatakan bahwa H5 ditolakn, gender terhadap minat berwirausaha tidak berpengaruh secara signifikan.

1.Enterprenurs Knowladge berpengaruh terhadap minat berwirausaha

Hasil penelitian menyatakan bahwa enterpreneurs knowladge berpengaruh terhadap minat berwirausaha. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian [8] juga menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan enterpreneuers knowladge terhadap minat wirausaha.

Studi empiris menunjukkkan bahwa enterprenurs knowladge memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat berwirausaha. Dimana dalam hal ini dibuktikan dengan hasil dari tanggapan beberapa responden yang Sebagian besar setuju bahwa enterpreneurs knowledge dapat dijadikan acuan dalam minat berwirausaha. Sebagian besar indikator yang paling dominan pada mahasiswa prodi manajemen yaitu memiliki pengetahuan kewirausahaan, semakin tinggi tingkat pengetahuan berwirausaha seseorang dengan melalui proses pembelajaran pengetahuan kewirausahaan (enterpreneurs knowladge) maka bekal yang didapat untuk minat dalam berwirausaha tersebut semakin meningkat. Dengan kata lain artinya ketika seseorang menguasai dan memahami tentang pengetahuan berwirausaha, teknik berwirausaha hal itu dapat mendorong dan menumbuhkan minat mereka untuk menjalankan sebuah usaha di usia muda.

2.Self Efficacy berpengaruh terhadap minat berwirausaha

Hasil penelitian menyatakan bahwa self efficacy berpengaruh terhadap minat berwirausaha. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian [9] yang menunjukkan bahwa self efficacy berpengaruh terhdap minat berwirausaha.

Studi empiris menunjukkan variabel self efficacy mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha. Hal tersebut dibuktikan sebagian besar responden setuju jika self efficacy dijadikan sebagai acuan dalam minat berwirausaha. Dimana indikator yang paling dominan yaitu memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi. Jika memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi maka dapat mendorong minat berwirausaha seseorang dan lebih kuat guna meyakinkan diri menjadi seorang enterrprenurs dan mewujudkan dalam tindakan nyata. [10]

3.Enterpreneurs Knowladge berpengaruh terhadap minat beriwrausaha yang dimoderasi oleh gender

Hasil penelitian menyatakan bahwa enterprenurs knowledge terhadap minat berwirausah dapat dimoderasi oleh gender. Penelitian ini sejalan dengan penelitian [11] Secara umum, responden dengan jenis kelamin laki-laki merespon pengaruh tersebut lebih positif dibandingkan dengan perempuan.

Studi empiris menunjukkan jika hipotesis ketiga yaitu gender dapat dikatakan sebagai variabel moderasi pengaruh enterpreneurs knowledge terhadap minat berwirausaha. Hal ini dibuktikan dari tanggapan responden dengan indikator pertanyaan bahwa terdapat tingkat perbedaan dalam pengetahuan anatara mahasiswa dan mahasiswi, dimana mahasiswa yang memiliki enterprenurs knowledge (pengetahuan kewirausahaan) lebih tinggi daripada mahasiswi. Hal ini dikarenakan mahasiswa memiliki kemampuan yang lebih tinggi seperti untuk mengajak seorang dalam memulai berwirausaha, memiliki imajinasi yang tinggi, mampu mengajukan pemikiran, gagasan pemecahan masalah yang berbeda dibanding dengan mahasiswi yang lemah dalam hal negosiasi, komunikasi, tatap muka, berinovasi, mengambil keputusan dimana pengetahuan berwirausahanya sedikit, Uno dan Muhammad (2015:252).

4.Self efficacy berpengaruh terhadap minat berwirausaha yang dimoderasi oleh gender

Hasil penelitian menyatakan bahwa self efficacy berpengaruh terhadap minat berwirasuha tidak dapat dimoderasi oleh gender. Penelitian ini didukung dengan penelitian [12] yang menyimpulkan gender tidak memoderasi pengaruh antara self efficacy terhadap minat berwirausaha.

Studi empiris menunjukkan jika hipotesis keempat yaitu gender tidak dapat memoderasi self efficacy terhdap minat berwirausaha. Hal tersebut menunjukkan bahwa self efficacy (sikap kepercayaan diri) tidak memiliki perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Dimana dibuktikan dari indikator pertanyaan jawaban responden yang menyatakan bahwa perempuan dan laki-laki juga bisa sukses dalam berbisnis pada saat ini, dalam hal ini self efficacy (kepercayaan diri) dianggap sama dan tidak dibedak-bedakan antara perempuan dan laki-laki. Dengan demikian gender dapat memperlemah dalam pengaruh self efficacy terhadap minat berwirausaha. [13]

5.Gender terhadap minat berwirausaha

Hasil penelitian menyatakan bahwa gender tidak dapat mempengaruhi minat berwirausaha. Penelitian ini sejalan dengan penelitian [14]yang membuktikan bahwa gender tidak berpengaruh terhadap minat berwirausaha.

Studi empiris menunjukkan jika hipotesis kelima yaitu gender tidak berpengaruh terhadap minat berwirausaha. Hal ini dibuktikan dari indikator pertanyaan perbedaan sikap dan semangat yang sama terhadap minat berwirausaha, semua mahasiswa prodi manajemen Universitas Muhammadiyah Sidoarjo yang bergender laki-laki maupun perempuan memiliki minat yang sama dalam berwirausaha. Secara khusus gender dalam penelitian ini mendapatkan hasil yang tidak signifikan dikarenakan rata-rata minat berwirausaha antara mahasiswa maupun mahasiswi di jurusan manajemen Universitas Muhammadiyah Sidoarjo tidak ada perbedaan secara signifikan.[15]

KESIMPULAN

1.Enterpremeurs knowledge berpemgaruh terhadap minat berwirausaha

2.Self Efficacy berpemgaruh terhadap minat berwirausaha

3.Enterprenurs knowladge berpengaruh terhadap minat berwirausaha yang dimoderasi oleh gender.

4.Self efficacy berepengaruh terhadap minat berwirausaha yang dimoderasi gender.

References

  1. I. Adnyana and N. Purnami, “Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan, Self Efficacy Dan Locus of Control Pada Niat Berwirausaha,” E-Jurnal Manaj. Univ. Udayana, vol. 5, no. 2, p. 253915, 2016.
  2. B. W. Utomo, “Pengaruh Motivasi Belajar, Disiplin Belajar Dan Lingkungan Keluarga Terhadap Prestasi Belajar Memproses Buku Besar Siswa Kelas X Kompetensi Keahlian Akuntansi Di Smk Ypkk 1 Sleman Tahun Ajaran 2012 / 2013,” 2013, [Online]. Available: http://eprints.uny.ac.id/16858/1/01 Skripsi.pdf.
  3. Bukirom, H. Indradi, A. Permana, and Martono, “Pengaruh Pendidikan Berwirausaha Dan Motivasi Berwirausaha Terhadap Pembentukan Jiwa Berwirausaha Mahasiswa,” Media Ekon. dan Manaj., vol. 29, no. 2, pp. 144–151, 2014.
  4. P. Ritonga and H. Suyuthie, “Studi Komparasi Minat Berwirausaha Mahasiswa/i Program Studi D4 Manajemen Perhotelan Fakultas Pariwisata dan Perhotelan Universitas Negeri Padang …,” J. Pendidik. Tambusai, vol. 6, pp. 8432–8437, 2022, [Online]. Available: https://www.jptam.org/index.php/jptam/article/view/3570%0Ahttps://www.jptam.org/index.php/jptam/article/download/3570/3573.
  5. R. Pujiastuti and H. Cahyo, “Pendidikam Wirausaha sebagai Pemediasi Pengaruh Self Efficacy Terhadap Entreprenuer Intention MahasiswaProgram Studi Manajemen,” Maj. Ilm. Manaj. dan Bisnis, vol. 17, no. 1, pp. 86–99, 2020.
  6. T. Suryaningsih and T. Agustin, “Pengaruh Kepribadian Dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa,” J. Pendidik. Ekon., vol. 13, no. 1, pp. 42–49, 2020, doi: 10.17977/um014v13i12020p042.
  7. K. Dewi, “Peran Mediasi Self Efficacy Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa,” J. Manaj. dan Bisnis, vol. 8, no. 1, pp. 1–9, 2019, doi: 10.34006/jmbi.v8i1.60.
  8. I. G. L. A. Adnyana and N. M. Purnami, “253915-Pengaruh-Pendidikan-Kewirausahaan-Self-E-18441D7F,” vol. 5, no. 2, pp. 1160–1188, 2016.
  9. M. Jailani, Rusdarti, and K. Sudarma, “Pengaruh Kewirausahaan, Motivasi Belajar, Sosial Ekonomi Orang Tua Dan Self Efficacy Terhadap Minat Berwirausaha Siswa,” J. Econ. Educ., vol. 6, no. 1, pp. 52–59, 2017, [Online]. Available: http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jeec.
  10. D. S. Intan and Q. A’yun, “Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Personal Hygiene Bayi dengan Kejadian Diapers-Rash pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Desa Grujugan,” J. Sakti Bidadari (Satuan Bakti Bidan Untuk Negeri), vol. 3, no. 2, pp. 35–40, 2020.
  11. A. Setyawan, “Apakah Gender Bermakna Pada Model Pembentukan Minat Berwirausaha?,” J. Manaj. Teor. dan Ter. J. Theory Appl. Manag., vol. 9, no. 2, pp. 120–127, 2016, doi: 10.20473/jmtt.v9i2.3017.
  12. S. Syahran and R. Debiyani, “Peran Gender dalam Niat Berwirausaha,” J. Bisnis dan Kewirausahaan, vol. 16, no. 3, pp. 237–242, 2020, doi: 10.31940/jbk.v16i3.2196.
  13. S. W. L. H. Setyanti, E. Cahyani Pradana, and S. Sudarsih, “Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan, Efikasi Diri Berwirausaha dan Faktor Lingkungan terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Perguruan Tinggi Islam di Jember,” J. Manaj. dan Kewirausahaan, vol. 9, no. 1, p. 64, 2021, doi: 10.26905/jmdk.v9i1.5518.
  14. M. Trihudiyatmanto, “Membangun Minat Berwirausaha Mahasiswa Dengan Pengaruh Faktor E-Commerce, Pengetahuan Kewirausahaan dan Gender,” J. Penelit. dan Pengabdi. Kpd. Masy. UNSIQ, vol. 6, no. 2, pp. 93–103, 2019, doi: 10.32699/ppkm.v6i2.678.
  15. I. Maisan and K. Nuringsih, “Pengaruh Inovasi , E-Commerce Dan Gender Terhadap Tarumanagara,” J. Manajerial dan Kewirausahaan, vol. III, no. 3, pp. 731–741, 2021, [Online]. Available: https://journal.untar.ac.id/index.php/JMDK/article/view/13157.