Financial Performance Assessment through Statement Analysis: A Qualitative Study
Innovation in Economics, Finance and Sustainable Development
DOI: 10.21070/ijins.v25i.965

Financial Performance Assessment through Statement Analysis: A Qualitative Study


Penilaian Kinerja Keuangan melalui Analisis Laporan: Studi Kualitatif

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Financial Performance Statement Analysis Water Utility Qualitative Research Sustainability

Abstract

This qualitative study aims to assess the financial performance of a regional water company using descriptive analysis. Conducted at a specific location in Pasuruan Regency, East Java, the research gathered insights from experts in the Finance Division and General Affairs, Public Relations, and HR. Inductive data analysis revealed increasing liquidity ratios, decreasing solvency ratios, and rising profitability ratios over the years. These findings carry implications for the financial health and sustainability of similar entities, offering valuable insights for decision-makers in the water utility sector.

Highlights: 

  • Key Insight: Qualitative approach for financial assessment.
  • Notable Trends: Liquidity, solvency, and profitability ratios.
  • Sector Implications: Decision support for water utilities.

Keywords: Financial Performance, Statement Analysis, Water Utility, Qualitative Research, Sustainability.

PENDAHULUAN

Senyawa Air merupakan suatu zat yang paling sering atau hampir setiap hari selalu dibutuhkan oleh semua makhluk hidup di seluruh dunia khususnya manusia. Air yang dibutuhkan merupakan air bersih yang mana telah mendapat jaminan standar persyaratan kesehatan yang telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Air bersih adalah sumber kebutuhan pokok yang paling sangat diperlukan oleh seorang manusia dalam menjalankan kehidupan serta aktivitas setiap harinya, yaitu seperti digunakan untuk kebutuhan air minum atau kebutuhan lainnya. Tanpa air manusia tidak akan bisa hidup, Manusia bisa bertahan hidup tanpa makan selama 3 minggu sedangkan tanpa minum hanya bisa bertahan 4-7 hari .

PDAM Kabupaten Pasuruan sebagai Perusahaan Daerah di bidang penyedia dan pengelola air bersih, mempunyai persyaratan khusus dalam pengelolaan air seperti jaminan kualitas kebersihan kesehatan, kuantitas air dan kontinuitasnya. Persyaratan seperti itu digunakan untuk senantiasa selalu menjaga kualitas dari air baku tersebut, sehingga air yang dikonsumsi oleh masyarakat nantinya harus mengalami proses pengolahan terlebih dahulu sebelum didistribusikan. Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Pasuruan merupakan suatu Badan Usaha Daerah yang memiliki tujuan untuk memperoleh keuntungan laba untuk perusahaan (Fungsi Bisnis), namun juga di sisi lain untuk memberikan sebuah pelayanan kepada masyarakat sekitar agar dapat selalu terpenuhi kebutuhan air yang mempunyai kualitas bersih sesuai dengan standardiasi layanan kesehatan dan juga bertarif terjangkau oleh kalangan bawah (Fungsi Sosial). PDAM Kabupaten Pasuruan dalam kinerja organisasinya menjalankan dua macam fungsi, yaitu fungsi sebagai Social Oriented adalah melakukan kegiatan pelayanan yang baik terhadap masyarakat dalam penyediaan kebutuhan air bersih, dan fungsi sebagai Profit Oriented adalah bertujuan untuk menghasilkan suatu laba keuntungan yang mana akan digunakan sebagai dana kebutuhan operasional organisasi Perusahaan serta sebagai sumber penerimaan pendapatan daerah dari distribusi air bersih.

Agar tujuan tesebut dapat tercapai maka perusahaan harus dapat dikelola dengan baik, dimana harus dilakukan pencatatan Akuntansi dalam penerimaannya pada akhir periode laporan keuangan. Dengan membuat runtutan laporan keuangan yang terdiri atas a) neraca, b) laporan rugi laba, c) laporan perubahan modal, dan d) laporan arus kas. Dimana guna nya untuk memperoleh hasil data informasi yang mempunyai hubungan dengan situasi keuangan setiap periode.dan kinerja keuangan yang telah dijangkau oleh perusahaan PDAM Kabupaten Pasuruan. Dengan melakukan kegiatan analisa terhadap setiap pos laporan keuangan maka nantinya akan dapat diketahui hasil kesimpulan tentang posisi keuangan perusahaan per tahun periode yag telah ditentukan, sedangkan untuk proses analisa kinerja keuangan terhadap laporan rugi laba akan memberikan gambaran tentang hasil perkembangan usaha perusahaan. Untuk mendapatkan gambaran kinerja keuangan perusahaan, maka diperlukan perhitungan rasio keuangan meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas. Analisis rasio keuangan terhadap laporan keuangan merupakan kegiatan proses membandingkan nominal angka yang terdapat dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka depan dengan angka lainnya [1]. Penerapan analisis laporan keuangan sangat penting dalam melakukan evaluasi kinerja perusahaan pada setiap periode, karena dapat menggambarkan kinerja keuangan perusahaan tersebut. Dan akan terlihat bagaimana tingkat produktivitas dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan.

Analisis Rasio Laporan Keuangan telah digunakan di penelitian sebelumnya dalam melakukan penilaian kinerja keuangan pada Perusahaan Daerah Air Minum. [2] menyimpulkan bahwa berdasarkan hasil perhitungan rasio keuangan tahun 2014-2016 PDAM Kota Parepare dinilai kurang baik. [3] menyimpulkan bahwa berdasarkan hasil yang diperoleh dari keseluruhan pengukuran kinerja PDAM Kabupaten Sinjai menggunakan metode balance scorecard dari tahun 2010-2011 mengalami peningkatan sehingga dinilai cukup baik. [4] menyimpulkan bahwa penilaian kinerja keuangan perusahaan PDAM Kolaka Utara selama 4 tahun terakhir dari tahun 2014 sampai 2017 mengalami penurunan kinerja dan belum mendapat nilai sempurna. [5] menyimpulkan bahwa berdasarkan hasil analisis perhitungan rasio profitabilitas, rasio Likuiditas pada tahun 2011-2015 PT. Pegadaian (Persero) Cabang Talasalapang Di Kota Makassar dinilai cukup baik. [6] menyimpulkan bahwa berdasarkan hasil perhitungan laporan keuangan dan kriteria dari Kepmendagri Nomor 47 Tahun 1999, kinerja PDAM Tirta Bukae Luwu Utara periode tahun 2017 dinilai cukup baik.

Peneliti menggunakan karakteristik pengukuran penilaian kinerja yang berbeda dengan penelitian sebelumnya meliputi 3 Rasio Keuangan ( Likuiditas, Solvabilitas, dan Profitabilitas ), Argumen pemeriksaan audit dari auditor eksternal PDAM Kabupaten Pasuruan, dan menampilkan gambaran struktur grafik kurva dari hasil analisis rasio kinerja keuangan PDAM Kabupaten Pasuruan dari tahun 2017-2020. Hasil perhitungan skala dapat menentukan baik atau buruknya kinerja keuangan pada setiap perusahaan, Penambahan argumen dari auditor eksternal sebagai pendukung hasil analisa perhitungan skala rasio keuangan dan penggambaran grafik kurva dari hasil analisa rasio keaungan sehingga dapat dilihat dengan jelas gamabran garis naik tuurnnya kinerja keuangan PDAM Kabupaten Pasuruan .

Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk menyusun skripsi dengan judul sebagai berikut “Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Daerah Air Minum Giri Nawa Tirta Kabupaten Pasuruan

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang dikemukakan diatas, adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana analisa laporan keuangan untuk menilai kinerja keuangan pada PDAM Giri Nawa Tirta Kabupaten Pasuruan pada periode 2017, 2018, 2019 dan 2020 ?

2. Bagaimana kinerja keuangan PDAM Giri Nawa Tirta Kabupaten Pasuruan pada periode 2017, 2018, 2019 dan 2020 ?

Landasan Teoritis

1. Analisis Laporan Keuangan

Analisa laporan keuangan adalah aktivitas penelitian dengan cara menguraikan dan mempelajari setiap pos informasi akun yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan yang meliputi neraca dan laba rugi dengan teknik analisis tertentu yang bertujuan untuk memperoleh hasil gambaran kinerja keuangan dan perkembangan perusahaan. Menurut [7] Analisis laporan keuangan adalah suatu proses menganalisis atau mengevaluasi keadaan keuangan perusahaan, hasil operasi perusahaan pada masa lalu dan masa depan, yang mempunyai tujuan untuk menilai kinerja keuangan yang telah dicapai oleh perusahaan selama ini dan mengestimasi kinerja perusahaan pada masa yang akan datang.

2. Unsur Laporan Keuangan

Terdapat 4 unsur laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan, diantaranya : 1) Laporan Laba Rugi Laporan sistematis yang memuat suatu informasi keuangan mengenai pendapatan dan beban perusahaan pada periode tertentu untuk mendapatkan hasil laba atau rugi.. 2) Laporan Perubahan Ekuitas Laporan keuangan perusahaan yang menggambarkan perkembangan peningkatan atau penurunan aktiva bersih selama periode tertentu dari waktu ke waktu yang berdasarkan dari prinsip pengukuran yang diterapkan oleh perusahaanan tersebut. 3) Neraca Sebuah bagian laporan keuangan yang dihasilkan pada periode akhir tahun dan bertujuan untuk menunjukkan informasi posisi keuangan perusahaan meliputi aset, kewajiban dan ekuitas dalam periode 1 tahun. 4) Laporan Arus Kas Laporan mengenai informasi perputaran kas perusahaan, berupa gambaran aliran kas masuk atau penerimaan kas dan aliran kas keluar atau pengeluaran kas dalam suatu periode waktu.

3. Analisis Rasio Laporan Keuangan

Analisis Rasio Laporan Keuangan adalah suatu proses analisis kuantitatif pada laporan keuangan yang dilakukan dalam upaya mengevaluasi berbagai aspek kinerja operasi dan keuangan perusahaan, berdasarkan informasi yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan seperti pada suatu laporan neraca (balance sheet), laporan aliran kas (cash flow statement) dan laporan laba rugi (income statement). Analisis laporan keuangan dilakukan dengan perhitungan pada rasio setiap periode laporan keuangan untuk dapat mengetahui kondisi keuangan di masa lalu, sekarang dan di masa yang akan datang. Rasio adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur yang lain dalam suatu laporan keuangan dan dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana, Analisis rasio diharapkan dapat memberikan gambaran tentang kinerja keuangan perusahaan. Pada dasarnya analisis rasio memiliki 2 macam cara perbandingan, diantaranya:

1) Perbandingan Eksternal dari beberapa Sumber Rasio Perusahaan (Cross Sectional Approach) yaitu proses analisa dengan cara melakukan perbandingan antar beberapa rasio pada laporan keuangan perusahaan pertama yang mempunyai jumlah rasio yang sama dengan perusahaan yang berbeda dalam kurun periode yang sama.

2) Perbandingan Internal (Time Series) yaitu proses analisa perbandingan antar jumlah rasio keuangan pada periode masa lalu dan masa yang akan datang, dengan rasio dari beberapa periode waktu sebelumnya dan yang akan datang dari perusahaan yang sama Rasio keuangan dikelompokan menjadi 3 bagian, diantaranya :

1) Rasio Likuiditas, merupakan rasio yang digunakan untuk menghitung ukuran rasio perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek seperti utang jangka pendek. Berikut macam-macam rasio likuiditas :

a. Rasio Lancar, untuk menunjukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua kewajiban lancar dengan aktiva lancar. Rumus menurut [8] :

RL=(Aktiva Lancar)/(Kewajiban Lancar)

b. Rasio Cair atau Cepat, adalah sebuah rasio kemampuan organisasi dalam memberikan suatu kas dan juga aktiva, dan dapat dilakukan likuidasi sewaktu-waktu apabila perusahaan memerlukannya.

RC=(Aktiva Lancar-Persediaan)/(Kewajiban Lancar)

c. Rasio Kas, merupakan aktiva perusahaan yang paling likuid.

RK=(Kas pada Bank+Deposit Simpanan lainnya)/(Kewajiban Lancar)

d. Rasio Modal Kerja Bersih pada Total Aktiva Perusahaan, kemampuan perusahaan dalam menggambarkan kesanggupan pada cadangan kas, yang disebabkan terjadinya perbedaan selisih dari aktiva lancar dengan kewajiban lancar.

RMKB =(Aktiva Lancar-Kewajiban Lancar)/(Total Aktiva)

2) Rasio Solvabilitas (Leverage) merupakan kemampuan menilai rasio dalam pemenuhan seluruh kewajiban perusahaan, dimana perusahaan dapat memperlihatkan kemampuannya dalam melakukan pelunasan semua utang yang ada, menggunakan beberapa aset yang telah ada di perusahaan. Beberapa macam-macam rasio solvabilitas, diantaranya :

a. Rasio Hutang, untuk mengukur suatu kewajiban perusahaan dalam melakukan pendanaan terhadap pembelian atau investasi atas total keseluruhan aktiva perusahaan. Rumus menurut Weston [9] :

RH=(Total Utang)/(Total Aktiva)

b. Rasio Kewajiban Lancar Terhadap Total Aktiva, untuk memperkirakan besaran aktiva yang sudah terpenuhi oleh kewajiban lancar.

RKLTTA=(Kewajiban Lancar)/(Total Aktiva)

c. Rasio Kewajiban Tidak Lancar Terhadap Total Aktiva, untuk menguji total besaran aktiva yang telah dilunasi oleh bukan kewajiban lancar.

RKTLTTA=(Kewajiban Tidak Lancar)/(Total Aktiva)

d. Rasio modal terhadap kewajiban, untuk memperlihatkan kemampuan perusahaan dalam pemenuhan total kewajiban menggunakan biaya sendiri.

RMKB=Modal/(Total Kewajiban)

e. Time Interest Earned, penilaian suatu kemampuan perusahaan untuk menutupi beberapa kewajiban yang telah dimilikinya, dengan cara melunasi beban yang telah disebabkan akibat dana dari pihak eksternal.

TIE=(Laba Usaha)/(Beban Bunga)

3) Rasio Profitabilitas merupakan pengukuran rasio keuangan terhadap kemampuan perusahaan dalam memperoleh suatu laba atau keuntungan dari penjualannya. Berikut terdapat 5 jenis kategori pada rasio profitabilitas, diantaranya [10] :

a. Margin Laba Kotor, untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melakukan upaya minimalisasi harga pokok penjualan yang mempunyai keterkaitan hubungan dengan penjualan yang telah dilakukan.

MLK=(Laba Kotor)/(Penjualan bersih)

b. Margin Laba Usaha (EBIT), untuk mengetahui gambaran rasio perusahaan untuk mendatangkan keuntungan selepas beban operasional serta HPP (Harga Pokok Penjualan) yang mempunyai relevansi pada penjualan perusahaan.

MLU EBIT=(Laba Usaha)/(Penjualan bersih)

c. Margin Laba Bersih, untuk mengetahui rasio kinerja keuangan dalam menghasilkan keuntungan sesudah dari HPP (Harga Pokok Penjualan), Beban Operasional dan Beban lainnya dalam penjualan.

Profit Margin=(Laba Bersih)/(Penjualan bersih)

d. Return On Investment, untuk mengukur kemampuan rasio keuangan perusahaan dalam mengatur seluruh aktivanya dengan semaksimal mungkin, agar dapat mencapai target laba keuntungan yang akan dicapai.

ROI=(Laba Usaha)/(Total Aktiva)

e. Rasio Laba Ditahan Pada Jumlah Aktiva, untuk memperlihatkan skala laba kumulatif yang menjadi suatu gambaran usia perusahaan.

RLDTA=(Laba Ditahan)/(Total Aktiva)

METODE

A. Pendekatan Penelitian

Jenis Penilitian yang akan dilakukan yaitu menggunakan penelitian analisis deskriptif dengan metode kualitatif, dimana pada penelitian tersebut akan memberikan data informasi berupa hasil uraian dari analisis rasio pada laporan keuangan. Menurut [11] Metode deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian yang akan dilakukan namun tidak digunakan untuk membuat kesimpulan secara lebih luas dan untuk mengetahui hasil variabel mandiri, dari satu variabel atau lebih. Penelitian ini bertujuan untuk menilai kinerja keuangan pada Perusahaan Daerah Air Minum Giri Nawa Tirta Kabupaten Pasuruan, dalam penelitian ini data yang digunakan yaitu laporan keuangan tahunan perusahaan yang selanjutnya dilakukan analisis dan kemudian akan diambil suatu hasil kesimpulan mengenai kinerja keuangan perusahaan dari tahun ke tahun.

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Pada riset penelitian ini yang menjadi selaku Subjek Penelitian merupakan bagian keuangan di Perusahaan Daerah Air Minum Giri Nawa Tirta Kabupaten Pasuruan.

2. Objek Penelitian

Objek yang digunakan untuk riset penelitian adalah neraca serta laporan laba rugi pada laporan keuangan di Perusahaan Daerah Air Minum Giri Nawa Tirta Kabupaten Pasuruan.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan pada Perusahaan Daerah Air Minum Giri Nawa Tirta yang terletak di wilayah Kabupaten Pasuruan. Tepatnya di Jl. Patimura No.7, Sidonganti, Kutorejo, Kec. Pandaan, Pasuruan, Jawa Timur 67156.

D. Teknik Penentuan Informan

Dalam kegiatan penelitian kualitatif, informan adalah kunci utama dalam memberikan gambaran atau informasi secara lengkap dan akurat pada penelitian yang akan dilakukan. Informan dalam penelitian adalah seseorang atau lebih dari satu orang yang telah mengerti, memahami, menguasai dan bersedia memberikan informasi yang akan diambil sebagai penelitian. Informan dapat dikatakan sebagai faktor utama dalam penelitian, karena akan memberikan seluruh informasi yang dibutuhkan oleh peneliti secara mendalam yang mempunyai keterkaitan dengan yang akan diteliti. Menurut [12] Informan adalah seseorang atau beberapa orang yang memiliki kompetensi dalam memberikan data informasi yang berkaitan dengan situasi serta kondisi latar belakang yang akan dilakukan pada penelitian dan mengetahui permasalahan yang akan diteliti.

Teknik yang akan digunakan dalam Penelitian ini yaitu dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Teknik Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan melakukan pertimbangan kriteria tertentu yang akan lebih menfokuskan pada penelitian yang akan dilakukan [13]. Kriteria yang dimaksud yaitu dengan berpedoman pada syarat-syarat sebagai berikut :

a) Dalam proses pengambilan sampel berdasarkan pada ciri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik pokok populasi penelitian.

b) Untuk Subjek yang diambil sebagai sampel adalah suatu subjek yang memiliki informasi sangat relevan pada populasi (key subjectis).

c) Pada Penentuan karakteristik populasi sampel harus dilakukan dengan cermat.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti menentukan sebagai Subjek Informan untuk Penelitian ini yaitu :

1) Tenaga Ahli pada Kepala Bagian Keuangan PDAM Giri Nawa Tirta yaitu Ibu Eny Mahmudah.

2) Tenaga Ahli pada Kepala Bagian Umum, Humas dan SDM PDAM Giri Nawa Tirta yaitu Ibu Rakhmi Warda.

E. Teknik Analisis

Analisis data kualitatif adalah kegiatan penelitian yang dilakukan dengan mengelola keseluruahan data yang didapat, mengumpulkan beberapa data, memilah-milah dan menemukan pola hasil data penelitian, mendapatkan data yang penting dan yang diperlukan, lalu menguji data tersebut dan pada akhirnya melakukan penarikan kesimpulan. Tujuan dari teknik analisis data adalah untuk mengendalikan data penelitian secara sistematis dan relevan dengan perumusan masalah. Peneliti menggunakan analisis data yang bersifat induktif yaitu kegiatan analisis yang mana diawali dengan melakukan proses wawancara, pembahasan, bukti pendukung lalu diakhiri dengan penarikan kesimpulan. Menurut [14], Terdapat beberapa tahapan analisis data pada metode kualitatif bersifat induktif, diantaranya sebagai berikut :

1. Reduksi Data

Reduksi Data adalah suatu proses kegiatan pemilihan dan pemilahan, penyederhanaan, penggambaran serta transformasi data penelitian dari awal data yang didapatkan pada saat di lapangan serta dilakukan secara berkelanjutan.

2. Penyajian Data

Setelah melakukan reduksi data selanjutnya penyajian data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya sehingga dapat memudahkan dalam memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang sudah diteliti. Penyajian data dilakukan dengan teks yang naratif berupa hasil perhitungan rasio dari laporan keuangan PDAM Giri Nawa Tirta yang konversikan menjadi grafik atau matrik kerja. Berikut rumus perhitugan rasio yang akan digunakan, diantaranya :

a) Rasio Likuiditas

1) Rasio Lancar

Rasio Lancar=(Aktiva Lancar)/(Kewajiban Lancar)

2) Rasio Cair (Cepat)

Rasio Cair (Cepat)=(Aktiva Lancar-Persediaan)/(Kewajiban Lancar)

3) Rasio Terhadap Kas

Rasio terhadap Kas=(Kas Bank+Deposito Simpanan lainnya)/(Kewajiban Lancar)

4) Rasio Modal Kerja Bersih

Rasio Modal Kerja Bersih =(Aktiva Lancar-Kewajiban Lancar)/(Total Aktiva)

b) Rasio Solvabilitas (Leverage)

1) Rasio Utang

Rasio Utang=(Total Utang)/(Total Aktiva)

2) Rasio Kewajiban Lancar Terhadap Total Aktiva Perusahaan

Rasio Kewajiban Lancar terhadap total aktiva=(Kewajiban Lancar)/(Total Aktiva)

3) Rasio Kewajiban Tidak Lancar Terhadap Total Aktiva

Rasio Kewajiban Tidak Lancar terhadap total aktiva=(Kewajiban Tidak Lancar)/(Total Aktiva)

4) Rasio Modal Terhadap Kewajiban

Rasio Modal Terhadap Kewajiban=Modal/(Total Kewajiban)

5) Time Interest Earned

Time Interest Earned=(Laba dari Usaha)/(Beban Bunga)

c) Rasio Profitabilitas

1) Margin Laba Kotor

Margin Laba Kotor=(Laba Kotor)/(Penjualan bersih)

2) Margin Laba Usaha (EBIT)

EBIT=(Laba Usaha)/(Penjualan bersih)

3) Margin Laba Bersih

Profit Margin=(Laba Bersih)/(Penjualan bersih)

4) Return On Investment (ROI)

ROI=(Laba dari Usaha)/(Total Aktiva)

5) Rasio Laba Ditahan Terhadap Total Aktiva

Rasio Laba Ditahan Terhadap Total Aktiva=(Laba Ditahan)/(Total Aktiva)

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan didasarkan pada rumusan masalah yang diambil dan lebih spesifik sesuai dengan yang telah ditetapkan sebelumnya. Hasil analisis tersebut nantinya merupakan jawaban hasil dari persoalan penelitian yang telah ditetapkan yaitu tentang penilaian kinerja keuangan pada PDAM Giri Nawa Tirta Kabupaten Pasuruan yang didasarkan pada Laporan Keuangan tahun 2017, 2018, 2019 dan 2020.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Gambaran Umum Objek Penelitian

Kabupaten Pasuruan adalah salah satu kabupaten di Jawa Timur yang menempati batas-batas diantaranya sebelah utara yaitu berbatasan dengan Kabupaten Sidoarjo, Kota Pasuruan dan Selat Madura, pada batas sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Probolinggo, dan sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Malang serta sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto.

Kabupaten Pasuruan memiliki 24 Kecamatan dan 365 Desa / kelurahan dengan luas daerah secara keseluruhan mencapai 1.474.02 km². Dan untuk kecamatan terluasnya terletak di daerah Kecamatan Lumbang yang mana luasnya mencapai 125.55 km² atau 8,52% dari luas daerah Kabupaten Pasuruan sendiri, sementara untuk kecamatan terkecilnya terletak pada daerah Kecamatan Pohjentrek yang hanya memiliki luas sekitar 11.88 km² atau 0,81% dari luas secara keseluruhan yang dimiliki Kabupaten Pasuruan.

Analisis Data dan Hasil Penelitian

1. Analisis Data

Berikut merupakan Data Analisis Laporan Keuangan di PDAM Giri Nawa Tirta di Kabupaten Pasuruan selama 4 tahun berturut – turut pada tahun 2017, 2018, 2019 dan 2020 sebagai berikut :

Tahun Aktiva Lancar Kewajiban Lancar Persediaan Kas Bank Deposito simpanan Total Aktiva
2017 17.720.438.808 511.770.270 651.683.011 12.577.695.509 650.000.000 31.838.159.300
2018 20.544.584.050 320.590.628 626.586.708 13.164.553.288 650.000.000 43.719.568.795
2019 19.680.093.523 2.369.912.395 550.161.832 11.615.733.542 650.000.000 46.504.256.815
2020 14.981.854.536 364.688.593 835.640.257 6.541.077.821 650.000.000 45.133.996.017
Table 1.Analisis Laporan Keuangan PDAM Giri Nawa Tirta Kab Pasuruan Tahun 2017 – 2020 ( Rp … ,- )

Dari hasil penelitian maka didapatkan hasil aktiva lancar paling tinggi pada tahun 2018 yaitu Rp 20.544.584.050,- dan Paling rendah tahun 2020 yaitu Rp 14.981.854.536,-. Hasil kewajiban lancar paling tinggi yaitu pada tahun 2019 sebesar Rp 2.369.912.395 dan paling rendah yaitu pada tahun 2018 sebesar Rp. 320.590.628,-. Hasil persediaan paling tinggi pada tahun 2020 sebesar 835.640.257,- dan paling rendah pada tahun 2019 sebesar 550.161.832. Hasil Kas Bank paling tinggi pada tahun 2018 sebesar Rp. 13.164.553.288,- dan paling rendah tahun 2020 sebesar 6.541.077.821,-. Hasil deposito bank sama besarnya dari tahun 2017 sampai dengan 2020 yaitu sebesar Rp. 650.000.000,-. Hasil Total Aktiva paling tinggi pada tahun 2019 yaitu 46.504.256.815,- dan paling rendah tahun 2017 sebesar Rp. 31.838.159.300,-.

Tahun Total Utang Kewajiban Tidak Lancar Modal Total Kewajiban Laba Dari Usaha
2017 3.645.353.881 729.350.223 41.302.672.730 1.241.120.493 5.546.464.676
2018 5.733.342.958 1.280.649.343 50.947.151.957 1.601.240.221 5.851.833.557
2019 6.643.293.290 1.451.399.637 51.283.251.022 3.821.312.032 5.876.875.283
2020 6.688.233.134 646.261.887 51.620.763.573 2.119.320.212 5.877.081.697
Table 2.Analisis Laporan Keuangan PDAM Giri Nawa Tirta Kab Pasuruan Tahun 2017 – 2020 ( Rp … ,- )

Dari hasil penelitian maka didapatkan hasil total utang paling tinggi pada tahun 2020 yaitu Rp6.688.233.134,- dan Paling rendah tahun 2017 yaitu Rp. 3.645.353.881,-. Hasil kewajiban tidak lancar paling tinggi yaitu pada tahun 2019 sebesar Rp 1.451.399.637,- dan paling rendah yaitu pada tahun 2017 sebesar Rp. 729.350.223,- Hasil modal paling tinggi pada tahun 2020 sebesar Rp51.620.763.573,- dan paling rendah pada tahun 2017 sebesar Rp. 41.302.672.730. Hasil total kewajiban paling tinggi pada tahun 2018 sebesar Rp. 13.164.553.288,- dan paling rendah tahun 2017 sebesar Rp. 3.821.312.032,-. Hasil laba dari usaha paling tinggi tahun 2020 sebesar Rp 5.877.081.697,- dan paling rendah tahun 2017 sebesar Rp 5.546.464.676,-.

Tahun Laba Kotor Penjualan Bersih Laba Usaha Laba Bersih Laba ditahan
2017 5.546.464.676 24.672.122.290 5.546.464.676 4.208.368.109 10.705.633.923
2018 5.851.833.557 24.539.007.344 5.851.833.557 4.481.320.857 8.828.823.382
2019 5.876.042.639 26.689.426.701 5.876.875.283 4.500.167.356 8.600.306.239
2020 5.877.081.697 27.445.450.628 5.877.081.697 4.660.848.025 7.497.718.037
Table 3. Analisis Laporan Keuangan PDAM Giri Nawa Tirta Kab Pasuruan Tahun 2017 – 2020 ( Rp … ,- )

Dari hasil penelitian maka didapatkan Hasil laba kotor paling tinggi tahun 2020 sebesar Rp 5.877.081.697,- dan paling rendah tahun 2017 sebesar Rp 5.546.464.676,-. Hasil penjualan bersih paling tinggi yaitu pada tahun 2020 sebesar Rp27.445.450.628,- dan paling rendah yaitu pada tahun 2018 sebesar Rp 24.539.007.344,- Hasil laba kotor paling tinggi tahun 2020 sebesar Rp 5.877.081.697,- dan paling rendah tahun 2017 sebesar Rp 5.546.464.676,-. Hasil laba bersih paling tinggi pada tahun 2020 sebesar Rp. 4.660.848.025,- dan paling rendah tahun 2017 sebesar Rp. 4.208.368.109,-. Hasil laba ditahan paling tinggi tahun 2017 sebesar Rp 10.705.633.923,- dan paling rendah tahun 2020 sebesar Rp 7.497.718.037,-.

2. Analisis Hasil Penelitian

Berdasarkan dari hasil penelitian maka didapatkan diringkas sebuah hasil analisis laporan keuangan untuk menilai kinerja keuangan pada Tahun 2017 – 2020, sebagai berikut :

a. Analisis Rasio Likuiditas

Rasio Lancar Rasio Cair (Cepat) Rasio terhadap Kas Rasio Modal Kerja Bersih
2017 34.63 33.35 25.85 54.05
2018 64.08 62.13 43.09 46.26
2019 8.30 8.07 5.18 37.22
2020 41.08 38.79 19.72 32.39
Table 4. Analisis Rasio Likuiditas

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa analisis rasio likuiditas terdiri dari rasio lancar, rasio cair cepat, rasio terhadap kas dan rasio modal kerja bersih. Pada hasil rasio lancar paling rendah pada tahun 2019 sebesar 8,30% dan paling tinggi pada tahun 2018 sebesar 64,08%. Pada rasio cair cepat paling rendah pada tahun 2019 sebesar 8,07% dan paling tinggi pada tahun 2018 sebesar 62,13%. Pada Rasio terhadap kas paling rendah pada tahun 2019 sebesar 5,18% dan paling tinggi pada tahun 2018 sebesar 43,09%. Pada rasio modal kerja bersih paling rendah pada tahun 2020 sebesar 32,39% dan paling tinggi pada tahun 2017 sebesar 54,05%. Dari hasil kesimpulan bahwa analisis rasio likuiditas terendah pada tahun 2019 dan tertinggi pada tahun 2018. Di bawah ini adalah gambaran sebuah grafik yang menunjukkan laju arus pada rasio likuiditas berdasarkan rasio dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2020 sebagai berikut :

b. Analisis Rasio Solvabilitas

Rasio Utang Rasio Kewajiban Lancar Rasio Kewajiban tidak lancar Rasio Modal Time Interest Earned
2017 11.45 1.61 2.29 33.28 277.32
2018 13.11 0.73 2.93 31.82 195.06
2019 14.29 5.10 3.12 13.42 293.84
2020 14.82 0.81 1.43 24.36 293.85
Table 5. Analisis Rasio Solvabilitas

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa analisis rasio solvabilitas terdiri dari rasio utang, rasio kewajiban lancar, rasio kewajiban tidak lancar, rasio modal, dan time interest earned. Pada hasil rasio utang paling rendah pada tahun 2017 sebesar 11,45% dan paling tinggi pada tahun 2020 sebesar 14,82%. Pada rasio kewajiban lancar paling rendah pada tahun 2018 sebesar 0,73% dan paling tinggi pada tahun 2019 sebesar 5,10%. Pada Rasio kewajiban tidak lancar paling rendah pada tahun 2020 sebesar 1,43% dan paling tinggi pada tahun 2019 sebesar 3,12%. Pada rasio modal paling rendah pada tahun 2019 sebesar 13,42% dan paling tinggi pada tahun 2017 sebesar 33,28%.

c. Analisis Rasio Profitabilitas

Margin Laba Kotor Margin Laba Usaha Margin Laba Bersih Return On Investment (ROI) Rasio Laba ditahan terhadap total aktiva
2017 22.48 22.48 17.06 17.42 33.63
2018 23.85 23.85 18.26 13.38 20.19
2019 22.02 22.02 16.86 12.64 18.49
2020 21.41 21.41 16.98 13.02 16.61
Table 6.Rasio Profitabilitas

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa analisis rasio profitabilitas terdiri dari margin laba kotor, margin laba usaha, margin laba bersih, Return On Invesment (ROI) dan Rasio Laba ditahan terhadap total aktiva. Pada hasil margin laba kotor paling rendah pada tahun 2020 sebesar 21,41% dan paling tinggi pada tahun 2018 sebesar 23,85%. Pada margin laba usaha paling rendah pada tahun 2020 sebesar 21,41% dan paling tinggi pada tahun 2018 sebesar 23,85%. Pada margin laba bersih paling rendah pada tahun 2019 sebesar 16,86% dan paling tinggi pada tahun 2018 sebesar 18,26%. Pada ROI paling rendah pada tahun 2019 sebesar 12,64% dan paling tinggi pada tahun 2017 sebesar 17,42%. Pada rasio laba ditahan terhadap total aktiva paling rendah pada tahun 2020 sebesar 16,61% dan paling tinggi pada tahun 2017 sebesar 33,63%. Dari hasil kesimpulan bahwa analisis rasio profitabilitas terendah pada tahun 2020 dan tertinggi pada tahun 2017 dan 2018.

B. Pembahasan

1. Penilaian Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan merupakan pencapaiaan hasil kegiatan secara maksimal terhadap penggunaan sejumlah dana yang digunakan untuk mencukupi kebutuhaan dalam pembiayaan kegiatan usahaanya. Penilaiaan kinerja keuangan di ukur dengan membandingkan hasil perhitungan rasio saat sekarang dengan rasio yang sama pada waktu yang lampau. Apabila hasil perhitungan rasio keuangan perusahaan lebih besar atau di atas angka teoritis atau rasio keuangan yang cenderung perkembangannya mengalami kenaikan maka kondisi keuangan perusahaan di katakan efisien ( baik ) dan sebaliknya apabila hasil perhitungan rasio keuangan perusahaan lebih kecil atau dibawah angka teoritis atau rasio keuangan yang cenderung/ perkembangannya mengalamai penurunan maka kondisi keuangan perusahaan likuid. Hal ini dapat memberikan solusi pada keuangan perusahaan mamupun investor dengan manfaat informasi tentang kinerja keuangan. Dengan menggunakan analisis terhadap kinerja keuangan akan tergambar suatu ringkasan dari keuangan yang terdiri dari laporan neraca dan laporan laba rugi selama periode yang bersangkutan. Tahap yang perlu dilaksanakan dalam analisis ini adalah dengan melakukan analisis menggunakan rasio keuangan. Kinerja keuangan perusahaan PDAM yang diukur menggunakan rasio solvabilitas mengalami penurunan, hal ini terjadi dikarenakan tingkat keuntungan perusahaan yang mengalami penurunan dan juga semakin tingginya utang perusahaan.

SIMPULAN

Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan diatas, maka dapat disimpulkan beberapa hal yang dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pada analisis rasio likuiditas mengalami peningkatan di setiap tahunnya.

2. Pada analisis rasio solvabilitas mengalami penurunan di setiap tahunnya

3. Pada analisis rasio profitabilitas mengalami kenaikan di setiap tahunnya.

References

  1. E. N. Hutagalung, "Analisa Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Bank Umum Di Indonesia," vol. 11, no. 165, 2014.
  2. E. Umaiyah and M. N. Salim, "Rasio Keuangan, Ukuran Perusahaan, Struktur Modal Dan Dampaknya Terhadap Nilai Perusahaan Non Perbankan Kategori Lq-45," 2018.
  3. D. D. Rahmatullah, "Pengaruh Profitabilitas Dan Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Struktur Modal Sebagai Variabel Intervening," 2020.
  4. D. M. A. Lexy J. Moleong, "Moleong, Lexi J, 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya," Pt. Remaja Rosda Karya, 2019.
  5. I. Ghozali, "Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program Ibm Spss 23, Cetakan Vi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro," 2016.
  6. Kasmir, "Analisi Laporan Keuangan Jakarta Rajawali Persada," J. Bus. Bank., 2019, doi: 10.14414/Jbb.V6i2.1299.
  7. Kasmir, "Analisis Laporan Keuangan., 1st ed. Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada," 2015.
  8. P. S. Komala, I. D. M. Endiana, P. D. Kumalasari, and N. M. Rahindayati, "Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas, Likuiditas, Keputusan Investasi Dan Keputusan Pendanaan Terhadap Nilai Perusahaan," no. 2013, pp. 40–50, 2019.
  9. R. Ngah and A. R. Ibrahim, "The Effect Of Knowledge Sharing On Organizational Performance In Small And Medium Enterprises’, Proceedings Knowledge Management 5th International Conference, Knowledge Management: Theory, Research & Practice, pp. 503-508," 2010.
  10. Sugiyono, "Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, Cetakan Ke. Bandung: Alfabeta," 2015.
  11. S. S. Harahap, "Teori Kritis Laporan Keuangan. Jakarta: Pt. Raja Grafindo Persada," 2016.
  12. S. Hermawan and Amirullah, "Metode Penelitian," 2016.
  13. V. W. Sujarweni, "Sistem Akuntansi," Sist. Akunt., vol. 19, no. 2, p. 3, 2015.
  14. Y. Kurnia. F and B. Ariyanto, "Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Wholesale And Retail Trade Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Tahun 2011 – 2016," Maj. Ekon., no. 1411, pp. 305–314, 2018.