Enhancing Inventory Control Through Barcode-Based Warehouse Management System: A Qualitative Analysis
Innovation in Computer Science
DOI: 10.21070/ijins.v25i.960

Enhancing Inventory Control Through Barcode-Based Warehouse Management System: A Qualitative Analysis


Meningkatkan Pengendalian Inventori Melalui Sistem Manajemen Gudang Berbasis Kode Batang: Analisis Kualitatif

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Warehouse Management System Barcode-Based Inventory Control Qualitative Analysis Inventory Accuracy Operational Efficiency

Abstract

This research aims to investigate the implementation of a Barcode-Based Warehouse Management System (WMS) and its impact on Finish Good Inventory Control, employing qualitative techniques. The study identifies challenges associated with the manual information system in a corporate setting, leading to inventory discrepancies and inefficiencies. The findings demonstrate that the adoption of the new WMS enhances stock visibility, aids in resource allocation, and improves inventory accuracy, particularly in monitoring fast-moving and slow-moving items. This research underscores the significance of WMS for optimizing inventory management and its broader implications for operational efficiency and cost-effectiveness.

Highlights:

  • Efficient Inventory Tracking: The study emphasizes the role of the Warehouse Management System in enhancing real-time inventory tracking, reducing errors, and improving stock visibility.

  • Cost-Effective Operations: Implementation of the Barcode-Based WMS offers cost-saving opportunities through efficient resource allocation and streamlined inventory management.

  • Strategic Decision Support: The research highlights how accurate inventory data enables informed decisions regarding resource allocation, restocking strategies, and overall operational planning.

Keywords: Warehouse Management System, Barcode-Based Inventory Control, Qualitative Analysis, Inventory Accuracy, Operational Efficiency

PENDAHULUAN

Desa, kota atau kabupaten, dan provinsi yaitu kategori daerah otonomi dari tingkat terendah hingga Perkembangan usaha di Indonesia semakin berkembang pesat baik perusahaan yang dalam usahanya berkecimpung dibidang produksi, dagang, ataupun jasa yang berdampak terhadap semakin berkembangnyadaya saing pada dunia industri serta membuat semakin diharuskannyadalam perusahaan selalu memiliki kinerja keuangan yang meningkat. Pelayanan yang terbaik selalu diberikan oleh perusahaan sebagai wujud visi dan misi yang dapat diberikan bagi konsumen sehingga para pelaku bisnis dituntut untuk mempunyai kemampuan yang efektif, terampil dan strategi yang handal untuk mempertahankan kelangsungan usahanya. Pelaku bisnis diharuskan memahami setiap komponen penting dalam perusahaan.Salah satu komponen penting dalam perusahaan yaitu persediaan. Persediaan adalah sejumlah barang jadi, bahan baku, bahan dalam proses yang dimiliki perusahaan dagang dengan tujuan untuk dijual atau diproses lebih lanjut. [1]. Menurut[2] persediaan berdasarkan proses produksinya terdiri dari, persediaan bahan mentah (Raw Materials), persediaan barang setengah jadi (Work-In-Process) dan persediaan barang jadi (Finished Food).

Inventory secara teknik merupakan teknik yang erat kaitannya dengan ketetapan besaran persediaan bahan yang harus dianggarkan agar kegiatan produksi terjamin kelancaran nya dan juga penetapan jadwal pengadaan serta jumlah order barang yang harus dipenuhi bagi sebuah perusahaan. Penetapan jumlah pemesanan atau jadwal pemesanan tersebut harus dilakukan pemesanan sesuai pernyataan dasar sehingga harus terdapat dalam sistem pengendalian persediaan [3].Perusahaan memerlukan gudang untuk dijadikan kawasan disimpannya persediaan barang baik persediaan bahan baku, barang persediaan setengah jadi, juga barang jadi. Didalam dunia industri ini adanya gudang merupakan suatu masalah yang krusial dalam perusahaanhal ini dikarenakan adalah daerah penyimpanan semua stok persediaan barang. Gudang juga dapat diartikan dan dianalogikan sebagai pusat dari keseluruhan barang yang terkumpul serta disalurkan ya barang tersebut dalam titik awal sebagai langkah untuk di produksi maupun dijual ke retailer ataupun langsung ke pelanggan. Sesuai dengan fenomena tersebut terlihat bahwa amatlah rumit sistem aktifitas gudang tersebut hal ini karena amatlah penting adanya fungsi dari sistem gudang bagi sebuah perusahaan sehingga membutuhkan suatu sistemyang mampu mengendalikan hal tersebut dengan sangat baik.Penerapan pengendalian persediaan sangat erat kaitannya secara langsung dengan biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan sehingga pentingnya diterapkannya pengendalian persediaan itu Sendiri sehingga harus seimbangnya persediaan yang ada dengan kebutuhan Hal ini dikarenakan jika terlalu banyak persediaan yang ada berakibat adanya resiko kerusakan yang harus ditanggung oleh perusahaan sehingga tingginya biaya penyimpanan serta besarnya biaya investasi namun apabila terjadi kekurangan persediaan maka akan berakibat kelancaran proses produksi akan terganggu [3]. Beberapa jenis perusahaan memerluka persediaan dalam menjalankan aktivitasnya. [4] dan [5] menyatakan bahwa persediaan adalah asset tetap yang tersedia untuk dijual dalam aktivitas yang terjadi dalam perusahaan atau aset yang diproses secara langsung dan tidak langsung ke barang yang akan diproduksi dan kemudian akan dijual . Penerapan sistem informasi persediaan dapat bermanfaat bagi perusahaan dan manajemen dalam mengelola usahanya [6]. Penggunaan sistem informasi persediaan diharapkan dapat meminimalisir kejadian-kejadian yang tidak diinginkan seperti kecurangan, error dan lain-lain.CV ARK SONY merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang tengah berkembang pesat di Pusat Kota Jember yang beralamat di Jalan Ijen Rambigundam, Rambipuji, Jember.Perusahaan ini bergerak dalam produksi Springbed. Bahan baku yang dipakai oleh perusahaan ini sangatlah banyak dan detail, oleh karena itu dengan adanya persediaan yang cukup rumit di perusahaan ini maka dalam menunjang operasional produksinya membutuhkan suatu sistem informasi yang berkaitan dengan control warehouse. Pengendalian internal atas sistem informasi persediaan barang pada perusahaan ini sangat diperlukan untuk mempertahakankan kelangsungan perusahaan.Seiring dengan semakin ketatnya produksi Springbed yang dilakukan dan persaingan produk antar pelaku bisnis, perusahaan ini Perlunya untuk meningkatkan kualitas hasil produk serta melakukan pelaksanaan kegiatan dengan mengevaluasi hasilnya. Salah satu kesulitan yang dimiliki perusahaan yaitu melakukan control kuantitas dan melacak persediaan yang disebabkan oleh transaksi keluar masuk barang yang belum dilakukannya secara baik dan benar sehingga sering terdapat permasalahan kehilangan stok persediaan. Banyaknya varian bahan baku yang dimiliki berdampak pada kesulitan pemilik untuk melaksanakan status kontrol persediaan produk akhir. Hal ini sejalan dengan Penelitian [7] yang berjudul Analisis Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Barang Dagang Pada CV A.M Banjarmasin yang menyatakan bahwa komponen sistem informasi akuntansi yang seharusnya dilakukan adalah perlunya pendukung kinerja aplikasi yang baik dan pengembangan kinerja dari aplikasi yang sudah ada, agar antara satu prosedur dengan prosedur yang lainnya dapat terjalin kerjasama yang baik. Data-data yang di proses harus menghasilkan data serta informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan karena kualitas informasi yang dihasilkan sangat tergantung kepada kualitas data yang disajikan. Unsur-unsur sistem pengendalian intern yang seharusnya dilakukan adalah sangat diperlukan adanya internal kontrol yang kuat, mulai dari proses pembelian barang dagang,penerimaanbarangke dalam gudang,dan pengeluaran barang dari gudang, sertasistem pencatatan yang akurat untuk memperbaiki sistem informasi persediaan yang diterapkan tersebut. Penelitian lain oleh[8] dengan judul Perancangan SIstem Informasi Persediaan Barang Menggunakan Microsoft Acces yang mengatakan bahwa Perancangan sistem informasi persediaan barang dapat menghasilkan informasi yang lebih baik, akurat dan terpertcaya serta perancangan sistem membuat hasil pencarian stok barang menjadi mudah, cepat, dan tidak memerlukan waktu yang lama sehingga data menjadi lebih mudah diakses karena tidak menggunakan metode manual lagi. Mengacu pemaparan sebelumnya, maka rumusan masalah penelitian ini yaitu ”BagaimanaAnalisis Implementasi Warehouse Management SistemTerhadap Inventory Control Finish Good Berbasis Barcode?.”

METODE

1. Jenis Penelitian

Peneliti mempergunakan jenis penelitian kualitatif fenomenologi. Rancangan penelitian studi kasus fenomenologi merupakan rancangan penelitian yang berusaha mengungkapkan dan memahami suatu kasus atau fenomena tertentu yang memiliki hubungan dengan esensi pengalaman individu tentang suatu fenomena yang dialami.Fenomenologi pada hakekatnya merupakan salah satu jenis pendekatan penelitian kualitatif yang berfokus pada kesamaan pengalaman hidup dalam kelompok tertentu. [9]Adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. [9]juga menjelaskan bahwa penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel, gejala atau keadaan

2. Lokasi Penelitian

[10]mengatakan bahwa “lokasi penelitianmenunjuk pada pengertian lokasi sosial yang dicirikan oleh adanya tigaunsur yaitu pelaku, tempat dan kegiatan yang dapat diobservasi”.Penelitian ini dilakukan pada salah satu perusahaan manufaktur di kawasan Jember yaitu CV.ARK SONY yang beralamat di Jalan Ijen Rambigundam, Rambipuji, Jember.Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa perusahaan tersebut merupakan salah satu perusahaan yang memiliki persediaan berupa bahan baku, setengah jadi, maupun barang jadi yang sangat detail dan banyak. Oleh karena itu adanya sistem informasi akuntansi persediaan merupakan hal yang paling penting bagi CV.ARK SONY.

3. Jenis dan Sumber Data

[11] adalah:“Sumber data yang dimaksud dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapatdiperoleh”.Pada penelitian ini jenis dan sumber data yang dipakai untuk menyusun pengambilan kesimpulan serta pembahasan dalam riset ini diuraikan melalui sumber data yaitu:

a. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini yakni wawancara yang didapatkan langsung dari pimpinan perusahaan serta pihak manajemen dan juga pengamatan langsung danbeberapa karyawan[12].

b. Data skunder merupakan data yang bersumber secara tidak langsung yang diberikan kepada pengumpul data atau data yang terkumpul berdasarkan sumber lainnya[13] yaitu Data stok persediaan barang serta data lainnya yang terdapat pada CV. Ark Sony.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini penulis memilih metode pengumpulan data sebagai berikut :

a. Observasi, adalah dengan cara melakukan pengamatan secara langsung mengenai objek penelitian sehingga gambaran dari fenomena yang akan dipecahkan dapat diperoleh[14].

b. Wawancara, adalah dengan cara mengajukan wawancara berupa daftar pertanyaan secara langsung kepada pihak-pihak yang terpilih menjadi informan dalam sebuah penelitian seperti pihak manajemen serta para pegawai yang terlibat dalam bidang fungsional serta persediaan[15].

c. Dokumentasi, adalah dengan cara melakukan pengumpulan data serta dokumen-dokumen milik perusahaan secara resmi mengenai persediaan barang yang merupakan fokus dalam penelitian ini[16].

5. Teknik Analisis

Dalam penelitian ini terkait uji keabsahan data yang dipakai dalam penelitian yaitu dengan memakai uji triangulasi.Menurut [17] bahwa “Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu”. Dilakukannya triangulasi ini oleh peneliti dengan cara memperbandingkan hasil dari dokumentasi, observasi serta wawancara cara yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan sumber-sumber yang berbeda.

Pengertian Triangulasi menurut [18] adalah tekhnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu, untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Analisis

Triangulasi Data Observasi dan Wawancara

Berikut table analisis triangulasi antara data wawancara dan observasi pada penelitian ini :

Pertanyaan Wawancara Observasi Kesimpulan
Jenis perusahaan dan barang yang di produksi Perusahaan ini adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi Springbed,foam dan matras diproduksi dengan cara pengolahan bahan baku hingga barang siap jual Jenis perusahaan manufaktur produksi Springbed,foamdan matras dengan proses melalui bahan kain, woven, daeron dan partikel 0.9 em. Sedangkan untuk bahan baku busa, per, kawat, lotus dan rangka divan CV. ARK SONY adalah jenis perusahaan manufaktur yang memproduksi springbed, foam dan matras dengan bahan menggunakan bahan kain, woven, daeron dan partikel 0.9 em. Sedangkan untuk bahan baku busa, per, kawat, lotus dan rangka divan
Hubungan/keterkaitan antara struktur organisasi dengan job description Struktur organisasi pada perusahaan ini merupakan cara tugas dan tanggung jawab sehingga dapat mempermudah untuk alur job deskripsi yang dialokasikan kepada individu, dimana individu tersebut dikelompokkan kedalam departemen dan divisi. Hubungan struktur organisasi dan job deskripsi dalam perusahaan ini saling berkaitan yang mana struktur organisasi membentuk alur hubungan antar jabatan dan bagian sehingga dapat dengan jelas untuk diterapkan Pada CV. ARK SONY struktur organisasi dengan job description sangat berkaitan karena merupakan sebagai tugas serta struktur yang menghubungkan masing masing bagian sehingga dapat secara jelas
Proses sistem persediaan yang lama pada perusahaan sebelumnya dan apakah sudah terstruktur Sistem persediaan dalam perusahaan ini yang lama menggunakan hanya alur flowchart dan dicatat secara manual sesuai dengan barang masuk dan keluar, saya rasa sudah terstruktur namun kurangnya efisien waktu Sistem persediaan dalam perusahaan ini pada metode yang lama menggunakan hanya alur flowchart dan persediaan dicatat secara manual sesuai barang masuk dan keluar hal ini dirasa kurang efisien karena tiap pengecekan tidak dapat secara otomatis masuk ke dalam program komputer Pada CV. ARK SONY metode persediaan yang lama hanya menggunakan metode input dan output sesuai dengan lur flowchart hal tersebut terdapat kekurangan karena waktu yang kurang efisien karena harus secara manual untuk input kedalam program komputer
Pihak yang berwenang/berkepentingan dalam proses penyediaan barang di gudang Pihak yang terlibat dalam proses persediaan adalah bagian gudang bertugas pengecekan persediaan barang, bagian akuntansi bertugas untuk mencatat transaksi dan membuat surat pesanan, bagian supplier bertugas sebagai transaksi penjualan, dan manager bertugas sebagai pengecekan kembali barang sesuai atau tidak. Pihak yang memiliki kewenangan dan terlibat dalam proses persediaan barang adalah bagian akuntansi bertugas untuk mencatat transaksi dan membuat surat pesanan, bagian supplier bertugas sebagai transaksi penjualan, dan manager bertugas sebagai pengecekan kembali barang telah sesuai atau dikembalikan Pada CV. ARK Sony pihak yang terlibat dala, proses persediaan barang adalah bagian akuntansi bertugas untuk mencatat transaksi dan membuat surat pesanan, bagian supplier bertugas sebagai transaksi penjualan, dan manager bertugas sebagai pengecekan kembali barang telah sesuai atau tidak.
Permasalahan yang sering terjadi terkait persediaan serta cara mengatasinya Masalah yang sering terjadi adalah seringkali adanya kesalahan input barang persediaan sehingga ketika terjadi stok opname barang tersebut tidak sesuai dengan jumlah yang dilaporkan hal tersebut bisa diatasi dengan cara melakukan update stok setiap akhir bulan melalui penyesuaian laporan dengan jumlah barang yang ada Dalam perusahaan ini masalah yang sering dihadapi adalah sering adanya kesalahan komunikasi dalam pencatatan persediaan sehingga laporan yang diterima seringkali berbeda dengan jumlah yang ada namun hal tersebut sudah bisa diatasi dengan cara seringkali melakukan update stok sesuai dengan laporan. Masalah yang sering dihadapi pada CV. ARK SONY adalah kesalahan pencatatan persediaan yang seringkali tidak sesuai dengan jumlah barang, pihak perusahaan mengatasi dengan cara pencatatan secara berkala untuk disesuaikan tiap akhir bulan.
Table 1.Triangulasi Data Wawancara

Sesuai dengan hasil triangulasi data berdasarkan data wawancara yang dilakukan kepada informan maka kesimpulan yang diambil adalah struktur organisasi dengan job description sangat berkaitan karena merupakan sebagai tugas serta struktur yang menghubungkan masing masing bagian sehingga dapat secara jelas. Pada CV. ARK SONY metode persediaan yang lama hanya menggunakan metode input dan output sesuai dengan lur flowchart hal tersebut terdapat kekurangan karena waktu yang kurang efisien karena harus secara manual untuk input kedalam program komputer.

Pada CV. ARK SONY pihak yang terlibat dalam, proses persediaan barang adalah bagian akuntansi bertugas untuk mencatat transaksi dan membuat surat pesanan, bagian supplier bertugas sebagai transaksi pembelian, dan manager bertugas sebagai pengecekan kembali barang telah sesuai atau tidak. Masalah yang sering dihadapi pada CV. ARK SONY adalah kesalahan pencatatan persediaan yang seringkali tidak sesuai dengan jumlah barang, pihak perusahaan mengatasi dengan cara pencatatan secara berkala untuk disesuaikan tiap akhir bulan.

B. Pembahasan

A. Analisis Siklus Pembelian Sebelum Penerapan Warehouse Management System .

Penjelasan Siklus Pembelian Sebelum Penerapan Warehouse Management System

GUDANG - Heny ADMINISTRASI PEMBELIAN – Amy ACCOUNTING - Anita
5 Menerima barang yang datang Menerima Surat Jalan dan Invoice Warna Copy (dalam amplop tertutup) dari SupplierMengecek kebenaran antara surat jalan dan barangMenandatangani Surat Jalan dari Supplier sebagai bukti bahwa barang tersebut telah diterima dengan benarMemberikan surat jalan dan Invoice ke Administrasi Pembelian 1246 Mendapat informasi Stok yang sudah habis Administrasi Pembelian dapat melakukan stok opname dengan cara :1. Pengecekan ProgramMenunjukkan informasi rencana order barang ke AccountingMelakukan konfirmasi Order Barang ke SupplierMenerima Surat Jalan (Copy) dan Invoice (Copy) dari GudangMengecek harga apakah telah sesuai dengan harga pada saat orderMengarsip Bukti Pembelian 38 ------ Menerima informasi rencana order barang dari PembelianMelakukan Evaluasi rincian persediaan dan rincianpembelian barang dagangMenyetujui Purchase Order yang akan dilakukan oleh PembelianMelakukan Pembayaran Hutang dibantu dengan KasirMenukar Bukti Pembayaran dengan Faktur Pembelian Asli dan Surat Jalan AsliMencatat secara manual dalam Buku Pembantu Hutang
Table 2.Tabel Alur Siklus Pembelian Sebelum Penerapan Warehouse Management Syste

B. Analisis Siklus Pembelian Sesudah Penerapan Warehouse Management System dengan Aplikasi Accurate

Siklus Pembelian Sesudah Penerapan Warehouse Management System

GUDANG - Heny ADMINISTRASI PEMBELIAN – Amy ACCOUNTING - Anita
5 Menerima barang yang datang Menerima Surat Jalan dan Invoice Warna Copy (dalam amplop tertutup) dari SupplierMengecek kebenaran antara surat jalan dan barangMenandatangani Surat Jalan dari Supplier sebagai bukti bahwa barang tersebut telah diterima dengan benarMemberikan surat jalan dan Invoice ke Administrasi Pembelian 12467 Mendapat informasi Stok yang sudah habis Administrasi Pembelian dapat melakukan stok opname dengan cara :1. Pengecekan ProgramMenunjukkan informasi rencana order barang ke AccountingMelakukan konfirmasi Order Barang ke SupplierMenerima Surat Jalan (Copy) dan Invoice (Copy) dari GudangMengecek harga apakah telah sesuai dengan harga pada saat orderInput Faktur Pembelian dalam Program 38 ------ Menerima informasi rencana order barang dari PembelianMelakukan Evaluasi rincian persediaan dan rincianpembelian barang dagangMenyetujui Purchase Order yang akan dilakukan olehPembelianMelakukan Pembayaran Hutang dibantu dengan KasirMenukar Bukti Pembayaran dengan Faktur Pembelian Asli dan Surat Jalan AsliInput Pelunasan Piutang dalam Program
Table 3. Tabel Alur Siklus Pembelian Sesudah Penerapan Warehouse Management System

C. Analisis Siklus Penjualan Sebelum Penerapan Warehouse Management Systemdengan Aplikasi Accurate

Siklus Penjualan Sebelum Penerapan Warehouse Management System

GUDANG - Heny ADMINISTRASI PENJUALAN – Fenty ACCOUNTING - Anita
4 Membantu Administrasi Penjualan mengecek Barang 1 Mendapat informasi Order dari Customer 7 Menerima informasi rencana order barang dari Pembelian
5 Melakukan Persiapan muat barang ke Kendaraan Barang berdasarkan Surat Jalan yang diterima dari Administrasi Penjualan 2 Administrasi Penjualan melakukan pengecekan ketersediaan barang dengan cara : 1. Fisik di Gudang 8 Melakukan Pencatatan Pada Buku Piutang atas Pelunasan yang diterima
6 Mengirim Barang dan Faktur Penjualan Copy dan Surat Jalan Copy 3 Melakukan pembuatan Nota secara manual 2 Rangkap dan menyerahkan kepada Gudang untuk Muat Barang 9 Faktur yang telah lunas, maka bukti bayar ditukar dengan Faktur Penjualan Asli dan Surat Jalan Asli
Table 4.Tabel Alur Siklus Penjualan Sebelum Penerapan Warehouse Management System

D . Analisis Siklus Penjualan Sesudah Penerapan Warehouse Management Systemdengan Aplikasi Accurate .

Siklus Penjualan Sesudah Penerapan Warehouse Management System

GUDANG - Heny ADMINISTRASI PENJUALAN – Fenty ACCOUNTING - Anita
4 Melakukan Persiapan muat barang ke Kendaraan Barang berdasarkan Surat Jalan yang diterima dari Administrasi 1 Mendapat informasi Order dari Customer 6 Menerima Pelunasan Piutang dari Custome
5 Penjualan Mengirim Barang dan Faktur Penjualan Copy dan Surat Jalan Copy 2 Administrasi Penjualan melakukan pengecekan ketersediaan barang dengan cara : 1. Melihat Stok Pada Program 7 Melakukan Input Pelunasan Piutang Customer Pada Program
3 Melakukan Input Pembelian dalam Program dan mencetak Faktur Penjualan dan Surat Jalan dalam 4 Rangkap dan menyerahkan kepada Gudang untuk Muat Barang Fungsi 4 Rangkap Surat Jalan dan Faktur Jual : - Merah : Copy Piutang - Putih : Lunas -Hijau : Arsip Gudang - Kuning : Arsip Penjualan 8 Jika terdapat Faktur yang telah lunas, maka bukti bayar diterima dan Faktur Penjualan Asli serta Surat Jalan Asli diberikan ke Customer
Table 5.Tabel Alur Siklus Penjualan Sesudah Penerapan Warehouse Management System

E . Analisis Permasalahan dan Pemecahannya

Peneliti menemukan beberapa temuan permasalahan yang terdapat pada sistem yang sedang dulu sempat berjalan dan diuraikan permasalahan, penyebab permasalahan seperti yang ditampilkan berikut ini :

Masalah Penyebab Masalah
Pengolahan Stok Barang masih dilakukan seacara manual Terkadang terjadi selisih perhitungan barang dan informasi stok barang yang diberikan terkadang tidak sesuai dengan persediaan
Pengolahan data persediaan barang masih dicatat manual Terjadinya penumpukan berkas dan untuk pencarian data yang diperlukan memakan waktu yang lama
Kesulitan dalam pencatatan dan pembuatan laporan barang masuk dan keluar Terkadang terjadi kesalahan dalam pencatatan dan pembuatan laporan karena banyaknya barang yang masuk dan keluar
Table 6. Tabel Analisis Masalah

Berdasarkan identifikasi permasalahan maka dapat diuraikan pemecahan masalah yang didapatkan dari titik keputusan sehingga dapat diterapkan pada sistem yang dibangun seperti yang uraikan berikut :

Masalah Usulan Pemecahan Masalah
Proses Stok Barang Proses Perhitungan Sistem secara otomatis stok barang yang tersistem sehingga mempermudah dalam mengetahui informasi stok barang yang tersedia.
Proses Pengolahan data barang Proses pengolahan data persedian barang yang sudah tersistem mempermudah dalam pengolahan data barang dan bisa mengurangi penumpukan berkas serta mempermudah dalam pencarian data atau informasi yang diperlukan.
Proses pencatatan dan pembuatan laporan Proses pencatatan dan pembuatan laporan sudah tersistem lebih mempermudah dan mengurangi kesalahan dalam pencatatan dan pembuatan laporan
Table 7. Tabel Usulan Pemecahan Masalah

F. Evaluasi Hasil Penerapan Warehouse Management System dengan Aplikasi Accurate

Figure 1. Alur Implementasi

Penilaian sistem bertujuan untuk mengetahui apakah adanya Warehouse Management Systemmenggunakan Aplikasi Accurate pada Perusahaan ini sangat membantu dari segipenggunaannya. Pengambilan penilaian ini dibuat dengan menggunakan survey pengguna secara wawancara kembali.Berdasarkan hasil analisis ditemukan beberapa poin hasil sebagai berikut :

1. Data warehouse menghasilkan data yang konsisten, valid, dan akurat dalam bentuk laporan sehingga manager tidak perlu membaca dan menganalisis data dalam waktu yang cukup lama dan tentunya hal ini sangat mempermudah manager dalam mengambil keputusan secara cepat.

Untuk mendukung poin satu peneliti menyertakan hasil-hasil laporan atas transaksi yang berkaitan mengenai persediaan.

A Laporan Ev aluasi Persediaan ( Keluar Masuk Persediaan)

Figure 2. Evaluasi Persediaan

B Laporan Penjualan

Figure 3. Laporan Penjualan

C Laporan Pembelian

Figure 4.Laporan Pembelian

D Laporan Harga Pokok Penjualan

Figure 5.Laporan Harga Pokok Penjualan

2. Sistem informasi inventory yang dibangun dapat mendata transaksipesanan, pengiriman, barang masuk dan keluar dan transaksi pembayaranyang sudah terkomputerisasi dan dengan adanya laporan dan grafiksehingga dapat mengertahui dan memberikan informasi yang cepat, tepatdan akurat setiap harinya. Laporan Grafik tersebut disajikan sebagai berikut :

Figure 6. Laporan Grafik Prestasi Penjualan Barang

3. Dengan adanya sistem ini akan mengurangi human error dan memberikan kemudahan kepada Kepala Keuangan untuk lebih mudah dan memonitoring kesalahan pegawai dengan Laporan Pemeriksaan Transaksi User berikut ini :

Figure 7. Laporan Rincian Jejak Pemeriksaan

Namun dari hasil akhir penelitian yang dilakukan oleh peneliti, terdapat beberapa hal yang masih perlu dilakukan pengembahan oleh Perusahaan kedepannya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan lagi yaitu :

1. Perlunya fungsi pengawasan atau Kepala Accounting yang tujuannya adalah untuk menghindari kemungkinan adanya terjadinya penyelewengan atau penyimpangan, baik yang bersifat anggaran (budgeting) ataupun proses (prosedur) dan kewenangan (authority).

2. Perlunya dilakukan stok opname 2-3 kali dalam satu tahun untuk memastikan bahwa transaksi yang telah terinput dalam Aplikasi sudah sesuai dengan kenyataan

3. Manager atau Direktur sebaiknya melakukan koreksi Laporan secara rutine untuk dapat mengetahui kondisi barang yang telah ada.

KESIMPULAN

Sesuai dengan hasil observasi dan wawancara serta penerapan warehouse management systemdengan Aplikasi Accurate yang dilaksanakan peneliti dalam perusahaan maka penulis mencoba membuat kesimpulan sebagai berikut : 1) Dengan sistem informasi persediaan barang yang dibuat dapat menginformasikantentang kebutuhan barang yang dibutuhkan pemakai agar dapat terpenuhi dengancepat. 2)Dengan terintegrasinya staf bagian umum, bendahara dan pemakai dalam system informasi persediaan barang mempermudah dan mengefisiensikan waktu dalampendistribusian barang ke pemakai yang membutuhkan barang. 3) Penyimpanan data yang sudah terkomputerisasi mempermudah dalam prosespenyimpanan dan pencarian data barang jika diperlukan.

References

  1. Rudianto, "Pengantar Akuntansi," Jakarta: Penerbit Erlangga, 2008.
  2. A. J. Keown, "Basic Financial Management," Translated by Chaerul, 2010.
  3. A. Ristono, "Manajemen Persediaan Edisi 1," Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009.
  4. E. KStice, J. D. Stice, and F. Skousen, "Akuntansi Keuangan Menengah Edisi 16," 2009.
  5. Anwar and Karamoy, "Analisis Penerapan Metode Pencatatan Dan Penilaian Terhadap Persediaan Barang Menurut PSAK No.14 Pada PT. Tirta Investama DC Manado," J. EMBA, vol. 2, no. 2, 2014.
  6. Baramuli and Pangemanan, "Analisis Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Pada Yamaha Bima Motor Toli-Toli," J. EMBA, vol. 3, no. 3, 2015.
  7. L. Majidah, I. Yousida, and M. Z. Abdurakhman, "Analisis Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Barang Dagang Pada CV. A. M. Banjarmasin," JIEB J. Ilm. Ekon. BISNIS, 2021.
  8. M. Rizaluddin and Evayani, "Perancangan Sistem Informasi Persediaan Barang Menggunakan Microsoft Access," J. Ilm. Mhs. Ekon. Akunt., vol. 4, no. 2, 2019.
  9. S. Arikunto, "Metodologi Penelitian Suatu Pendekatan Proposal," Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005.
  10. Nasution, "Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif," Bandung: Tarsito, 2003.
  11. S. Arikunto, "Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik," Jakarta: Rineka Cipta, 2013.
  12. H. Umar, "Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis," Jakarta: Rajawali, 2013.
  13. N. Indriantro and B. Supomo, "Metodologi Penelitian dan Bisnis," Yogyakarta: BPFE, 1999.
  14. M. Abdulrahman and S. Ali, "Panduan Praktis Memahami Penelitian (Bidang Sosial-Administrasi-Pendidikan)," Bandung: Pustaka Setia, 2012.
  15. H. Pasolong, "Kepemimpinan Birokrasi," Bandung: CV Alfabeta, 2013.
  16. U. Narimawati, S. D. Anggadini, and L. Ismawati, "Penulisan Karya Ilmiah: Panduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir Aplikasi Pada Fakultas Ekonomi UNIKOM," Bekasi: Penerbit Genesis, 2012.
  17. Sugiyono, "Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D," 2017.
  18. L. Moleong, "Metodologi Penelitian Kualitatif," Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005.