The Relationship Between Hardiness and Academic Procastination in Final Students Compiling Thesis
Innovation in Education
DOI: 10.21070/ijins.v21i.810

The Relationship Between Hardiness and Academic Procastination in Final Students Compiling Thesis


Hubungan Antara Hardiness dengan Prokastinasi Akademik pada Mahasiswa Akhir yang Menyusun Skripsi

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Hardiness Academic Procrastination Final Student

Abstract

This study aims to determine the relationship between the 2018 Final Year Students who Compose Thesis at the Psychology Study Program, University of Muhammadiyah Sidoarjo. This research is a type of quantitative research with a correlational approach. The variables in this study are hardiness as the independent variable and academic procrastination as the dependent variable. This research was conducted at Muhammadiyah University of Sidoarjo with a population of 154 students. The sample in this study were 113 students who were taken using simple random sampling technique. Data analysis used the Pearson Product Moment correlation technique with the help of the JASP 0.16 program. The results of data analysis showed that the correlation coefficient was -0.698 with a significance of <0.001, meaning that there was a negative relationship between hardiness and academic procrastination. This means that the higher the hardiness, the lower the academic procrastination, and vice versa, the lower the hardiness, the higher the academic procrastination.

Pendahuluan

Globalisasi yang saat ini semakin berkembang menuntut perkembangan ilmu pengetahuan dengan pesat. Ilmu pengetahuan dan pendidikan mempunyai hubungan sangat erat. Pendidikan merupakan suatu pembelajaran pengetahuan terpenting dalam kehidupan. Pendidikan dapat diperoleh melalui jalur formal dan non formal. Pendidikan tinggi menjadi salah satu tempat diselenggarakannya pendidikan formal.

Berdasarkan UU RI No. tahun 2012 Pasal 2 BAB 1 yang berhubungan Pendidikan Tinggi, menerangkan jika pendidikan tinggi merupakan program pendidikan yang bertugas menyelenggarakan pengajaran serta pendidikan yang ada di atas jenjang pendidikan tingkat menengah dengan mencakup program sarjana, diploma, doktor, magister, program spesialis,

program profesi. Penyelenggara program tersebut adalah perguruan tinggi berdasar pada kebudayaan bangsa [1]. Pendidikan yang berlangsung dipendidikan tinggi termasuk sebuah cara yang dilakukan untuk meningkatkan SDM, dengan demikian bisa menyesuaikan arus perkembangan jaman yang semakin maju.

Salah satu hal yang dapat membentuk sumber daya manusia agar dapat lebih maju dan mempunyai integritas yang tinggi maka dipelukan sikap tanggung jawab dalam diri individu. Dalam penerapannya sikap tanggung jawab berarti mempraktekkan seluruh tenaga dan pengetahuannya di sebuah tindakan secara efektif sekaligus menerima akibat-akibat dari apa yang sudah dilakukan[2]. Meski begitu masih banyak mahasiswa yang menyepelekan tanggung jawabnya sebagai seorang pelajar dengan menunda-menunda untuk mengerjakan skripsi atau biasa disebut dengan prokastinasi akademik.

Prokastinasi akademik ialah kecenderungan menunda, meninggalkan, atau menghindari melakukan kegiatan menyelesaikan kegiatan-kegiatan yang perlu untuk diselesaikan [3]. Prokastinator atau sebutan bagi orang yang melakukan prokastinasi, mereka sering menipu diri sendiri serta mempercayai jika mereka dapat mengerjakan lebih baik dalam waku singkat, sehingga mereka lebih memilih untuk mengerjakan ketika tenggat waktu akan berakhir [4].

Prokastinasi akademik dapat menimbulkan masalah eksternal dan intenal bagi prostiantor, yaitu perasaan merasa bersalah dan menyesal [5]. Menunda melakukan pekerjaan termasuk permasalahan eksternal yang menjadikan seseorang tidak mengerjakan tugas secara tepat waktu, dengan demikian akan berdampak munculnya peringatan atau hukuman dari dosen. Dampak tersebut seringkali mahasiswa abaikan [6].

Berdasarkan hasil wawancara awal yang dilakukan, diketahui bahwa mahasiswa akhir angkatan 2018 yang menyusun skripsi di prodi Psikologi di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo memiliki kecenderungan prokrastinasi akademik yang tinggi. Mahasiswa yang mengerjakan skripsi mengaku bahwa saat sedang mengerjakan skripsi konsentrasinya sering teralihkan dengan sosial media atau ajakan hangout dari teman. Selain itu juga mahasiswa juga mengakui bahwa selalu mengulur waktu dalam mengerjakan skripsi dan revisi dari dosen pembimbingnya. Hal ini sejalan dengan aspek prokastinasi yang dikemukakan oleh Ferrari yaitu prokastinator cenderung menunda saat memulai atau menyelesaikan tugas, meskipun sebenarnya mengetahui jika tugas harus diselesaikan dengan segera, dan procrastinator cenderung melakukan aktivitas yang lebih menyenangkan tidak segera menyelesaikan tugasnya secara sengaja, dan mengisi waktunya dengan aktivitas menyenangkan contohnya dengan bermain handphone,bermain bersama temannya (hangout) dan sebagainya [7]. Hal ini telah sesuai penelitian Surijah dan Sia yang menerangkan jika dari 295 mahasiswa atau 30,9% mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Surabaya masuk kategori very highhinggahighprocrastinator [8].

Dari pemaparan di atas, bisa diketahui bahwa fenomena prokrastinasi akademik sudah sangat umum terjadi. Penyebab hal ini adalah kepribadian mahasiswa, menurut McCloskey, diantaranya, yaitu: Kepercayaan terhadap kemampuan diri, dalam diri seseorang memiliki kepercayaan yang rendah dan tinggi. Kepercayaan yang rendah tentang kemampuannya sendiri akan cenderung menghambat pekerjaannya dan ia selalu merasa tidak mampu mengerjakannya dengan baik. Sebaliknya orang yang dengan kepercayaan tinggi akan mengerjakan tugasnya dengan baik. Rasa Malas, seseorang yang pemalas akan cenderung menunda atau menghindari melakukan tugasnya. Rasa malas ini dapat membuat seseorang telat mengerjakan tugas bahkan seringkali ia tidak mengerjakan sama sekali karena malas untuk memulai pekerjaanya [9].

Penyebab terjadinya prokastinasi akademik pada mahasiswa dipengaruhi beberapa faktor diantaranya faktor eksternal & internal. Faktor eksternalnya ialah lingkungan dan gaya asuh orang tua. Sedangkan faktor internyanya yaitu kondisi kesehatan sebagaimana kelelahan, keadaan fisik, dan keadaan psikologis seperti kepribadian individu, motivasi intrinsik, kontrol diri yang rendah, hardiness,dan religiusitas [10].

Hardiness merupakan susunan karakteristik yang menjadi sumber refleksi yang bisa menghalangi munculnya stres[11]. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Alexander menjelaskan jika prokastinasi akademik berhubungan negatf dengan hardiness [12]. Mahasiswa yang mempunyai kepribadian hardiness akan lebih mudah dalam menyelesaiakan skripsinya tanpa harus mengulur waktu.

Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti tertarik melaksanakan penelitian berjudul “Hubungan Antara Hardiness dengan Prokastinasi Akademik pada Mahasiswa Akhir Angakatan 2018 yang Menyusun Skripsi di Prodi Psikologi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo”. Beracuan latar belakang masalah tersebut, dirumusan masalahan berikut: apakah terdapat hubungan antara hardiness dengan prokastinasi akademik pada mahasiswa akhir yang menyusun skrispi. Tujuan dilakukannya penelitian ini ialah mencaritahu hubungan hardiness & prokastinasi akademik pada mahasiwa semester akhir.

Metode Penelitian

Metode kuantitatif korelasional dalam penelitian ini dijadikan metode penelitian dengan menggunakan subjek penelitian dari mahasiwa akhir yang sedang menyusun skripsi di prodi Psikologi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, yang sebanyak 154 subjek. Sedangkan sampel yang digunakan ialah sebanyak 113 subjek dengan taraf signifikansi 5%. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik simple random sampling. Penetapan sample dilakukan dengan acak dari populasi penelitian tanpa memperhatikan kesamaan serta strata di populasi [13]. Data penelitian dikumpulkan menggunakan menggunakan Skala Hardiness dengan realibilitas α = 0.87 dan Skala Prokastinasi Akademik dengan reliabilitas sebesar α = 0.936. Analisis data dalam pengujian hipotesis penelitian adalah correlation pearson product moment memakai program JASP 0.16 for windows.

Hasil dan Pembahasan

Berikut penyajian hasil penelitian:

Descriptive Statistics
Hardiness ProkrastinasiAkademik
Valid 113 113
Missing 0 0
Mode 54 72
Median 47 58
Mean 47.46 58.115
Std. Deviation 7.709 12.265
Shapiro-Wilk 0.975 0.983
P-value of Shapiro-Wilk 0.032 0.177
Minimum 29 27
Maximum 69 82
Test Distribution is Normal
Table 1.Hasil Uji Normalitas

Berdasarkan tabel 1.1 diketahui nilai signifikansi (p) yang didapat adaah 0.983 > 0.05 yang berarti skala berdistribusi dengan normal. Sedangkan pada skala hardiness menunjukkan bahwa nilai (p) adalah 0.975 > 0.05 yang berarti skala berdistribusi normal.

ANOVA

Model Sum ofSquares df MeanSquare F P
H₁ Regression 8202.596 1 8202.596 105.321 < .001
Residual 8644.908 111 77.882
Total 16547.504 112
Table 2.Hasil Uji Linieritas

Note.The intercept model is omitted, as no meaningful information can be shown.

Berdasarkan hasil uji linieritas menunjukkan bahwa nilai F adalah 105.321, kemudian p < 0.001 yang berarti sangat signifikan, sehingga Prokrastinasi Akademik mampu memprediksi Hardiness pada mahasiswa Psikologi Universitas Muhamamdiyah Sidoarjo.

Pearson's Correlations
Variable Prokrastinasi Akademik Hardiness
1. Hardiness Pearson's r
p-value
2.Prokrastinasi Akademik Pearson's r -0.698
p-value < .001
Table 3.Hasil Uji Analisi Data

Berdasarkan dari tabel di atas di peroleh hasil koefisien korelasi (r) = -0.698 dan diketahui jika nilai p-value < 0.001; dengan demikian menunjukan arah negatif diantara hardiness dengan prokrastinasi. Hasil tersebut memberikan gambaran berikut: apabila hardinesssemakin meningkat, maka prokrastinasi akademik menjadi semakin rendah.

Hasil diatas dibuktikan dengan penelitian Trifiriani & Agung yang mengungkapkan jika ada hubungan negatif diantara akademik hardiness dengan prokrastinasi terdapat mahasiwa. Dengan demikian akademik hardiness yang semakin tinggi, mejadikan prokrastinasi akademik menjadi semakin rendah. Individu dengan hardiness tinggi menjadikan mereka bisa berhadapan dengan stres. Individu dengan hardiness rendah akan berpandangan jika ia tidak berdaya,memiliki kemampuan rendah, dan bergantung nasib. Begitu juga dengan mahasiswa akhir yang memiliki prokrastinasi akademik yang tinggi akan sulit baginya untuk mengatur jadwal dengan baik,

sehingga ia tidak akan mampu untuk menyelesaikan tugas-tugasnya maupun skripsinya dengan baik dan juga akan berdampak pada waktu yang terbuang secara sia-sia. Untuk itu perlu bagi mahasiswa akhir memiliki kepribadian hardiness. Dengan memiliki hardiness yang baik, seorang mahasiswa akan mempunyai komitmen untuk dapat menyelesaikan kegiatan akademiknya.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Azizah & Kardiyem mengungkapkan bahwa academic hardinessyang dimiliki seseorang rendah maka akan semakin besar peluang terjadinya prokrastinasi akademik. Hal ini ditunjukkan dengan adanya mahasiswa yang aktif menggunakan media sosial akan terhindar dari prokrastinasi akademik apabila ia mempunyai academichardinessyang baik. Mahasiswa tersebut akan mampu mengontrol waktu sehingga dapat berkomitmen mengerjakan tugas dengan tepat waktu untuk kesuksesan [14].

Hasil penelitian yang sudah didapatkan menunjukkan jika mayoritas mahasiswa yang ada di tingkat akhir mempunyai hardinessdengan kategori sedang. Hal ini menunjukkan jika mahasiswa mempunyai beberapa aspek hardiness, yaitu commitmendimana mahasiswa tingkat akhir mempunyai kecendurungan untuk ikut terlibat di aktivitas yang harus dilakukan, dan yakin jika hidupnya mempunyai tujuan serta bermakna. Isi Aspek control, yaitu dimana mahasiwa tingkat akhir memiliki kecendurungan yang sedang untuk percaya bahwa apapun yang terjadi di dirinya dapat mempengaruhi dirinya sendiri maupun orang lain. Untuk aspek berikutnya yaitu challengedimana mahasiswa tingkat akhir mempunyai kepercayaan yang sedang untuk mampu mengubah serta memandang permasalahan sebagai peluang ataupun kesempatan untuk dapat tumbuh dan berkembang.

Berdasarkan penelitian Alexander juga mengungkapkan jika terdapat hubungan negatif serta signifikan diantara hardinessprokrastinasi akademik dengan. Sumbangan pengaruh Variabel hardinessterhadap prokrastinasi akademik sebanyak 24%, sedangkan 76% nya dipengaruhi variabel lain. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan diketahui bahwa hardinessmemiliki pengaruh sebesar 48,7% terhadap prokrastinasi mahasiswa tingkat akhir, sedangkan 5,13% nya dipengaruhi oleh faktor lain. Sebagaimana dengan penelitian Nurlatifah yang mengungkapkan bahwa faktor yang mempengaruhi prokrastinasi diantaranya ialah kondisi fisik inidvidu, kondisi psikologis individu, gaya pengasuhan orang tua dan kondisi lingkungan [15].

Kesimpulan

Hasil yang didapatkan setelah penelitian ini dilaksanakan yaitu: hasil koefisien korelasi (r) = -0.698 dan p-value < 0.001; dengan demikian membuktikan jika hipotesis diterima yang menunjukkan arah negatif diantara hardiness dengan prokrastinasi akademik. Hal ini berarti hardiness yang semakin tinggi menjadikan prokrastinasi akademik jadi semakin rendah pada mahasiswa akhir angkatan 2018 yang menyusun skripsi prodi psikologi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.

References

  1. L. L. P. T. Wilayah VIII, "Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi". Wilayah VIII / Jakarta: LLDIKTI8, 2019.
  2. M. Taufiq, “Skala Sikap Tanggung Jawab Mata Kuliah Konstruksi Alat Ukur,” Universitas Persada Indonesia Y.A.I Jakarta, 2021.
  3. P. E. Wattimena, “Hubungan antara perfeksionisme dengan prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa di fakultas psikologi,” Psikologi, no. februari, p. 27, 2015.
  4. F. Al Mustaqim, “True Of MySelf ”. Jakarta Selatan: FAM Group, 2019.
  5. J. Burka and L. Yuen, Procrastination: Why You Do It; What To Do About It NOW. Cambridge: Da Capo Press, 2008.
  6. S. Nurjan, “Analisis Teoritik Prokrastinasi Akademik Mahasiswa,” MUADDIB Stud. Kependidikan dan Keislam., vol. 10, pp. 61–83, 2020.
  7. M.N Ghufron, Teori-Teori Psikologi. Jogjakarta: Ar-Ruzz media, 2012.
  8. E. A. Surijah and S. Tjundjing, “Mahasiswa Versus Tugas: Prokrastinasi Akademik dan Conscientiousness,” Indones. Psychol. J., vol. 22, no. 4, pp. 352–374, 2007.
  9. J. D. McCloskey, “Finally, My Thesis On Academic Procrastination,” The University Of Texas At Arlington, 2011.
  10. M. Trifiriani and I. . Agung, “Academic Hardiness dan Prokrastinasi pada Mahasiswa,” J. Psikol., vol. 13, no. 2, pp. 143–149, 2017.
  11. P. T. Bartone, S. W. Hystad, J. Eid, and J. I. Brevik, “Psychological hardiness and coping style as risk/resilience factors for alcohol abuse.,” Military Medicine, vol. 177, no. 5. Assn of Military Surgeons of the US, Bartone, Paul T.: Center for Technology & National Security Policy, National Defense University, Fort Lesley J. McNair, 300 5th Avenue SW, Washington, DC, US, 20319, pp. 517–524, 2012. doi: 10.7205/MILMED-D-11-00200.
  12. R. Alexander, “Hubungan Antara Hardiness dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Tingkat Akhir,” Yogyakarta, 2015.
  13. Sugiyono, “Metode Penelitian : Kuantitatif Kualitatif dan R&D,” Bandung : Alfabeta, 2017.
  14. N. Azizah and Kardiyem, “Pengaruh Perfeksionisme, Konformitas, dan Media Sosial terhadap Prokrastinasi Akademik dengan Academic Hardiness sebagai Variabel Moderasi,” Econ. Educ. Anal. J., vol. 9, no. 1, pp. 119–132, 2020, doi: 10.15294/eeaj.v9i1.37240.
  15. R. C. Nurlatifah, “Pengaruh Self Control, Asertivitas Dan Hardiness Terhadap Prokrastinasi Akademik Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta,” Yogyakarta, 2018.