Abstract
This research was conducted because of the phenomenon where students of Muhammadiyah University of Sidoarjo experience social loafing with individual characteristics feeling worried or feeling that their contribution is not accepted by the group.The purpose of this research is to understand the cohesive realtionship of social loafing for Muhammidiyah University Students Sidoarjo. This research type is correlational quantitative, sampling a population of 10.730 college students. The sample surveyed 336 college students utilizing sampling proportional technique. This data collection technique uses cohesivity scale & social loafing scale. The scale cohesivity validity result shows 18 out of 24 item are valid andsocial loafing scale test result shows 20 out of 24 items are valid. The reliability of the cohesive scale is 0,880 and social loafing scale is 0,903. The data analysis result utilize correlation product moment pearson, indicating r=-0,829, p= 0,000 <0,05 which implies the hypothesis is valid. The higher the cohesivity the lower socail loafing, conversely the lower the cohesivity the lower the social loafing. The contribution of effective cohesiity towards socail loafing is 68,8 %.
Pendahuluan
Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dalam perguruan tinggi (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Usia mahasiswa rata rata 18 sampai 40 tahun yang dimana usia tersebut masuk dalam kategori remaja akhir dan dewasa awal. Remaja akhir adalah suatu periode transisi dalam rentang kehidupan manusia, yang menjebatani masa kanak-kanak dengan masa dewasa, remaja akhir terjadi pada usia 18 sampai 22 tahun [1]. Pada masa-masa tersebut individu memiliki keinginan untuk mengaktualisasikan dirinya yaitu salah satunya dengan menempuh pendidikan tinggi sebagai mahasiswa. Setiap mahasiswa tentunya memiliki tugas-tugas yang harus diselesaikan, tugas sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu pekerjaaan yang menjadi tanggung jawab seseorang baik itu tugas wajib ataupun tidak. Sorang mahasiswa tentunya juga dihadaapkan dengan berbagai macam tugas yang akan diberikan oleh dosen-dosen mata kuliah. Salah satu tugas yang wajib dilakukan oleh mahasiswa salah satunya adalah tugas kelompok.
Di dalam pengerjaan tugas kelompok sering kali terdapat anggota yang mengeluhkan proses belajar kelompok, seperti adanya anggota kelompok yang kurang aktif dalam mengerjakan tugas tugas kelompok. Sehingga mereka yang kurang berperan dalam kelompok lebih memilih mengandalkan anggota kelompok lainnya yang dirasa pandai. Ada banyak faktor yang membuat mereka malas di dalam kelompok. Permasalahan mengenai kemalasan individu sering terjadi ketika berada dalam kelompok dibandingkan dengan bekerja secara individu [2]. Bekerja dalam kelompok seringkali menemui kendala kendala salah satunya adalah kemalasan belajar atau dalam dunia psikologi disebut dengan sosial loafing.
Sosial loafing yaitu, suatu bentuk pengurangan motivasi dan usahayang terjadi ketika individu bekerja secara kolektif dalam kelompok dibandingkan ketika individu bekerja secara individual sebagai rekan yang independen. Terdapat dua aspek yang yang menunjukan sosial loafing yaitu : dilution effect dan immediacy gap. [3]
Berdasarkan hasil wawancara awal dengan dua mahasiswa didapatkan gambaran adanya permasalahan berkaitan social loafing, yang ditandai dengan gejala merasa khawatir atau tdk diterima kontribusinya oleh kelompok. Hal ini sesuai dengan aspek dillution effect yakni kondisi dimana individu merasa takut kontribusinya tidak diterima oleh kelompok.
Terjadinya sosial loafing tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, terdapat lima faktor yang mempengaruhi sosial loafing, yaitu : Motivasi Berprestasi [4], Self esteem, Self efficacy [5], Kepribadian [6] Jenis Kelamin.
Kohesivitas kelompok adalah proses dinamis yang tercermin dalam kecenderungan kelompok untuk tetap bersama dan menjaga kebersamaan dalam mengejar tujuan dasar kelompok dan/atau untuk pemenuhan kebutuhan afektif anggota kelompok. Aspek-aspek kohesivitas, yaitu group integrasion task, group integrasion social, individual attraction to group task, individual attraction to group social.
Dampak yang ditimbulkan dari kohesivitas yaitu menyatakan bahwa semakin kohesif suatu kelompok, para anggota semakin mengarah pada tujuan [7]. Selanjutnya tingkat kohesifitas akan memiliki pengaruh terhadap komitmen terhadap organisasi tergantung dari seberapa jauh kerjasama atau kesamaan tujuan di dalam kelompok. Pada suatu kelompok dengan kohesifitas yang tinggi dan yang disertai adanya penyesuaian yang tinggi terhadap terhadap tujuan organisasi maka kelompok tersebut akan berprientasi pada arah tujuan yang sama. Kelompok yang kohesivitasnya tinggi akan mencirikan adanya keinginan untuk menetapkan tujuan kelompok dan keinginan untuk menyelesaikan tugas-tugas dengan sebaik-baiknya. Berdasarkan dari fenomena yang terjadi di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti mengenai Hubungan antara Kohesifitas dengan Social loafing pada Mahasiswa.
Metode Penelitian
Tipe penelitian ini adalah kuantitatif korelational. Metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang menggunakan pendekatan dengan menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metode statistika [8]. Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu varibel X (kohesivitas kelompok) dan variabel Y (social loafing). Populasi penelitian ini berjumlah 10.730. Sampel yang digunakan sejumlah 336 mahasiswa. Dengan teknik sampling propotional sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan skala kohesivitas dan skala social loafing. Hasil uji validitas skala kohesivitas kelompok menunjukan sebanyak 18 aitem valid dari 24 aitem dan uji validitas skala social loafing sebanyak 20 aitem valid dari 24 aitem. Uji reliabilitas skala kohesivitas kelompok sebesar 0,880 dan skala social loafing sebesar 0,903.
Hasil dan Pembahasan
Setelah data terkumpul, peneliti melakukan analisis data untuk menguji hipotesis dalam panelitian ini. Terlebih dahulu dilakukan uji asumsi yang kemudian dilanjutkan dengan uji hipotesis. Uji asumsi penelitian ini adalah uji normalitas dan uji linieritas.
1. Uji Normalitas
Tabel 3 .1
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test | |||
Kohesivitas | Social Loafing | ||
N | 336 | 336 | |
Normal Parametersa,b | Mean | 53.2500 | 42.0804 |
Std. Deviation | 6.88216 | 8.31844 | |
Most Extreme Differences | Absolute | .071 | .063 |
Positive | .036 | .063 | |
Negative | -.071 | -.053 | |
Kolmogorov-Smirnov Z | 1.298 | 1.162 | |
Asymp. Sig. (2-tailed) | .069 | .134 | |
a. Test distribution is Normal. | |||
b. Calculated from data. |
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa pada variabel kohesivitas memiliki nilai Kolmogorov Spirnov Z sebesar 1.298 dengan nilai signifikansi 0,069 > 0,05 yang artinya data berdistribusi normal dan variabel social loafing memiliki nilai Kolmogorov Spirnov Z sebesar 1.162 dengan nilai signifikansi 0,134 > 0,05 yang artinya data berdistribusi normal.
2. Uji Linieritas
ANOVA Table | |||||||
Sum of Squares | df | Mean Square | F | Sig. | |||
Social Loafing * Kohesivitas | Between Groups | (Combined) | 17122.791 | 33 | 518.872 | 25.866 | .000 |
Linearity | 15940.585 | 1 | 15940.585 | 794.656 | .000 | ||
Deviation from Linearity | 1182.206 | 32 | 36.944 | 1.842 | .005 | ||
Within Groups | 6058.040 | 302 | 20.060 | ||||
Total | 23180.830 | 335 |
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa nilai signifikansi liniearity untuk kohesivitas kelompok terhadap social loafing sebesar 0,000 < 0,05 yang memiliki arti bahwa data linier.
3. Uji Hipotesis
Correlations | |||
Kohesivitas | Social Loafing | ||
Kohesivitas | Pearson Correlation | 1 | -.829** |
Sig. (2-tailed) | .000 | ||
N | 336 | 336 | |
Social Loafing | Pearson Correlation | -.829** | 1 |
Sig. (2-tailed) | .000 | ||
N | 336 | 336 | |
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). |
Berdasarkan hasil tabel di atas dapat dinyatakan bahwa nilai signifikansi kohesivitas kelompok terhadap social loafing sebesar 0,000 yang artinya 0,000 < 0,05 dengan nilai sebesar -0,829 (berkorelasi sangat kuat). Sehingga hipotesis diterima yang artinya terdapat hubungan negatif antara kohesivitas kelompok dengan social loafing pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
4. Hasil Koefisien Determinasi
Model Summary b | |||||
Model | R | R Square | Adjusted R Square | Std. Error of the Estimate | |
dimension0 | 1 | .829a | .688 | .687 | 465.590 |
a. Predictors: (Constant), Kohesivitas | |||||
b. Dependent Variable: Social Loafing |
Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi pada tabel di atas menunjukkan nilai R Square sebesar 0,688 yang berarti variabel kohesivitas kelompok dalam penelitian ini memberikan sumbangan sebesar 68,8% terhadap variabel social loafing.
5. Kategorisasi Skor Subjek
Kategori | Skor Subyek | |||
Kohesivitas Kelompok | Social Loafing | |||
∑ Subjek | % | ∑ Subjek | % | |
Sangat Rendah | 33 | 10% | 31 | 9% |
Rendah | 76 | 23% | 76 | 23% |
Sedang | 135 | 40% | 122 | 36% |
Tinggi | 74 | 22% | 94 | 28% |
Sangat tinggi | 18 | 5% | 13 | 4% |
Jumlah | 336 | 100% | 336 | 100% |
Berdasarkan pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa mahasiswa memiliki kohesivitas kelompok pada tingkat yang sedang. Selain itu mahasisiswa juga memiliki social loafing pada tingkat sedang. Hasil tersebut dapat ditunjukkan dari tabel pengkategorisasian skor subjek yang menunjukkan bahwa jumlah mahasiswa dan persentase mahasiswa berada pada tingkat yang sedang.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian ini diterima yaitu terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kohesivitas kelompok dengan social loafing yang ditunjukan dengan hasil koefisien korelasi sebesar -0,829 dengan nilai signifikansi koefisien korelasi sebesar 0,000 yang artinya 0,000 < 0,05 sehingga hipotesis ini diterima yaitu terdapat hubungan negatif antara kohesivitas kelompok dengan social loafing pada mahasiswa. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kohesivitas kelompok maka semakin rendah social loafing pada mahasiswa, sebaliknya semakin rendah kohesivitas kelompok maka semakin tinggi social loafing pada mahasiswa.
Penelitian lain yang telah dilakukan oleh Rahmi, Suwarni, Rahmawati (2020) Pengaruh Kohesivitas Terdapat Perilaku Kemalasan Sosial Dalam Pengerjaan Tugas Kelompok Selama Belajar Dari Rumah Pada Mahasiswa Psikologi 2020 Universitas Al-Ahzari Indonesia dengan nilai korelasi sebesar 0,000 dengan nilai signifikansi 0,00 (< 0,05). Peranan kohesivitas yang tinggi tentunya memiliki kaitan untuk mencegah terjadinya social loafing. Kohesivitas yang tinggi dapat terlihat dari kecenderungan anggota kelompok untuk selalu menjaga kebersamaan dalam mengejar tujuan bersama . [9]
Penelitian lain yang telah dilakukan oleh Khotimah dan Laksmiwati (2021) yang berjudul Hubungan Antara Kohesivitas kelompok Dengan Kecenderungan Social Loafing Pada Mahsiswa Selama Masa Pembelajaran Daring dengan nilai korelasi sebesar -0,550 dengan nilai signifikansi 0,00 (< 0,01). Kebanyakan individu menurunkan kontribusinya ketika berada di dalam keelompok yang yang dipicu adanya pemikiran bahwa aka nada kelompok yang dapat menyelesaikannya. Pemikiran semacam itu seringkali muncul ketika kohesivitas kelompok antar anggotanya berkurang sehingga individu mementingkan diri sendiri. Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini juga menunjukan adanya produktivitas indvidu dipengaruhi motivasi dan koordinasi dalam kelompok. Kesulitan muncul selama koordinasi kelompok akibat penggunaan media komunikasi daring yang menyebabkan peilaku social loafing meningkat. Koordinasi tim dapat berperan ketika terdapat anggapan bahwa anggotaa kelompok yang lain merupakan bagian dari kelompok, sehingga ketika ada anggota kelompok lain yang mengalami kesulitan maka akan segera mendapatkan bantuan dari anggota lain [10].
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti mendapatkan hasil bahwa kohesivitas kelompok memberikan sumbangan efektif pada social loafing sebesar 68,8%. Berarti sebesar 31,2% dipengaruhi faktor faktor yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti motivasi berprestasi, self esteem, self efficacy, kepribadian, jenis kelamin.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kohesivitas kelompok dengan social loafing (= -0,829), artinya memiliki hubungan yang kuat antara variabel bebas dengan variabel terikat dan memiliki taraf signifikansi sebesar 0,000 < 0,05, semakin tinggi kohesivitas kelompok maka semakin rendah social loafing pada mahasiswa, dan sebaliknya semakin rendah kohesivitas kelompok maka semakin tinggi social loafing pada mahasiswa. Pengaruh kohesivitas kelompok terhadap social loafing pada mahasiswa didapat dari R Square yang menunjukkan koefisien sebesar 0,688. Hal ini berarti sumbangan efektif variabel kohesivitas terhadap social loafing sebesar 68,8%.
References
- Andaru, R. (2019). Pengaruh Kohesivitas Kelompok, Self Efficacy Dan Jenis Kelamin Terhadap Social Loafing Pada Mahasiswa Uin Syarif Hidayatullah Jakarta.
- Baron, R. A., & Byrne, D. (2005). Psikologi Sosial.
- Frisye, N. (2020). Hubungan Antara Motivasi Berprestasi Dengan Social Loafing Dalam Pengerjaan Tugas Kelompok Pada Mahasiswa.
- Kotimah, C., & Laksmiwati, H. (2021). Hubungan antara Kohesivitas Kelompok dengan Kecenderungan Social Loafing pada Mahasiswa Selama Masa Pembelajaran Daring. Jurnal Penelitian Psikologi, 08.
- Narotama, I. B. I., & Rustika, I. M. (2019). Peran Harga Diri dan Efikasi Diri Terhadap Social Loafing pada Mahasiswa Preklinik Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Jurnal Psikologi Udayana, 56–67.
- Ramadhani, A. F. (2019). Pengaruh Kepribadian Dan Kohesivitas Kelompok Terhadap Social Loafing Mahasiswa.
- Santrock, J. W. (2012). Life Span-Development Perkembangan Masa Hidup.
- Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods).
- Trihapsari, V. R., & Nashori, F. (2011). Kohesivitas Kelompok Dan Komitmen Organisasi Pada Financial Advisor Asuransi “X” Yogyakarta. Proyeksi, 6(2). https://doi.org/10.30659/p.6.2.12-20
- Wildanto, E. (2016). Social Loafing Pada Anggota Organisasi Mahasiswa Fakultas Psikologi UMS.