Abstract
This study aims to examine the effecct of Information Asymmetry, Deferred Tax Expense, Bonus Compensation, and leverage on earning management. The approach used in the research is a quantitative approach. The population in this study is manufacturing companies in the goods and consumption industrial sector listed on the Indonesia Stock Exchange. The sample in study was 108 companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2018-2020. The data used in the study is secondary data taken from the Indonesia Stock Exchange. Analysis of the data used in this study is Eviews version 9 with the aim of testing Information Asymmetry (X1), Deferred Tax Expense (X2), Bonus Compensation (X3), Leverage (X4), on Earning Management (Y). The result of this study indicate that simultaneously there is a significant effect between Information Asymmetry, Deferred Tax Expense, Bonus Compensation, and leverage on Earning Management. While partially Deferred Tax Expense have a significant Positive effect on Earning Management. Information Asymmetry, Bonus Compensation, and leverage does not have a significant effect on Earning Management.
Pendahuluan
Di era revolusi industri 4.0 persaingan yang ketat dialami oleh perusahaan yang bertujuan mengembangkan perusahaannya dipasar global, khususnya pada industri manufaktur di Indonesia dimana perusahaan dituntut untuk dapat bersaing dengan baik sehingga mampu menghasilkan produk yang berkualitas serta mampu mengelola keuangan perusahaan dengan baik yang berarti kebijakan pengelolaan keuangan harus dapat menjamin kelangsungan usaha pada perusahaan.Dimana laporan keuangan merupakan hal yang sangat penting dalam perusahaan karena seluruh informasi keuangan berada dalam laporan keuangan baik kinerja perusahaan, perubahan posisi keuangan yang mana sangat berguna bagi stakeholders untuk pengambilan keputusan. Dalam penyusunan laporan keuangan, basis akrual dipilih oleh perusahaan dikarenakan menggambarkan kondisi perusahaan secara riil dan rasional [1].
Manajemen Laba merupakan tindakan manajerial membuat laba dalam laporan keuangan yang berguna untuk menguntungkan perusahaan dengan adanya intervensi ini mengakibatkan laporan keuangan perusahaan tidak menggambarkan kondisi perusahaan yang sebenarnya [2]. Motivasi manajemen dalam melakukan manajemen laba yaitu untuk menarik stakeholders dalam berinvestasi pada perusahaan dengan melihat performa perusahaan yang baik khususnya pada laporan keuangan yang baik. Informasi laba menjadi tanggung jawab pihak manajemen terhadap investor karena informasi laba menjadi dasar terpenting oleh investor dalam pengambilan keputusan investasi yang berguna dalam kelangsungan operasional perusahaan [3].
No | Tahun Terjadinya Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Industri Brang dan Konsumsi | Kode Perusahaan | Perusahaan |
1. | 2017 | AISA | PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk |
2. | 2013 | ADES | PT. Akasha Wira International Tbk |
3. | 2001 | KAEF | PT. Kimia Farma Tbk |
Dari tabel 1.1 menjelaskan bahwa manajemen laba masih banyak dilakukan diberbagai perusahaan dimana manajemen laba menjadi fenomena umum yang terjadi di berbagai Negara karena manajemen laba dapat menimbulkan banyak diskusi, penelitian dan kontraversi. Seperti pada tahun 2017 PT Tiga Pilar Sejahtera Food yang meninggikan laba perusahaan pada laporan keuangannya hingga Rp. 4 Triliun dimana hal ini terungkap dalam laporan hasil investigasi berbasis fakta PT Ernest & Young Indonesia (EY) atas manajemen baru AISA pada tanggal 12 maret 2019 dimana dugaan meninggikan laba ditengarai terjadi pada akun piutang usaha, persediaan dan asset tetap grup AISA. Hal initerjadi oleh manajemen lama perusahaan guna menjaga nilai perusahaan, manajemen laba juga terjadi pada tahun 2013 pada PT Akasha Wira Inteernational dikarenakan adanya jumlah komprehensif Perseroan tahun 2013 sebesar Rp.98,6 Milyar yang telah mengalami kenaikan 11,8% dibandingan dengan tahun 2012 sebesar 83 milyar namun setelah diaudit ternyata adanya penurunan laba bersih sebesar 26,6 milyar atau 33%. Hal ini terjadi karena kenaikan beban tumbuh lebih tinggi daripada penjualan bersih. Dan pada tahun 2001 manajemen laba juga terjadi pada PT Kimia Farma Tbk yang menyajikan laporan keuangan yang tinggi sebesar Rp 32,7 milyar untuk tahun 2001 yang sebenarnya tidak sesuai dengan lporan keuangan sesungguhnya, dimana direktur produksi mengotorisasi dua daftar harga persediaan yang mana salah satunya ditinggikan nilainya oleh perusahaan. Sehingga beban pokok penjualan menjadi lebih rendah dan laba perusahaan menjadi naik[4].
Tindakan manajemen laba pada perusahaan dapat mengecohkan penggunanya karena tidak mencerminkan keadaan laporan keuangan yang sebenarnya, namun tindakan manajemen laba ini termasuk pada tindakan legal dikarenakan tidak berseberangan dengan standar akuntansi yang berlaku. Model pengukuran manajemen laba yang sering dipakai dalam penelitan adalah discretionary accrual dengan model modified jones. Model modified jones merupakan modifikasi dari model jones yang didesain untuk mengeliminasi kecenderungan untuk menggunakn perkiraan yang bisa salah dari model jones untuk menetukan discretionary accruals ketika discretion melebihi pendapatan. Model ini banyak digunakan dalam penelitian-penelitian akuntansi karena dinilai merupakan model yang paling baik dalam menditeksi manajemen laba [5].
Dengan terjadinya manajemen laba pada beberapa perusahaan manufaktur industri barang dan konsumsi guna mencapai target perusahaan maka ada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi manajemen laba yaitu faktor pertama asimetri informasi dimana asimetri informasi merupakan ketidakseimbangan informasi yang dimiliki oleh pihak perusahaan dengan pihak principal atau stakeholders [6].
Faktor kedua yaitu Beban Pajak Tangguhan yang mana dalam pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 46 beban pajak tangguhan merupakan jumlah pajak yang terutang pada periode masa depan diakibatkan karena adanya perbedaan temporer antara laba akuntansi dengan laba fiskal. Konsep pajak tangguhan yaitu berlatar belakang dari perbedaan standart waktu pengakuan dalam pengenaan pajak dimana perbedaan perlakuan terhadap oendapatan dan biaya (baik pada saat pengakuan dan nilainya) sudah pasti menimbulkan perbedaan nilai antara laba sebelum pajak dengan laa kena pajak (DPP PPh) dalam laporan laba/rugi, sehingga berakibat pada perbedaan pengakuan utang pajak penghasilan dilporan keuangan [7].
Faktor ketioga yaitu Kompensasi bonus merupakan kebijakan dari perusahaan untuk memberikan bonus kepada manajemen yang mengelola perusahaan berdasarkan pada hasil kerja manajemen untuk perusahaan dan guna tercapainya tujuan perusahaan. Kompensasi dapat berupa upah, insentif, tunjangan lainnya seperti tunjangan kesehatan, tunjangan hari raya, uang makan, uang cuti. Pembayaran kompensasi ada yang dikaitkan langsung dengan kinerja yaitu gaji, bonus dan komisi sehingga bisa disebut dengan kompensasi langsung sedangkan yang tidak dikaitkan dengan kinerja yaitu sebagai upaya meningkatkan ketenangan dan kepuasan kerja manajemen [8].
Faktor ke empat yaitu Leverage merupakan suatu rasio yang digunakan untuk mengukur berapa banyak asset yang dimiliki oleh perusahaan serta yang akan dibiayai menggunakan hutang dimana bila tingkat leverage pada perusahaantinggi dan perusahaan tidak adapat memenuhi kewajiban secara tepat waktu maka pihak manajemen dapat memanfaatkan situasi untuk melakukan manajemen laba [9].
Objek pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor industri barang dan konsumsi tahun 2018-2020. Pemilihan pada sektor indutri barang dan konsumsi dikarenakan sektor industry barang dan konsumsi merupakan perusahaan yang memproduksi kebutuhan pokok yang selalu dibutuhkan oleh masyarakat sejalan dengan bertambahnya pertumbuhan penduduk di Indonesia serta komponen laba pada laporan keuangan perusahaan sektor industri barang dan konsumsi disajikan secara rinci, sehingga peneliti tertaik dalam meneliti apakah perusahaan manufaktur sektor industri barang dan konsumsi terindikasi melakukan tindakan manajemen laba atau tidak.
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif [10]. Lokasi penelitian ini dilakukan pada galeri Investasi Bursa Efek Indonesia atau BEI yang beralamat di Jalan Mojopahit 666 B dengan melalui website resmi yang berada di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
Dalam penelitian ini populasi yang digunakan perusahaan manufaktur sektor industri barang dan konsumsi yang tetrdaftar di BEI tahun 2018-2020 sebanyak 52 perusahaan. Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini teknik purposive sampling dengan tujuan menghasilkan sampel yang sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan dalam penelitian, sampel yang didapatkan sejumlah 36 perusahaan dalam 3 tahun dengan total 108 data observasi.
Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Pengumpulan data sekunder yang digunakan laporan tahunan dari masing-masing perusahaan yang telah diresmikan dan dipublikasi di situs resmi Bursa Efek Indonesia [11]. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda dengan model data panel diolah dengan Software Eviews 9.
A. Kerangka Konseptual
B. Hipotesis
- H1 : Asimetri Informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba
- H2 : Beban Pajak Tangguhan berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba
- H3 : Kompensasi Bonus berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba
- H4 : Leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba
Hasil dan Pembahasan
Hasil Penelitian
A. Analisis Deskriptif
MANAJEMEN_LABA | ASIMETRI_INFORMASI | BEBAN_PAJAK_TANGGUHAN | KOMPENSASI_BONUS | LEVERAGE | |
Mean | -0.060869 | 0.623044 | -0.141192 | 23.17874 | 0.388656 |
Median | -0.050027 | 0,591744 | 0.000979 | 23.29199 | 0.349615 |
Maximum | 1.269312 | 1.671329 | 3.706311 | 27.59947 | 0.923035 |
Minimum | -1.477468 | 0.016129 | -4.699573 | 18.42686 | 0.115158 |
Std. Dev. | 0.373243 | 0.330891 | 0.890172 | 1.989572 | 0.176011 |
Skewness | -0.232071 | 0.915013 | -2.183007 | -0.164758 | 0.539837 |
Kurtosis | 7.401043 | 3.928042 | 16.39822 | 2.779050 | 2.848754 |
Jarque-Bera | 88.13073 | 18.94617 | 893.5853 | 0.708299 | 5.348577 |
Probability | 0.000000 | 0.000077 | 0.000000 | 0.701770 | 0.068956 |
Sum | -6.573858 | 67.28879 | -15.24872 | 2503.304 | 41.97488 |
Sum Sq. Dev. | 14.90619 | 11.71531 | 84.78755 | 423.5483 | 3.314842 |
Observations | 108 | 108 | 108 | 108 | 108 |
Berdasarkan hasil pengolahan data tabel diatas dapat diketahui bahwa:
1) Variabel Asimetri Informasi (X1) dari data sampel 108 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2018-2020 diperoleh nilai rata-rata (mean) sebesar 0.623044 dengan nilai minimum pada PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk sebesar 0.016129 pada tahun 2020 dan nilai maksimum pada PT PT Pyridam Farma Tbk sebesar 167,1329 pada tahun 2020 dengan standar deviasi (simpang baku) 0.330891, sehingga dapat dilihat bahwa nilai mean lebih tinggi disbanding standar deviasi (0.623044 > 0.330891) yang dapat diartikan bahwa estimasi data populasi oleh mean sudah baik dikarenakan nilai penyimpangan dari mean yang tinggi dan menandakan variasi data asimetri informasi selama periode 2018-2020 yang rendah.
2) Beban Pajak Tangguhan memiliki nilai rata-rata memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar -0.141192 dengan nilai minimum sebesar -4.699573 pada PT Unilever Indonesia tahun 2020 Tbk dan nilai maksimum terbesar 3.706311 pada PT Unilever Indonesia 2019 dengan standar deviasi (simpang baku) 0.890172. Sehingga dapat dilihat bahwa nilai mean lebih rendah dibandikang dengan nilai standar deviasi (-0.141192 < 0.890172) yang dapat diartikan bahwa estimasi data populasi oleh mean kurang baik disebabkan oleh nilai penyimpangan dari mean yang tinggi dan menandakan variasi data beban pajak tangguhan selama periode 2018-2020 yang tinggi.
3) Kompensasi Bonus memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 23.17874 dengan nilai minimum sebesar 18.42686 pada PT Delta Djakarta Tbk tahun 2019 dan nilai maksimum sebesar 27.59947 pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk tahun 2018 dengan standar deviasi (simpangan baku) 1.989572. sehingga dapat dilihat bahwa nilai mean lebih tinggi dibandingkan dengan standar deviasi (23.17874 > 1.989572) yang dapat diartikan bahwa estimasi data populasi oleh mean sudah baik dikarenakan nilai penyimpanan dari mean yang tinggi dan menandakan variasi data kompensasi bonus selama periode 2018-2020 yang rendah.
4) Leverage memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 0.388656 dengan nilai minimum sebesar 0.115158 pada PT Campina Ice Cream Industry Tbk tahun 2020 dan nilai maksimum sebesar 0.923035 pada PT Kimia Farma Tbk tahun 2018 dengan standar deviasi (simpangan baku) 0.178727. sehingga dapat dilihat bahwa nilai mean lebih tinggi dibandingkan dengan nilai standar deviasi (0.388656 > 0.178727) yang dapat diartikan bahwa estimasi data populasi oleh mean sudah baik dikarenakan nilai penyimpangan dari mean yang tinggi dan menandakan variasi data leverage selama periode 2018-2020 yang rendah.
5) Manajemen Laba memiliki niali rata-rata (mean) sebesar -0.060869 dengan nilai minimum sebesar -1.477468 pada PT Wahana Interfood Nusantara Tbk tahun 2018 dan nilai maksimum sebesar 1.269312 pada PT Martina Berto Tbk tahun 2020 dengan standar deviasi (simpangan baku) 0.373243. sehingga dapat dilihat bahwa nilai mean lebih rendah dibandingkan dengan nilai standar deviasi (-0.060869 < 0.373243 ) yang dapat diartikan bahwa estimasi data populasi oleh mean tidak baik dikarenakan nilai penyimpangan dari mean yang tinggi dan menandakan variasi data manajemen laba selama periode 2018-2020 yang tinggi.
B. Uji Asumsi Klasik
Berdasarkan hasil uji normalitas dengan metode Jarque-Bera pada tabel diatas menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,254279 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data penelitian berdistribusi normal yang dapat diartikan bahwa pengujian statistik dalam model regresi ini valid.
2. Uji Multikolinearitas
Variable | Variance | VIF | VIF |
C | 0.630982 | 47.77393 | NA |
ASIMETRI_INFORMASI | 1.24E-05 | 4.647507 | 1.015059 |
BEBAN_PAJAK_TANGGUHAN | 0.073115 | 10.96638 | 1.131821 |
KOMPENSASI_BONUS | 0.001078 | 37.49597 | 1.136861 |
LEVERAGE | 0.446598 | 6.145501 | 1.037839 |
Berdasarkan hasil pengujian multikolinearitas pada table 4.4, nilai tolerance menunjukkan tidak memiliki variabel independen yang nilai tolerance < 0,10 yang artinya tidak terdapat korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95%. Pada perhitungan Variance Inflaction Factor (VIF), Variabel Asmetri Informasi memperoleh niali VIF sebesar 1.015059 < 10, variabel Beban Pajka Tangguhan sebesar 1.131821 < 10, variabel Kompensasi Bonus 1.136861 < 10 dan variabelLeverage sebesar 1.037839 < 10 . Hasil tersebut menandakan bahwa peneltian ini bebas dari multikolinearitas.
3. Uji Autokorelasi
R-squared | 0.040264 | Mean dependent var | 1.56E-16 | |
Adjusted R-squared | -0.016750 | S.D. dependent var | 1.208390 | |
S.E. of regression | 1.218468 | Akaike info criterion | 3.295684 | |
Sum squared resid | 149.9510 | Schwarz criterion | 3.469526 | |
Log likelihood | -170.9669 | Hannan-Quinn criter. | 3.366171 | |
F-statistic | 0.706213 | Durbin-Watson stat | 2.032074 | |
Prob(F-statistic) | 0.645288 |
Pada tabel diatas menunjukkan nilai Durbin-Watson (DW) diperbaiki sebesar 2.032074. Nilai DW ini akan dibandingkan dengan nilai tabel DW dengan menggunakan tingkat signifikan 5% jumlah amatan (T) = 108 dan K sebesar 4, maka diperoleh tabel DW sebagai berikut :
DW | K = 4, T = 108 | 4 – dL | 4 – dU | Hasil | |
dL | dU | ||||
2.032074 | 1.6104 | 1.7637 | 2.3896 | 2.2363 | dU < d < 4-dU (Tidak Terjadi Autokorelasi) |
Berdasarkan hasil perbandingan Durbin-Watson pada tabel menunjukkan hasil setelah dibandingkan dengan tabek penilaian pengambilan keputusan Durbin Watson d test maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi korelasi dalam runtutan waktu variabel sehingga model regresi terbebas dari autokorelasi.
4. Uji Heterokedasitas
Heteroskedasticity Test: White | |||
F-statistic | 1.101496 | Prob. F(14,93) | 0.3670 |
Obs*R-squared | 15.36107 | Prob. Chi-Square(14) | 0.3539 |
Scaled explained SS | 11.66321 | Prob. Chi-Square(14) | 0.6333 |
Berdasarkan hasil pengujian heteroskedastisitas dengan uji White pada table dilihat dari niali probabilitas Chi-Square pada nilai Obs*R-Squared dengan perbandingan niali probabilitas (<0,05) berdasarkan hasil uji heterokedastisitas pada table 4.5 diatas menunjukkan nilai Obs*R-Squared memiliki nilai probabilitas Chi Square sebesar 0,3539 > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian ini terbebas dari heterokedastisitas.
C. Uji Regresi Data Panel
1. Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests | |||
Equation: Untitled | |||
Test cross-section fixed effects | |||
Effects Test | Statistic | d.f. | Prob. |
Cross-section F | 9.409774 | (35,68) | 0.0000 |
Cross-section Chi-square | 190.651311 | 35 | 0.0000 |
Berdasarkan hasil uji chow pada tabel diatas menunjukkan nilai probabilitas pada Cross-Section Chi-Square sebesar 0,0000 < 0,05 sehingga dapat dinyatakan bahwa H1 diterima berarti model regresi data panel yang paling tepat untuk digunakan dalam penelitian ini adalah Fixed Effect.
2. Uji Hausmant
Correlated Random Effects - Hausman Test | |||
Equation: Untitled | |||
Test cross-section random effects | |||
Test Summary | Chi-Sq. Statistic | Chi-Sq. d.f. | Prob. |
Cross-section random | 13.375783 | 4 | 0.0096 |
Berdasarkan uji Housman pada tabel 4.12 diatas menunjukkan nilai probabilitas Cross-Section Random sebesar 0,0096 < 0,05 yang memiliki arti H1 diterima, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi data panel yang paling tepat untuk digunakan dalam penelitian ini adalah Fixed Effect.
D. Analisis Regresi Linier Berganda
Model regresi linier berganda yang diterapkan pada penelitian ini yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
Y = α + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + e
Pengelolahan analisis regresi data panel dilakukan untuk menemukan pengaruh variabel Asimetri Informasi (X1), Beban Pajak Tangguhan (X2), Kompensasi Bonus (X3), dan Leverage (X4) terhadap Manajemen Laba (Y) menggunakan perangkat lunak Eviews 9 dengan hasil sebagai berikut :
Variable | Coefficient | Std. Error | t-Statistic | Prob. |
C | 4.505367 | 4.748975 | 0.948703 | 0.3461 |
ASIMETRI_INFORMASI | 0.002033 | 0.002825 | 0.719773 | 0.4741 |
BEBAN_PAJAK_TANGGUHAN | 0.525468 | 0.217579 | 2.415072 | 0.0184 |
KOMPENSASI_BONUS | -0.180356 | 0.223718 | -0.806178 | 0.4230 |
LEVERAGE | 0.274668 | 0.965294 | 0.284543 | 0.7769 |
Berdasarkan dari hasil analisis diatas maka dapat dijelaskan melalui rumus sebagai berikut :
Y = α + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + e
Y = 4.505367 + 0.002033X1 + 0.525468X2 – 0.180356X3 + 0.274668
E. Uji Hipotesis
1. Uji t (Secara Parsial)
Variable | Coefficient | Std. Error | t-Statistic | Prob. |
C | 4.505367 | 4.748975 | 0.948703 | 0.3461 |
ASIMETRI_INFORMASI | 0.002033 | 0.002825 | 0.719773 | 0.4741 |
BEBAN_PAJAK_TANGGUHAN | 0.525468 | 0.217579 | 2.415072 | 0.0184 |
KOMPENSASI_BONUS | -0.180356 | 0.223718 | -0.806178 | 0.4230 |
LEVERAGE | 0.274668 | 0.965294 | 0.284543 | 0.7769 |
Berdasarkan Uji yang telah dilakukan diatas, maka dapat dijelaskan sebagai berikut :
- Berdasarkan tabel uji t diatas menunjukkan nilai probabilitas t-statistik dari varaibel Asimetri Informasi (X1) sebesar 0,719773 pada signifikan (0,05) maka nilai probabilitas (0,4741) > sign. 0,05. Sehungga dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa H10 diterima sedangkan H1a ditolak yang berarti variabel Asimetri Informasi (X1) tidak berpengaruh terhadap Manajemen Laba.
- Berdasarkan tabel uji t diatas menunjukkan nilai probabilitas t-statistik dari varaibel Beban Pajak Tangguhan (X2) sebesar 2,415072 pada signifikan (0,05) maka nilai probabilitas (0,0184) < sign. 0,05. Sehingga dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa H20 ditolak sedangkan H2a diterima yang berarti variabel Beban Pajak Tangguhan (X2) bepengaruh signifikan dan positif terhadap Manajemen Laba.
- Berdasarkan tabel uji t diatas menunjukkan nilai probabilitas t-statistik dari varaibel Kompensasi Bonus (X3) sebesar -0,806178 pada signifikan (0,05) maka nilai probabilitas (0,4230) > sign. 0,05. Sehingga dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa H30 diterima sedangkan H3a ditolak yang berarti variabel Kompensasi Bonus (X3) tidak berpengaruh terhadap Manajemen Laba.
- Berdasarkan tabel uji t diatas menunjukkan nilai probabilitas t-statistik dari varaibel Leverage (X4) sebesar 0,284543 pada signifikan (0,05) maka nilai probabilitas (0,7769) > sign. 0,05. Sehungga dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa H40 diterima sedangkan H4a ditolak yang berarti variabel Leverage (X1) tidak berpengaruh terhadap Manajemen Laba.
2. Uji F (Secara Simultan)
Cross-section fixed (dummy variables) | ||||
R-squared | 0.849319 | Mean dependent var | 1.633262 | |
Adjusted R-squared | 0.762899 | S.D. dependent var | 1.248805 | |
S.E. of regression | 0.608081 | Akaike info criterion | 2.121099 | |
Sum squared resid | 25.14383 | Schwarz criterion | 3.114481 | |
Log likelihood | -74.53934 | Hannan-Quinn criter. | 2.523879 | |
F-statistic | 9.827812 | Durbin-Watson stat | 2.787930 | |
Prob(F-statistic) | 0.000000 |
Berdasarkan tabel uji F diatas menunjukkan nilai F hitung sebesar 9.827812 dengan nilai probabilitas 0.000000. Nilai F hitung yang ditunjukkan diatas lebih tinggi dibanding F tabel (9.827812 > 2.30) serta pada nilai signifikan 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama, variabel independen Asimetri Informasi (X1), Beban Pajak Tangguhan (X2), Kompensasi Bonus (X3), dan Leverage (X4) berpengaruh terhadap Manajemen Laba (Y).
3. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Cross-section fixed (dummy variables) | ||||
R-squared | 0.849319 | Mean dependent var | 1.633262 | |
Adjusted R-squared | 0.762899 | S.D. dependent var | 1.248805 | |
S.E. of regression | 0.608081 | Akaike info criterion | 2.121099 | |
Sum squared resid | 25.14383 | Schwarz criterion | 3.114481 | |
Log likelihood | -74.53934 | Hannan-Quinn criter. | 2.523879 | |
F-statistic | 9.827812 | Durbin-Watson stat | 2.787930 | |
Prob(F-statistic) | 0.000000 |
Berdasarkan pada tabel diatas hasil analisis nilai koefisien Adjuted = 0.762899 atau 76,28% dapat disimpulkan bahwa variabel Asimetri Informasi, Beban Pajak Tangguhan, Kompensasi Bonus dan Leverage secara simultan mempunyai kontribusi atau pengaruh terhadap Manajemen Laba sebesar 76,28% sedangkan sisanya sebesar 23,72% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Pembahasan
1) Pengaruh Asimetri Informasi terhadap Manajemen Laba
Hipotesis pertama (H1) menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh variabel asimetri informasi terhadap manajemen laba. Pada tabel 4.14 dapat dilihat bahwa varaibel asimetri informasi (X1) menunjukkan koefisien regresi sebesar 0.002033 dan nilai t-statistik 0.719773 serta nilai probabilitas sebesar 0.4741 pada signifikan (<0,05). Sehingga dapat disimpulkanbahwa H1 ditolak dan H0 diterima yang dapat diartikan bahwa variabel asimetri informasi tidak berpengaruh secara parsial terhadap manajemen laba.
Hasil penelitan ini memiliki kesamaan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh [12] dengan hasil penelitiannya yang menyatakan bahwa asimetri infromasi tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini menunjukkan bahwa variabel asimetri informasi dalam penelitian ini bukan faktor yang dapat mempengaruhi dalam tindakan melakukan manajemen laba. Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh [13] menyatakan bahwa asimetri informasi berpengaruh signifikan dan positif terhadap manajemen laba. Dimana ketidakseimbangan informasi anatara manajer dan pemegang saham sehingga pada peluang ini dapat dimanfaatkan oleh pihak manajer untuk melakukan tindakan manajemen laba. .
Namun pada penelitian ini menunjukkan bahwa varaibel asimetri informasi tidak berpengaruh terhadap manajemen laba yang kemungkinan disebebkan oleh adanya kesalahan pada pelaporan keuangan terdahulu yang tidak sesuai dengan kaidah kualitatif dimana kaidah yang pertama menyatakan bahwa laporan keuangan harus menyediakan informasi yang relevan yaitu dapat memenuhi kebutuhan informasi semua pihak yang membutuhkan. Kedua laporan keuangan harus netral dimana tidak adanya keinginan pihak-pihak tertentu yangingin mengambil keuntungan pribadi dari informasi yang di laporkan. Ketiga, laporan keuangan harus dapat menyajikan informasi yang lengkap dan komprehensif dimana laporan keuangan harus dapat menyatakan seluruh informasi tentang kinerja serta kondisi perusahaan. keempat, laporan keuangan harus punya daya banding dan daya uji dimana maksud dari daya banding yaitu laporan keuangan yang disajikan dapat dibandingkan dengan informasi pada periode terdahulu atau pada perusahaan yang berbeda serta untuk daya uji merupakan kemampuan dari laporan keuangan untuk tetap bisa menghasilkan informasi yang sama bila di uji kembali dengan menggunakan metode yang sama.
2) Pengaruh Beban Pajak Tangguhan terhadap manajemen laba
Pada hipotesis kedua (H2) menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan dan positif terhadap manajemen laba. Pada tabel 4.14 menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar 0.525468 dan nilai t-statistik sebesar 2.415072 serta nilai probabilitas sebesar 0.0184 pada sigifikan (>0.05). sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang dapat diartikan bahwa variabel beban pajak tangguhan berpengaruh signifikan dan positif secara parsial terhadap manajemen laba.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh [14] menunjukkan bahwa variabel beban pajak tangguhan berpengaruh signifikan dan positif terhadap manajemen laba yang berarti pada penelitian ini membuktikan bahwa variabel beban pajak tangguhan terbukti dalam menditeksi manajemen laba dimana manajemen laba terbukti digunakan untuk merekayasa angka laba. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh [15] menyatakan bahwa beban pajak tangguhan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel beban pajak tangguhan berpengaruh signifikan dan positif terhadap variabel manajemen laba dimana beban pajak tangguhan dapat menditeksi praktik manajemen laba dikarenakan beban pajak tangguhan merupakan saldo akun dineraca sebagai manfaat pajak yang mana jumlahnya merupakan jumlah dari estimasi yang akan dipulihkan dalam periode yang akan datang akibat dari adanya perbedaan sementara antara standar akuntansi keungan dengan peraturan perpajakan serta akibat dari adanya saldo kerugian yang dapat di kompensasikan pada periode mendatang dan juga menurut PSAK No. 46 standar akuntansi lebih memberikan kebebasan terhadap manajemen untuk menentukan prinsip dan asumsi akuntansi dibandingkan yang diperbolehkan menurut pajak. Sehingga dengan adanya celah ini dapat dimanfaatkan oleh pihak manajemen untuk mengatur besarnya beban pajak tangguhan yang dimiliki.
3) Pengaruh Kompensasi Bonus terhadap Manajemen Laba
Pada hipotesis ketiga (H3) menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan dan positif variabel kompensasi bonus terhadap manajemen laba. Pada tabel 4.14 dapat dilihat bahwa variabel kompensasi bonus (X3) menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar -0.180356 dan nilai t-statistik sebesar –0.806178 serta nilai probabilitas sebesar 0.4230 pada signifikan (>0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa H3 ditolak dan H0 diterima yang dapat diartikan bahwa variabel kompensasi bonus tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh [16] menunjukkan bahwa kompensasi bonus tidak berpengaruh terhadap manajemen laba berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh [17] yang menyatakan bahwa kompensasi bonus memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap manajemen laba.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kompensasi bonus tidak berpengarh terhadap manajemen laba. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hipotesis yang menyatakan bahwa manajer cenderung akan melakukan praktik manajemen laba untuk mendapatkan bonus yang tinggi walaupun pihak manajemen termotivasi untuk meningkatkan laba untuk memperoleh bonus yang tinggi. Kompensasi bonus tidak dapat dijadikan sebagai faktor yang mempengaruhi manajemen laba. Hal ini dapat disebabkan karena adanya pemberian kompensasi lain seperti tunjangan dan fasilitas lain dari perusahaan yang dianggap dapat merubah sifat oportunistik manajer sehingga manajer akan mengahsilkan laporan yang sesuai dengan kinerja perusahaan.
4) Pengaruh Leverage terhadap Manajemen Laba
Pada hipotesis keempat (H4) menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh variabel Leverage (X4) terhadap Manajemen Laba (Y). Pada tabel 4.14 dapat dilihat bahwa variabel Leverage (X4) menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar 0.274668 dan nilai t-statistik sebesar 0.284543 serta nilai probabilitas sebesar 0.7769 pada signifikan (<0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa H4 ditolak dan H0 diterima yang dapat diartikan bahwa variabel leverage tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh [18] menyatakan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi atau rendahnya leverage tidak mempengaruhi manajemen laba dikarenakan perusahaan yang memiliki tingkat leverage yang tinggi berakibat akan menghadapi resiko bangkrut sehingga perusahaan terancam tidak dapat membayar hutang untuk memenuhi kewajibannya dengan adanya kejadian ini maka pengawasan pada perusahaan akan sangat padat sehingga pihak manajemen memiliki peluang yang sedikit untuk melakukan manajemen laba. Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh [19] menyatakan bahwa leverage memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap manajemen laba. Hal ini dikarenakan tingkat hutang yang tinggi dapat menggambarkan nilai aktiva perusahaan mengalami peningkatan sehingga dapat membiayai segala aktivitas bisnis dengan tujuan meningkatkan kinerja perusahaan.
5) Pengaruh Asimetri Informasi, Beban Pajak Tangguhan, Kompensasi Bonus dan Leverage secara simultan terhadap Manajemen Laba industri barang dan konsumsi periode 2018-2020.
Pada hipotesis kelima (H5) menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan dan positif variabel Asimetri Informasi (X1), Beban Pajak Tangguhan (X2), Kompensasi Bonus (X3) dan Leverage (X4) berpengaruh terhadap Manajemen Laba (Y). Pada tabel 4.15 dapat dilihat bahwa nilai F hitung sebesar 9.827812 dengan nilai probabilitas 0.000000. nilai F hitung yang ditunjukkan diatas lebih tinggi disbanding F tabel (9.827812 > 2.46) serta pada nilai signifikan 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H5 diterima dan H0 ditolak yang dapat diartikan secara bersama-sama, variabel independen Asimetri Informasi (X1), Beban Pajak Tangguhan (X2), Kompensasi Bonus (X3) dan Leverage (X4) berpengaruh terhadap Manajemen Laba (Y).
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya dengan studi kasus kasus yang dilakukan pada perusuhaaan manufaktur pada sektor industri barang dan konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2018- 2020, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
- Penelitian ini menggunakan analisis regresi data panel menggunakan Software Eviews9. Terdapat tiga model pendekatan estimasinya jika menggunakan regresi data panel, yaitu pendekatan model Commont Effect, Fixed Effect dan Random Effect. Kemudian uji chow dilakukan untuk menentukkan pendekatan yang lebih baik antara commont effect dan fixed effect. Berdasarkan hasil uji chow menghasilkan model yang paling tepat digunakan adalah Fixed Effect Model.
- Variabel Asimetri Informasi (X1) tidak berpengaruh terhadap Manajemen Laba, maka H1 ditolak
- Variabel Beban Pajak Tangguhan (X2) berpengaruh signifikan positif terhadap Manajemen Laba , maka H2 diterima
- Variabel Kompensasi Bonus (X3) tidak berpengaruh terhadap manajemen laba, maka H3 ditolak
- Variabel Leverage (X4) tidak berpengaruh terhadap manajemen laba, Maka H4 ditolak
- Variabel Asimetri Informasi, Beban Pajak Tangguhan, Kompensasi Bonus dan Leverage secara simultan (bersama-sama) berpengaruh signifikan terhadap Manajemen Laba
References
- Aditama, F. And Purwaningsih, A. (2014) ‘The Effect Of Tax Planning On Earnings Management In Non-Manufacturing Companies Listed In Indonesia Stock’, Mode-Journal Of Economics And Business, 26(1), Pp. 33–50.
- Apriliani, A., Juanda, A. And Waluya, A. (2019) ‘Pengaruh Asimetri Informasi Dan Leverage Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2018’, Jurnal Akdemi Akuntansi, 52(1), Pp. 1–5.
- Mustikawati, A. And Cahyonowati, N. (2015) ‘Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba Dengan Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel Pemoderasi’, Diponegoro Journal Of Accounting, 4(4), Pp. 500–507
- Yasa, I. K. E. T. And Sunarsih, N. M. (2020) ‘Pengaruh Ukuran Perusahaan , Leverage Dan Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba Perusahaan Manufaktur Di Bei Tahun 2016-2018’, Jurnal Imu Dan Riset Akuntansi, 2(3).
- Kusuma, I. G. B. I. And Mertha, I. M. (2021) ‘I Made Mertha 2 Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana, Indonesia’, Jrnal Akuntansi, 31(1).
- Christabel And Bangun, N. (2020) ‘Pengaruh Free Cash Flow, Struktur Modal, Dan Asimetri Informasi Terhadap Manajemen Laba’, Jurnal Multiparadigma Akuntansi Tarumanagara, 2(Juli), Pp. 1010–1017.
- Martani, D. And Siregar, S. V. (2015) Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis Psak. 2nd Edn. Edited By E. S. Suharsi And H. Yunita. Jakarta: Salemba Empat.
- Pujiati, E. J. And Arfan, M. (2013) ‘Struktur Kepemilikan Dan Kompensasi Bonus Serta Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2010’, Jurnal Telaah & Riset Akuntansi, 6(2), Pp. 122–139. Available At: Http://Jurnal.Unsyiah.Ac.Id/Tra/Article/View/1324/1205.
- Prima, Y. A. And Suryani, E. (2018) ‘Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan, Leverage, Dan Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba (Studi Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2016)’, Jurnal Aset (Akuntansi Riset), 10(1), Pp. 71–82. Doi: 10.17509/Jaset.V10i1.12571.
- Sugiyono, P. D. (2020) Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif Dan Kombinasi (Mixed Methods). 1st Edn. Edited By D. I. Sutopo. Bandung: Alfabeta, Cv.
- Yahya, F. F., Dencik, A. B. And Asiati, D. I. (2019) Metodologi Penelitian Untuk Manajemen Dan Akuntansi : Aplikasi Spss Dan Eviews Untuk Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Empat.
- Ghani, E. K., Azemi, N. Âfifah M. And Puspitasari, E. (2017a) ‘The Effect Of Information Asymmetry And Environmental Uncertainty On Earnings Management Practices Among Malaysian Technology-Based Firms’, International Journal Of Academic Research In Economics And Management Sciences, 6(1). Doi: 10.6007/Ijarems/V6-I1/2617.
- Shaleh, M. And Syafii, M. (2022) ‘Pengaruh Asimetri Informasi Dan Leverage Terhadap Manajemen Laba Perusahaan Manufaktur Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia’, Journal Of Management & Business, 5(1), Pp. 230–240. Doi: 10.37531/Sejaman.V5i1.1605.
- Bunaca, R. A. And Nuryadi (2019) ‘The Impact Of Deferred Tax Expense And Tax Planning Toward Earnings Management And Profitability’, Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, 21(2), Pp. 215–236. Doi: 10.34208/Jba.V21i2.625.
- Rachmany, H. (2022) ‘The Effect Of Deferred Tax Expense On Earnings Management (Empirical Study On Pt Matahari Department Store, Tbk Listed On The Indonesia Stock Exchange In 2015-2019)’, Journal Of Tax & Business, 3(1), Pp. 1–11.
- Izazi, M., Afrizal And Yustien, R. (2021) ‘The Effect Of Independent Commissioners , Managerial Ownership , Institutional Ownership , Audit Committee , Leverage And Compensation Bonus On Profit Management ( On Mining Companies Listed On The Indonesia Stock Exchange , 2016-2019 )’, Jambi Accounting Review (Jar), 2(3), Pp. 333–352.
- Kusumawardhani, E. (2021) ‘Pengaruh Interlocking Directorship. Free Cash Flow, Diversifikasi Operasi, Diversifikasi Geografis Dan Kompensasi Bonus Terhadap Manajemen Laba’, Jurnal Technobiz, 4(2), Pp. 86–92. Available At: Https://Www.Neliti.Com/Publications/284360/Pengaruh-Free-Cash-Flow-Financial-Distress-Dan-Employee-Diff-Terhadap-Manajemen.
- Religiosa, M. W. And Surjandari, D. A. (2021) ‘The Relation Of Company Risk, Liquidity, Leverage, Capital Adequacy And Earning Management: Evidence From Indonesia Banking Companies’, Mediterranean Journal Of Social Sciences, 12(1), P. 1. Doi: 10.36941/Mjss-2021-0001.
- Mahdalena, N., Putra, A. P. And Arnawati Putri, G. (2019) ‘Pengaruh Corporate Governance, Struktur Kepemilikan Dan Leverage Terhadap Manajemen Laba (Studi Pada Perusahaan Go Public Sektor Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2018)’, Manajemen Dewantara, 3(1), Pp. 181–191. Doi: 10.26460/Md.V3i1.7658.