Company Size, Capital Structure and Cash Flow Against Company Value in Construction Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX)
Innovation in Industrial Engineering
DOI: 10.21070/ijins.v21i.765

Company Size, Capital Structure and Cash Flow Against Company Value in Construction Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX)


Ukuran Perusahaan, Struktur Modal dan Arus Kas Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Kontruksi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Firm Size Capital Structure Cash Flow and Firm Value

Abstract

This study aims to determine whether company size, capital structure and cash flow have an effect on firm value in construction companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) for the 2014-2020 period. The method used is quantitative. In this study, the type of data used was secondary data with data collection techniques using the documentation method, as well as sampling using the purposive sampling method. Population data as many as 16 companies, and obtained a sample of 8 companies. in this study using SPSS. The results of this study are firm size has no significant effect on firm value, capital structure has no significant effect on firm value, cash flow has no significant effect on firm value.

Pendahuluan

Di sebuah perusahaan dapat memiliki berbagai aspek yang penting dalam menjalankan perusahaannya salah satunya adalah aspek keuangan. Untuk membiayai kegiatan perusahaan memilih investasi yang sesuai dengan menggunakan modal yang dimiliki oleh perusahaan tersebut maka harus dapat mencakup kegiatan pengambilan keputusan. [1] Jenis alternatif sumber pembiayaan yang dapat dipilih perusahaan dapat berupa hutang jangka panjang, hutang jangka pendek, laba ditahan dan penerbitan saham dan obligasi. Keputusan yang penting adalah salah satu yang dihadapi manajer keuangan yang dalam kaitannya dan kegiatan operasi perusahaan merupakan keputusan pendanaan. Keputusan pendanaan yang sesuai dari sebuah perusahaan dapat dilihat dari struktur modal yaitu: komposisi hutang yang ada di perusahaan baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang, preferen dan saham yang digunakan oleh suatu perusahaan tersebut. Persaingan yang ketat dalam sebuah usaha, perusahaan dapat memiliki keputusan pendanaan yang sesuai dimana seorang manajer harus dapat menentukan struktur modal yang paling sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Perusahaan dapat mengoptimalkan biaya modal yang harus ditanggung perusahaan apabila dapat mengoptimalkan struktur modal.Dalam penilaian nilai perusahaan ada 3 faktor antara lain pengaruh ukuran perusahaan, struktur modal dan arus kas.

[2] Faktor yang pertama yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah ukuran perusahaan.

Ukuran perusahaan merupakan skala yang dapat diklasifikasikan besar ataupun kecilnya suatu perusahaan yang dapat dilihat dari berbagai cara adalah total aktiva, jumlah perusahaan dan nilai pasar saham. Kegiatan operasi perusahaan dapat digunakan untuk suatu perusahaan dalam mengukur perusahaan dari total aset yang dimiliki. Nilai perusahaan dapat dianggap untuk mengukur perusahaan sebab semakin besar ukuran perusahaan maka akan semakin cepat dalam mendapatkan pendanaan yang baik yang berasal dari internal maupun eksternal. Ukuran perusahaan dapat dibedakan dalam kategori antara lain perusahaan besar, perusahaan menengah dan perusahaan kecil. Ukuran perusahaan dapat dihitung dengan logaritma natural(Ln) dari total aset. Total aset di Ln karena umumnya total aset berjumlah terbesar triliunan sampai terkecil milyaran, sedangkan variabel lainnya dalam satuan persentase, maka melakukan interpretasi untuk maka total aset harus di Ln.Tingkat profit mendatang dapat digambarkan dari ukuran perusahaan yang sangat besar dan terus berkembang bagi investor

[3] Faktor kedua yang mempengaruhi nilai perusahaan adalah struktur modal. Harga pasar saham perusahaan, biaya modal perusahaan dan dan pembelanjaan jangka panjang dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Perbandingan antara total hutang dan total modal yang dimiliki oleh perusahaan adalah gambaran dari struktur modal. Pemakaian hutang yang lebih tinggi menyatakan bahwa kegiatan perusahaan lebih besar dibebankan oleh modal yang didapatkan oleh modal dari luar (utang) dibedakan dengan modal yang didapatkan dari dalam perusahaan. Menentukan perekonomian suatu perusahaan merupakan faktor penting dalam struktur modal yang dikarenakan menyangkut besarnya biaya modal rata-rata. Besar biaya modal rata-rata dapat tergantung dari struktur pinjaman dan dari modal sendiri. Agar dapat menambah modal, suatu perusahaan dapat menjual sahamnya kepada masyarakat (go public) melalui pasar modal. Untuk menentukan struktur modal yang optimal dibutuhkan penetapan keputusan keuangan oleh pihak manajemen. Dari keputusan tersebut manajemen perusahaan harus menetapkan struktur modal untuk mengetahui nilai perusahaan. Karena mempengaruhi laba per saham dan kekayaan pemegang saham maka mengenai keputusan tentang struktur modal sangatlah penting untuk perusahaan. Struktur modal merupakan keputusan penting yang dapat diambil oleh seluruh perusahaan, dari sisi positif dan negatif untuk memainkan fungsi dalam menetapkan masa depan dari semua bisnis.Untuk mencapai struktur modal yang optimal dibutuhkan suatu perusahaan untuk memiliki tingkat leverage dan manager yang berlainan dengan perusahaan lain. [4] Selain ukuran perusahaan dan struktur modal, arus kas juga dianggap sebagai faktor yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Menurut penelitian (Rika Mei Hayani Ginting, S.E. & Rosanna Purba, S.E., 2016) Arus Kas Operasional (AKO) berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan sebaliknya menurut penelitian (Ristiyana, 2019) menyatakan Arus Kas tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Info arus kas merupakan alternative informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui kinerja keuangan suatu perusahaan. Suatu perusahaan yang dianggap tidak dapat menghasilkan dan memiliki kas yang dapat mencukupi kegiatan operasional di perusahaan maka para kreditor dan pemegang saham akan berpikir ulang untuk memberikan modalnya.Dengan adanya arus kas yang positif maka dapat menyaring atau melukiskan bahwa perusahaan tersebut dapat dijalankan atau telah berlangsung dengan baik, hal ini dapat mengakibatkan perusahaan memiliki dana yang sesuai untuk membebankan kegiatan operasional serta membebankan aktivitas investasi maupun permodalan seperti pembayaran dividen kepada semua para pemegang saham.

Berdasarkan latar belakang di atas dapat disimpulkan menunjukkan adanya perbedaan dengan munculnya secara signifikan dan tidak signifikan pada beberapa variabel terhadap nilai perusahaan dari berbagai indikator objek perusahaan. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan berjudulkan “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Struktur Modal, Dan Arus Kas Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Konstruksi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2014-2020.

Metode Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan yang sudah dijelaskan sebelumnya, maka penelitian ini dapat digolongkan sebagai penelitian kuantitatif.

A. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini yaitu Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia yang terletak di Fakultas Bisnis, Hukum dan Ilmu Sosial Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.

B. Variabel Penelitian

Variabel Indikator Skala Sumber
Ukuran Perusahaan (X1) Size = Ln (Total Aset Rasio [5]
Struktur Modal (X2) DER = Total Hutang/Total Ekuitas Rasio [6]
Arus Kas (X3) Arus Kas= Arus Kas Masuk – Arus Kas Keluar Rasio [7]
Table 1.Indikator Variabel

C. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini yaitu perusahaan Kontruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2014-2020 yang berjumlah 16 perusahaan. Untuk pemilihan sampel menggunakan teknik purposive sampling.

No. Kriteria Jumlah
PerusahaaniKontruksi di BEI periode yang dibutuhkan tahun 2014-2020. Adapun Adapun faktor penggurang dari sampel penelitian sebagai berikut : 16
1 Perusahaan Manufaktur yang tidak berturut-turut dan tidak konsisten masuk dalam sektor Kontruksi di BEI pada tahun 2014 – 2020 (8)
2 Perusahaan Manufaktur sub sektor Kontruksi di BEI yang tidak menyajikan data lengkap mengenai Ukuran Perusahaan, Struktur Modal dan Arus Kas pada tahun 2014-2020 (2)
Jumlah sampel 8
Total pengamatan y ang digunakan periode tahun 2014 - 2020 yaitu “8” x 7 tahun = 56 56
Table 2.Data Perusahaan Yang Masuk Dalam Sampel

No. Nama Perusahaan Kode Saham
1 PT ACSET INDONUSA Tbk ACST
2 PT ADHI KARYA (PERSERO) Tbk ADHI
3 PT INDONESIA PONDASI RAYA Tbk IDPR
4 PT NUSA KONTRUKSI ENJINIRING Tbk DGIK
5 PT PP (PERSERO) Tbk PTPP
6 PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk SSIA
7 PT WIJAYA KARYA KARYA (PERSERO) Tbk WIKA
8 PT NUSA RAYA CIPTA Tbk NRCA
Table 3.Daftar Nama Sampel Perusahaan

D. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif. Sedangkan sumber data yang digunakan yaitu data sekunder dari laporan keuangan tahunan perusahaan Kontruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2014-2020.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi. Hal ini didapat dengan cara menggunakan data yang ada dalam perusahaan berupa laporan kuengan dan gambaran umum perusahaan.

F. Teknik Analisis Data

Untuk menghasilkan penelitian yang sesuai tujuan, perlu dilakukan teknik analisis data sebagai berikut:

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan statistik yang dapat dipergunakan dalam menganalisis data dengan cara melukiskan serta menggambarkan data yang sudah terkumpul dan dapat membuat kesimpulan yang berlaku untuk semua atau generalisasi.

2. Uji Asumsi Klasik

Memastikan persamaan garis regresi yang diperoleh linear akan dilakukan pengujian sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak maka dilakukan uji statistik Kolmogorov_Smirnov Test dan analisis Grafik P-Plot.

b. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas dilihat dari nilai tolerance dan VIF. Standar bebas dari multikolinearitas, nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF ≤ 10 [8].

c. Uji Heteroskedastisitas

Apabila tidak ada pola yang jelas serta titik-titik yang tersebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka hal in menandakan tidak terjadinya heteroskedastisitas [8].

d. Uji Autokorelasi

Alat ukur menggunakan Durbin Watson (D-W). Hipotesis yang akan di uji dalam penelitian ini adalah tidak terjadi autokorelasi, jika DW berada diantara -2 dan +2 (-2 < DW < +2) [9].

e. Analisis Regresi Linear Berganda

Untuk menguji pengaruh dan hubungan variabel bebas yang lebih dari dua variabel digunakan persamaan analisis regresi linier berganda. Secara statistik dapat di ukur dengan nilai statistik T dan berdasarkan persamaan regresi linier berganda dapat dirumuskan sebagai berikut :

Y = 𝛼 - (𝛽1𝑥1) + (𝛽2𝑥2) + (𝛽3𝑥3) + 𝑒

3. Pengujian Hipotesis Uji T (Uji Secara Parsial)

Untuk mengetahui pengaruh signifikansi masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Signifikasi < 0,05 atau 5%, maka variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen, sedangkan nilai signifikasi > 0,05 atau 5%, maka variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen [10].

Hasil dan Pembahasan

Hasil Penelitian

A. Statistik Deskriptif

Hasil tabel statistik deskriptif sebagai berikut :

N Minimum Maksimum Mean Std. deviation
Ukuran Perusahaan (X1) 56 23,490 31,711 28,684 2,034
Struktur Modal (X2) 56 3,92 35,466 2,629 4,749
Arus Kas (X3) 56 41419912640000 42770888870000 1115597927114 1200062196776
Nilai Perusahaan (Y) 56 0,50 38,10 13,789 10,802
Valid N 56
Table 4.Hasil Statistik Deskriptifdiolah dengan SPSS 26

Berdasarkan hasil perhitungan dari tabel 4 terdapat 56 data dengan rincian Ukuran Perusahaan nilai minimal 23,490, nilai maksimum 31,711 dan standar deviasi 2,034. Struktur Modal dengan nilai minimal 3,92 nilai maksimum 35,466 dengan standar deviasi 4,749. Dengan Arus Kas memiliki nilai minimal -41419912640000, nilai maksimum 42770888870000 dan standar deviasi 1200062196776.

B. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Pada peneletian ini untuk mengetahui tingkat signifikansi data apakah berdistribusi normal atau tidak, jadi dilakukan dengan melakukan uji normalitas menggunakan One Sample Kolmogorov_Smirnov.

Unstandardized Residual
N 56
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 1.044.969.670
Most Extreme Differences Absolute ,103
Positive ,103
Negative -,080
Test Statistic ,103
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
Table 5.Hasil uji One Sample Kolmograv-Smirnov

Berdasarkan Tabel 5 nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,200 > 0,05 artinya data dalam penelitian ini dapat dinyatakan telah berdistribusi normal. Hasil dari pengujian normal P-P Plot dapat dilihat sebagai berikut:

Figure 1.Hasil Uji Normalitas P-Plot

Berdasarkan Gambar 1 hasil uji normalitas memiliki titik sebar di sekitar garis diagonal serta mengikuti arah garis diagonal, sehingga dapat ditarik kesimpulan dalam data penelitian ini berdistribusi normal.

2. Uji Multikolinearitas

Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat sebagai berikut :

Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
Ukuran Perusahaan .963 1.039
Struktur Modal .976 1.025
Arus Kas .986 1.014
Table 6.Uji Multikolinearitas

Berdasarkan Tabel 6 nilai tolerance masing-masing variabel independen >0,10 sedangkan nilai VIF <10, maka tidak terjadi multikolinearitas.

3. Uji Heteroskedastisitas

Dalam penelitian ini digunakan dalam mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dengan cara menggunakan scatterplot. Hasil pengujian heteroskedastisitas yang diperoleh adalah sebagai berikut :

Figure 2.Hasil Uji HeteroskedastisitasOutput Hasil SPSS

Gambar 2 menunjukkan grafik scatterplot diatas menggambarkan bahwa titik – titik tidak memiliki pola tertentu dan menyebar diatas dan dibawah angka nol (0) pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.

4. Uji Autokorelasi

Pengukuran menggunakan Durbin Watson (D-W). Hipotesis yang akan di uji dalam penelitian ini adalah tidak terjadi autokorelasi dengan hasilnya sebagai berikut:

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 .253a .064 .010 10.746.893.382 1.607
Table 7.Uji Autokorelasi

Berdasarkan Tabel 7 nilai Durbin-Watson sebesar 1,607 , sehingga Durbin-Watson diantara -2 sampai +2 yang dapat diartikan tidak ada autokorelasi.

5. Analisis Regresi Linear Berganda

Coefficients a
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -21.610 20.744 -1.042 .302
Ukuran Perusahaan 1.263 .726 .238 1.741 .038 .963 1.039
Struktur Modal .298 .309 -.131 .965 .038 .976 1.025
Arus Kas 4.820 .000 .054 .396 .006 .986 1.014
Table 8.Analisis Regresi Linear Berganda

Dapat dilihat dari persamaan diatas konstanta sebesar -21,610 maka nilai Y ialah -21,610. Koefisien regresi variable X1 sebesar 1,263 yang artinya apabila variabel independent lain nilainya tetap dan X1 mengalami kenaikan 1%, nilai Y akan mengalami penambahan sebesar 1,263. Koefisien regresi variable X2 sebesar 0,298 yang artinya apabila variabel independent lain nilainya tetap dan X2 mengalami kenaikan 1%, maka nilai Y akan mengalami penambahan sebesar 0,298. Koefisien regresi variable X3 sebesar 4,820 yang artinya apabila variabel independent lain nilainya tetap dan X3 mengalami kenaikan 1%, maka nilai Y akan mengalami penambahan sebesar 4,820.

C. Pengujian Hipotesis

Uji T (Uji Secara Parsial)

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -21.610 20.744 -1.042 .302
Ukuran Perusahaan 1.263 .726 .238 1.741 .038 .963 1.039
Struktur Modal .298 .309 -.131 .965 .038 .976 1.025
Arus Kas 4.820 .000 .054 .396 .006 .986 1.014
Table 9.Hasil Uji T

Berdasarkan Tabel 9 kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis ialah :

Kebijakan variabel Ukuran Perusahaan (X1) sebesar 0,038 < 0,05 karena signifikan < nilai signifikan 0,05 = 0,038 < 0,05 , yang artinya variabel ukuran pengaruh berpengaruh pada nilai perusahaan (Y). Kebijakan variabel struktur modal (X2) sebesar 0,038 < 0,05 karena signifikan < nilai signifikan 0,05 = 0,038 < 0,05 , yang artinya variabel struktur modal berpengaruh pada nilai perusahaan (Y). Kebijakan variabel arus kas (X3) sebesar 0,006 < 0,05 karena signifikan < nilai signifikan 0,05 = 0,006 < 0,05 , yang artinya variabel arus kas berpengaruh pada nilai perusahaan (Y).

Pembahasan

1. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan

Hasil penelitian mendukung hipotesis pertama bahwa variabel Ukuran Perusahaan mempengaruhi Nilai Perusahaan. Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. ukuran yang memberikan gambaran dari besar kecilnya perusahaan yang dapat dinilai dari total aktiva perusahaan [5].Perusahaan yang mengalami pertumbuhan yang baik merupakan mempunyai ukuran perusahaan yang besar. Dengan perusahaan yang mempunyai pertumbuhan besar maka perusahaan akan dapat memasuki modal dan investor akan menangkap sinyal yang positif terhadap perusahaan.

2. Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan

Hasil penelitian mendukung hipotesis kedua bahwa variabel Struktur Modal mempengaruhi Nilai Perusahaan. Struktur Modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Untuk setiap perusahaan pemilihan sumber dana dan keputusan merupakan hal yang sangat penting oleh karena itu dapat mempengaruhi struktur keuangan dalam suatu perusahaan, yang akhirnya dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Kemudian sumber dana perusahaan dapat dicerminkan oleh modal asing dan modal sendiri yang dapat diukur dengan dept to equity ratio (DER). Untuk semakin tinggi hutang untuk dapat membiayai operasional perusahaan maka dapat menurunkan nilai perusahaan, karena dengan tingkat hutang yang cukup tinggi dapat membuat beban yang akan ditanggung perusahaan juga besar.

3. Pengaruh Arus Kas Terhadap Nilai Perusahaan

Hasil penelitian mendukung hipotesis ketiga bahwa variabel Arus Kas memiliki pengaruh terhadap Nilai Perusahaan. Arus Kas berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan hasil uji parsial (uji t) pada tabel 4.6 diatas diketahui variabel Ukuran Perusahaan (X1) memiliki nilai signifikansi 0,006 < 0,05 dan diketahui t hitung lebih kecil dari t tabel (0,396 >2,003), dapat disimpulkan bahwa arus kas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini didukung dari penelitian yang terdahulu Rika Mei Hayani Ginting, S.E., M.Si & Rosanna Purba, S.E., M.Si (2016) yang menunjukkan bahwa arus kas berpengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini menjelaskan bahwa besar kecilnya arus kas yang diproksi dengan cash ratio itu berdampak pada nilai suatu perusahaan. Oleh sebab itu arus kas dapat memberikan kontrubusi terhadap nilai perusahaan.

Simpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah digambarkan, maka dapat diketahui kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut:

  1. Ukuran Perusahaan berpengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.
  2. Struktur Modal berpengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.
  3. Arus Kas berpengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.

References

  1. Riyanto, & Bambang. (2010). Dasar-Dasar Pembelajaran Perusahaan (4th ed.). BPFE.
  2. Wijaya, B. I., & Sedana, I. B. P. (2015). Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan (Kebijakan Dividen dan Kesempatan Investasi Sebagai Variabel Mediasi). E-Jurnal Manajemen Unud, 4(12), 4477–4500.z
  3. Fajriana, A. (2016). Pengaruh Corporate Social Responsibility, Keputusan Investasi, Dan Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan. JURNAL NOMINAL, 5(2).
  4. Rika Mei Hayani Ginting, S.E., M. S., & Rosanna Purba, S.E., M. S. (2016). Pengaruh Leverage, Arus Kas dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Mutiara Akuntansi, 1(1), 8–12. http://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/JMA/article/view/184
  5. Prasetyorini, B. F. (2013). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Price Earning Ratio dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmu Manajemen (JIM), 1(1), 184–194
  6. Prasetia, T. E., Tommy, P., & Saerang, I. S. (2014). Struktur Modal, Ukuran Perusahaan Dan Risiko Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bei. Jurnal EMBA, 8792(2), 879–889.
  7. Sitanggang, J. P. (2012). Manajemen Keuangan Perusahaan. Mitra Wacana Media.
  8. Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. PT Alfabet.
  9. Ghozali, P. I. (2020). Intelectual Capital. Universitas Muhammadiyah Malang
  10. Habibah, B. N., & Riharjo, I. B. (2016). Pengaruh Intellectual Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur. Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi2, 5(7).
  11. Habibah, B. N., & Riharjo, I. B. (2016). Pengaruh Intellectual Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur. Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi2, 5(7).