Abstract
Many previous sources have described various factors that affect firm value so that there are inconsistencies between one study and another. For this reason, this study aims to determine the effect of liquidity, capital structure, investment decisions and Investment Opportunity Set (IOS) on firm value. The research method used is a qualitative research method. The data used is a type of secondary data. The population in this study are all property and real estate sector companies listed on the Indonesia Stock Exchange for the 2016-2020 period as many as 60 companies. Samples were taken using purposive sampling technique. Data were analyzed using multiple linear regression analysis technique with the help of SPSS 25 application. The result of this research is that liquidity and capital structure variables have no effect on firm value. On the other hand, the investment decision variables and the Investment Opportunity Set (IOS) are considered to have a partial effect on firm value.
Pendahuluan
Nilai perusahaan merupakan gambaran dari kesejahteraan pemilik dan pemegang sahamnya. Nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya pada kinerja perusahaan serta menggambarkan semakin sejahtera pula pemiliknya [1]. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa nilai perusahaan sangat mempengaruhi minat investor untuk berinvestasi. Nilai perusahaan yang baik akan membuat investor yakin untuk menanamkan modalnya di tengah berbagai masalah internal maupun eksternal perusahaan. Untuk mendapatkan kepercayaan ini, perusahaan harus mampu membangun nilai yang baik serta menunjukkan kinerja yang maksimal selama periode tahun berjalan.
Faktor yang mempengaruhi nilai suatu perusahaan salah satunya adalah likuiditas. Likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk menggambarkan seberapa likuidnya suatu perusahaan serta kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban yang segera jatuh tempo [2]. Likuiditas sangat berguna bagi pemegang saham maupun pemilik perusahaan karena likuiditas mampu menggambarkan kinerja perusahaan.
Berdasarkan penelitian [3], [4], dan [1] menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan dalam penelitian [5] dan [6] mendapatkan hasil yang menyatakan bahwa likuiditas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan.
Faktor lain yang mempengaruhi nilai perusahaan adalah struktur modal. Struktur modal menggambarkan struktur keuangan perusahaan dimana modal yang didapat dari utang jangka panjang maupun modal sendiri. Struktur modal merupakan salah satu faktor internal perusahaan yang dapat menggambarkan pengelolaan keuangan perusahaan tersebut, termasuk aktivitas pendanaan. Struktur modal menunjukkan pemakaian utang perusahaan dalam mendanai kegiatan operasional perusahaan. Pengelolaan struktur modal sangatlah penting, sebab keputusan dalam penggunaan utang yang tinggi dapat meningkatkan nilai perusahaan yang dikarenakan adanya pengurangan atas pajak penghasilan [7].
Hasil penelitian terdahulu oleh [8], [9], dan [5] tentang struktur modal dan pengaruhnya pada nilai perusahaan, didapatkan hasil bahwa struktur modal berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Namun hasil ini tidak sesuai dengan hasil penelitian [10] dan [6] dimana pada kedua penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa struktur modal tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Faktor selanjutnya yang juga dianggap mampu menjelaskan nilai suatu perusahaan adalah keputusan investasi. Keputusan investasi berhubungan langsung dengan kegiatan investasi perusahaan. Keputusan investasi berkaitan dengan proses pemilihan satu atau lebih alternatif investasi yang dinilai menguntungkan dari sejumlah alternatif investasi yang tersedia bagi perusahaan [11]. Menurut [12] jika perusahaan mampu menciptakan keputusan investasi yang tepat maka asset perusahaan akan menghasilkan kinerja yang optimal sehingga memberikan sinyal positif bagi investor yang nantinya akan meningkatkan harga saham dan nilai perusahaan.
Dalam penelitian [12], [13] dan [9] didapatkan hasil yang menyatakan bahwa keputusan investasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Sebaliknya, dalam penelitian [14] hasil penelitian menyatakan bahwa keputusan investasi sama sekali tidak memiliki pengaruh pada nilai suatu perusahaan.
Faktor selanjutnya yang mempengaruhi nilai perusahaan adalah Investment Opportunity Set (IOS). Investment Opportunity Set (IOS) merupakan sebuah kebijakan untuk berinvestasi yang menyangkut keputusan alokasi dana perusahaan yang berasal dari pihak eksternal perusahaan dengan berbentuk investasi yang bervariasi [15]. Investment Opportunity Set (IOS) merupakan pilihan investasi masa depan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan aktiva perusahaan atau proyek yang memiliki net present value yang positif. Sehingga IOS memiliki peran yang sangat penting bagi perusahaan karena keputusan investasi dalam bentuk kombinasi dari aktiva yang dimiliki (assets in place) dan opsi investasi di masa yang akan datang, dimana IOS tersebut akan mempengaruhi nilai perusahaan [16].
Berdasarkan penelitian [17] dan [18] tentang Investment Opportunity Set didapatkan hasil yang menyatakan bahwa adalah Investment Opportunity Set (IOS) berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Namun dalam penelitian [6] disebutkan bahwa Investment Opportunity Set (IOS) tidak memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian-penelitian terdahulu yang telah disebutkan, banyak ditemukan GAP yang berbeda serta adanya inkonsistensi antara penelitian satu dengan yang lain. Variabel likuiditas, struktur modal, keputusan investasi dan Investment Opportunity Set (IOS) masih dianggap berpengaruh dan tidak berpengaruh oleh sebagian peneliti yang lain. Sehingga peneliti tertarik untuk mengembangkan penelitian dengan objek yang sama namun dengan tahun yang berbeda dan waktu penelitian yang lebih lama yaitu selama 5 tahun. Oleh karena itu, peneliti mengambil judul “PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, KEPUTUSAN INVESTASI DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (STUDI PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2016 – 2020”.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang diambil dalam penelitian ini dapat dijabarkan dalam beberapa pertanyaan sebagai berikut:
- Apakah likuiditas berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016 - 2020?
- Apakah struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016 – 2020?
- Apakah keputusan investasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016 - 2020?
- Apakah Investment Opportunity Set (IOS) berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016 - 2020?
Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode kausal komparatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang berkaitan dengan data berupa angka maupun pengukuran secara objektif.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap laporan keuangan perusahaan setor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2016 sampai tahun 2020. Data penelitian ini didapat dari situs resmi Bursa Efek Indonesia pada laman http://www.idx.co.id periode 2016 – 2020.
Definisi Konseptual
Definisi konseptual dalam penelitian ini adalah penjelasan tentang pengaruh variabel yang mempengaruhi nilai perusahaan, diantaranya adalah likuiditas, struktur modal, keputusan investasi, dan Investment Opportunity Set (IOS) pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016 – 2020.
Definisi Operasional
Definisi operasional penelitian ini akan berfokus pada variabel bebas yang mempengaruhi variabel terikat penelitian dengan cara mengukur dan menganalisis rasio-rasio yang ada dalam variabel bebas sehingga berpengaruh terhadap variabel terikat. Analisis yang dilakukan akan menggunakan uji analisis rasio maupun uji deskriptif.
Identifikasi Variabel
a. Variabel terikat / variabel dependen
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan. Nilai perusahaan juga dapat dimaksudkan sebagai nilai pasar. Dalam penelitian ini, nilai perusahaan diukur dengan menggunakan rasio Price Book Value (PBV).
PBV = market price per share
book value per share
b. Variabel bebas / variabel independen
a) Likuiditas
Likuiditas merupakan komponen yang digunakan untuk menilai suatu perusahaan dalam memenuhi kewajibannya. Pada penelitian ini, likuiditas diproksikan oleh Current Ratio.
Current Ratio = aktiva lancar / hutang lancar
b) Struktur Modal
Struktur modal merupakan komponen yang digunakan untuk menggambarkan komposisi modal suatu perusahaan. Modal ini dapat berupa hutang jangka panjang, modal sendiri, maupun saham. Dalam penelitian ini, struktur modal digambarkan menggunakan Debt Equity Ratio (DER).
DER = total utang / ekuitas
c) Keputusan Investasi
Keputusan investasi berkaitan erat dengan pengambilan keputusan bagi investor untuk menilai investasi yang memiliki keuntungan tinggi dengan risiko terendah. Rasio yang dapat digunakan untuk mengukur variabel ini adalah Price Earning Ratio (PER).
PER = harga per lembar saham / laba bersih per saham
d) Investment Opportunity Set (IOS)
Terdapat dua proksi yang dapat digunakan sebagai rasio IOS yaitu Capital Expenditure To Book Value Asset (CAPBVA) dan Market To Book Value Of Equity (MVBVE). Julianto dalam [6] mengatakan bahwa, CAPBVA menunjukkan adanya aliran tambahan modal saham perusahaan untuk tambahan aktiva produktif sehingga berpotensi terhadap pertumbuhan perusahan. Sedangkan [18] mengungkapkan bahwa, MVBVE adalah proksi IOS yang dilihat berdasarkan harga pertumbuhan perusahaan dari kemampuan perusahaan dalam memperoleh dan mengelola modal. IOS memberikan informasi tentang prospek keuntungan di masa depan.
CAPBVA = Ni. Buku AT t – Ni. Buku AT t-1 / total aktiva
MVBVE = jumlah saham beredar x closing price / total ekuitas
Populasi
Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016 – 2020 sebanyak 64 perusahaan.
Sampel
Pengambilan sampel penelitian menggunakan metode purposive sampling. Metode purposive sampling adalah metode pengambilan sampel dengan menentukan kriteria atau syarat-syarat yang dijadikan landasan dalam sampel yang dipilih.
Dalam penelitian ini, kriteria sampel yang dipilih antara lain:
- Perusahaan sektor property dan real estate yang telah terdaftar dan masuk dalam Bursa Efek Indonesia periode 2016 – 2020
- Perusahaan sektor property dan real estate yang mempublikasikan laporan keuangan lengkap pada periode 2016-2020
- Perusahaan sektor property dan real estate yang mendapatkan keuntungan atau tidak mengalami kerugian selama periode 2016 – 2020
Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang menjadi acuan dalam penelitian ini adalah neraca dan laporan keuangan perusahaan. Sumber data diperoleh dari laman resmi Bursa Efek Indonesia yang dapat diakses melalui http://www.idx.co.id.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi. Dokumen adalah catatan tertulis tentang berbagai kegiatan atau peristiwa pada waktu yang lalu [19]. Teknik dokumentasi merupakan metode pengumpulan data dengan menganalisis dokumen yang telah ada. Dokumen yang dimaksud adalah neraca dan laporan keuangan.
a. Likuiditas
Data untuk menghitung Current Ratio dikumpulkan dari neraca. Aset lancar diambil pada sisi debet. Sedangkan utang lancar diambil dari sisi kredit.
b. Struktur Modal
Data yang dikumpulkan untuk mengukur variabel struktur modal menggunakan rasio DER adalah dari neraca. Total utang dan ekuitas diambil pada sisi kredit.
c. Keputusan Investasi
Data harga per lembar saham didapatkan dari situs resmi BEI. Sedangkan data laba bersih per saham didapatkan dari laba (rugi) per saham dasar pada laporan laba rugi.
d. Investment Opportunity Set (IOS)
Pada rasio CAPBVA, aset tetap dan total aktiva didapatkan dari neraca sebelah debet. Pada rasio MBVE, jumlah saham beredar dan harga jual saham didapatkan dari situs resmi BEI. Sedangkan total ekuitas didapat dari neraca sebelah kredit.
e. Nilai Perusahaan
Data yang dikumpulkan untuk mengukur variabel nilai perusahaan menggunakan rasio PBV adalah dari neraca. Harga saham (market price per share) dan book value per share diambil pada sisi kredit.
Teknik Analisis Data
Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah bentuk analisis data penelitian untuk menguji generalisasi hasil penelitian berdasarkan satu sampel [20]. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan program aplikasi pengolah data yaitu SPSS 25. Data yang diolah merupakan rasio dari variabel likuiditas, struktur modal, keputusan investasi, Investment Opportunity Set (IOS) serta nilai perusahaan.
Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui variabel pengganggu atau residual yang memiliki distribusi normal atau tidak dalam sebuah model regresi,. Modal regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal [21]. Uji normalitas yang digunakan adalah uji Kolmogorov-Smirnov (K-S), dimana dasar pengambilan keputusan adalah nilai signifikasi atau nilai probabilitas. Apabila nilai signifikasi > 0,05 maka data terdistribusi secara normal. Namun jika nilai signifikasi < 0,05 maka data tidak terdistribusi normal [21].
2. Uji Multikolinieritas
Uji mulkolinieritas merupakan alat uji model regresi untuk menemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Uji multikolinieritas dapat dilakukan dengan uji regresi, dengan nilai patokan VIF (Variance Inflation Factor) dan nilai tolerance [22].
Kriteria yang digunakan dalam uji multikolinieritas adalah:
- Apabila nilai VIF berada pada nilai 1 – 10 dan nilai tolerance ≥ 0,10 maka tidak terdapat masalah multikolinieritas
- Apabila nilai VIF tidak berada pada nilai 1 – 10 dan nilai tolerance ≤ 0,10 maka terdapat masalah multikolinieritas
3. Uji Heteroskedastisitas
Menurut [22] uji heteroskedastisitas merupakan alat uji model regresi untuk mengetahui ketidaksamaan variasi dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lainnya. Jika variasi dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah heteroskedastisitas atau tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.
Pada penelitian ini, uji glejser digunakan untuk menguji heteroskedastisitas. Uji glejser dilakukan dengan meregresi nilai absolut residual pada variabel independen. Hasil pengujian ini terlihat dari probabilitas signifikasi > 0,05 yang tidak mengandung adanya heteroskedastisitas [21].
4. Uji Autokorelasi
Menurut Singgih Santoso dalam [23] uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam suatu regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu (residual) pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (periode sebelumnya). Menurut [21] model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi autokorelasi. Autokorelasi dalam suatu linier dapat mengganggu suatu model karena akan menyebabkan kebiasan pada kesimpulan yang diambil. Pada kemunculannya, [22] menyebutkan bahwa, “autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya”.
[22] selanjutnya menyebutkan bahwa pendeteksian autokorelasi dapat dilakukan dengan uji statistik Durbin-Watson dimana penilaiannya adalah sebagai berikut:
a. Deteksi autokorelasi positif
Jika d < dL maka terdapat autokorelasi positif
Jika d > dU maka tidak terdapat autokorelasi positif
Jika dL < d < dU maka pengujian tidak ada kesimpulan yang pasti
b. Deteksi autokorelasi negatif
Jika (4-d) < dL maka terdapat autokorelasi negatif
Jika (4-d) > dU maka tidak terdapat autokorelasi negatif
Jika dL < (4-d) < dU maka pengujian tidak ada kesimpulan yang pasti
Keterangan:
d = Nilai Durbin-Watson
dL = Batas bawah Durbin-Watson
dU = Batas atas Durbin-Watson
Regresi Linier Berganda
Uji regresi linier berganda berfungsi menguji rasio variabel dependen penelitian. Menurut [24] regresi linier berganda digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Secara umum, rumus analisis regresi linier berganda adalah:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4.1X4.1 + b4.2X4.2
Keterangan:
Y = Nilai perusahaan
a = Konstanta
b1 = Koefisien variabel likuiditas
X1 = Rasio likuiditas
b2 = Koefisien variabel struktur modal
X2 = Rasio struktur modal
b3 = Koefisien variabel keputusan investasi
X3 = Rasio keputusan investasi
b4.1 = Koefisien variabel Investment Opportunity Set (CAPBVA)
X4.1 = Rasio Investment Opportunity Set (CAPBVA)
b4.2 = Koefisien variabel Investment Opportunity Set (MBVE)
X4.2 = Rasio Investment Opportunity Set (MBVE)
Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji apakah hipotesis yang diberikan dapat diterima atau tidak. Pada penelitian ini, uji hipotesis akan dilakukan menggunakan uji koefisien determinasi (Rᵌ) dan uji T (uji regresi parsial).
1. Uji Koefisien Determinasi (Rᶟ)
Koefisien determinasi R digunakan untuk mengukur kemampuan suatu model dalam menerangkan variasi variabel dependen [21]. Koefisien determinasi dapat menunjukkan hubungan antara variabel independen dan dependen. Menurut [25] nilai koefisien determinasi / Rᶟ berada rentang angka nol (0) dan satu (1).
- Jika nilai koefisien determinasi mendekati angka nol (0), maka kemampuan variabel independen dalam menerangkan variabel dependen sangat terbatas.
- Jika nilai koefisien determinasi mendekati angka satu (1), maka kemampuan variabel independen dalam menerangkan variabel dependen semakin kuat.
2. Uji t (Uji Regresi Parsial)
Tujuan dilakukannya uji t adalah untuk menguji signifikasi konstanta dan menguji pengaruh setiap variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil uji t menunjukkan besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara individual.
- Jika probabilitas < nilai signifikasi (Sig < 0,05), maka Ha diterima dan H0 ditolak. Hasil ini juga menyatakan bahwa variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.
- Jika probabilitas > nilai signifikasi (Sig > 0,05), maka Ha ditolak dan H0 diterima. Hasil ini juga menyatakan bahwa variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
Hasil dan Pembahasan
Gambaran Bursa Efek Indonesia
Indonesian Stock Exchange (IDX) atau yang lebih dikenal dengan nama Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah sebuah penggabungan antara Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES). Tujuan dalam bursa ini adalah untuk meningkatkan peran pasar modal dalam perdagangan saham dan perekonomian di Indonesia. Bursa Efek Indonesia menyediakan peluang saham dan investasi sehingga dapat membangun perekonomian yang kuat. Para pemangku kepentingan dapat mengakses perdagangan efek yang telah difasilitasi dengan teratur, wajar dan efisien.
Gambaran Objek Penelitian
Perusahaan property dan real estate adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang penyedia jasa pembangunan kawasan terpadu dan dinamis. Produk di sektor ini sangat beragam, mulai dari perumahan, rumah toko (ruko), apartemen, pusat perbelanjaan, bangunan perkantoran (office buildings), dll.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan populasi perusahaan property dan real estate yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah populasi yang diambil adalah sebanyak 64 perusahaan. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, yaitu penentuan sampel berdasarkan kriteria-kriteria tertentu.
Uji Statistik Deskriptif
Uji statistik deskriptif digunakan untuk menguji variabel independen yang terdiri dari variabel Likuiditas, Struktur Modal, Keputusan Investasi dan Investment Opportunity Set (IOS). Sedangkan untuk variabel dependen yang diuji adalah variabel Nilai Perusahaan.
Tujuan dari uji ini adalah untuk mengetahui kualitas data penelitian yang dilihat dari nilai mean dan standar deviasi. Jika nilai mean lebih besar dari standar deviasi, maka kualitas data adalah baik. Semakin rendah standar deviasi, maka semakin besar keragaman sampel.
Berikut merupakan hasil uji statistik deskriptif dari variabel-variabel dependen dan independen dalam penelitian ini:
Keterangan | Sampel | Nilai Min | Nilai Max | Nilai Mean | Std. Deviasi |
CR | 50 | 0,88 | 12,75 | 2,9034 | 2,21559 |
DER | 50 | 0,04 | 1,68 | 0,6730 | 0,44834 |
PER | 50 | 0,41 | 81,12 | 20,7938 | 18,28669 |
CAPBVA | 50 | -10,75 | 53,66 | 15,3962 | 12,50533 |
MBVE | 50 | 0,11 | 2194,95 | 761,1826 | 545,02465 |
PBV | 50 | 0,16 | 871,61 | 249,7866 | 232,94851 |
Tabel 4.3 menunjukkan hasil uji statistik deskriptif masing-masing variabel penelitian. Variabel dependen Nilai Perusahaan (PBV) menunjukkan nilai minimum 0,16 oleh PT. Bumi Citra Permai Tbk (BCIP) tahun 2019. Nilai maksimum 871,61 oleh PT. Puradelta Lestari Tbk (DMAS) tahun 2020. Nilai rata-rata (mean) dari variabel PBV adalah sebesar 249,7866 dan nilai standart deviasinya sebesar 232,94851.
Hasil statistik deskriptif dari variabel independen Likuiditas (CR) menunjukan nilai minimal 0,88 dari PT. Intiland Development Tbk (DILD) pada tahun 2017 dan nilai maksimum 12,75 dari PT. Puradelta Lestari Tbk (DMAS) tahun 2018. Nilai rata-rata (mean) sebesar 2,9034 dan nilai standart deviasinya 2,21559.
Variabel independen Struktur Modal (DER) menampilkan nilai minimal 0,04 dari PT. Puradelta Lestari Tbk (DMAS) pada tahun 2018 dan nilai maksimum 1,68 dari PT. Agung Podomoro Land Tbk (APLN) tahun 2020. Nilai rata-rata (mean) sebesar 0,6730 dan nilai standar deviasinya 0,44834.
Hasil pengujian variabel independen Keputusan Investasi (PER) menunjukan nilai minimal 0,41 dari PT. Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) pada tahun 2017 dan nilai maksimum 81,12 dari perusahaan PT. Suryamas Dutamakmur (SMDM) tahun 2020. Perolehan nilai rata-rata (mean) 20,7938 dengan nilai standart deviasinya 18,28669.
Hasil uji statistik deskriptif dari variabel independen Investment Opportunity Set (CAPBVA) menampilkan nilai minimal -10,75 dari PT. Perdana Gapur Prima Tbk (GPRA) pada tahun 2020 dan nilai maksimum sebesar 53,66 dari PT. Duta Prima Tbk (DUTI) tahun 2016. Hasil nilai rata-rata (mean) 15,3962 dengan nilai standart deviasinya 12,50533.
Sedangkan variabel independen Investment Opportunity Set (MBVE) menunjukan nilai minimal 0,11 dari PT. Bumi Citra Permai Tbk (BCIP) pada tahun 2019 dan nilai maksimum 2194,95 dari PT. Pura Deltalestari Tbk (DMAS) tahun 2019. Perolehan nilai rata-rata (mean) sebesar 761,1826 dengan nilai standart deviasinya 545,02465.
Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui kenormalan pada pendistribusian data. Model regresi yang baik harus mempunyai data yang terdistribusi normal. Untuk menguji normalitas data, penelitian ini menggunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov (OKS). Pengambilan kesimpulan didasarkan pada nilai residual, dimana data yang dianggap telah terdistribusi normal memiliki nilai Asymp. Sig > 0,05.
Unstandarized Residual | ||
N | 50 | |
Normal Parameters | Mean | ,0000000 |
Std. Deviation | 24,09409234 | |
Most Extreme Differences | Absolute | ,095 |
Positive | ,084 | |
Negative | -,095 | |
Test Statistic | ,095 | |
Asymp. Sig. (2-tailed) | ,200c,d |
Berdasarkan hasil pengujian Kolmogorov-Smirnov tersebut, dapat dilihat nilai Asymp. Sig berada di atas nilai signifikasi yaitu sebesar 0,200. Hal ini membuktikan bahwa nilai Asymp. Sig > 0,05 yang artinya data pada penelitian ini telah terdistribusi secara normal. Hasil tersebut konsisten dengan hasil analisis grafik histogram dan grafik normal p-plot, yang digambarkan di bawah ini:
Pada gambar 4.1, bentuk lengkungan yang simetris tidak condong ke kanan ataupun ke kiri. Sehingga hal ini menunjukkan jika data telah terdistribusi normal. Demikian pula dengan hasil yang ditunjukkan pada gambar 4.2, dimana penyebaran data mengikuti atau sejajar dengan arah garis diagonal. Data yang sejajar dengan garis diagonal dapat dikatakan sebagai normalitas dan telah memenuhi asumsi normalitas.
2. Uji Multikolinieritas
Tujuan dari uji multikolinieritas adalah untuk mengetahui hubungan atau korelasi diantara variabel independen yang diujikan. Untuk mendeteksi apakah terdapat multikolinieritas dalam suatu pengujian, maka dasar pengambilan dipilih dengan melihat angka tolerance value dan Variance Inflation Factor (VIF). Multikolnieritas terjadi apabila nilai tolerance value < 0,10 dan nilai VIF > 10. Jika nilai tolerance value > 0,10 dan nilai VIF < 10, maka tidak terjadi multikolinieritas diantara variabel independen.
Coefficientsa
Model | Collienarity Statistics | ||
Tolerence | VIF | ||
1 | (Constant) | ||
CR | ,628 | 1,593 | |
DER | ,567 | 1,764 | |
PER | ,841 | 1,189 | |
CAPBVA | ,832 | 1,202 | |
MBVE | ,924 | 1,082 |
Berdasarkan hasil tabel 4.5 di atas, hasil pengujian multikolinieritas menunjukkan nilai tolerance value > 0,10. Dibuktikan dengan nilai tolerance value CR sebesar 0,628; DER sebesar 0,567; PER sebesar 0,841; IOS (yang diproksikan dengan CAPBVA) sebesar 0,832 dan 0,924 (diproksikan oleh MBVE).
Hasil uji tersebut juga menunjukkan nilai VIF < 10, dimana nilai VIF CR sebesar 1,593; DER sebesar 1,764; PER sebesar 1,189; IOS (yang diproksikan dengan CAPBVA) sebesar 1,202 dan 1,082 (diproksikan oleh MBVE).
Dengan hasil pengujian tersebut, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah multikolinieritas. Sehingga hubungan antar variabel dianggap tidak memiliki korelasi.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya kesamaan variansi dari residual satu variabel ke variabel yang lain. Sebuah model regresi yang dianggap baik jika model regresi tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas. Hal ini dapat dilihat dari pola yang terbentuk pada grafik scatterplot ataupun melalui uji glejser.
Pada pengujian heteroskedastisitas menggunakan uji glejser, kriteria pengujian didasarkan pada nilai probabilitas signifikasi. Jika nilai signifikasi > 0,05 maka model regresi tersebut tidak mengandung adanya heteroskedastisitas. Berikut ini adalah hasil dari uji glejser yang telah dilakukan:
Coefficientsa
Model | Sig. | |
1 | (Constant) | ,002 |
CR | ,481 | |
DER | ,276 | |
PER | ,245 | |
CAPBVA | ,149 | |
MBVE | ,533 |
Berdasarkan tabel 4.6 di atas, pengujian heteroskedastisitas dengan uji glejser mendapatkan hasil nilai signifikasi di atas 0,05. Nilai signifikasi untuk variabel likuiditas (CR) bernilai 0,481. Nilai signifikasi variabel struktur modal (DER) bernilai 0,276. Variabel keputusan investasi (PER) mendapatkan hasil nilai signifikasi sebesar 0,245. Sedangkan variabel investment opportunity set yang diproksikan dengan CAPBVA dan MBVE bernilai masing-masing 0,149 dan 0,533. Hasil tersebut membuktikan bahwa model regresi tersebut tidak mengalami heteroskedastisitas. Pernyataan tersebut sejalan dengan grafik scatterplot di bawah ini:
Grafik scatterplot yang terdapat pada gambar 4.3 menunjukkan pola atau titik-titik yang menyebar. Penyebaran ini terlihat berada di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Sehingga hal tersebut menunjukkan bahwa model regresi tersebut tidak terdapat adanya gejala heteroskedastisitas.
4. Uji Autokorelasi
Tujuan dari uji autokorelasi adalah untuk mendeteksi ada atau tidaknya pengganggu pada periode t dengan periode t-1 (periode sebelumnya). Autokorelasi muncul jika data penelitian menggunakan waktu yang berurutan dan saling berkaitan satu dengan yang lain. Model regresi dikatakan baik apabila tidak terjadi autokorelasi. Hal ini dapat dilihat dengan menggunakan uji Durbin-Watson.
Uji Durbin-Watson digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dari suatu data penelitian. Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
- Jika d < dL atau d > 4-dL, maka terjadi autokorelasi
- Jika dU < d < 4-dU, maka tidak terjadi autokorelasi
- Jika dL < d < dU atau 4-dU < d <4-dL, maka tidak ada ada kesimpulan
Hasil uji Durbin-Watson dapat dilihat pada tabel berikut:
Model Summaryb
Model | R | R Square | Adjusted R Square | Std. Error of the Estimate | Durbin-Watson |
1 | ,840a | ,705 | ,672 | 133,41646 | 1,780 |
Berdasarkan tabel di atas, nilai Durbin-Watson adalah sebesar 1,780. Nilai dU adalah 1,7708 dan nilai 4-dU yang didapat adalah 2,2292. Hal ini membuktikan bahwa nilai dU < d < 4-dU, sehingga dapat dikatakan jika tidak terdapat adanya autokorelasi.
Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh dua atu lebih variabel dependen terhadap variabel independen.
Coefficientsa
Model | Unstandardized B | Coefficients Std. Error | Standardized Coefficients Beta | T | Sig. | |
1 | (Constant) | 79,448 | 75,244 | 1,056 | ,297 | |
CR | -4,368 | 10,856 | -,042 | -,042 | ,689 | |
DER | 1,187 | 56,462 | ,002 | ,021 | ,983 | |
PER | 6,447 | 1,136 | ,506 | 5,673 | ,000 | |
CAPBVA | ,136 | 1,671 | ,007 | 7,081 | ,000 | |
MBVE | ,310 | ,036 | ,725 | 8,516 | ,000 |
Dari analisis regresi yang telah dilakukan, diperoleh koefisen setiap variabel untuk membentuk suatu persamaan regresi. Sehingga variabel X terhadap Y dapat diformulasikan dengan model persamaan sebagai berikut :
PBV = 79,448 – 4,368 X 1 + 1,187 X 2 + 6,447 X 3 + 0,136 X 4.1 + 0,310 X 4.2 + e
Ringkasan dari hasil regresi linier berganda di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Konstanta (a)
Nilai konstanta (a) menyatakan bahwa nilai perusahaan (PBV) mengalami kenaikan sebesar 79,448 dengan asumsi bahwa variabel independen dianggap konstan.
b. Koefisien Regresi
- Nilai koefisien regresi variabel Likuiditas (X1) sebesar -4,368 menunjukkan bahwa, apabila ada penurunan yang terjadi pada Likuiditas perusahaan sebesar satu satuan, maka akan mengakibatkan penurunan Nilai Perusahaan sebesar -4,368 satuan, dengan variabel independen lain dianggap konstan.
- Nilai koefisien regresi variabel Struktur Modal (X2) sebesar 1,187 menunjukkan bahwa, apabila ada peningkatan yang terjadi pada Struktur Modal perusahaan sebesar satu satuan, maka akan mengakibatkan peningatan nilai perusahaan sebesar 1,187 satuan, dengan variabel independen lain dianggap konstan.
- Nilai koefisien regresi variabel Keputusan Investasi (X3) sebesar 6,447 menunjukkan bahwa, apabila ada peningkatan yang terjadi pada Keputusan Investasi perusahaan sebesar satu satuan, maka akan mengakibatkan peningatan nilai perusahaan sebesar 6,447 satuan, dengan variabel independen lain dianggap konstan.
- Nilai koefisien regresi variabel Investement Property Set CAPBVA (X4.1) sebesar 0,136 menunjukkan bahwa, apabila ada peningkatan yang terjadi pada Investement Property Set CAPBVA perusahaan sebesar satu satuan, maka akan mengakibatkan peningatan nilai perusahaan sebesar 0,136 satuan, dengan variabel independen lain dianggap konstan, sedangkan Nilai koefisien regresi variabel Investement Property Set MBVE (X4.2) sebesar 0,310 menunjukkan bahwa, apabila ada peningkatan yang terjadi pada Investement Property Set MBVE perusahaan sebesar satu satuan, maka akan mengakibatkan peningatan nilai perusahaan sebesar 0,310 satuan, dengan variabel independen lain dianggap konstan.
Uji Hipotesis
1. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Dalam menguji hipotesis, uji koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar variabel independen (likuiditas, struktur modal, keputusan investasi dan Investment Opportunity Set) dalam menjelaskan variabel dependen (nilai perusahaan). Uji koefisien determinasi didasarkan pada nilai adjusted R2, dimana semakin dekat nilai adjusted R2 pada nilai 1, maka variabel independen tersebut semakin kuat dalam menjelaskan variabel dependen. Hasil pengujian koefisien determinasi (R2) dapat dilihat dalam tabel berikut:
Model | R | R Square | Adjusted R Square | Std. Error of the Estimate |
1 | ,840a | ,705 | ,672 | 133,41646 |
Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa nilai adjusted R2 adalah sebesar 0,672. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai perusahaan dari sektor property dan real estate yang telah terdaftar di BEI selama periode 2016 – 2020, dapat dijelaskan dengan variabel independen likuiditas, struktur modal, keputusan investasi dan Investment Opportunity Set yang diharapkan sebesar 67,2%. Sisanya sebesar 32,8% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini, seperti Probabilitas [4], Solvabilitas [3], Return On Equity [8], Leverage [4], dll.
2. Uji Parsial / Uji t
Uji parsial atau uji t bertujuan untuk mengatahui pengaruuh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Dasar pengambilan keputusan pada uji t adalah nilai signifikasi dan perhitungan , dimana jika nilai signifikasi < α = 5% maka H0 ditolak dan H1 diterima. Dalam Uji t, variabel independen memiliki pengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen jika :
thitung > t tabel
(ttabel dapat diperoleh dari tabel t pada tingkat signifikan 5%, dengan derajat kebebasan. df = n – k – 1, dimana n = 50, k = 5). Berikut adalah hasil dari uji t yang telah dilakukan:
Model | Unstandardized B | Coefficients Std. Error | Standardized Coefficients Beta | t | Sig. | |
1 | (Constant) | 79,448 | 75,244 | 1,056 | ,297 | |
CR | -4,368 | 10,856 | -,042 | -,402 | ,689 | |
DER | 1,187 | 56,462 | ,002 | ,021 | ,983 | |
PER | 6,447 | 1,136 | ,506 | 5,673 | ,000 | |
CAPBVA | ,136 | 1,671 | ,007 | 7,081 | ,000 | |
MBVE | ,310 | ,036 | ,725 | 8,516 | ,000 |
Berdasarkan tabel 4.10 di atas, dapat disimpulkan bahwa :
- Uji t antara Likuiditas dengan Nilai Perusahaan menunjukkan bahwa nilai t hitung = -0,402 lebih kecil dari t tabel 2,015 (df = 44, α = 5% / 2 = 0,025) dari tabel tersebut juga diperoleh signifikasi sebesar 0,689 yang berarti signifikasi lebih dari 0,05. hal ini menunjukkan bahwa Likuiditas tidak berpengaruh secara parsial terhadap Nilai Perusahaan atau diartikan dengan H0 diterima dan H1 ditolak.
- Uji t antara Struktur Modal dengan Nilai Perusahaan menunjukkan bahwa nilai t hitung = 0,021 lebih kecil dari t tabel 2,015 (df = 44, α = 5% / 2 = 0,025) dari tabel tersebut juga diperoleh signifikasi sebesar 0,983 yang berarti signifikasi lebih dari 0,05. hal ini menunjukkan bahwa Struktur Modal tidak berpengaruh secara parsial terhadap Nilai Perusahaan atau diartikan dengan H0 diterima dan H1 ditolak.
- Uji t antara Keputusan Investasi dengan Nilai Perusahaan menunjukkan bahwa nilai t hitung = 5,673 lebih besar dari t tabel 2,015 (df = 44, α = 5% / 2 = 0,025) dari tabel tersebut juga diperoleh signifikasi sebesar 0,000 yang berarti signifikasi kurang dari 0,05. hal ini menunjukkan bahwa Keputusan Investasi berpengaruh secara parsial terhadap Nilai Perusahaan atau diartikan dengan H0 ditolak dan H1 diterima.
- Uji t antara Investement Opportunity Set dengan Nilai Perusahaan yang menggunakan dua indikator variabel yaitu CAPBVA yang menunjukkan bahwa nilai t hitung = 7,081 lebih besar dari t tabel 2,015 (df = 44, α = 5% / 2 = 0,025) dari tabel tersebut juga diperoleh signifikasi sebesar 0,000 yang berarti signifikasi lebih kecil dari 0,05 dan MBVE yang menunjukkan bahwa nilai t hitung = 8,516 lebih besar dari t tabel 2,015 (df = 44, α = 5% / 2 = 0,025) dari tabel tersebut juga diperoleh signifikasi sebesar 0,000 yang berarti signifikasi lebih kecil dari 0,05 hal ini menunjukkan bahwa kedua indikator tersebut berpengaruh secara parsial terhadap Nilai Perusahaan atau diartikan dengan H0 ditolak dan H1 diterima.
Pembahasan
Berdasarkan hasil uji hipotesis uji t untuk masing-masing pengaruh variabel independen dan variabel dependen maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut ini:
1. Pengaruh Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan uji t yang telah dijabarkan pada tabel 4.10, likuiditas (CR) memiliki thitung sebesar -0,402 dan nilai signifikasi 0,689. Hal ini menunjukkan bahwa thitung < ttabel dan signifikasi t > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 ditolak, artinya likuiditas tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian [6] dan [5] yang menyatakan bahwa likuiditas tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Menurut [6], semakin tinggi likuiditas perusahaan yang di atas titik optimal justru akan menurunkan nilai perusahaan karena adanya aset yang menganggur yang tidak dimanfaatkan manajemen perusahaan secara optimal. Sedangkan menurut [5] investor terkadang tidak memperhatikan likuiditas perusahaan karena rasio tersebut hanya menunjukkan kemapuan perusahaan untuk menutupi hutang lancar dengan aktiva lancar perusahaan. Sehingga posisi likuiditas tidak diperhitungkan investor dalam berinvestasi.
2. Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan uji t yang telah dijabarkan pada tabel 4.10, struktur modal (DER) memiliki thitung sebesar 0,021 dan nilai signifikasi 0,983. Hal ini menunjukkan bahwa thitung < ttabel dan signifikasi t > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H2 ditolak, artinya struktur modal tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Penelitian ini mendukung hasil penelitian dari [10] dan [6] yang menyatakan bahwa struktur modal tidak memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan.
Penggunaan utang yang tinggi selain berdampak positif juga menimbulkan dampak negatif. Risiko yang dihadapi perusahaan yang menggunakan utang tinggi dalam mereka memiliki tingkat risiko yang sangat tinggi. Utang yang besar dikhawatirkan tidak dapat dipenuhi sehingga dapat membuat perusahaan terancam pailit. Risiko tersebut dapat memberikan penilaian negatif terhadap perusahaan.
3. Pengaruh Keputusan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan uji t yang telah dijabarkan pada tabel 4.10, keputusan investasi (PER) memiliki thitung sebesar 5,673 dan nilai signifikasi 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa thitung > ttabel dan signifikasi t < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H3 diterima, artinya keputusan investasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Keputusan Investasi yang diindikasikan dengan PER mengukur ekspresi investor dan penilaian pasar terhadap kinerja perusahaan. Bagi investor, nilai PER yang lebih besar dari rata-rata industri sejenis menunjukkan bahwa peluang pertumbuhan perusahaan bernilai baik. Pertumbuhan perusahaan yang baik akan memberi sinyal positif dalam peningkatan nilai pasar saham di masa depan sehingga dapat menarik minat banyak investor untuk menanamkan modal.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, penelitian ini mendukung hasil penelitian [9] dimana keputusan investasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
4. Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan uji t yang telah dijabarkan pada tabel 4.10, Investment Opportunity Set yang diindikasikan oleh CAPBVA memiliki thitung sebesar 7,081 dan nilai signifikasi 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa thitung > ttabel dan signifikasi t < 0,05. Sedangkan Investment Opportunity Set yang diindikasikan oleh MBVE memiliki thitung sebesar 8,516 dan nilai signifikasi 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa thitung > ttabel dan signifikasi t < 0,05. Sehingga hal ini dapat disimpulkan bahwa H4 diterima, artinya Investment Opportunity Set (IOS) berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian [18] dan [17] tentang pengaruh Investment Opportunity Set (IOS) terhadap nilai perusahaan. Nilai CAPBVA dan MBVE menunjukkan perusahaan mampu mengelola tambahan modal saham perpusahaan untuk meningkatkan aktiva produktif sehingga berpotensi dalam meningkatkan pertumbuhan perusahaan. Perusahaan dengan nilai pasar yang tinggi dinilai baik oleh investor karena dapat memberikan return yang baik melalui harga saham yang tinggi.
Simpulan
Penelitian ini meneliti tentang pengaruh likuiditas, struktur modal, keputusan investasi dan Investment Opportunity Set (IOS) terhadap nilai perusahaan. Objek pada penelitian ini adalah perusahaan sektor property dan real estate yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2016 – 2020. Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
- Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016 – 2020.
- Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel struktur modal tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016 – 2020.
- Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel keputusan investasi berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016 – 2020.
- Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Investment Opportunity Set (IOS) berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016 – 2020.
References
- I. Dunanti, “Pengaruh Likuiditas dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Papda Perusahaan Sub Sektor Property dan Real Estate Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia,” vol. 3, no. 2, pp. 48–55, 2017.
- Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, 7th ed. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014.
- A. Luthfiana, “PENGARUH SOLVABILITAS, PROFITABILITAS, DAN LIKUIDITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang terdaftar di BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2014-2017),” Comput. Ind. Eng., vol. 2, no. January, p. 6, 2018, [Online]. Available: http://ieeeauthorcenter.ieee.org/wp-content/uploads/IEEE-Reference-Guide.pdf%0Ahttp://wwwlib.murdoch.edu.au/find/citation/ieee.html%0Ahttps://doi.org/10.1016/j.cie.2019.07.022%0Ahttps://github.com/ethereum/wiki/wiki/White-Paper%0Ahttps://tore.tuhh.de/hand.
- I. G. A. A. Jayaningrat, M. A. Wahyuni, and E. Sujana, “Pengaruh Leverage, Profitabilitas, Likuiditas, Kebijakan Deviden, Kepemilikan Manajerial, dan Kepemilikan Institusional Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Properti Dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015,” E-Journal S1 Akunt. Univ. Pendidik. Ganesha, vol. 7, no. 1, pp. 1–12, 2017.
- A. N. Chasanah and D. K. Adhi, “Profitabilitas, Struktur Modal dan Likuiditas Pengaruhnya Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Real Estate yang Listed di BEI (Profitability, Capital Structure and Liquidity Influence on Corporate Value on Listed Real Estate Companies in BEI, 2012-20,” Fokus Ekon., vol. 12, no. 2, pp. 131–146, 2017.
- D. Fitriyana, “Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Likuiditas dan Investment Opportunity Set ( Ios ) Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Real Estate and Property yang Terdaftar Di BEI Tahun 2014-2016),” E-Jurnal, vol. 53, no. 9, 2018, [Online]. Available: http://eprints.ums.ac.id/65979/12/naspub.pdf.
- I. N. A. Suwardika and I. K. Mustanda, “PENGARUH LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN PROPERTI,” vol. 6, no. 3, pp. 1248–1277, 2017.
- R. Dahar, N. S. P. Yanti, and F. Rahmi, “Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan dan Return On Equity Terhadap Nilai Perusahaan Property And Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia,” J. Ekon. Bisnis Dharma Andalas, vol. 21, no. 1, pp. 121–132, 2019.
- A. D. Rahmawati, Topowijono, and S. Sulasmiyati, “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, STRUKTUR MODAL, DAN KEPUTUSAN INVESTASI TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi pada Perusahaan Sektor Properti, Real Estate, dan Building Construction yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2010-2013),” J. Adm. Bisnis S1 Univ. Brawijaya, vol. 23, no. 2, p. 85999, 2015.
- I. P. H. Sintyana and L. G. S. Artini, “Pengaruh Profitabilitas, Struktur Modal, Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan,” E-Jurnal Manaj. Univ. Udayana, vol. 8, no. 2, p. 757, 2019, doi: 10.24843/ejmunud.2019.v08.i02.p07.
- I. M. Sudana, Manajemen keuangan perusahaan : teori & praktik, 2nd ed. Jakarta: Erlangga, 2011.
- D. Prasetyo, “PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI DAN KEPUTUSAN PENDANAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi pada Perusahaan Sektor Properti dan Real Estate yang Terdaftar di BEI Periode Tahun 2009-2011),” J. Akuntansi., vol. 3, no. 2, pp. 84–100, 2013.
- A. Suryandani, “Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Ukuran Perusahaan, dan Keputusan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Sektor Property dan Real Estate,” Bus. Manag. Anal. J., vol. 1, no. 1, p. 11, 2018, doi: 10.24269/iso.v3i1.236.
- S. Hendraliany, “Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan, Kebijakan Deviden Dan Keputusan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2017),” J. Ekon. dan Manaj., vol. 8, no. 1, pp. 47–58, 2019.
- Y. Sudaryo and D. Purnamasari, “PENGARUH RETURN ON ASSETS, DEBT TO EQUITY RATIO DAN INVESMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP NILAI PERUSAHAAN CONSUMER GOODS YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2013-2017,” vol. 1, no. 1, pp. 15–26, 2019.
- G. Pagalung, “Pengaruh Kombinasi Keunggulan dan Keterbatasan Perpusahaan Terhadap Set Kesempatan Investasi (IOS).” Universitas Hasanudin, pp. 249–263, 2003.
- N. Hidayah, “Pengaruh Investment Opportunity Set (Ios) Dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Property Dan Real Estat Di Bursa Efek Indonesia,” J. Akunt., vol. 19, no. 3, p. 420, 2015, doi: 10.24912/ja.v19i3.89.
- S. Wulanningsih and H. Agustin, PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Property and Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2018), vol. 2, no. 3. 2020.
- D. Syahrum and D. Salim, Metodologi Penelitian Kuantitatif. Bandung: Citapustaka Media, 2012.
- S. Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Perbandingan Manual dan SPSS. Jakarta: Prenadamedia Grup, 2015.
- I. Ghazali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011.
- E. Perdana, Olah Data Skripsi Dengan SPSS 22. Bangka Belitung: Lab Kom Manajemen FE UBB, 2016.
- H. A. Nugroho, “ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, SOLVABILITAS DAN OPINI AUDIT TERHADAP AUDIT DELAY (Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2014-2016),” 2018.
- P. D. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, 19th ed. Bandung: Alfabeta, 2013.
- M. Kuncoro, Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi, Edisi 4. Jakarta: Erlangga, 2013.