Abstract
A proper business is a business carried out by prospective debtors that can be profitable so that prospective debtors are able to pay interest and can repay all debts/credit principal obligations within the time agreed upon between the executing bank and the debtor. While what is meant by not yet bankable is MSME-K that has not met the financing requirements of the implementing bank in providing collateral or it can be said that it has not been able to meet the financing requirements in accordance with the provisions of the implementing bank. This research uses qualitative methods, according to Sugiyono (2011) qualitative research methods is a research method based on post-positivism philosophy, used to examine the condition of natural objects, (as opposed to experimentation) where the researcher is the key instrument, the sampling of data sources is carried out purposively and snowball, the collection technique is tri-angulation (combined). , data analysis is inductive or qualitative, and qualitative research results emphasize meaning rather than generalization. Based on the above analysis in terms of the credit assessment used in granting credit decisions. So it can be concluded as follows: Implementation of the Accounting Information System and internal control in the provision of People's Business Loans to the Limited Liability Company of Bank BRI Jabon unit which includes the Control Environment Component, Risk Assessment Component, Control Activity Component, Information and Communication Component, Monitoring / Supervision Component. according to COSO
Pendahuluan
Keadaan ekonomi di Indonesia saat ini penuh dengan persaingan dan kondisi politik serta keamanan yang selalu mempengaruhi ekonomi nasional dan daerah, yang juga berdampak pada sektor perbankan. Oleh sebab itu, untuk mempertahankan kelangsungan usahanya bank-bank berlomba-lomba untuk meningkatkan sumber dana bank yang kemudian disalurkan kembali dalam bentuk kredit. Bank memiliki peran yang sangat strategis sebagai intermediary institution dan memberikan jasa-jasa keuangan bagi masyarakat luas. Intermediary institution adalah peran bank sebagai pihak perantara yang dapat menyalurkan kembali dengan baik dana-dana dari pihak yang berlebih dana atau (surplus unit) dengan pihak yang membutuhkan dana atau (defisit unit) pada waktu yang ditentukan [1]
Usaha Rakyat (KUR) merupakan kredit/pembiayaan dalam bentuk modal kerja dan atau investasi yang tujukan kepada UMKM-K (Usaha Mikro Kecil dan Menengah serta Koperasi) di bidang usaha produktif dan layak namun belum bankable dengan plafond pinjaman sampai dengan Rp 500.000.000,00 yang dijamin oleh perusahaan penjamin.Yang dimaksud dengan usaha produktif adalah usaha untuk menghasilkan barang atau jasa yang dapat memberikan nilai tambah dan dapat meningkatkan pendapatan bagi pelaku usaha. Usaha layak adalah usaha yang dilakukan para calon debitur yang dapat menguntungkan sehingga calon debitur mampu membayar bunga dan dapat mengembalikan seluruh hutang/kewajiban pokok kredit dalam waktu yang sudah disepakati antara bank pelaksana dengan debitur. Sedangkan yang dimaksud dengan belum bankable adalah UMKM-K yang belum memenuhi persyaratan pembiayaan dari bank pelaksana dalam penyediaan agunan atau dapat dikatakan belum mampu memenuhi persyaratan pembiayaan sesuai dengan ketentuan bank pelaksana. Sedangan untuk penjaminan, penjaminan sebesar 70% berasal dari pemerintah terhadaprisiko KUR dan 30% sisanya ditanggung oleh bank pelaksana.[2]
Untuk lebih memperkuat dan mempertegas asas legalitas bisnis perbankan, pemerintah telah menentapkan undang-undang No.7 tahu 1992 yang kemudian direvisi dangan undang-undang No.10 tahun 1998 tentang perbankan. Pengertian kredit adalah penyediaan dana atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi hutangnya dengan jangka waktu tertentu disertai pemberian bunga. Dalam penyaluran kredit bank akan menghadapi berbagai macam situasi seperti jika debitur tidak membayar kewajibannya tepat pada waktunya, debitur menghilang dan sebagainya. Oleh karena itu perlu dilakukan pegawasan terhadap pelaksanaan kredit. Sebelum debitur memperoleh kredit terlebih dahulu harus melalui tahapan-tahapan penilaian yaitu mulai dari permohonan calon debitur, penelitian data oleh bagian kredit, memeriksa kelengkapan data, wawancara, tinjauan langsung kelapangan, analisa kredit, perjanjian kredit, dan peningkatan agunan, tahapan-tahapan dalam memberikan kredit ini dikenal sebagai prosedur kredit. Tujuan prosedur pemberian kredit adalah untuk memastikan kelayakan suatu kredit diterima atau ditolak.
Untuk mengatasi hal tersebut memerlukan Sistem Informasi mengenai kegiatan usaha, kondisi keuangan, penerapan manajemen risiko dan pemenuhan ketentuan yang mendukung pelaksanaan tugas dewan Komisaris dan Direksi. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi adalah Sistem Informasi Akuntansi merupakan kumpulan sumber daya seperti manusia dan peralatan yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya ke dalam informasi. Informasi tersebut dikomunikasikan kepada para pembuat keputusan. Akuntansi sendiri sebenarnya adalah penyedia informasi.[3]
Dalam mendukung pengendalian intern yang efektif sekurang-kurangnya menyediakan data/informasi internal yang cukup dan menyeluruh mengenai keuangan, kepatuhan Bank terhadap ketentuan dan peraturan yang berlaku, informasi pasar (kondisi eksternal) dan setiap kejadian serta kondisi yang diperlukan dalam rangka pengambilan keputusan yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan. Sistem pengendalian internal meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasi untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efesiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen bagi perusahaan. Perusahaan perlu menyusun pengendalian internal untuk mencapai tujuannya. Manajemen dalam menjalankan fungsinya membutuhkan sistem pengendalian intenal yang dapat mengamankan harta perusahaan, memberikan keyakinan bahwa apa yang dilaporkan adalah benar-benar dapat dipercaya dan dapat mendorong adanya efesiensi usaha serta dapat terus-menerus memantau bahwa kebijakan yang telah ditetapkan memang dijalankan sesuai dengan apa yang diharapkan.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat post positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan tri-anggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi[4]
Rancangan Penelitian
Hasil dan Pembahasan
Analisis Perbandingan Penerapan Sistem Pengendalian Intern COSO Sistem Pemberian Kredit
Pengendalian intern dalam suatu sistem pemberian kredit pada suatu Badan Pengendalian Internal (BPI) sangatlah penting supaya kredit yang dicairkan dapat tepat guna. Dalam penelitian ini, peneliti membandingkan pengendalian intern pada sistem pemberian kredit yang dilakukan oleh BRI Unit Jabon dengan komponen pengendalian intern yang telah ditetapkan COSOyaitu lingkungan pengendalian, penilaian risko, aktivitas pengendalian, sistem informasi dan komunikasi, dan pemantauan/pengawasan.
Berdasarkan informasi yang telah diperoleh dengan cara melakukan wawancara kepada bagian kredit, pelaksanaan pengendalian kredit dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Lingkungan Pengendalian
Rangkuman Analisis Pelaksanaan Pengendalian Intern Pada Proses Pemberian Kredit Berdasarkan Pengendalian COSO Pada Komponen Lingkungan Pengendalian
No. | Standar COSO | Praktik Pengendalian yang Dilaksanakan BRI Unit Jabon | Keterangan |
1. | commitmentto integrityandethicalvalues(komitmenuntuk integritasdan etisnilai-nilai) | Manajemen telah mengomunikasikan kepada semua karyawan akan tanggung jawab setiap karyawan dan ada kode etik secara tertulis tetapi masih ada karyawan yang belum sepenuhnya melakukan tanggungjawabnya dengan baik | TidakSesuai dengan teori COSO, seharusnya karyawanbertanggungjawab akansemua tugasyang telahdiberikansesuai denganpembagiannya. |
2. | oversightresponsibility(Tanggung jawab pengawasan) | Adanya SistemPengendalian Intern di BRI Unit Jabon dan memiliki audit internal atau komite audit | Sesuai dengan teori COSO |
3. | Establishesstructure,authority, andresponsibility(Menetapkan struktur, wewenang, dan tanggung jawab) | BRI Unit Jabon mempunyai struktur organisasi dan menjalankan wewenang serta tanggung jawabyang sesuai dengan jobdesk masing-masing | Sesuai dengan teori COSO |
4. | Demonstratescommitmenttocompetence(Menunjukkan komitmen terhadap kompetensi) | Pelatihan bagi karyawan untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab serta meningkatkan kompetensi | Sesuai dengan teori COSO |
5. | Enforcesaccountability(Menegakkan akuntabilitas) | Adanya kebijakanpemotongan gaji jika ada karyawan yang terlambat | Sesuai dengan teori COSO |
Berdasarkan hasil analisis Tabel 1, BRI Unit Jabon belum sepenuhnya menerapkan komponen Pengendalian intern COSO yang pertama yaitu Lingkungan Pengendalian. Karyawan BRI Unit Jabon belum sepenuhnya melakukan tanggung jawab yang sesuai sehingga dapat memunculkan kinerja yang kurang baik. Seharusnya manajemen mengadakan evaluasi mengapa karyawan masih kurang bertanggung jawab akan pekerjaanya supaya mendapakan hasil yang maksimal [5]
2. Penilaian Risiko
Rangkuman Analisis Pelaksanaan Pengendalian Intern Pada Proses Pemberian Kredit Berdasarkan Pengendalian Intern COSO Pada Komponen Penilaian Risiko
No. | Teori COSO | Praktik Pengendalian yang Dilaksanakan BRI Unit Jabon | Sesuai/Tidak Sesuai |
1. | Specifiessuitableobjectives(Menentukan tujuan yang sesuai) | Jika yang dibutuhkan BRI Unit Jabon teller, maka lowongan pekerjaan yang akan dibuka adalahTeller | Sesuai dengan teori COSO |
2. | Identifiesandanalyzesrisk (Mengidentifikasi dan menganalisis risiko) | Dilakukanya identifikasi dan analisis dengan 5C dan 7Psebelum memberikan kredit kepada nasabah | Sesuai dengan teori COSO |
3. | Assesses fraudrisk(Menilai risiko penipuan) | BRI Unit Jabon akan memberikan sanksi terhadap karyawan yang melakukan kecurangan dalamPelaporan | Sesuai dengan teori COSO |
4. | IdentifiesandanalyzessignificantChange(Mengidentifikasi dan menganalisis signifikanMengubah) | Adanya identifikasi dan Analisis ketika terjadi perubahan saldo yangSignifikan | Sesuai dengan teori COSO |
Berdasarkan hasil analis di Tabel 2, BRI Unit Jabon telah menerapkan pengendalian intern COSO pada komponen Penilaian Risiko. BRI Unit Jabon selalu menentukan tujuan yang sesuai dengan kebutuhan di BRI Unit Jabon sehingga tepat pada tujuan yang diinginkan, menerapkan 5C (Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition) dan 7P (Personality, Party, Purpose, Prospect, . Payment, Profitability, Protection) sebelum memberikan kredit kepada nasabah untuk memperkecil risiko kredit yang akan terjadi, adanya sangsi kepada karyawan yang melakukan kecurangan supaya karyawan merasa jera untuk melakukann kecurangan lagi dan jika ada perubahan pelaporan yang signifikan akan dilakukan identifikasi.[6]
3. Aktivitas Pengendalian
Rangkuman Analisis Pelaksanaan Pengendalian Intern Pada Proses Pemberian Kredit Berdasarkan Pengendalian Intern COSO Pada Komponen Aktivitas Pengendalian.
No. | Standar COSO | Praktik Pengendalian yang Dilaksanakan BRI Unit Jabon | Sesuai/ Tidak Sesuai |
1. | Selectsanddevelopscontrolactivities(Memilih dan mengembangkan aktivitas pengendalian) | Adanya pemisahan tugas pihak yang memiliki wewenang dapat melaukan otorisasi | Sesuai dengan teori COSO |
2. | Selects anddevelopsgeneralcontrolsoverTechnology(Memilih dan mengembangkan kontrol umum atasTeknologi) | Adanya login dengan identitas karyawan pada saat akan mengakses sistem | Sesuai dengan teori COSO |
3. | Deploysthroughpolicies andprocedures(Menyebarkan melaluikebijakan dan prosedur) | Setiap dokumen yang ada di BRI Unit Jabon terdapat nomor urut tercetak | Setiap dokumen yang ada di BRI Unit Jabon sudah ada nomor urut tercetak by sistem dan secara manual |
Berdasarkan hasil analis di Tabel 3, BRI Unit Jabon memiliki kelemahan. Kelemahan yang dimiliki BRI Unit Jabon adalah tidak adanya nomor urut tercetak. Hal ini dapat mengakibatkan kekeliruan dalam urutan nomor karena kesalahn penulisan, sehingga dapat mengakibatkan ketidaksamaan pada setiap dokumen yang bersangkutan [7]
4. Informasi dan Komunikasi
Rangkuman Analisis Pelaksanaan Pengendalian Intern Pada Proses Pemberian Kredit Berdasarkan Pengendalian Intern COSO Pada Komponen Informasi dan Komunikasi.
No. | Standar t COSO | Praktik Pengendalian yang Dilaksanakan BRI Unit Jabon | Sesuai/ Tidak Sesuai |
1. | Usesrelevantinformation(Menggunakan informasi yang relevan) | Keterangan tanggal transaksi di dokumen dicatat hanya sesuai dengan waktu transaksi dan tidak bisa di manipulasi karena kan diberikan tanda tangan diDokumen | Sesuai dengan teori COSO |
2. | Communicatesinternally(Berkomunikasi secara internal) | BRI Unit Jabon selalu mengkomunikasikan setiap ada perubahan sistem kepadaKaryawan | Sesuai dengan teori COSO |
3. | Communicatesexternally(Berkomunikasi secara eksternal) | BRI Unit Jabon selalu mengkomunikasikan setiap program dan produk yang ada di BPR kepada masyarakat untukmenarik nasabah baru | Sesuai dengan teori COSO |
Berdasarkan hasil analis di Tabel 4, BRI Unit Jabon telah menerapkan pengendalian intern COSO pada komponen Informasi dan Komunikasi. Pada setiap dokumen tertera tanggal transaksi dan diberikan tanda tangan supaya mengurangi risiko kecurangan yang akan terjadi, adanya sosialisasi kepada karyawan jika ada perubahan sistem dan BRI Unit Jabon juga selalu mengkomunikasikan kepada masyarakat mengenai program dan produk baru untuk menarik nasabah baru.[8]
5. Pemantauan
Rangkuman Analisis Pelaksanaan Pengendalian Intern Pada Proses Pemberian Kredit Berdasarkan Pengendalian Intern COSO Pada Komponen Pemantauan / Pengawasan.
No. | Standar COSO | Praktik Pengendalian yang Dilaksanakan BRI Unit Jabon | Sesuai/ Tidak Sesuai |
1. | Conductsongoingand/orseparateevaluations (Melakukan evaluasi berkelanjutan dan/atau terpisah) | Adanya evaluasi keseluruhan bulanan untuk membuat neraca publikasi yang bertujuan untuk mempertahankan kepercayaan nasabah dan menaruh nasabahBaru | Sesuai dengan teori COSO |
2. | Evaluates andcommunicatesdeficiencies(Mengevaluasi dan mengomunikasikan kekurangan) | Adanya briefing setiap pagi untuk mengetahui agenda karyawan dan briefing soreuntuk mengetahui hasil kinerja karyawan | Sesuai dengan teori COSO |
Berdasarkan hasil analis di Tabel 5, BRI Unit Jabon telah menerapkan pengendalian intern COSO pada komponen Pemantauan. BRI Unit Jabon selalu mengadakan evaluasi bulanan untuk pembuatan neraca publikasi yang bertujuan untuk mempertahankan kepercayaan nasabah dan menarik nasabah baru dan juga adanya briefing setiap pagi dan sore untuk mengetahui ageda dan hasil kinerja karyawan setiap hari.
Berdasarkan analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besarpengendalian intern pada proses pemberian kredit yang dilakukan BRI Unit Jabon telah sesuai dengan pengendalian intern yang diterapkan COSO, kecuali dalam komponen lingkungan pengendalian dan aktivitas pengendalian. Hal ini terbukti dalam komponen lingkungan pengendalian karyawan BRI Unit Jabon masih kurang bertanggung jawab akan tugasnya dan dalam komponen aktivitas pengendalian setiap dokumen yang ada di BRI Unit Jabon belum ada nomor urut tercet
Simpulan
Berdasarkan analisis diatas ditinjau dari penilaian kredit yang digunakan dalam pemberian keputusan kredit. Maka ini dapat disimpulkan sebagai berikut: Penerapan Sistem Informasi Akuntansi dan pengendalian intern dalam pemberian Kredit Usaha Rakyat pada Perseroan Terbatas Bank BRI unit Jabon yang meliputi Komponen Lingkungan Pengendalian ,Komponen Penilaian Risiko, Komponen Aktivitas Pengendalian, Komponen Informasi dan Komunikasi, Komponen Pemantauan / Pengawasan sudah sesuai COSO.
References
- Akbar, Muhammad Ridwan. Costumer Relation, 2019
- Ardana. Pengkreditan Rakyat. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2014.
- Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. 2013. .
- Arwi, Dayanto. Manajemen Sumberdaya Manusia Dan Perguruan Tinggi. Bandung: Alfabeta. 2013.
- Hasibuan, Malayu S.P. Metode Ferminologi Jakarta: Bumi Aksara, 2014.
- Mangkunegara, Anwar Prabu. Teknik Pengumpulan data. Jakarta: PT Refika Aditama. 2006.
- Manullang. Teknik wawancara. Jakarta: PT. Toko Gunung Agung. 2005.
- Martoyo. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE. 2015.
- Maulana, Rifqi. “Penilaian Kinerja Karyawan Di IFUN Jaya Textile Dengan Metode Fozzy [9] Nawawi, Hadari. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: UGM Press. 2014.
- Notoadmodjo, Soekidjo. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta. 2009.
- Rani, Hangga Indria dan Mega Maya Sari. “Pengaruh Penilaian Kinerja Karyawan Dengan Motivasi Sebagai Variabel Moderasi”. (Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis, Vol. 3, 2015).