Abstract
Considering the Covid 19 pandemic, a significant number of which have redirected a portion of their assets towards wellbeing so the property area has an extremely enormous effect. This study expects to analyze the effect later and before the utilization of PSAK 72 on the organization's monetary execution in land property area organizations recorded on the IDX. In this study utilizing quantitative strategies through SPSS information handling devices, testing in view of models or purposive examining so there are 31 organizations chosen and contained in foreordained rules so estimations are completed in light of arrangement of the information got. As per the examination results, it is found: There is no distinction in the organization's monetary execution when the utilization of PSAK 72 which is proxied by the Current Ratio and Debt To Asset Ratio then there are contrasts in the organization's monetary execution when the use of PSAK 72 which is proxied by Net Profit Margin.
Pendahuluan
Kondisi pada pasar konstruksi di Indonesia telah berkembang secara signifikan dengan didorong oleh beberapa faktor seperti pesatnya pertumbuhan pasar, investasi masyarakat di bidang propertyataurealestatedan belanja pemerintah pada bidang pembangunan sarana dan prasarana. Saat ini pasar kontruksi memiliki penurunan yang cukup banyak mengingat adanya pandemi Covid 19 banyak yang mengalihkan Sebagian dananya ke arah Kesehatan sehingga pada sektor property sangatlah berdampak. Dalam perekonomian negara peran dari perusahaan sektor konstruksi ini dianggap sangat penting karena sebagian besar dapat memiliki dampak kepada negara sebagai bentuk kontribusi yang sangat penting terhadap proses pembangunan infrastruktur serta mampu menyediakan fondasi fisik yang mana kehidupan standar dapat terwujud melalui peningkatan pembangunan [1]. Pada penelitian ini yang menjadi gapresearch dalam penelitian diantaranya yaitu penelitian yang dilakukan oleh [2] adanya perbedaan dampak rasio sesudah dan sebelum penerapan PSAK 72. Sedangkan pada debt to equity ratio dan current ratio tidak terdapat perbedaan dan sesudah dan sebelum penerapan PSAK 72 hasil tersebut inkonsisten dengan hasil penelitian oleh penelitian [3] yang menunjukkan hasil debttoassetratiodebttoequityratioserta returnonequitysesudah dan sebelum penerapan PSAK 73 tidak adanya perbedaan secara signifikan namun rasio return on asset sebelum dan sesudah penerapan PSAK 72 secara signifikan terdapat perbedaan, kemudian dalam penelitian [4] “Penerapan pengakuan pendapatan berdasarkan PSAK 72 membuat kinerja keuangan perusahaan terlihat tidak lebih baik jika dibanding dengan menggunakan standar sebelumnya”, sedangkan dalam penelitian [5] penerapan PSAK 72 terdapat pengaruh terhadap kinerja keuangan. Dalam penelitian ini menggunakan teknik penelitian secara kuantitatif dengan membandingkan dua sampel berpasangan yang dilakukan pengujian dengan uji beda (paired sampel t test), objek dilakukan pada perusahaan properti dan real estate dilakukannya penelitian ini pada bisnis properti tersebut karena pada bidang sektor bisnis properti ini segitu cepat berubah-ubah karakteristik usahanya, sehingga masyarakat dari berbagai lapisan dapat dengan mudah mempercayakan investasi modalnya pada perusahaan berjenis sektor industri properti dan real estate ini dikarenakan relative naik harga tanah setiap tahunnya ini disebabkan oleh jumlah tanah semakin waktu semakin terbatas jumlahnya karena penduduk bertambah dan meningkat setiap waktunya. Pada perusahaan jasa konstruksi saat ini terdapat persaingan bisnis secara ketat sehingga perlu upaya keras bagi para pelaku bisnis di bidang jasa konstruksi yang terdapat di Indonesia supaya perkembangannya dapat terjaga dalam perusahaan masing-masing. Pentingnya ketepatan pengambilan keputusan dari pihak manajemen agar dapat memiliki peran supaya menjaga kelangsungan hidup suatu perusahaan, tetap ke tempat ini di dasarkan mengenai informasi yang dapat dipertanggungjawabkan serta akuntabel, informasi yang sangat penting bagi perusahaan dalam mempengaruhi pengambilan keputusan manajemen adalah informasi yang didapatkan manajemen dari pihak internal maupun eksternal sehingga dapat berguna untuk menentukan keputusan bagi sebuah perusahaan [1]. Standar akuntansi adalah sebuah pedoman secara umum yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan di dalamnya terdapat pernyataan resmi mengenai aturan-aturan akuntansi yang diterbitkan oleh pihak atau badan yang memiliki wewenang serta berlaku pada ada lingkungan tertentu. Dalam rangka menyajikan informasi laporan keuangan diperlukan dasar dari standar akuntansi mengenai ruang lingkup suatu kegiatan dalam perusahaan. Di Indonesia terdapat standar akuntansi keuangan (SAK) yang digunakan sebagai pedoman untuk menyusun laporan keuangan. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Adalah sebuah aturan yang berpedoman dalam proses pelaporan praktik akuntansi yang mana di dalamnya ada materi yang menguraikan cakupan kepada seluruh aspek yang memiliki hubungan dengan akuntansi [2]. Dari tahun ke tahun PSAK seiring perkembangannya selalu mengalami perubahan sehingga dapat menyesuaikan mengenai di masa mendatang kebutuhan informasi akuntansi. sekarang ini ini terdapat perubahan PSAK sebanyak 4 kali perubahan PSAK yang efektif berlaku pada tahun 2020, Otoritas Jasa Keuangan serta pemerintah setelah melaksanakan sosialisasi melalui forum diskusi implementasi yang terbaru mengenai PSAK 71 di dalamnya terdapat instrumen keuangan, Pendapatan kontrak dengan pelanggan atau PSAK 72, sewa PSAK 73 Serta Amandemen PSAK 62 (Kontrak Konstruksi). Standar akuntansi keuangan ini dikenalkan Diharapkan dapat berlaku pada bidang akademisi dan juga praktisi yang fungsinya adalah sebagai pembelajaran bagi mahasiswa. Dari beberapa pergantian mengenai PSAK tersebut juga dapat agar dalam Memahami laporan keuangan dapat dengan mudah [2]. Ikatan Akuntansi Indonesia menerbitkan pernyataan standar akuntansi keuangan 72 pada tahun 2017 Didalamnya berisi mengenai pendapatan dari kontrak dengan pelanggan. Di dalam PSAK 72 ini mengacu mengenai aturan secara standar terkait aturan pengakuan pendapatan serta secara resmi mengevaluasi secara keseluruhan standar yang berkaitan dengan pengakuan pendapatan yang berlaku sekarang ini adalah PSAK 23 yang didalamnya mengatur tentang pendapatan, PSAK 34 yang di dalamnya mengatur mengenai kontrak konstruksi, tempat yang didalamnya mengatur mengenai akuntansi aktivitas pengembangan Real Estate, ISAK 10 yang didalamnya mengatur berkaitan dengan program loyalitas pelanggan, ISAK 21 yang di dalamnya mengatur berkaitan dengan perjanjian konstruksi real estate serta ISAK 27 yang didalamnya mengatur pengalihan aset dari pelanggan. Diberlakukan secara efektif pada 1 Januari 2020 PSAK 72 ini tetapi terdapat beberapa perusahaan yang menerapkan secara Dini mengenai PSAK ini juga tidak dilarang [4]. Pada tahun 2017 tanggal 26 Juli telah disahkan PSAK 72 dari ikatan akuntan indonesia yang diberlakukan efektif pada 1 Januari 2004. dengan terbitnya PSAK72 tersebut diharapkan agar dapat memberikan tambahan berupa referensi pada bidang akuntansi terbaru. Sesuai dengan diskusi forum implementasi SAK yang terbaru yang terselenggara pada tahun 2019 tanggal 9 Mei. Wakil menteri keuangan mardiasmo membenarkan mengenai PSAK 72 ini diberi sebutan “sapu jagat” karena hadirnya PSAK 72 ini mampu menggantikan beberapa standart sebelumnya menjadi standar tunggal PSAK 72 tahun 2017 mengubah cara pengakuan pendapatan kontrak yang sebelumnya berbasis rigid (rule based) menjadi berbasis prinsip (principle based). Dilakukannya pengakuan pendapatan secara bertahap harus dapat terpenuhinya syarat-syarat tertentu antara lain yaitu terdapat aset yang meningkat yang penerimaannya oleh pelanggan serta kewajiban yang sudah dipenuhi dan dilakukan pada ada suatu perusahaan mengenai sesuatu kontrak tertentu [2]. Perubahan pengakuan pendapatan ini berdampak besar pada perusahaan sektor realestat. Perusahaan sektor real estat dalam melakukan pengakuan pendapatan menjadi tidak jelas. Penjualan produk realestatedalam PSAK 72 tahun 2017 “Dapat diakui sebagai pendapatan sepanjang waktu, apabila perusahaan real estat sebagai perusahaan kontraktor yang memberi jasa konstruksi sejak awal dan selama proses konstruksi”. Di dalam PSAK 72 Tahun 2017 mengenai penjualan produk real estate dapat diakui sebagai sumber pendapatan sepanjang waktu jika perusahaan real estate merupakan sektor perusahaan kontraktor yang menyediakan sejak awal proses konstruksi serta selama proses konstruksi. Jika terpenuhi kriteria tersebut penjualan produk real estate yang diatur dalam PSAK 72 Tahun 2017 diakui hanya bisa sebagai pendapatan pada kurun waktu yang telah ditentukan yaitu itu saat diserahkan kepada pelanggan diserahkan pengendaliannya [6]. Dalam penelitian ini yang berkaitan mengenai pengakuan pendapatan dalam kontrak pelanggan telah diteliti oleh [7] yang penelitiannya dilakukan pada perusahaan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (sektor property, realestatedan buildingconstruction) secara purposive sampling penelitian ini digunakan. Secara empiris dibuktikan bahwa Pengaruh PSAK 72 dengan event study menunjukkan bahwa adanya pernyataan standar akuntansi keuangan yang terbaru terbukti mampu memberikan peningkatan terhadap kinerja keuangan. Pada akun pendapatan terlihat kinerja keuangan tidak akan mengalami fluktuatif Hal ini dikarenakan pada sektor konstruksi pengakuan pendapatan dapat diakui secara bertahap, Oleh karena itu dengan adanya standart yang terbaru ini harapannya supaya dapat menciptakan estimasi resiko dalam berinvestasi memperbaiki serta menurun terlihat dengan mudah dari informasi yang disajikan pada laporan keuangan. Ditetapkannya PSAK 72 ini akan mempengaruhi di sektor Kontruksi telekomunikasi penerbangan manufaktur serta ritel [8]. Pada tahun 2016 tanggal 23 November telah diterbitkan PSAK 72 melalui ikatan akuntan indonesia yang terpublikasikan secara luas dalam bentuk pernyataan website atau buku secara resmi oleh ikatan akuntansi Indonesia. Dengan adanya standar PSAK 72 akan mampu menggantikan mengenai pengakuan pendapatan dari kontrak pelanggan, sehingga dampak yang berbeda-beda akan dialami oleh berbagai sektor industri tergantung pada masing-masing sektor perusahaan [9]. Kinerja keuangan perusahaan yang menggambarkan mengenai kondisi keuangan perusahaan yang dapat dianalisis dengan rasio rasio analisis kinerja keuangan dan meliputi alat analisis yang paling efektif dan efisien untuk dapat informasi para calon investor atau investasi. Analisis penilaian rasio keuangan adalah metode yang banyak dipergunakan dalam negeri. Peneliti memiliki alasan meneliti pada sub sektor propertydisebabkan karena adanya permasalahan yakni pada saat ini menghadapi adanya covid 19 mayoritas orang mengutamakan investasi uangnya untuk kesehatan dan sebagiannya untuk kebutuhan pokok, secara bersamaan terjadi juga penerapan PSAK terbaru yaitu PSAK 72 yang menggantikan beberapa metode pencatatan dan pengakuan pendapatan dalam hal ini juga mempengaruhi kinerja keuangan suatu perusahaan yang harus menyesuaikan lagi, untuk pencatatan dan pendapatan. Pada PSAK 72 yang dipakai sekarang memiliki perbedaan dari sebelumnya yaitu laba suatu perusahaan dapat diakui sebagai pendapatan jika proyek sudah serah terima dan untuk pajak PPNnya harus dibayarkan kan terlebih dahulu sehingga itu memberikan dampak terhadap perusahaan untuk melakukan pengakuan pendapatan untuk meminta pinjaman ke perbankan dan juga kepada investor untuk laporan keuangannya agar investor dapat yakin menginvestasikan uangnya terhadap perusahaan tersebut. Dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk di masa mendatang maka sektor ini memiliki prospek yang baik juga di masa depan [4]. Kemudian penelitian menggunakan variabel kinerja keuangan dengan menggunakan rujukan sesuai dengan [4] “Kinerja keuangan masing-masing perusahaan akan diukur dengan cara menghitung rasio keuangannya. Rasio yang akan digunakan adalah current ratio (rasio likuiditas) adalah rasio yang memberikan gambaran tentang kemampuan perusahaan untuk memenuhi utang-utang (liabilitas) jangka pendeknya, debt to asset ratio (rasio solvabilitas) adalah rasio yang mengukur tingkat perlindungan bagi kreditor jangka panjang dan investor, dan netprofitmarginratio(rasio profitabilitas) rasio ini dipilih karena merupakan salah satu rasio yang berpengaruh signifikan untuk memprediksi pertumbuhan laba”. Hasil SP2020 dibandingkan dengan SP2010 memperlihatkan penambahan jumlah penduduk sebanyak 32,56 juta jiwa atau rata-rata sebanyak 3,26 juta setiap tahun, dari data diatas menunjukkan bahwa penduduk di indonesia setiap tahunya terus mengalami peningkatan pertumbuban jumlah penduduk. Mengingat PSAK 72 merupakan bentuk standar baru yang efektif dilaksanakan mulai 1 Januari 2020 sebagai pengganti dari PSAK 23 yang direvisi tahun 2015 tentang pendapatan dan PSAK 34 yang direvisi tahun 2015 tentang kontrak konstruksi maka dapat dipastikan masih ada perusahaan yang belum begitu paham dan belum menerapkan standar baru tersebut [2]. Berdasarkan fenomena tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai dampak sebelum dan sesudah penerapan PAK 72 terhadap kinerja keuangan pada perusahaan dan menulisnya dalam bentuk skripsi yang berjudul “Analisis Dampak Sesudah Dan Sebelum Penerapan PSAK 72 Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan pada perusahaan sektor propertyrealestateyang terdapat di BEI ”.
Metode Penelitian
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan penelitian secara kuantitatif dan jenis penelitian bersifat deskriptif yang kemudian kesimpulannya dapat diinterpretasikan secara analisis dari penelitian kuantitatif menggunakan pengumpulan data melalui angka serta hasil dari penafsirannya berupa data statistik. “Penelitian Kuantitatif dilakukan secara terstruktur terencana dan sistematis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan sudah dilakukan sejak awal penelitian ini hingga selesai [10] .
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dalam hal ini merupakan lokasi yang mana informasi mengenai data yang digunakan tersedia dengan lengkap. Penelitian dilakukan untuk mendapatkan sumber data yang diperlukan adalah dinamakan dengan lokasi penelitian. Kemudian dipilihnya perusahaan sektor propertydan realestateadalah karena perusahaan sektor propertyini adalah perusahaan yang memiliki peluang untuk berkembang dan menjanjikan karena saat ini investasi dalam property terutama dalam bentuk tanah akan terus berkembang nilainya karena tingginya kebutuhan akan property.
C. Indikator Variabel
Desain instrument penelitian menunjukan penjabaran secara teknis dan variabel- variabel yang diamati dengan kegiatan ini. Dalam desain instrument penelitian initerdapat indikator serta item yang akan dipergunakan sebagai sarana pengukuran variabel dan pengumpulan data lapangan:
Variabel | Pengukuran | Skala | Sumber |
Penerapan PSAK 72 (X) | “Jika diterapkan=1”“Jika tidak diterapkan =0” | Dummy | [11] |
CurrentRatio(Y1) | 𝐶𝑅𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 (𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡)= 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 (𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑒𝑠) | Rasio | [12] |
NetProfitMargin(Y2) | 𝑁𝑃𝑀𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘=𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛𝑋 100% | Rasio | [13] |
DebtToAssetRatio(Y3) | 𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑇𝑜 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔=𝑋 100% 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 | Rasio | [12] |
D. Populasi dan Sampel
Populasi sebagai total seluruh objek penelitian. Populasi [10] ialah area penyamarataan (generalisasi) didalamnya mencakup obyek ataupun subyek yang memiliki kualitas dan ciri khusus yang dipilih peneliti untuk dianalisa kemudian ditarik kesimpulan. Sedangkan populasi pada observasi ini ialah industri yang beroperasi pada sektor properti dan real estate yang tercantum di BEI pada laman () periode tahun 2021 yang berjumlah 96 perusahaan dibidang propertidanrealestate.
Menjelaskan sampel sebagai unsur dalam total dan ciri yang ada pada populasi. Observasi dilakukan menggunakan teknik pengambilan sampel purposive sampling (melalui pertimbangan tertentu untuk memperoleh sampel penelitian), adapun tolak ukur pengambilan sampel penelitian diantaranya:
1. Industri atau Perusahaan sektor properti dan real estate yang listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2018- 2021.
2. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan secara berturut turut di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2018-2021.
3. Perusahaan yang menerapkan PSAK 72 efektif pada tahun 2020
Sesuai dengan kualifikasi pemilihan sampel memakai teknik purposive sampling, sektor property dan real estateyang sesuai kualifikasi sebanyak 31 perusahaan yang tercantum pada BEI selama tahun periode 2018-2021, jadi total sampel yang dijadikan objek studi adalah 2 tahun sebelum penerapan PSAK 27 secara efektif yaitu tahun 2018-2019 dan 2 tahun sesudah penerapan PSAK 27 secara efektif yaitu tahun 2020-2021 yang kemudian diperbandingkan
E. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu dari laporan keuangan dari data laporan keuangan perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar di BEI periode 2018-2021 yang berjumlah 31 perusahaaan.
F. Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini bersumber dari data sekunder yaitu data yang telah terbit dan dipublikasi Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi dengan mengambil data laporan keuangan perusahaan sektor propertydan realestateyang terdaftar di BEI periode 2018-2021.
G. Teknik Analisis
Analisis data merupakan langkah yang sangat penting dalam sebuah penelitian. Setelah data sudah terkumpul dan sudah lengkap, dalam rangka menguji hipotesis yang telah dirumuskan, analisis data yang digunakan uji beda dengan bantuan SPSS (StatisticalProductServiceSolution) ver.25.0 :
1. Uji Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif adalah teknik deskriptif yang memberikan informasi mengenai data yang ada dan tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis
2. Uji Normalitas
Uji normalitas data mempunyai tujuan untuk menguji apakah variabel bebas, variabel terikat, dan variabel residual terdapat distribusi secara normal ataupun tidak normal Pengujian kenormalan data dalam penelitian ini dilakukan dengan uji Kolmogorov Smirnov Good ness of fit Test dalam program SPSS. Uji ini dengan membandingkan nilai asympaticsignificance dengan jumlah signifikansi sebesar 5%..
H. Uji Hipotesis
Uji-t (t-test) dikenal juga dengan nama uji beda dua rata-rata, dengan konsep membandingkan nilai rata-rata dengan tingkat kepercayaan yang telah ditentukan adalah pengujian dari uji beda ini pada dua populasi yang telah ditentukan [14]. Uji beda ini memiliki prinsip pengujian agar dapat diketahui perbedaan rata-rata kelompok variasi dari data yang akan diuji sehingga dalam pengujian tersebut perlu untuk dicari informasi apakah kedua kelompok memiliki varian yang sama atau tidak ketika hendak dilakukan pengujian.
Hasil dan Pembahasan
Hasil Analisis
Uji Normalitas Current Ratio Sebelum Dan Sesudah Penerapan PSAK 72
CR_SEBELUM_PSAK_72 | CR_SESUDAH_PSAK_72 | |
N | 62 | 62 |
Test Statistic | .175 | .306 |
Asymp. Sig. (2-tailed) | .063c | .087c |
Hasil pengujian kolmogorov smirnov di atas menunjukkan Asymp. Sig. (2-tailed) signifikansi current ratiosebelum penerapan PSAK 72 sebesar 0.063 lebih besar dari 0.05, current ratio sesudah penerapan PSAK 72 sebesar 0.087 lebih besar dari 0.05 maka dapat disimpulkan data terdistribusi normal.
Uji Normalitas Net Profit Margin Sebelum Dan Sesudah Penerapan PSAK 72
NPM_SEBELU M_PSAK_72 | NPM_SESUDA H_PSAK_72 | |
N | 62 | 62 |
Test Statistic | .156 | .137 |
Asymp. Sig. (2-tailed) | .067c | .544c |
Hasil pengujian kolmogorovsmirnovdi atas menunjukkan Asymp.Sig.(2-tailed)signifikansi netprofitmarginsebelum penerapan PSAK 72 sebesar 0.067 lebih besar dari 0.05, net profit margin sesudah penerapan PSAK 72 sebesar 0.544 lebih besar dari 0.05 maka dapat disimpulkan data terdistribusi normal.
Uji Normalitas Debt To Asset Ratio Sebelum Dan Sesudah Penerapan PSAK 72
DTAR_SEBEL UM_PSAK_72 | DTAR_SESUD AH_PSAK_72 | |
N | 62 | 62 |
Test Statistic | .111 | .107 |
Asymp. Sig. (2-tailed) | .054c | .073c |
Hasil pengujian kolmogorovsmirnovdi atas menunjukkan Asymp.Sig.(2-tailed)signifikansi debttoassetratiosebelum penerapan PSAK 72 sebesar 0.054 lebih besar dari 0.05, debttoassetratiosesudah penerapan PSAK 72 sebesar 0.073 lebih besar dari 0.05 maka dapat disimpulkan data terdistribusi normal.
Uji Hipotesis
Uji Hipotesis 1 Perbedaan Current Ratio pada perusahaan sektor property real estate yang terdapat di BEI.
Independent Samples Test | |||||
Levene's Test for Equality of Variances | t-test for Equality of Means | ||||
F | Sig. | t | df | ||
CR_Y1 | Equal variances assumed | .000 | .992 | .252 | 122 |
Equal variances not assumed | .252 | 117.731 |
Didapatkan hasil nilai probabilitas (Sig.) 0,992. Karena probabilitas (Sig.) 0,992 > 0,05, maka hipotesis tidak dapat diterima. Artinya tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan dengan CurrentRatioperusahaan sebelum dan sesudah penerapan PSAK 72, sehingga hipotesis yang menyatakan “Terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah penerapan PSAK 72 yang diproksikan dengan Current Ratio” Hipotesis pertama tidak dapat diterima.
Uji Hipotesis 2 Perbedaan Net Profit Margin pada perusahaan sektor property real estate yang terdapat di BEI.
Independent Samples Test | |||||
Levene's Test for Equality of Variances | t-test for Equality of Means | ||||
F | Sig. | t | df | ||
CR_Y1 | Equal variances assumed | 10.663 | .001 | 3.595 | 121 |
Equal variances not assumed | 3.576 | 84.853 |
Didapatkan hasil nilai probabilitas (Sig.) 0,001. Karena probabilitas (Sig.) 0,001 < 0,05, maka hipotesis dapat diterima. Artinya terdapat perbedaan kinerja keuangan dengan net profit margin perusahaan sebelum dan sesudah penerapan PSAK 72, sehingga hipotesis yang menyatakan “Terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah penerapan PSAK 72 yang diproksikan dengan net profit margin” Hipotesis kedua dapat diterima.
Uji Hipotesis 3 Perbedaan Debt To Asset Ratio pada perusahaan sektor property real estate yang terdapat di BEI.
Independent Samples Test | |||||
Levene's Test for Equality of Variances | t-test for Equality of Means | ||||
F | Sig. | t | df | ||
CR_Y1 | Equal variances assumed | .001 | .977 | -.231 | 122 |
Equal variances not assumed | -.231 | 119.654 |
Didapatkan hasil nilai probabilitas (Sig.) 0,977. Karena probabilitas (Sig.) 0,997 > 0,05, maka hipotesis tidak dapat diterima. Artinya tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan dengan debt to asset ratio perusahaan sebelum dan sesudah penerapan PSAK 72, sehingga hipotesis yang menyatakan “Terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah penerapan PSAK 72 yang diproksikan dengan debt to asset ratio” Hipotesis ketiga tidak dapat diterima.
Pembahasan
Perbedaan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum Dan Sesudah Penerapan PSAK 72 Yang Diproksikan Dengan Current Ratio.
Sesuai dengan hasil perhitungan dari olah data yang telah kami lakukan menggunakan spss for windows uji sample T test Current Ratio sebelum dan sesudah penerapan PSAK 72 pada perusahaan sektor propertyrealestatetahun periode 2018-2021 didapatkan hasil nilai probabilitas (Sig.) 0,992. Karena probabilitas (Sig.) 0,992 > 0,05, maka hipotesis tidak dapat diterima. Artinya tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan dengan Current Ratio perusahaan sebelum dan sesudah penerapan PSAK 72 maka dinyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah penerapan PSAK 72 sektor property real estateyang diproksikan dengan current ratio margin laba atas penjualan adalah rasio yang digunakan untuk mengukur laba atas penjualan pada perusahaan. Ini memperhitungkan semua biaya yang dihadapi bisnis, bukan hanya harga pokok penjualan. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh [4] hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan pengakuan pendapatan berdasarkan PSAK 72 membuat kinerja keuangan perusahaan terlihat tidak lebih baik jika dibanding dengan menggunakan standar sebelumnya. Tetapi penerapan PSAK 72 lebih menggambarkan keadaan yang sebenarnya karena pendapatan diakui ketika perusahaan telah memenuhi kewajiban pelaksanaannya yang ditunjukan dengan perpindahan dali atas aset realestate. Kemudian dalam penelitian yang dilakukan oleh [9] juga menujukkan bahwa Kinerja keuangan berdasarkan tiga rasio keuangan utama menunjukkan angka yang lebih baik jika digunakan PSAK 23. [12] menyatakan bahwa current ratio (CR) atau dapat dikatakan dengan rasio lancar adalah rasio yang dapat digunakan dalam mengukur pembayaran kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan, atau dapat diartikan bahwa sebarapa besar aktiva lancar yang tersedia menutupi kewajiban jangka perndek yang akan segera jatuh tempoe. Didalam Current Ratio dapat dihitung dengan membagikan aktiva lancar (current assets) dengan kewajiban atau hutang lancar (current liabilities). Semakin tinggi current ratio semakin kecil resiko kegagalan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, namun didalam PSAK 72 ini melibatkan keseluruhan biaya sebagai resiko bisnis yang dihadapi.
Perbedaan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum Dan Sesudah Penerapan PSAK 72 yang diproksikan dengan NetProfitMargin.
Sesuai dengan hasil perhitungan dengan olah data yang telah kami lakukan menggunakan Spss For Windowsuji sample T test hasil dari net profit margin yang dihitung sebelum dan sesudah penerapan PSAK 72 pada perusahaan sektor propertyrealestatetahun periode 2018-2021 didapatkan hasil nilai probabilitas (Sig.) 0,001. Karena probabilitas (Sig.) 0,001 < 0,05, maka hipotesis dapat diterima. Artinya terdapat perbedaan kinerja keuangan dengan net profit margin perusahaan sebelum dan sesudah penerapan PSAK 72 maka dinyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada NetProfitMarginpada kinerja keuangan perusahaan sebelum
dan sesudah penerapan PSAK 72 sektor property real estate. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian oleh [9] bahwa kinerja keuangan berdasarkan rasio net profit margin menunjukkan angka yang lebih baik sesudah penerapan PSAK 72, PSAK 72 membahas pengakuan pendapatan kontrak dengan pelanggan. Tujuannya adalah untuk menetapkan prinsip yang diterapkan entitas untuk melaporkan informasi yang berguna bagi pengguna laporan keuangan terkait sifat, jumlah, waktu serta ketidakpastian pendapatan dan arus kas yang timbul dari kontrak dengan pelanggan. Pembagian laba bersih terhadap penjualan bersih digunakan dalam perhitungan untuk rasio ini. Laba sebelum pajak penghasilan dengan beban pajak penghasilan ini digunakan untuk menghitung laba bersih sendiri, sedangkan laba operasional ditambah pendapatan dan keuntungan lain- lain merupakan laba sebelum pajak penghasilan kemudian dikurangi dengan beban dan kerugian lain-lain [15]. Dengan Net Profit Margin yang tinggi menandakan bahwa pertumbuhan laba juga akan tinggi mengingat Net Profit Margin merupakan salah satu rasio profitabilitas yang digunakan oleh manajemen untuk mengukur tingkat efisiensi didalam mencapai laba yang diharapkan dimasa mendatang melalui pendapatan operasionalnya. Hasil analisis ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh [16].
Penerapan PSAK 72 pengalokasian harga transaksi pada setiap kewajiban pelaksanaan dalam kontrak yaitu entitas mengalokasikan harga transaksi terhadap setiap kewajiban pelaksanaan (atau barang atau jasa bersifat dapat dibedakan) menggambarkan jumlah imbalan yang diharapkan menjadi hak entitas dalam pertukaran untuk mengalihkan barang atau jasa yang dijanjikan kepada pelanggan; dan kelima, pengakuan pendapatan akhirnya dapat diakui ketika entitas menyelesaikan kewajiban pelaksanaan perubahan standar ini bertujuan untuk meningkatkan pengakuan, penilaian, dan akuntansi serta pelaporan keuangan sebab aturan akuntansi yang sudah ada sebelumnya sering gagal memberikan rekomendasi yang efektif dan terperinci di bidang praktik [8].
Perbedaan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum Dan Sesudah Penerapan PSAK 72 yang diproksikan dengan Debt To Asset Ratio.
Sesuai dengan hasil perhitungan dengan olah data yang telah kami lakukan menggunakan Spss For Windowsuji sample T test hasil dari debt to asset ratio yang dihitung sebelum dan sesudah penerapan PSAK 72 pada perusahaan sektor propertyrealestatetahun periode 2018-2021 didapatkan hasil nilai probabilitas (Sig.) 0,977. Karena probabilitas (Sig.) 0,997 > 0,05, maka hipotesis tidak dapat diterima. Artinya tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan dengan debt to asset ratio perusahaan sebelum dan sesudah penerapan PSAK 72 maka dinyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada Debt To Asset Ratio pada kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah penerapan PSAK 72 sektor propertyrealestate.Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian oleh [2] yang memberikan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan dampak debt to equity ratiosebelum dan sesudah penerapan PSAK 72. Debt to total aset ratio Rasio ini dipilih karena menggambarkan perbandingan antara total liabilitas dan total aset sehingga dapat diketahui apakah aset perusahaan cukup (solvable) atau tidak cukup (insolvable) untuk membayar semua liabilitasnya. Rasio ini juga berguna untuk mengetahui seberapa jauh aset perusahaan dibiayai dengan utang [12]. Dalam penelitian ini kinerja keuangan yang diproksikan dengan debt to equity ratio sebelum dan sesudan penerapan PSAK 72 karena didalam PSAK 72 entitas perusahaan melaksanakan pengakuan pendapatan pada tahap ini jika dalam suatu entitas tersebut sudah melaksanakan kewajiban baik dalam menyelesaikan jasa atau pengiriman barang kepada pelanggan. Pengalihan aset kepada pelanggan jika pada saat telah diterima aset tersebut yang ditetapkan sebagai berikut [2], [17]. Sehingga dalam hal ini adanya kewajiban kewajiban tidak berdampak akibat adanya PSAK 72 ini serta kinerja perusahaan tidak menciptakan suatu aset dengan penggunaan alternatif terhadap perusahaan dan perusahaan memiliki hak yang dapat dipaksakan untuk pembayaran kewajiban yang diselesaikan sampai suatu tanggal tertentu. PSAK 72 lebih mempengaruhi pendapatan jangka panjang perusahaan dikarenakan pada PSAK baru ini pendapatan baru dapat diakui ketika barang sudah diserahkan kepada pelanggan atau jasa telah diberikan. Hal ini dapat mempengaruhi pendapatan pada laporan keuangan perusahaan menjadi lebih kecil dalam suatu periode atas nilai pendapatan kontrak jangka panjang perusahaan. Dengan adanya perbedaan pengakuan pendapatan dengan standar lama, maka dari itu penelitian ini dilakukan untuk menganalisis penerapan PSAK 72 terhadap kinerja keuangan perusahaan pada perusahaan manufaktur [8].
Simpulan
Hasil pengujian dalam uji hipotesis yang telah diuraiakan yaitu : 1) Tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah penerapan PSAK 72 yang diproksikan dengan CurrentRatio,hasil ini juga didukung oleh penelitian terdahulu [4] dan penelitian oleh [9]. 2) Terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah penerapan PSAK 72 yang diproksikan dengan Net Profit Margin. Hasil ini juga didukung oleh penelitian terdahulu oleh [9] dan penelitian oleh [8]. 3) Tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan
sesudah penerapan PSAK 72 yang diproksikan dengan Debt To Asset Ratio. Dalam penelitian ini hasil tersebut juga didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh [2] serta dalam penelitian oleh [8].
References
- F. Kristian Tikupadang, D. Paul Elia Saerang, D. Afandi, J. Akuntansi, Dan F. Ekonomi Dan Bisnis, “Sederhana Karya Jaya Di Manado Analysis Of The Implementation Of Construction Contracts Accounting In The Presentation Of The Financial Statements On PT. Sederhana Karya Jaya Manado,” 2016.
- I. Casnila Dan A. Nurfitriana, “Analisis Dampak Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Penerapan Psak 72 Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei),” J. Ris. Akunt. Dan Perbank., Vol. 14, No. Issn 2088-5008, Hal. 220–240, Feb 2020.
- R. Aditya, “Analisis Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Penerapan Psak 73 Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia,” 2021.
- Veronica, U. P. Lestari, Dan E. Y. Metekohy, “Analisis Dampak Penerapan Pengakuan Pendapatan Berdasarkan Psak 72 Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Real Estat Di Indonesia Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2018,” Akuntansi,Politeknik Negeri Jakarta, Hal. 965–973, 2018.
- W. Agustrianti, A. A. S. Mashuri, Dan A. Nopiyanti, “Dampak Penerapan Psak 72 Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Property, Real Estate And Building Construction Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2018-2019,” Bus. Manag. Econ. Account. Natl. Semin., Vol. 1, Hal. 973–989, 2020.
- B. Winarno, Kebijakan Publik: Teori, Proses Dan Study Kasus. Yogyakarta: Caps, 2019.
- S. N. Wisnantiasri, “Pengaruh Psak 72: Pendapatan Dari Kontrak Dengan Pelanggan Terhadap Shareholder Value (Studi Pada Perusahaan Sektor Property, Real Estate And Building Construction),” Vol. 5, No. 1, 2018.
- B. A. Qolbi, “Analisis Dampak Sebelum Dan Sesudah Penerapan Psak 72 Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Perindustrian Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI),” 2021.
- D. P. Febriani, “Dampak Pengakuan Pendapatan Berdasarkan Psak 72 Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Real Estat,” 2020.
- Sugiyono, Metode Peneiltian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. 2017.
- W. Ambarwati, “Analisis Dampak Penerapan Pengakuan Pendapatan Berdasarkan Psak 72 Terhadap Kinerja Laporan Keuangan Pt. Ims (Inka Multi Solusi),” 2020.
- Kasmir, Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2017.
- Hery, Akuntansi Dasar. Jakarta: PT. Grasindo, 2016.
- R. Santuri, “Analisis Perbedaan Kualitas Laba Sebelum Dan Sesudah Implementasi Ias/Ifrs Dalam Psak Instrumen Keuangan Pada Perusahaan Sektor Keuangan Yang Terdaftar Di BEI,” Institut Informatika Dan Bisnis Darmajaya Bandar Lampung, 2019.
- Munawir, Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty, 2013.
- Harmono, Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard Pendekatan Teori, Kasus, Dan Riset Bisnis, 1 Ed. Jakarta: Bumi Aksara, 2015.
- D. Rahayu, “Analisis Dampak Penerapan Psak 72 Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Telekomunikasi Di Masa Pandemi Covid-19,” Greenomika, Vol. 2, No. P-Issn: 2657-0114 E-Issn: 2657-0122, Hal. 142–158, 2020.