The Effect of Financial Literacy, Lifestyle and Personal Income on Consumptive Behavior in Millennial Generation in the Pandemic Era
Innovation in Economics, Finance and Sustainable Development
DOI: 10.21070/ijins.v20i.718

The Effect of Financial Literacy, Lifestyle and Personal Income on Consumptive Behavior in Millennial Generation in the Pandemic Era


Pengaruh Literasi Keuangan, Gaya Hidup dan Pendapatan Pribadi Terhadap Perilaku Konsumtif pada Generasi Milenial di Era Pandemi

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Financial Literacy Life Style Personal Income Consumptive Behavior

Abstract

This study aims to describe and find out about the influence of Financial Literacy, Life Style and Personal Income on Consumptive Behavior in Millennial Generation In The Pandemic Era. This research method is a type of quantitative research with hypothesis testing. The sample used was 210 students from the 2018 batch at Muhammadiyah University of Sidoarjo. The data collection technique was carried out using a questionnaire distributed online using a google form. The data analysis technique in this study used multiple linear regression through the SPSS Statistics version 24 program. The results of this study indicate that, Financial Literacy has an effect on Consumptive Behavior, Life Style has an effect on Consumptive Behavior, Personal Income has an effect on Consumptive Behavior and Financial Literacy, Life Style and Personal Income have a simultaneous effect on Consumptive Behavior.

Pendahuluan

Perilaku konsumtif selama pandemi akan terus berlanjut tanpa mengurangi aktivitas konsumsi yang dilakukan oleh manusia. Menurut Ramadhani[1] mengartikan bahwa kegiatan konsumsi yakni aktivitas yang dilakukan manusia untuk menghabiskan nilai jual barang dan jasa sekaligus memenuhi kebutuhan hidupnya. Sedangkan Menurut Meike[2] perilaku konsumtif adalah salah satu sikap ketidaknormalan melakukan kegiatan konsumsi barang maupun jasa. Perilaku konsumtif harus diminimalisir dan dihindari sebisa mungkin, terutama bagi masyarakat yang memiliki kemampuan finansial yang sederhana. Meski jelas perilaku konsumtif secara ekonomi turut berkontribusi terhadap perekonomian negara, antara lain meningkatkan pendapatan pajak, menciptakan dan mempertahankan lapangan kerja, menciptakan pasar bagi produsen komoditas, dan mengembangkan industri baru, serta memperluas peluang bisnis baru.

Salah satu faktor yang diduga menjadi penyebab perilaku konsumtif milenial adalah kurangnya mempelajari ilmu tentang literasi keuangan. Literasi keuangan perlu diketahui setiap orang dengan tujuan untuk lebih memahami mengenai konsep dasar keuangan sehingga dapat mengatur pengeluarannya untuk kehidupan yang lebih baik di masa depan. Berdasarkan OCBC NISP Financial Fitness Index, masyarakat Indonesia diketahui memiliki tingkat literasi keuangan hanya 37,72 dari total skor 100 pada tahun 2021. Artinya Indonesia pada tahun 2021 masih berada pada level rendah. Sebesar 14,3% menunjukkan bahwa kawula muda yang terlihat berusaha menuju sehat finansial, namun nyatanya kondisi mereka masih belum ideal. Pemahaman tentang literasi keuangan di masyarakat khusus nya kaum milenial memang sangat diperlukan. Dengan perkembangan dan pertumbuhan ekonomi, lembaga keuangan memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat luas.

Menurut Malik[3] Hasil survei OJK (Otoritas Jasa Keuangan) menyebutkan bahwa Generasi milenial yang paling terdampak pandemi Covid19 dapat dilihat dari sisi finansialnya Oleh karena itu, program literasi keuangan dan edukasi tentang keuangan dasar menjadi semakin penting dan krusial di masa pandemi, terutama bagi Gen Z dan Milenial. Literasi keuangan yang lebih baik akan mempercepat pemulihan ekonomi nasional.

Generasi milenial menurut Fitri dan Basri[4] adalah masyarakat yang paling mengikuti perkembangan zaman. Evolusi zaman antar generasi milenial sangat pesat. Perkembangan gaya hidup pada generasi milenial disebut sebagai “Lifestyle of young people”. Untuk mengikuti perkembangan zaman ini, Milenial akan membentuk gaya hidup mereka langsung dari kebutuhan sekunder, primer dan tersier.

Parulian and Tan[5] Dampak pandemi Covid-19 cukup signifikan karena memperlambat roda perekonomian Indonesia. Seiring dengan merosotnya perekonomian negara, pendapatan keluarga dan individu juga mulai mengalami kesulitan bahkan hambatan yang berujung pada ketidakstabilan keuangan baik secara langsung maupun tidak langsung. Di era teknologi informasi 4.0 kaum milenial dihadapkan oleh kehidupan keuangan yang rumit, dengan kemudahan akses informasi dan berbagai penawaran dari produk keuangan serta Beragam pinjaman online yang mudah, fasilitas pembayaran paylater atau cicilan nol persen sehingga dapat mendorong sisi konsumtif para milenial.

Lantaran dari berbagai faktor diatas, menunjukkan bahwa milenial tampaknya dipengaruhi oleh perilaku konsumtif dan menyebabkan pemborosan. Milenial mudah tertipu oleh pengeluaran berlebihan, yang menimbulkan perilaku konsumtif dan akhirnya gagal mencapai tujuan finansial yang mereka harapkan. Mahasiswa manajemen angkatan 2018 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo merupakan generasi milenial saat ini. Dimana mereka rata-rata pekerja dan memiliki pendapatan pribadi. Mereka dianggap telah memperoleh mata kuliah yang berkaitan dengan keuangan dan bagaimana mereka dapat mengelola keuangan dan mengendalikan diri dengan baik dan benar. Dengan demikian, Mahasiswa manajemen angkatan 2018 Universitas Muhamadiyah Sidoarjo dapat memiliki sikap positif dalam perilaku konsumsinya. Mahasiswa millenial selalu menjadi yang terdepan dalam kehidupan pasar untuk memenuhi kebutuhannya. Tergiur dengan produk yang dijual di media online maupun offline dapat membuat sikap konsumtif sangat mudah timbul dalam diri mahasiswa.

Berdasarkan hasil penjelasan di atas, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dan mendalam tentang hubungan antara literasi keuangan, life style dan pendapatan pribadi serta perilaku konsumtif untuk itu penelitian tertarik melakukan penelitian dengan judul : “Pengaruh Literasi Keuangan, Life Style Dan Pendapatan Pribadi Terhadap Perilaku Konsumtif Pada Generasi Milenial Di Era Pandemi.

Metode Penelitian

Lokasi Penelitian

Lokasi pada penelitian ini dilakukan di Fakultas Bisnis Hukum dan Ilmu Sosial Kampus 1 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Alasan peneliti melakukan penelitian di Kampus 1 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo ini karena sangat berpotensi untuk dijadikan sumber penelitian berdasarkan judul.

Populasi dan Sampel

Kholid Albar S.E.I. dan Ummi Kulsum S.E.I.[6] menyatakan Populasi atau universe adalah jumlah keseluruhan dari satuan- satuan atau individu-individu yang karakteristiknya hendak diteliti. Dan satuan- satuan tersebut dinamakan unitanalisis, dan dapat berupa orang-orang, institusi-institusi, benda- benda, dst. Data yang diperoleh dari Direktorat Akademik (DA) Kampus 1 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo menunjukkan bahwa jumlah populasi mahasiswa manajemen angkatan 2018 berjumlah 441 orang.

Sampel menurut Suryani dan Hendriyadi[7] adalah sebagian dari populasi yang akan diambil untuk diteliti dan hasil penelitiannya digunakan sebagai representasi dari populasi secara keseluruhan. Dengan demikian, sampel dapat dinyatakan sebagai bagian dari populasi yang diambil dengan teknik atau metode tertentu untuk diteliti dan digeneralisasi terhadap populasi. Adapun penelitian ini menggunakan rumus Slovin karena dalam penarikan sampel, jumlahnya harus represenntative meskipun tabel jumlah sampel tidak diperlukan untuk perhitungan maka dapat dilakukan dengan perhitungan sederhana. Perhitungan sampel dengan rumus Slovin, sebagai berikut:

Dimana,

n: Jumlah Responden

N: Ukuran Populasi

e : Presentase kelonggaran ketelitian kesalahan pengambilan sampel yang masih bisa di tolerir: e=0.

Dalam rumus slovin ada ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

  1. Nilai e=0,1 (10%) untuk populasi dalam jumlah besar.
  2. Nilai e=0,2 (20%) untuk populasi dalm jumlah kecil.

Menurut Ardat Ahmad[8] pada perhitungan sampel berapa pun angka desimalnya harus dibulatkan dengan menambahkan 1 pada angka yang akan dibulatkan. Sehingga angka pembulatannya dari 209,750 menjadi 210 responden.

Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan dalah data kuantitatif karena, data penelitian berupa angka-angka dan data kuantitatif dapat dianalisis dengan menggunakan analisis statistik, baik inferensial maupun non-inferensial.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer. Data Primer adalah sumber data yang memberikan data langsung kepada pengumpul data. Sumber data primer dalam penelitian ini hasil dari kuesioner yang berupa tanggapan dari responden untuk mendapatkan data mengenai literasi keuangan, life style, dan pendapatan pribadi terhadap perilaku konsumtif pada generasi milenial di era pandemi.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Suatu metode penelitian yang digunakan untuk memperoleh data dari tempat- tempat alami (non-buatan) tertentu dengan melakukan tindakan berupa penyebaran kuesioner. Menurut Sugiyono[9] Kuesioner adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan memberikan serangkaian pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden yang harus dijawab. Responden yang digunakan untuk mengisi kuesioner ini adalah mahasiswa manajemen angkatan 2018 di Fakultas Bisnis Hukum dan Ilmu Sosial Kampus 1 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.

Kerangka Konseptual

Figure 1.Kerangka Konseptual

Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah dan pokok permasalahan diatas, maka dapat ditentukan hipotesis sebagai berikut :

  1. Literasi Keuangan Berpengaruh Positif Signifikan Terhadap Perilaku Konsumtif.
  2. LifeStyleBerpengaruh Positif Signifikan Terhadap Perilaku Konsumtif.
  3. Pendapatan Pribadi Berpengaruh Positif Signifikan Terhadap Perilaku Konsumtif.
  4. Literasi Keuangan, LifeStyleDan Pendapatan Pribadi Berpengaruh Positif Signifikan Simultan Terhadap Perilaku Konsumtif.

Hasil dan Pembahasan

Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas

Pengujian normalitas data dapat dilakukan dengan mengunakan dua metode, grafik dan statistik. Uji normalitas metode grafik dengan menggunakan normal probability plot. Data akan dinyatakan berditribusi normal apabila membentuk garis kurva yang simetris dan sebaran data membentuk titik yang mendekati garis diagonal. Pengujian data bisa menggunakan Plot of Regression Standardized Residual

Figure 2.Hasil Pengujian Normalitas

Berdasarkan Gambar di atas menunjukan bahwa sebaran data membentuk titik-titik yang mendekati garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi normal.

Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas juga dilakukan untuk menghindari kebiasaan menarik kesimpulan tentang pengaruh uji parsial masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Beberapa kriteria untuk mendeteksi multikolinearitas pada suatu model yakni apabila nilai Variance Inflation Factor (VIF) kurang dari 10 dan nilai Tolerance lebih dari (0,1), maka model dapat dikatakan terbebas dari multi kolinearitas. Semakin tinggi VIF, maka semakin rendah Tolerance.

Model Colleneryti Statistic
Tolerance VIF
(Constanta)
Literasi Keuangan ,875 1,143
Life Style ,663 1,509
Pendapat Pribadi ,651 1,536
Table 1.Hasil Pengujian Multikolinieritas Output SPSS

Dari Hasil Pengujian diperoleh nilai VIF untk variabel Literasi Keuangan (X1) sebesar 1,143 (<10), Life Style (X2) sebesar 1,509 (<10) dan variabel Pendapatan Pribadi (X3) sebesar 1,536 (<10). Dari hasil tersebut maka dapat dinyatakan bahwa regresi linier berganda yang digunakan dalam penelitian ini bebas dari multikolinieritas.

Uji Heteroskedastisitas

Model regresi yang memenuhi syarat adalah model yang memiliki varians residual yang sama pada seluruh pengamatanatau disebut homoskedastisitas. Model yang baik diperoleh jika tidak terdapat pola tertentu pada grafik, seperti mengumpul di tengah, menyempit kemudian melebar atau sebaliknya melebar kemudian menyempit. Jika pada pengujian titik melebar dan membentuk pola tertentu yang dominan teratur, maka telah terjadi heteroskedastisitas. Namun jika titik menyebar pada sumbu vertikal model regresi ini tidak terjadi heteroskedastisitas.

Figure 3.Hasil Pengujian Heteroskedastisitas Output data SPSS, 18.0

Berdasarkan Gambar 4.2 di atas menyatakan bahwa data yang menyebar secara acak dan titik menyebar pada sumbu vertikal maka dapat disimpulkan bahwa model regresi ini tidak terjadi heteroskedastisitas.

Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali[10] Uji Autokorelasi bisa dilakukan dengan menggunakan pengujian pada uji Durbin-Watson (DW). Apabila nilai Durbin Watson (DW) dibawah 5 maka tidak terjadi autokorelasi.

Model R R Square Adjusted R Square Change Statistics Durbin- Watson
dfl Df2
Dimension 0 1 ,739a ,546 ,539 3 5 1,800
Table 2.Hasil Pengujian Autokorelasi Lampiran Output SPSS

Berdasarkan hasil Uji autokorelasi pada tabel diatas diketahui nilai DW (Durbin Watson) sebesar 1.800. Nilai tersebut Menunjukkan tidak terjadi autokorelasi seperti ketentuan yang berbunyi Apabila nilai Durbin Watson (DW) dibawah 5 maka tidak terjadi autokorelasi.

Uji Linieritas

Uji linieritas menggunakan test for linearity dengan pada taraf signifikasi 0,05. Sehingga kedua variabel bisa dikatakan mempunyai hubungan yang linier harus memperoleh nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.

Variabel F Sig. Linearity Kondisi Kesimpulan
X1 Y 67,940 0,000 Sig. < 0,05 Linier
X2 Y 93,742 0,000 Sig. < 0,05 Linier
X3 Y 191,692 0,000 Sig. < 0,05 Linier
Table 3.Hasil Pengujian Linieritas

Dari hasil pengujian diperoleh nilai sig linearity untuk variabel Perilaku Konsumtif (Y) dengan Literasi Keuangan (X1) sebesar 0,000 (0,000 < 0,05), variable Perilaku Konsumtif (Y) dengan Life Style (X2) sebesar 0,000 (0,000 < 0,05), dan variabel Perilaku Konsumtif (Y) dengan Pendapatan Pribadi (X3) sebesar 0,000 (0,000 < 0,05). dari ketiga variabel tersebut menunjukkan nilai sig liniearity < 0,05 maka hubungan antar variabel bersifat linier, yang artinya hubungan variabel bebas (independent) dengan variabel terikat (dependent) seluruhnya bersifat linear.

Analisis Regresi Linier Berganda

Tujuan dari dilakukannya analisis regresi linier berhanda yaitu untuk mempermudah perhitungan akan digunakan software SPSS, sehingga diperoleh output sebagai berikut :

Coefficients a
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 5,448 1,411 3,861 ,000
Literasi Keuangan (X1) ,309 ,061 ,256 5,091 ,000
Life Style (X2) ,187 ,064 ,169 2,930 ,004
Pendapatan Pribadi (X3) ,800 ,094 ,498 8,553 ,000
Table 4.Uji Regresi Linier Berganda

Berdasarkan hasil yang ada pada tabel diatas dapat diketahui model regresinya dari ketiga variabel sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Y = 5,448 + 0,309 X1 + 0,187 X2 + 0,800 X3

Uji Parsial (Uji t)

Pada ujian hipotesis ini menggunakan uji t dipergunakan untuk mengukur tingkat pengaruh signifikan secara parsial antara variabel bebas yang meliputi Literasi Keuangan (X1), Life Style (X2) Dan Pendapatan Pribadi (X3) Terhadap Perilaku Konsumtif (Y).

Untuk menguji hipotesis dilakukan dengan cara menbandingkan nilai thitung dengan nilai ttabel. Jika thitung lebih besar dari ttabel, ini berarti ada alasan yang kuat untuk menerima hipotesis satu (H1) dan menolak hipotesis nol (H0), demikian pula sebaliknya.

Coefficients a
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 5,448 1,411 3,861 ,000
Literasi Keuangan (X1) ,309 ,061 ,256 5,091 ,000
Life Style (X2) ,187 ,064 ,169 2,930 ,004
Pendapatan Pribadi (X3) ,800 ,094 ,498 8,553 ,000
Table 5.Pengujian hasil regresi linier berganda Output Data SPSS

Dari tabel di atas, dapat diuraikan sebagai berikut Variabel Literasi Keuangan dimana df = (n-k-1) =210-3-1= 206 sehingga ttabel ada pada tabel 206 yaitu=1,652, sehingga thitung>ttabel yaitu 5,091>1,652, maka dinyatakan bahwa literasi keuangan berpengaruh terhadap perilaku konsumtif. Variabel Life Style dimana df = (n-k-1) =210-3-1= 206 sehingga ttabel ada pada tabel 206 yaitu=1,652, sehingga thitung>ttabel yaitu 2,930>1,652, maka dinyatakan bahwa Life Style berpengaruh terhadap perilaku konsumtif.

Variabel Pendapatan Pribadi dimana df = (n-k-1) =210-3-1= 206 sehingga ttabel ada pada tabel 206 yaitu= 1,652, sehingga thitung>ttabel yaitu 8,553>1,652, maka dinyatakan bahwa Pendapatan Pribadi berpengaruh terhadap perilaku konsumtif.

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai standardized coefficients beta untuk variabel Literasi Keuangan sebesar 5,091, variabel Life Style sebesar 2,930, dan variabel Pendapatan Pribadi sebesar 8,553. Berdasarkan hasil pengujian tersebut maka dapat dinyatakan bahwa pengaruh Pendapatan Pribadi berpengaruh paling signifikan terhadap Perilaku Konsumtif.

Uji Simultan (F)

Pada uji hipotesis ini menggunakan uji F dipergunakan untuk mengukur tingkat pengaruh signifikan secara bersama-sama (simultan) antara variabel bebas yang meliputi Literasi Keuangan (X1), Life Style (X2) Dan Pendapatan Pribadi (X3) Terhadap Perilaku Konsumtif (Y).adapun pengujian uji F adalah sebagai berikut :

ANOVA a
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1277,451 3 425,817 82,480 .000b
Residual 1063,506 206 5,163
Total 2340,957 209
a. Dependent Variable: Perilaku Konsumtif (Y)
b. Predictors: (Constant), Pendapatann Pribadi (X3), Literasi Keuangan (X1), Life Style (X2)
Table 6.Hasil Uji Simultan Output Data SPSS

Berdasarkan tabel diatas Fhitung lebih besar dari Ftabel maka dapat dinyatakan memiliki pengaruh secara simultan pada tingkat kepercayaan 5% dan derajat kebebasan df = (n-k-1) =210-3-1= 204 sehingga Ftabel ada pada tabel 204 yaitu = 2,65, sehingga Fhitung>Ftabel yaitu 82,480>2,65 di mana n adalah jumlah responden dan k adalah jumlah variable bebas.

Koefisien Determinasi Berganda

Bila angka koefisien determinasi dalam model regresi terus menjadi kecil atau semakin dekat dengan nol berarti semakin kecil pengaruh semua variabel bebas terhadap variabel terikat atau nilai R² semakin mendekati 100% berarti semakin besar pengaruh semua variabel bebas terhadap variabel terikat.

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Change Statistics Durbin- Watson
dfl Df2
Dimension 0 1 ,739a ,546 ,539 3 5 1,800
Table 7.Uji Koefisien Determinasi Berganda Output SPSS

Berdasarkan analisis yang dilakukan menggunakan regresi linier berganda dangan bantuan program statistic SPSS versi 24 diperoleh nilai koefisien determinasi (R Square) Sebesar 0,546. hal ini menunjukan bahwa variable Literasi Keuangan (X1), Life Style (X2) Dan Pendapatan Pribadi (X3) dapat mempengaruhi Perilaku Konsumtif (Y) sebesar 54,6% sedangkan 45,4% dipengaruhi oleh variabel bebas lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

Uji Koefisien Korelasi Berganda

Pengujian ini digunakan untuk menghitung tingkat keeratan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Jangkauan nilai R ialah sebesar antara 0 dan 1. Semakin mendekati 1 berarti hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat menjadi semakin kuat. Semakin mendekati 0 berarti hubungan antar variabel bebas dan variabel terikat menjadi semakin lemah

Model R R Square Adjusted R Square Change Statistics Durbin- Watson
dfl Df2
Dimension 0 1 ,739a ,546 ,539 3 5 1,800
Table 8.Uji Koefisien Korelasi Berganda Output SPSS

Berdasarkan analisis yang dilakukan menggunakan Koefisien Korelasi Berganda dengan bantuan statistic SPSS versi 24 didapatkan hasil pada tabel Model Summary yang menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar = 0,739. Berdasarkan klaster tabel pengaruh korelasi pada tabel 4.18 di atas, maka dapat dinyatakan bahwa korelasi atau hubungan yang Kuat antara variabel Literasi Keuangan (X1), Life Style (X2) Dan Pendapatan Pribadi (X3) Terhadap Perilaku Konsumtif (Y).

Pembahasan

1. Hipotesis Pertama : Literasi Keuangan Berpengaruh Terhadap Perilaku Konsumtif

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama, ditemukan adanya pengaruh antara Literasi Keuangan dengan Perilaku Konsumtif. Selanjutnya berdasarkan perhitungan data diatas, nilai thitung dalam penelitian ini yaitu sebesar 5,091 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,000 lebih besar dari ttabel yaitu sebesar 1,652. Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh positif signifikan variabel Literasi Keuangan terhadap Perilaku Konsumtif Kondisi tersebut dapat diartikan bahwa semakin tinggi literasi keuangan yang dimiliki oleh responden maka akan semakin tinggi perilaku konsuntifnya.

Hal ini dibuktikan dengan tanggapan responden yang paling banyak terhadap variabel Literasi Keuangan pada indikator yaitu mengenai Saya dapat memanage (mengatur) segala aspek keuangan saya seperti menghemat dalam menentukan skala prioritas dan bertindak rasional dalam mengeluarkan uang. hal ini berarti bahwa mahasiswa generasi milenial umsida memiliki pengetahuan literasi keuangan yang baik, Dengan demikian, seseorang yang memiliki pengelolaan keuangan yang baik akan membatasi diri dari berhutang untuk kepentingan konsumtif dan menyimpan uangnya untuk kesejahteraan yang lebih baik.

2. Hipotesis Kedua : Life Style Berpengaruh terhadap Perilaku Konsumtif.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua, ditemukan adanya pengaruh antara Life Style dengan Perilaku Konsumtif. Selanjutnya berdasarkan perhitungan data diatas, nilai thitung dalam penelitian ini yaitu sebesar 2,930 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,004 lebih besar dari ttabel yaitu sebesar 1,652. Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh positif signifikan variabel Life Style terhadap Perilaku Konsumtif. Hal ini dibuktikan dengan tanggapan responden yang paling banyak terhadap variabel Life Style pada indikator yaitu mengenai Jika waktu senggang saya memilih untuk menghabiskan waktu dengan cara berbelanja. Hal ini berarti bahwa berbelanja adalah kegiatan yang senang dilakukan oleh responden di waktu luangnya yang dapat menyebabkan seseorang dapat berperilaku konsumtif.

3. Hipotesis Ketiga : Pendapatan Pribadi Berpengaruh Terhadap Perilaku Konsumtif.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua, ditemukan adanya pengaruh antara Pendapatan Pribadi dengan Perilaku Konsumtif. Selanjutnya berdasarkan perhitungan data diatas, nilai thitung dalam penelitian ini yaitu sebesar 8,553 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,000 lebih besar dari ttabel yaitu sebesar 1,652. Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh positif signifikan variabel Pendapatan Pribadi terhadap Perilaku Konsumtif . Hal ini dibuktikan dengan tanggapan responden yang paling banyak terhadap variabel Pendapatan Pribadi pada indikator yaitu mengenai Saya memiliki pendapatan dari hasil usaha saya sendiri. hal ini berarti bahwa pendapatan pribadi diperoleh dengan bekerja bukan pendapatan yang berupa bagian yang diberi orang tua.

4. Hipotesis Keempat : Literasi Keuangan, Life Style Dan Pendapatan Pribadi Berpengaruh Simultan Terhadap Perilaku Konsumtif.

Hasil analisis data membuktikan bahwa adanya pengaruh simultan antara Literasi Keuangan, Life Style dan Pendapatan Pribadi Terhadap Perilaku Konsumtif. Hal ini dapat ditunjukkan dengan nilai Sig. 0,000<0,05 maka H1 diterima dengan ketentuan bahwa Fhitung>Ftabel yaitu 82,480>2,65. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa setiap peningkatan nilai variabel Literasi Keuangan, Life Style Dan Pendapatan Pribadi secara bersama-sama, maka Perilaku Konsumtif akan meningkat.

Dari uraian tanggapan responden yang sudah dijelaskan diatas maka dapat ditarik kesimpulan meskipun literasi keuangan baik namun apabila life style tetap tinggi akan berakibat buruk pada pendapatan pribadi yang menimbulkan perilaku konsumtif.

Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa :

Literasi Keuangan berpengaruh terhadap Perilaku Konsumtif. Pengujian tersebut diperoleh hasil yang menyatakan bahwa hipotesis dapat diterima dan terbukti pada pengujian hipotesis. Life Style terhadap berpengaruh Perilaku Konsumtif. Pengujian tersebut diperoleh hasil yang menyatakan bahwa hipotesis dapat diterima dan terbukti pada pengujian hipotesis. Pendapatan Pribadi berpengaruh terhadap Perilaku Konsumtif. Pengujian tersebut diperoleh hasil yang menyatakan bahwa hipotesis dapat diterima dan terbukti pada pengujian hipotesis. Literasi Keuangan, Life Style Dan Pendapatan Pribadi Berpengaruh Simultan Terhadap Perilaku Konsumtif.

References

  1. Ramadhani, Niko. 2020. “Kegiatan Konsumsi: Pengertian, Contoh, Dan Ciri-Cirinya.”akseleran. https://www.akseleran.co.id/blog/kegiatan-konsumsi/.
  2. Meike Kurniawati S.Psi, MM. 2020. “Ancaman Perilaku Konsumtif Di Tengah Pandemi Corona.” kompas.com. https://money.kompas.com/read/2020/04/02/191400326/ancaman-perilaku-konsumtif-di-tengah-pandemi corona?page=all (November 10, 2021).
  3. Malik, Abdul. 2021. “OJK : Generasi Milenial Paling Terdampak Pandemi, Literasi Keuangan Makin Krusial.” bareksa.com. https://www.bareksa.com/berita/belajar- investasi/2021-03-29/ojk-generasi-milenial-paling-terdampak-pandemi-literasi- keuangan-makin-krusial.
  4. Fitri, Nuri Annisa, and Hisbullah Basri. 2021. “Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Perilaku Konsumen Pada Generasi Milenial Di Era Pandemi Covid-19 Dengan Pengetahuan Ekonomi Sebagai Variabel Moderasi.” 9(2): 183–92.
  5. Parulian, Parulian, and Emmelia Tan. 2021. “Peran Penyerapan Literasi Keuangan Terhadap Kesejahteraan Keuangan Generasi Milenial Pada Masa Pandemi Covid- 19.” Jurnal Pengembangan Wiraswasta 23(2): 135.
  6. Kholid Albar S.E.I., M.H, and M.E Ummi Kulsum S.E.I. 2021. Metodologi Penelitian Bisnis. GUEPEDIA. https://www.google.co.id/books/edition/Metodologi_Penelitian_Bisnis/mQBNEA AAQBAJ?hl=id&gbpv=0.
  7. Suryani, and Hendriyadi. 2016. Metode Riset Kuantitatif: Teori Dan Aplikasi Pada Penelitian Bidang Manajemen Dan Ekonomi Islam. Prenada Media.
  8. Ardat Ahmad, M.Pd., and M.Pd. Dr. Indra Jaya. 2021. Statistik Dalam Penelitian Kesehatan. Media, Prenada.
  9. Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
  10. Ghozali Imam. 2016.Aplikasi Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: BadanPenerbit UNDIP.