Financial Performance Analysis Before and During the Covid-19 Pandemic
Innovation in Economics, Finance and Sustainable Development
DOI: 10.21070/ijins.v20i.703

Financial Performance Analysis Before and During the Covid-19 Pandemic


Analisis Kinerja Keuangan Sebelum dan Saat Pandemi Covid-19

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Solvency Profitability Liquidity Activity

Abstract

Financial performance is a description of the company's financial condition in a certain period regarding aspects of fund raising and distribution of funds, which are usually measured by indicators of solvency, profitability, liquidity, and activity. This study aims to determine differences in the performance of the solvency ratio (DER), profitability ratio (ROA), liquidity ratio (CR), and activity ratio (TATO) before and during the covid-19 pandemic. Estates listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) During the period of 2019 and 2020. The method of determining the sample in this study is using the purposive sampling method so that the number of samples obtained is 23 companies. The results of the study include DER(0,368>0,05) and ROA(0,427>0,05) are accepted because statistically there is no difference before and during the Covid-19 pandemic, while CR(0.002) < i0.05) and TATO (0.023 < 0.05) were rejected because statistically there were differences before and during the Covid-19 pandemic.

Pendahuluan

Latar Belakang Masalah

Adanya CoronaVirus(COVID-19) di seluruh Dunia membuat banyak perusahaan mengalami penurunan. Kasus pertama penyebaran COVID-19 di Indonesia diumumkan oleh Presiden Ir. Joko Widodo pada 2 Maret 2020. Dalam waktu singkat menyebar cepat ke berbagai wilayah Indonesia. Krisis kesehatan akibat pandemi COVID-19 tidak dapat dielakkan memberikan dampak yang luar biasa bagi Indonesia, tidak hanya kepada aspek kesehatan dan kemanusiaan, tetapi juga aspek sosial dan ekonomi. Awalnya, COVID-19 memicu ketidakpastian di pasar keuangan global dan berdampak pada aliran masuk modal asing ke Indonesia yang menurun dan Rupiah yang terdepresiasi [1]. Tekanan berlanjut pada penurunan kegiatan ekonomi akibat ekspor dan perekonomian dunia yang menurun. Kebijakan PSBB, Work from Home dan protokol kesehatan yang mengurangi mobilitas manusia, barang, dan jasa mengakibatkan kegiatan ekonomi di berbagai sektor menurun tajam. Dampak covid- 19 yaitu dampak sosial-ekonomi yang terjadi pada perusahaan dibeberapa negara yang terjangkit yang juga berdampak pada perusahaan di Indonesia. Dampak sosial-ekonomi covid-19 tentunya berdampak pada beberapa sektor perekonomian baik sektor industri maupun jasa.

Perusahaan manufaktur subsektor property and real estate merupakan perusahaan yang dikenal dengan sebutan perusahaan yang bertahan dalam setiap kondisi apapun karena melihat potensi jumlah penduduk yang bertambah besar sehingga semakin banyak pembangunan di sektor perumahan, apartemen, pusat-pusat perbelanjaan, dan gedung-gedung perkantoran yang membuat para investor tertarik untuk menginvestasikan dananya sehingga menjadi prospek yang cerah di masa yang akan datangi[2].

Berdasarkan informasi di Jakarta, Senin (2/4/2018), Kompas.com sektor properti dinilai memiliki peranan penting dalam menyumbang pertumbuhan perekonomian nasional. Bahkan sektor ini diyakini akan mampu menjadi tolak ukur pertumbuhan ekonomi suatu saat ini. Namun kenyataannya saat ini sektor properti tampaknya mesti siap untuk menghadapi satu tahun lagi pasar lesu setelah tiga tahun belakangan mengalami siklus pelemahan yang berkelanjutan. Investor pun perlu lebih waspada dan cermat memilih emiten yang tepat bila tetap ingin berinvestasi di sektor ini [3]. Terkait dengan anggapan sektor properti yang melesu adalah karena terjadi banyak miss match antara ekspektasi pengembang dengan konsumen terkait masalah harga, sehingga membuat penyerapan properti di sejumlah lokasi lambat. Perusahaan harus menggunakan sumber dana yang tepat dalam melakukan pertumbuhan ekonominya[4].

Dengan adanya beberapa kasus pada era pandemi dan perusahaan manufaktur subsektor property andreal estate merupakan perusahaan yang dikenal dengan sebutan sebuah perusahaan yang kemungkinan akan tetap bertahan dalam setiap kondisi apapun karena dengan adanya potensi kenaikan jumlah penduduk maka dengan begitu akan ada banyak pembangunan yang bersifat kebutuhan maupun keinganan seperti, apartemen, pusat-pusat perbelanjaan, dan gedung-gedung perkantoran yang membuat para investor tertarik untuk menginvestasikan dananya sehingga menjadi prospek yang cerah di masa yang akan datang[5].

Rumusan Masalah

  1. Apakah terdapat perbedaan antara rasio solvabilitas pada perusahaan yang tergabung pada perusahaan manufaktur sub sektor properti dan real estate sebelum dan selama pandemi Covid-19?
  2. Apakah terdapat perbedaan antara rasio profitabilitas pada perusahaan yang tergabung pada perusahaan manufaktur sub sektor properti dan real estate sebelum dan selama pandemi Covid-19?
  3. Apakah terdapat perbedaan antara rasio likuiditas pada perusahaan yang tergabung pada perusahaan manufaktur sub sektor properti dan real estate sebelum dan selama pandemi Covid-19?
  4. Apakah terdapat perbedaan antara rasio aktivitas pada perusahaan yang tergabung pada perusahaan manufaktur sub sektor properti dan real estate sebelum dan selama pandemi Covid-19?

Tujuan Penelitian

a.Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara rasio solvabilitas pada perusahaan yang tergabung pada perusahaan manufaktur sub sektor properti dan real estate sebelum dan selama pandemi Covid- 19

b.Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara rasio profitabilitas pada perusahaan yang tergabung pada perusahaan manufaktur sub sektor properti dan real estate sebelum dan selama pandemi Covid-19

c.Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara rasio likuiditas pada perusahaan yang tergabung pada perusahaan manufaktur sub sektor properti dan real estate sebelum dan selama pandemi Covid- 19

d.Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara rasio aktivitas pada perusahaan yang tergabung pada perusahaan manufaktur sub sektor properti dan real estate sebelum dan selama pandemi Covid- 19

Metode Penelitian

Adapun yang menjadi objek penelitian adalah perusahaan manufaktur untuk subsektor PropertyandRealEstateselama 2019 dan 2020.

Adapun desain penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah penelitian kuantatif. Sumber data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data sekunder. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dan di dapati sebanyak 46 sampel. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan yaitu menggunakan statistik deskriptif kantitatif.

Rasio Solvabilitas

Menurut [6] bahwa: “rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (dlikuidasi). Variabel ini diproksikan dengan DebttoEquityRatioMenurut [7] bahwa: “debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsinuntuk mengetahui setiap rupiiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang”.

Rasio Profitabilitas

Profitabilitas ialah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Penelitian ini profitabilitas diprosikan dengan Returnon Assets (ROA)[8]. ROA menunjukkan kemampuan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba setelah pajak.

Rasio Likuiditas

Likuiditas merupakan rasio yang mengukur berkaitan kemampuan suatu perusahaan dalam melunasi utang ketika jatuh tempo. Tujuan adanya rasio likuiditas dalam perusahaan berguna untuk menganalisis dan mengetahui seberapa banyak utang yang akan jatuh tempo guna dapat dilakukan pembayaran secara tepat waktu[9]. Variabel ini diproksikan dengan Rasio Lancar (currentratio).

Rasio lancar (Current Ratio) merupakan rasio untuk rnengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau hutang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan dengan aktiva lancar yang dimilikinya, yaitu dengan perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar[10]. Rumus CurrentRatioSebagai berikut:

Rasio Aktifitas

Menurut [6] Rasio ini melihat pada beberapa asset kemudian menentukan berapa tingkat aktivitas aktiva-aktiva tersebut pada tingkat kegiatan tertentu. Aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam padaaktiva-aktiva tersebut Variabel ini diproksikan dengan rasio perputaran total aktiva. Sama seperti halnya rasio perputaran aktiva tetap, rasio ini menghitung efektivitas penggunaan total aktiva. Rasio yang tinggi biasanya menunjukkan manajemen yang baik, sebaliknya rasio yang rendah harus membuat manajemen mengevaluasi strategi, pemasarannya, dan pengeluaran investasi atau modalnya[11].

Rasio ini merupakan ukuran efektivitas pemanfaatan aktiva dalam menghasilkan penjualan. Semakin tinggi tingkat perputarannya semakin efektif perusahaan memanfaatkan aktivanya.

Hasil dan Pembahasan

Analisis Data Statistik Deskriptif

Figure 1.Descriptive Statistics

Variabel debt to equity ratio sebelum pandemi memiliki nilai minimum 0,12, nilai maksimum 1,84, serta nilai rata-rata 0,8017 dan standar deviasi 0,49960. Debttoequityratiosaat pandemi memiliki nilai minimum 0,04, nilai maksimum 3,48, serta nilai rata-rata 0,8843 dan standar deviasi 0,74078. Berdasarkan nilai rata-rata, debttoequityratiosaat pandemi mengalami kenaikan dibandingkan dengan debttoequityratiosebelum pandemi. Hal ini berarti debttoassetratiosebelum pandemi lebih baik daripada debttoequityratiosaat pandemi.

Variabel return on assets sebelum pandemi memiliki nilai minimum -62,66 nilai maksimum 55,54 serta nilai rata-rata 4,8413 dan standar deviasi 30,17474. Returnonassetssaat pandemi memiliki nilai minimum -82,22 nilai maksimum 87,72 serta nilai rata-rata -2,6183 dan standar deviasi 34,45635. Berdasarkan nilai rata-rata, returnonassetssaat pandemi mengalami penurunan dibandingkan dengan returnonassetssebelum pandemi. Hal ini berarti returnonassetssebelum pandemi lebih baik daripada returnonassetssaat pandemi.

Variabel currentratiosebelum adanya pandemi memiliki nilai minimum -1,00 , nilai maksimum 0,82 , serta nilai rata-rata 0,0148 dan standar deviasi 0,44089. Current ratio saat pandemi memiliki nilai minimum -3,07 , nilai maksimum 0,77, serta nilai rata-rata -0,4709 dan standar deviasi 0,89009. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa currentratiosaat pandemi mengalami penurunan dibandingkan dengan current ratio sebelum pandemi. Hal ini menunjukkan bahwa currentratiosebelum pandemi lebih baik daripada current ratio selama pandemi.

Variabel totalassetsturnoversebelum pandemi memiliki nilai minimum 0,25 , nilai maksimum 5,50, serta nilai rata-rata 1,7891 dan standar deviasi 1,27400. Totalassetsturnoversaat pandemi memiliki nilai minimum 0,20, nilai maksimum 4,70, serta nilai rata-rata 1,3217 dan standar deviasi 1,17162. Berdasarkan nilai rata-rata, totalassets turnover selama pandemi mengalami penurunan dibandingkan dengan totalassets

turnoversebelum pandemi. Hal ini berarti totalassetsturnoversebelum pandemi lebih baik daripada totalassetsturnoverselama pandemi.

Uji Normalitas

Figure 2.Uji Normalitas

Berdasarkan tabel 4.2, Hasil uji normalitas dengan Kolmogrov-Smimov pada tabel diatas menunjukkan bahwa Sig. Variabel DER Sebelum Pandemi Covid-19, DER Saat Pandemi Covid-19, ROA Sebelum Pandemi Covid-19, ROA Saat Pandemi Covid-19, CR Saat Pandemi Covid-19 dan TATO Sebelum Pandemi Covid-19 lebih besar dari (>0,05), maka dapat dinyatakan bahwa data kinerja keuangan pada periode pengamatan memiliki sebaran data yang normal, kecuali untuk variabel CR Sebelum Pandemi Covid-19 dan TATO Saat Pandemi Covid-19 memiliki data yang tidak normal karena nilai Sig lebih kecil dari (>0,05). Sehingga datanya perlu ditransformasikan ke Log, Ln, Sqrt sehingga asumsi normalitas terpenuhi dan pengujian hipotesis dilaksanakan dengan analisis statistik parametik yaitu uji Paired Sample t test.

Uji Hipotesis

A . Rasio Solvabilitas

Figure 3.Hasil Paired Sample Statististic Debt to Equity Ratio

Berdasarkan tabel 4.3, dapat diketahui bahwa rata-rata debt to equity ratio sebelum pandemi sebesar 0,8017, standar deviasi sebesar 0,49960, dan rata-rata standar eror sebesar 0,10417. Sedangkan rata-rata debt to equity ratio selama pandemi sebesar 0,8843, standar deviasi sebesar 0,74078 , dan rata-rata standar eror sebesar 0,15446. Selain itu, dapat diketahui juga bahwa rata-rata debt to equity ratio sebelum pandemi lebih kecil dibandingkan dengan ratarata debt to equity ratio selama pandemi. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara debt to equity ratio sebelum pandemi dengan debt to asset ratio selama pandemi.

Figure 4.Hasil Paired Samples Test Debt to Equity Ratio

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa t hitung dari kedua data debt to equity ratio sebesar -0,8261, degree of freedom sebesar 22, dan nilai signifikansi sebesar 0,368. Nilai signifikansi tersebut >0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara debt to equity ratio sebelum pandemi dengan debt to equity ratio selama pandemi.

B. Rasio Profitabilitas

Figure 5.Hasil Paired Sample Statististic Return On Assets

Berdasarkan tabel 4.5, dapat diketahui bahwa rata-rata return on asset sebelum pandemi sebesar 4,8413 , standar deviasi sebesar 30,17474 , dan rata-rata standar eror sebesar 6,29187. Sedangkan rata-rata return on asset selama pandemi sebesar -2,6183, standar deviasi sebesar 34,45645 , dan rata-rata standar eror sebesar 7,18465. Selain itu, dapat diketahui juga bahwa rata-rata return on asset ratio sebelum pandemi lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata return on asset ratio selama pandemi. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaanantara return on asset sebelum pandemi dengan return on asset selama pandemi.

Figure 6.Hasil Paired Samples Test Return On Assets

Berdasarkan tabel 4.6, diketahui bahwa t hitung dari kedua data return on asset sebesar -0,810, degree of freedom sebesar 22, dan nilai signifikansi sebesar 0,427. Nilai signifikansi tersebut > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara return on assets sebelum pandemi dengan return on assets selama pandemi.

C. Rasio Likuiditas

Figure 7.Hasil Paired Sample Statististic Current Ratio

Berdasarkan tabel 4.7, dapat diketahui bahwa rata-rata Current Ratio sebelum pandemi sebesar 0,0148 , standar deviasi sebesar 0,44089 , dan rata-rata standar eror sebesar 0,09193. Sedangkan rata-rata Current Ratio selama pandemi sebesar -0,4709, standar deviasi sebesar 0,89009 , dan rata-rata standar eror sebesar 0,18560. Selain itu, dapat diketahui juga bahwa rata-rata Current Ratio sebelum pandemi lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata current ratio selama pandemi. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara Current Ratio sebelum pandemi dengan Current Ratio selama pandemi.

Figure 8.Hasil Paired Samples Test Current Ratio

Berdasarkan tabel 4.8, diketahui bahwa t hitung dari kedua data current ratio sebesar 3,571 , degree of freedom sebesar 22, dan nilai signifikansi sebesar 0,002. Nilai signifikansi tersebut < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara current ratio sebelum pandemi dengan current ratio selama pandemi.

D. Rasio Aktifitas

Figure 9.Hasil Paired Sample Statististic Total Asset Turnover

Berdasarkan tabel 4.9, dapat diketahui bahwa rata-rata Total Asset Turnover sebelum pandemi sebesar 1,7891 , standar deviasi sebesar 1,27400 , dan rata-rata standar eror sebesar 0,26565. Sedangkan rata-rata Total Asset Turnover selama pandemi sebesar 1,3217, standar deviasi sebesar 1,17162 , dan rata-rata standar eror sebesar 0,24430 Selain itu, dapat diketahui juga bahwa rata-rata Total Asset Turnover sebelum pandemi lebih besar dibandingkan dengan rata-rata Total Asset Turnover selama pandemi. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara Total Asset Turnover sebelum pandemi dengan Total Asset Turnover selama pandemi.

Figure 10.Hasil Paired Samples Test Total Asset Turnover

Berdasarkan tabel 4.10, diketahui bahwa t hitung dari kedua data TotalAssetTurnoversebesar 2,451

, degree of freedom sebesar 22, dan nilai signifikansi sebesar 0,023. Nilai signifikansi tersebut < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara TotalAssetTurnoversebelum pandemi dengan TotalAssetTurnoverselama pandemi.

Pembahasan

Figure 11.Hasil Hipotesis

Berdasarkan pada hasil penelitian yang mengacu pada pengolahan data sesuai dengan judul penelitian, permasalahan dan hipotesis penelitian, maka pada penelitian ini yang perlu dijelaskan sebagai berikut :

1. Perbedaan Debt to Equity Ratio sebelum pandemi Covid-19 dan Selama Pandemi Covid-19 pada Perusahaan Manufaktur subsektor Property and Real Estate yang terdaftar di BEI tahun 2019- 2020.

Pengujian variabel debt to equity ratio menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,368. Nilai signifikansi tersebut > 0,05. Hal ini disebabkan laba yang diperoleh 23 perusahaan menurun dari tahun 2019 ke tahun 2020. Penurunan laba tersebut mengakibatkan ekuitas perusahaan juga menurun, karena laba yang dibawa ke akun saldo laba pada ekuitas menjadi sedikit. Ekuitas yang digunakan sebagai penyebut pada debt to equity ratio sangat mempengaruhi hasil rasio ini. Semakin tinggi ekuitas yang dimiliki perusahaan, maka semakin rendah rasio yang dihasilkan. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah ekuitas perusahaan, maka semakin tinggi rasio yang dihasilkan.

Semakin tinggi debt to equity ratio, maka semakin kurang baik keadaan perusahaan karena keuangan perusahaan yang diperoleh dari kreditor lebih besar dibandingkan dengan modalnya sendiri. Begitu juga sebaliknya semakin rendah debt to equity ratio, maka semakin baik keadaan perusahaan. Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa perusahaan yang memiliki debt to equity ratio lebih baik selama adanya pandemi yang dikarenakan ekuitas perusahaan memiliki kapasitas yang tinggi untuk menjamin liabilitasnya, dibandingkan dengan debt to equity ratio sebelum adanya pandemi Covid-19 dan perusahaan yang memiliki debt to equity ratio kurang baik selama adanya pandemi yang dikarenakan ekuitas perusahaan memiliki tidak berkapasitas tinggi untuk menjamin liabilitasnya, dibandingkan dengan debt to equity ratio sebelum adanya pandemi Covid-19.

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa t hitung dari kedua data debt to equity ratio sebesar

-0,8261, degree of freedom sebesar 22, dan nilai signifikansi sebesar 0,368. Nilai signifikansi tersebut

>0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan Ha di tolak karena secara statistik tidak terdapat perbedaan antara debt to equity ratio sebelum pandemi dengan debt to equity ratio selama pandemi.

2. Perbedaan Return on Assets sebelum pandemi Covid-19 dan Selama Pandemi Covid-19 pada Perusahaan Manufaktur subsektor Property and Real Estate yang terdaftar di BEI tahun 2019- 2020.

Pengujian variabel return on asset menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,427. Nilai signifikansi tersebut > 0,05. Hal ini disebabkan laba yang diperoleh 23 perusahaan menurun dari tahun 2019 ke tahun 2020, dengan adanya penurunan laba maka perusahaan tidak dapat menambah asset perusahaan. Semakin tinggi ROA semakin baik pula kemampuan perusahaan dalam mengelola asetnya.

Berdasarkan tabel 4.6, diketahui bahwa t hitung dari kedua data return on asset sebesar - 0,810, degree of freedom sebesar 22, dan nilai signifikansi sebesar 0,427. Nilai signifikansi tersebut

> 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan Ha di tolak karena secara statistik tidak terdapat perbedaan antara return on asset sebelum pandemi dengan return on asset selama pandemi.

3. Perbedaan Current Ratio sebelum pandemi Covid-19 dan Selama Pandemi Covid-19 pada Perusahaan Manufaktur subsektor Property and Real Estate yang terdaftar di BEI tahun 2019- 2020.

Pengujian variabel Current Ratio menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,002, nilai signifikansi tersebut < 0,05. Maka berdasarkan hasil pengujian terdapat perbedaan current ratio antara sebelum dan selama adanya pandemi Covid-19. Perbedaan tersebut adanya perusahaan yang memiliki current ratio kurang baik selama adanya pandemi yang dikarenakan perusahaan masih belum maksimal mengelola aset lancarnya yang menyebabkan aset lancar tersebut memiliki kontribusi yang kurang dalam menjamin liabilitas lancarnya, dibandingkan dengan current ratio sebelum adanya pandemi Covid19.

Hal ini dikarenakan pandemi yang berlangsung cukup lama, sehingga aset dari perusahan menurun dan aset lancar yang dimiliki kurang mampu untuk menutup atau melunasi liabilitas jangka pendeknya. Dengan begitu membuat perusahaan menjadi perusahaan yang kurang likuid dibandingkan dengan yang lain. Likuid atau tidaknya perusahaan dapat dilihat Ketika perusahaan mampu untuk menutup atau melunasi liabilitas jangka pendeknya menggunakan aset lancarnya. Semakin rendah current ratio, maka semakin tidak baik keadaan perusahaan karena aset lancar yang dimiliki perusahaan sedikit untuk melunasi liabilitas lancarnya. Begitu juga sebaliknya semakin tinggi current ratio, maka semakin baik keadaan perusahaan.

Berdasarkan tabel 4.8, diketahui bahwa t hitung dari kedua data current ratio sebesar 3,571 , degree of freedom sebesar 22, dan nilai signifikansi sebesar 0,002. Nilai signifikansi tersebut < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha di terima karena secara statistik terdapat perbedaan antara currentratiosebelum pandemi dengan currentratioselama pandemi.

4. Perbedaan Total Asset Turnover sebelum pandemi Covid-19 dan Selama Pandemi Covid-19 pada Perusahaan Manufaktur subsektor Property and Real Estate yang terdaftar di BEI tahun 2019- 2020.

Pengujian variabel Total Asset Turnover menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,023. Nilai signifikansi tersebut < 0,05. Maka berdasarkan hasil pengujian terdapat perbedaan total assets turnover antara sebelum dan selama adanya pandemi Covid-19. Perbedaan tersebut disebabkan pendapatan atau penjualan yang diperoleh mayoritas perusahaan menurun dari tahun 2019 ke tahun 2020. Di sisi lain aset perusahaan sudah dimiliki sebelum pandemi berlangsung. Dengan artian bahwa aset tetap perusahaan sudah dimiliki sebelum pandemi berlangsung dan tidak terjadi penjualan atau pembelian aset. Pendapatan atau penjualan yang digunakan sebagai pembilang pada total assets turnover sangat mempengaruhi hasil rasio ini. Semakin tinggi pendapatan atau penjualan yang dimiliki perusahaan, maka semakin tinggi rasio yang dihasilkan. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah pendapatan atau penjualan perusahaan, maka semakin rendah rasio yang dihasilkan.

Semakin rendah total assets turnover, maka semakin tidak baik keadaan perusahaan karena total aset perusahaan berkapasitas lebih yang berarti perusahaan belum bisa mengoptimalkan pengelolaan asetnya. Begitu juga sebaliknya semakin tinggi total assets turnover, maka semakin baik keadaan perusahaan karena dapat mengoptimalkan pengelolaan asetnya.

Berdasarkan tabel 4.10, diketahui bahwa t hitung dari kedua data TotalAssetTurnoversebesar 2,451 , degree of freedom sebesar 22, dan nilai signifikansi sebesar 0,023. Nilai signifikansi tersebut < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha di terima karena secara statistik terdapat perbedaanantara TotalAssetTurnoversebelum pandemi dengan TotalAssetTurnoverselama pandemi.

Simpulan

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh bukti mengenai Kinerja keuangan sebelum dan pada saat adanya Pandemi Covid-19. Adapun sampel yang digunakan sebanyak 23 perusahaan yang diobservasi selama 2 tahun dengan rentang tahan 2019 sampai dengan tahun 2020.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan di Rasio Solvabilitas (Debt to Equity Ratio) pada kinerja keuangan perusahaan sebelum dan selama pandemi covid-19. Nilai signifikansi tersebut >0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha di tolak.

2. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan Rasio Profitabilitas (Return on Asset) pada kinerja keuangan perusahaan sebelum dan selama pandemi covid-19. Nilai signifikansi tersebut > 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha di tolak.

3. Terdapat perbedaan yang signifikan di Rasio Likuiditas (Current Ratio) pada kinerja keuangan perusahaan sebelum dan selama pandemi covid-19. Nilai signifikansi tersebut < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha di terima.

4. Terdapat perbedaan yang signifikan di Rasio Aktifitas (Total Asset Turnover) pada kinerja keuangan perusahaan sebelum dan selama pandemi covid-19. Nilai signifikansi tersebut < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha di terima.

References

  1. Faisal, A., Samben, R., & Pattisahusiwa, S. (2018). Analisis kinerja keuangan. Kinerja, 14(1), 6. https://doi.org/10.29264/jkin.v14i1.2444
  2. Fajrin, P. H., & Laily, N. (2016). Analisis Profitabilitas dan Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. Jurnal Ilmu Dan Riset Manajemen, 5(6), 01-17.
  3. Fidhayatin, S. K., & Uswati Dewi, N. H. (2012). Analisis Nilai Perusahaan, Kinerja Perusahaan Dan Kesempatan Bertumbuh Perusahaan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Listing Di Bei. The Indonesian Accounting Review, 2(02), 203. https://doi.org/10.14414/tiar.v2i02.96
  4. Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
  5. Halim, A. (2010). Dasar-dasar Akuntansi Biaya. Edisi 4. Yogyakarta: BPFE.
  6. Hery. (2016). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Penerbit Grasindo.
  7. Hidayat, M. (2021). Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dan Nilai Perusahaan Sebelum Dan Disaat Pandemi Covid 19 Comparison. Jurnal Akuntansi, 15, 9–17.
  8. Jumingan. (2006). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
  9. Kasmir. (2017). Analisa Laporan Keuangan. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta.
  10. Lestari, C. P.(2020). Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran Perusahaan dan Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Perusahaan Sektor Property dan Real Estate yang terdaftar di BEI tahun 2018. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Univesitas Muhammadiyah Malang.
  11. Lumenta, M., Gamaliel, H., & Latjandu, L. D. (2021). Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Transportasi Sebelum Dan Saat Pandemi Covid-19. Emba, 9(3), 341–354.
  12. Maryanti, E. (2016). Analisis Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan, Pertumbuhan Penjualan dan Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdafatar di Bursa Efek Indonesia. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 1(2). 2016
  13. Meldi. (2018). ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT PLN (Persero) WILAYAH SULAWESI SELATAN, TENGGARA, DAN BARAT SEBELUM DAN SAAT PANDEMI COVID-19 Alpriyanti. Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952., 5–24.
  14. Ninda Nurlisa. (2021). Perbedaan Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur Sebelum Dan Semasa Pandemi Covid-19 (Studi Kasus Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia). Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Univesitas Muhammadiyah Palembang, 19.
  15. Pongoh, M. (2013). Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pt. Bumi Resources Tbk. Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 1(3), 669–679. https://doi.org/10.35794/emba.v1i3.2135
  16. Pramana, A. (2012). Analisis Perbandingan Trading Volume Activity dan Abnormal Return Sebelum Dan Sesudah Pemecah Saham (Studi kasus pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2011). Juornal Management Diponegoro, 1–9. jurnalmahasiswa.stiesia.ac.id
  17. Prasetya, V. (2021). Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum Dan Saat Pandemi Covid 19 Pada Perusahaan Farmasi Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis Dan Manajemen, 5(2), 579–587.
  18. Prastowo, D. (2011). Analisis Laporan Keuangan. Edisi Ketiga. YKPN: Jakarta.
  19. Prayitno. (2010). Layanan Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok. Universitas Negeri Padang.
  20. Ramadhani, A., Sodik, & Gunarianto. (2021). Pengaruh Csr Dan Profitabilitas Pada Nilai Perusahaan Dengan Firm Size Sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan Property …. Jurnal Ilmu Manaj, 7(1), 14–21. http://publishing-widyagama.ac.id/ejournal-v2/index.php/jim/article/view/2544
  21. Riduan, N. W., Anggrani, D., & Zainuddin. (2021). Analisis Rasio Keuangan Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Saat Pandemi Covid-19 Pada PT Semen Indonesia Persero Tbk. Conference on Economic and Business Innovation, 1(1), 1–11.
  22. Samsul, M. (2015). Pasar Modal Dan Manajemen Portofolio. Edisi 2. Jakarta: Erlangga.
  23. Sartono, A. (2011). Manajemen Keuangan, Teori Dan Aplikasi. Edisi Keempat. Yogyakarta : Bpfe.
  24. Sawir, A. (2012). Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
  25. Sindi, M. (2017). Analisis kinerja keuangan desa menggunakan rasio kemandirian, rasio efektifitas, rasio efisiensi dan rasio pertumbuhan di desa landungsari kecamatan dau, kabupaten malang.
  26. Stenyverens J.D Lasut, Paulina Van Rate, dan M. C. R. (2018). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Dan Likuiditas Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 6(1), 11–21. https://doi.org/10.35794/emba.v6i1.18705
  27. Sudana, I. M. (2015). Manajemen Keuangan Perusahaan, Teori Dan Praktik. Edisi 2. Jakarta: Erlangga.
  28. Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R &. D, Alfabeta. Bandung.
  29. Sullivan, V. S., & Widoatmodjo, S. (2021). Kinerja Keuangan Bank Sebelum Dan Selama Pandemi (COVID – 19). Jurnal Manajerial Dan Kewirausahaan, 3(1), 257. https://doi.org/10.24912/jmk.v3i1.11319
  30. Setiyono, W. P & Aini, M.N. (2014). Analisis Kinerja Keuangan Perbankan dengan Menggunakan Metode Camel (Studi Kasus pada PT. BPR Buduran Delta Purnama). Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Jurnal Bisnis, Manajemen & Perbankan Vol. 1 No. 2. ISSN 2338-4409.
  31. Violandani, D. S. (2021). Analisis Komparasi Rasio Keuangan Sebelum Dan Selama Pandemi Covid-19 Pada Perusahaan Terbuka Yang Terdaftar Pada Indeks Lq45. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.