Abstract
Financial performance is important in the company's financial system, because good financial performance will support the company's goals. This research method uses quantitative, this research uses purposive sampling, namely by taking the points needed by researchers with a sample of 20 freight forwarding companies in Sidoarjo with a total of 80 questionnaires. The test results between the variables of financial literacy, financial planning0 and 0 financial management 0 which have the greatest significant value on financial performance are financial literacy, which is 0.003. For 0 variable 0 financial planning of 00.039 and 0 financial management 0 of 00.008. While 0 in the multiple linear regression analysis has a value of 0 constant 0 of 0-3,952. This means that if 0 independent variable = 0.0 then the dependent variable will have a value of -3.952. Where the negative sign here indicates that there is a financial decline.
Pendahuluan
Seiring dengan perkembangan zaman, manajemen keuangan yang baik sangat diperlukan. Hal ini agar perusahaan dapat melakukan aktivitasnya dengan efektif sehingga dapat mengontrol pemasukkan dan pengeluaran. Karena0manajemen0keuangan0yang0baik akan0mempermudah0dalam0mencapai tujuan dan kesejahteraan perusahaan. Sehingga0perusahaan0dapat0terus berkembang dan0bersaing0dengan kompetitor. Dalam perusahaan jasa angkutan tentu juga diperlukan manajemen keuangan yang baik dan sistematis.
Karena menurut survei dilapangan, beberapa perusahaan jasa angkutan masih menggunakan cara yang tidak tersistem atau bisa dibilang melakukan pencatatan tetapi hanya sebatas pengaturan pengeluaran dan pendapatan. Tentunya cara ini tidaklah efektif, mengingat kebanyakan perusahaan jasa angkutan telah menggunakan cara yang modern.Sehingga perlu dilakukannya sebuah penelitian mengenai permasalahan tersebut, agar dapat diketahui hasilnya secara ilmiah dan dapat digunakan untuk perusahaan jasa angkutan yang diteliti.
Karena keuangan dalam perusahaan juga merupakan hal yang perlu diperhatikan agar perusahaan mampu bersaing dengan kompetitor dan meninggalkan pengaturan keuangan yang lama. Kinerja keuangan adalah usaha yang dilakukan untuk mengukur dan mengetahui seberapa besar keberhasilan yang telah dicapai baik dalam laba, prospek, pertumbuhan dan perkembangan perusahaan.
Dengan0meningkatnya0kinerja0keuangan0perusahaan akan dapat mencapai tujuan0dari0didirikannya perusahaan tersebut. Literasi keuangan, merupakan hal penting dalam keuangan dimana literasi keuangan juga merupakan skill agar mampu mengelola keuangan secara efektif untuk kesejahteraan perusahaan.0Indikator0yang digunakan untuk mengetahui literasi keuangan yaitu: pengetahuan umum keuangan, tabungan dan pinjaman, asuransi dan investasi. Perencanaan keuangan adalah merencanakan segala sesuatu aktivitas keuangan yang berkaitan dengan usaha, baik itu perencanaan kecil atau besar. Menurut (Hermayanti, Gede, Sukartha dan Made, 2019) bahwa dengan meningkatnya kinerja keuangan perusahaan akan dapat mencapai tujuan dari didirikannya perusahaan tersebut[1]. Menurut (Erakipia, Felix, Gamaliel dan Hendrik, 2016) bahwa perhitungan rasio-rasio keuangan, hampir keseluruhan menunjukkan tingkat efisien yang baik maka dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan UMKM Amungme dan Kamoro telah efisien[2].
Menurut Ariani dan Sofi (2016), indikator yang digunakan untuk mengetahui literasi keuangan yaitu: pengetahuan umum keuangan, tabungan dan pinjaman, asuransi dan investasi[3]. Hal ini agar dapat meminimalisir kerugian dan mengoptimalkan keuntungan. Pengelolaan keuangan adalah cara untuk mengelola uang yang didapatkan atau dikeluarkan, agar keuangan perusahaan lebih tertata. Pengelolaan keuangan yang baik juga merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan atau kegagalan perusahaan dalam usahanya. Manajer keuangan dituntut untuk terampil dan yakin pada keuangan yang ada. Karena dibalik resiko yang besar terdapat profityang besar pula dan begitu juga sebaliknya. Hal ini tentunya akan mempengaruhi perusahaan dalam mengambil keputusan dan pengelolaan keuangannya.
Menurut Manurung (2012), literasi keuangan adalah seperangkat keterampilan dan pengetahuan yang memungkinkan seorang individu untuk membuat keputusan secara efektif dengan semua sumber daya keuangan yang dimiliki[4]. Menurut Remund (2010), literasi keuangan adalah pengetahuan yang digunakan untuk mengelola keuangan dan pengambilan keputusan keuangan[5].
Metode Penelitian
A. Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini yang dijadikan lokasi penelitian oleh penulis adalah perusahaan-perusahaan jasa angkutan yang berada di kota Sidoarjo.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah 20 perusahaan jasa angkutan di kota Sidoarjo. Adapun metode yang digunakan dalam penentuan sampel penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan mengambil poin-poin yang dibutuhkan oleh peneliti.
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang didapatkan melalui kuesioner yang di isi oleh responden. Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dengan memberikan angket/kuesioner kepada 20 perusahaan jasa angkutan di Sidoarjo.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan kuesioner dan observasi. Dalam kuesioner penulis memberikan pernyataan kepada responden dengan poin-poin atau masalah yang dibutuhkan dalam penelitian. Data-data tersebut kemudian dikelompokkan dan diolah menggunakan SPSS.
E. Kerangka Konseptual
Keterangan :
: Secara Simultan
: Secara Parsial
1. H1 : Persial0X10terhadap Y
2. H2 : Parsial0X20terhadap Y
3. H3 : Parsial0X30terhadap Y
4. H4 : Simultan0X1,0X2,0dan0X30terhadap0Y
F. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari penelitian yang akan dilakukan, yang mana kebenarannya perlu diuji serta dibuktikan melalui penelitian. Hipotesis dalam penelitian berikut ini adalah sebagai berikut:
H1 : Literasi keuangan bepengaruh positif terhadap kinerja keuangan.
H2 : Perencanaan keuangan berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan.
H3 : Pengelolaan keuangan berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan.
H4 : Literasi keuangan, perencanaan keuangan dan pengelolaan keuangan secara simultan berpengaruh terhadap kinerja keuangan.
Hasil dan Pembahasan
A. Analisis-Data
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keabsahan (validitas) suatu alat ukur. Alat ukur dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Tinggi-rendahnya alat ukur menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Uji Validitas dilaksanakan dengan rumus korelasi bivariate person dengan alat bantu program SPSS versi 22. Dalam Uji Validitas dikatakan valid jika rhitung > rtabel pada nilai signifikansi 5%. Adapun hasil dari uji validitas adalah sebagai berikut:
Variabel | rhitung | rtabel 5%(80) | Keterangan |
0,512 | 0,220 | Valid | |
0,302 | 0,220 | Valid | |
Literasi Keuangan (X1) | 0,573 | 0,220 | Valid |
0,385 | 0,220 | Valid | |
0,799 | 0,220 | Valid | |
0,594 | 0,220 | Valid | |
0,630 | 0,220 | Valid | |
Perencanaan Keuangan | 0,464 | 0,220 | Valid |
0,541 | 0,220 | Valid | |
0,482 | 0,220 | Valid | |
0,551 | 0,220 | Valid | |
0,500 | 0,220 | Valid | |
Pengelolaan Keuangan | 0,452 | 0,220 | Valid |
0,687 | 0,220 | Valid | |
0,434 | 0,220 | Valid | |
0,287 | 0,220 | Valid | |
Kinerja Keuangan | 0,301 | 0,220 | Valid |
0,870 | 0,220 | Valid | |
0,924 | 0,220 | Valid |
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pengertian bahwa alat ukur dapat dipercaya sebagai alatpengumpulan data karena alat ukur tersebut sudah baik. Alat ukur yang baik tidak akan bersifat tendensius atau mengarahkan responden untuk mengikuti jawaban tertentu. Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0,60. Jika hasil Cronbach’s Alpha < 0,60, maka dikatakan tidak reliabel. Adapun hasil dari uji reliabilitas adalah sebagai berikut:
Variabel | Cronbach’s Alpha | Alpha | Keterangan |
Literasi0Keuangan (X1) | 0,353 | 0,60 | Reliabel |
Perencanaan0Keuangan (X2) | 0,396 | 0,60 | Reliabel |
Pengelolaan0Keuangan (X3) | 0,325 | 0,60 | Reliabel |
Kinerja Keuangan (Y) | 0,572 | 0,60 | Reliabel |
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Linearitas
Uji linearitas merupakan langkah untuk mengetahui status linier tidaknya suatu0distribusi0data penelitian. Hasil.linearitas.akan.menentukan teknik.analisis regresi0yang akan digunakan.0Adapun hasil dari uji linearitas.adalah0sebagai berikut:
Variabel | Sig. | Alpha | Keterangan |
Literasi Keuangan (X1) | 0,135 | 0,05 | Terdapat hubungan yang linear |
Perencanaan . Keuangan (X2) | 0,017 | 0,05 | Tidak0terdapat hubungan0yang.linear |
Pengelolaan Keuangan (X3) | 0,598 | 0,05 | Terdapat hubungan yang linear |
b. Uji Normalitas
Uji.normalitas0bertujuan untuk mengetahui.apakah variabel.bebas.dan variabel terikat.berdistribusi normal0atau tidak normal..Untuk mengetahui normal tidaknya sebuah distribusi, dapat0menggunakan grafik0histogram. Data0dinyatakan berdistribusi normal jika membentuk garis0kurva yang cenderung simetris terhadap mean. Adapun hasil dari uji normalitas adalah sebagai.berikut:
Asymp. Sig. | Kriteria | Keterangan |
0,200 | > 0,05 | Berdistribusi Normal |
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi adalah menguji apakah dalam sebuah model linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Uji autokorelasi dapat menggunakan uji Durbin Watson (DW). Adapun hasil dari uji autokorelasi adalah sebagai berikut:
D-W | dl | du | 4-du | Kriteria | Kesimpulan |
1,869 | 15,600 | 17,153 | 22,847 | 1,7153 < 1,869 < 2,2847 | Tidak terjadi Autokorelasi |
d. Uji Multikolinearitas
Untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya problem multikolinearitas atau tidak, atau untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara sesama variabel indipenden/variabel bebas, dilakukan dengan melalui uji multikolinearitas. Untuk mengetahui apakah terjadi problem multikolinearitas atau tidak, dilakukan dengan mengamati besarnya nilai VIF (Variance Inflatio Factor). Jika besarnya nilai VIF lebih kecil dari 10(<10) ini memberi indikasi tidak ada problem multikolinearitas, demikian pula sebaliknya. Adapun hasil dari uji multikolinearitas adalah sebagai berikut:
Variabel | Tolerance | VIF | Keterangan |
Literasi 0 Keuangan | 0,609 | 1,643 | Tidak terjadi Multikolinearitas |
Perencanaan 0 Keuangan | 0,816 | 1,225 | Tidak terjadi Multikolinearitas |
Pengelolaan Keuangan | 0,608 | 1,645 | Tidak terjadi Multikolinearitas |
e. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas adalah menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Adapun hasil dari uji heteroskedastisitas adalah sebagai berikut:
Variabel | thitung | Sig. | Keterangan |
Literasi 0 Keuangan | 0,140 | 0,889 | Tidak terjadi Heteroskedastisitas |
Perencanaan 0 Keuangan | 1,493 | 0,140 | Tidak terjadi Heteroskedastisitas |
Pengelolaan 0 Keuangan | -0,299 | 0,766 | Tidak terjadi Heteroskedastisitas |
4. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda adalah suatu persamaan yang menggambarkan pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap variabel terikat. Analisis ini digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, serta untuk menunjukkan arah hubungan variabel-variabel tersebut. Analisis ini akan membentuk sebuah persamaan yang dapat dijelaskan hasilnya dibawah ini:
Variabel | Koefisien β | Standar Error |
Konstanta | -3,952 | 2,782 |
Literasi Keuangan | 0,334 | 0,109 |
Perencanaan Keuangan | 0,239 | 0,114 |
Pengelolaan Keuangan | 0,380 | 0,139 |
Persamaan regresi yang dapat dihasilkan sebagai berikut:
Y = -3,952 + 0,334X1 + 0,239X2 + 0,380X3 + e
Dari persamaan diatas maka dapat dijadikan acuan untuk diinterpretasikan sebagai berikut:
i. Koefisien Konstanta bernilai negatif
Artinya jika variabel Literasi Keuangan, Perencanaan Keuangan dan Pengelolaan Keuangan = 0, maka nilai variabel terikat akan bernilai sebesar -3,952. Dengan kata lain, apabila Literasi Keuangan, Perencanaan Keuangan dan Pengelolaan Keuangan tidak memberikan pengaruh maka Kinerja Keuangan akan bernilai sebesar -3,952, dimana tanda negatif disini menunjukkan bahwa sedang terjadinya penurunan keuangan.
ii. Koefisien Literasi Keuangan bernilai positif
Artinya setiap kenaikan Literasi Keuangan yang dimiliki pegawai keuangan meningkat, akan disertai dengan peningkatan Kinerja Keuangan juga. Sedangkan setiap penurunan Literasi Keuangan yang dimiliki pegawai keuangan menurun, akan disertai dengan penurunan Kinerja Keuangan.
iii. Koefisien Perencanaan Keuangan bernilai positif
Artinya setiap kenaikan Perencanaan Keuangan yang dimiliki pegawai keuangan meningkat, akan disertai dengan peningkatan Kinerja Keuangan juga. Sedangkan setiap penurunan Perencanaan Keuangan yang dimiliki pegawai keuangan menurun, akan disertai dengan penurunan Kinerja Keuangan.
iv. Koefisien Pengelolaan Keuangan bernilai positif
Artinya setiap kenaikan Pengelolaan Keuangan yang dimiliki pegawai keuangan meningkat, akan disertai dengan peningkatan Kinerja Keuangan juga. Sedangkan setiap penurunan Pengelolaan Keuangan yang dimiliki pegawai keuangan menurun, akan disertai dengan penurunan Kinerja Keuangan.
5. Uji Hipotesis
Pengujian ini dilakukan untuk melakukan pembuktian hipotesis yang didasarkan pada penelitian yang sudah ada. Pengujian ini meliputi uji t, uji F dan koefisien determinan. Adapun hasil dari uji hipotesis adalah sebagai berikut:
Variabel | t hitung | Sig. | Keterangan |
X1 | 3,052 | 0,003 | Signifikan |
X2 | 2,101 | 0,039 | Signifikan |
X3 | 2,739 | 0,008 | Signifikan |
F hitung | 20,966 | R | 0,673 |
F Sig. | 0,000 | R Square | 0,453 |
B. Pembahasan
a. Pengaruh Literasi Keuangan terhadap Kinerja Keuangan
Hasil analisis penelitian ini menunjukkan bahwa literasi keuangan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan. Ini menggambarkan bahwa semakin tinggi literasi keuangan yang dimiliki pegawai keuangan maka akan semakin tinggi pula kinerja keuangan yang akan dilakukan pegawai keuangan pada kinerja keuangan. Dengan hasil penelitian diatas yang menunjukkan bahwa literasi keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan, maka hal ini membuktikan bahwa literasi keuangan sangat dibutuhkan untuk pegawai keuangan dalam mengatur keuangan perusahaan.
b. Pengaruh Perencanaan Keuangan terhadap Kinerja Keuangan
Hasil analisis penelitian ini menunjukkan bahwa perencanaan keuangan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan. Hal ini menggambarkan bahwa semakin tinggi perencanaan keuangan yang dimiliki pegawai keuangan maka akan semakin tinggi pula kinerja keuangan yang akan dilakukan pegawai keuangan pada kinerja keuangan. Hasil penelitian diatas yang menunjukkan bahwa perencanaan keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan, maka hal ini membuktikan bahwa perencanaan keuangan sangat dibutuhkan untuk pegawai keuangan dalam mengatur keuangan perusahaan.
c. Pengaruh Pengelolaan Keuangan terhadap Kinerja Keuangan
Hasil analisis penelitian ini menunjukkan bahwa pengelolaan keuangan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan. Hal ini menggambarkan bahwa semakin tinggi pengelolaan keuangan yang dimiliki pegawai keuangan maka akan semakin tinggi pula kinerja keuangan yang akan dilakukan pegawai keuangan pada kinerja keuangan. Dengan hasil penelitian diatas yang menunjukkan bahwa pengelolaan keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan, maka hal ini membuktikan bahwa pengelolaan keuangan sangat dibutuhkan untuk pegawai keuangan dalam mengatur keuangan perusahaan.
d. Pengaruh Literasi Keuangan, Perencanaan Keuangan dan Pengelolaan Keuangan terhadap Kinerja Keuangan secara simultan
Secara bersama sama literasi keuangan, perencanaan keuangan dan pengelolaan keuangan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan. Hal ini menandakan bahwa semakin tinggi tingkat literasi keuangan, perencanaan keuangan dan pengelolaan keuangan maka akan semakin tinggi pula kinerja keuangan perusahaan. Dengan hasil penelitian diatas yang menunjukkan bahwa literasi keuangan, perencanaan keuangan dan pengelolaan keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan, maka hal ini membuktikan bahwa variabel independen tersebut sangat dibutuhkan untuk pegawai keuangan dalam mengatur keuangan perusahaan.
Simpulan
Berdasarkan pembahasan mengenai pengaruh literasi keuangan, perencanaan keuangan, pengelolaan keuangan terhadap kinerja keuangan pada perusahaan jasa angkutan di Sidoarjo, yang penulis sajikan dalam Bab IV maka penulis menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
- Hasil pengujian literasi keuangan, perencanaan keuangan dan pengelolaan keuangan menunjukkan bahwa secara parsial memiliki pengaruh signifikan yang positif terhadap kinerja keuangan.
- Hasil pengujian literasi keuangan, perencanaan keuangan dan pengelolaan keuangan menunjukkan bahwa secara simultan memiliki pengaruh signifikan yang positif terhadap kinerja keuangan.
- Hasil pengujian diantara variabel literasi keuangan, perencanaan keuangan dan pengelolaan keuangan yang memiliki pengaruh paling signifikan terhadap kinerja keuangan adalah literasi keuangan dengan nilai signifikan 0,003. Sedangkan untuk variabel perencanaan keuangan memiliki nilai signifikan 0,039 dan variabel pengelolaan keuangan dengan nilai signifikan 0,008.
References
- Ariani & Sofi. (2016). Pengaruh Literasi Keuangan, Locus Of Control, dan Etnis Terhadap Pengambilan Keputusan Investasi, Skripsi S1, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas, Surabaya.
- Erakipia, A. Felix., & Gamaliel, H. (2016). Analisis Laporan Keuangan Sebagai Dasar Penilaian Kinerja
- Hermayanti, L. Gede., & Sukartha, I. Made. (2019). Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Instutional, dan Pengungkapan CSR Pada Kinerja Keuangan Perusahaan. Akuntansi, XXVII, 1703-173.
- Manurung, E.M., dan Barlian, I. 2012. From small to significant: Innovation process in small medium creative businesses. International Journal of Innovation, Management and Technology. 3(6). 788 - 792.
- Remund, D. 2010. Financial Literacy Explicated: The0Case for a Clear Definition in an Increasingly Complex Economy. The Journal of Consumer Affairs. Vol. 8, 170-184.