Abstract
The Wafa method is one of the methods used to memorize the Qur'an by maximizing the right brain. This method has the characteristics of reading the Koran with hijaz rhythm, learning with sound equations, as well as syllable grouping, and in this wafa method using movements according to the translation of the verse. The purpose of this study is to determine the application of the success of the wafa method in improving the memorization of students and to determine the success of the wafa method in improving the memorization of students at the Integrated Islamic Elementary School Nurul Fikri Sidoarjo. This study uses qualitative research using a phenomenological approach. The subjects in this study were the coordinator of the Qur'anic teacher and the Qur'an tahfidz team. The types of data sources obtained are primary and secondary data sources. Data collection techniques used are observation, interviews, and documentation. While the data analysis techniques used in this study are data reduction, data condensation, data presentation and data verification. The results of this study found that in the process of learning the Qur'an and Tahfidz at the Integrated Islamic Elementary School Nurul Fikri Sidoarjo applied the Wafa method using the TANDUR strategy (Grow, Natural, Peaceful, Demonstration, Repeat and Celebrate) which was packaged in five stages (opening practice, teaching , assessment and closing). In the aspect of Tahfidz, it uses Hijaz rhythm with ascending, medium, and low scales. With the use of strategies from the 5P concept as seen from the acquisition of students' memorization of the Koran, it can be said that the application of the Wafa method in improving students' memorization and the success of the wafa method in improving memorization can be said to run very well and effectively because considering that most students already have the option to complete memorization of the specified juz and able to achieve more than the targeted memorization.
Pendahuluan
Seluruh umat islam diwajibkan untuk membaca al-qur’an serta mengamalkannya. Dalam al-qur’an terkandung ajaran-ajaran pokok yang bertujuan untuk diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai ummat islam yang patuh akan Al-qur’an dan mempercayai sebagai pedoman hidup manusia, maka harus menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah SWT.
Al-Quran merupakan kitab suci utama bagi ummat islam kalam Allah SWT yang dipercayai oleh ummat islam bahwa kitab ini diturunkan oleh Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW. Fungsi dari al-qur’an yakni sebagai petunjuk bagi ummat manusia hingga akhir zaman untuk menuju jalan yang benar.fungsi dari kitab suci ini juga sebagai penyempurna kitab-kitab dari sebelumnya.
Pada aspek pendidikan sebagai umat muslim kita diwajibkan untuk belajar membaca serta memahami Alquran untuk kehidupan sehari-hari. Karena kandungan dari ayat-ayat AlQuran merupakan pedoman untuk membimbing serta mengarahkan manusia kepada jalan yang benar. Oleh karena itu, kita sangat dianjurkan untuk mengajarkan kembali kepada orang lain seperti keluarga, tetangga, teman, dan lain sebagainya. Pendidikan ialah hal yang paling penting dalam kehidupan manusia. Dalam pendidikan manusia berhak untuk mendapatkan serta berharap untuk selalu dapat berkembang dalam pendidikan. Pendidikan dalam arti luas merupakan proses kehidupan untuk mengembangkan diri dari setiap individu untuk bisa hidup dan melangsungkan kehidupannya. Dalam arti sempit bisa diartikan sebagai suatu pengajaran yang diselenggarakan pada lembaga sekolah sebagai pendidikan formal.
Mengingat Al-Qur'an adalah tindakan setiap individu menanamkan materi ke dalam ingatannya Menghafal Al-Qur'an tentu bukan sesuatu yang merepotkan jika seseorang mempertahankannya dengan menggunakan strategi atau teknik yang unik. Ini dapat mempermudah seseorang untuk mempertahankan. Seorang guru pasti memainkan peran penting untuk hasilnya, semuanya setara. Seorang pengajar juga harus memiliki pilihan untuk mengetahui bagaimana perkembangan perkembangan siswa yang memiliki berbagai kemungkinan. Peningkatan siswa dapat terganggu dalam mendapatkan gambaran jika minat belajar, inspirasi belajar, gaya belajar, kemampuan belajar dan cara berperilaku sosial tidak sepenuhnya ideal. Guru tentunya harus memiliki pilihan untuk mengembangkan dalam menelusuri strategi yang baik bagi siswa mereka untuk menghafal Al-Qur'an agar mereka dapat mencetak usia dzikir. Oleh karena itu, metodologi atau teknik yang digunakan sangat penting dalam pelaksanaan program retensi Al-Qur'an. Selain itu, seorang guru harus selain fakta bahwa pintar dalam memilih teknik harus dilihat seperti dalam menerapkan strategi. Meskipun strategi yang dipilih tepat, jika aplikasinya tidak ideal, itu tidak akan berhasil dalam menerapkan teknik untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Karena pembelajaran harus dalam suasana yang indah sehingga cenderung dianggap layak dan bermanfaat. Salah satu teknik yang diterapkan dalam program tahfidzul Quran adalah dengan memanfaatkan strategi Wafa.
Metode Wafa ialah metode yang memiliki sifat komprehensif dan integratif dengan metodologi yang dikemas menarik dan menyenangkan. Metode Wafa dilakukan secara bertahap dengan mencakup program 5T (Tilawah, Tahfidz, Tarjamah, Tafhim, dan Tafsir). Konsep yang digunakan dalam pembelajaran metode Wafa menggunakan kokonsep Tanduryang menggunakan pendekatan otak kanan.
Metode Wafa terbukti efektif dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur'an siswa. Hal ini telah dibuktikan melalui penelitian relevan yang menunjukkan bahwa metode Wafa memiliki urgensi dalam meningkatkan bacaan Al-Qur'an dengan menggunakan ilmu tajwid yang hasilnya sangat mempengaruhi keterampilan membaca Al-Qur'an, oleh karena itu metode Wafa sangat relevan dengan proses peningkatan membaca Alquran. Maka dari penjelasan diatas maka peneliti tertarik untuk mengkaji penelitian tentang “Peningkatan Kualitas Hafalan Siswa Menggunakan Metode Wafa Di SDIT Nurul Fikri Sidoarjo”.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan mengusung pendekatan fenomenologi. Penelitian kualitatif memiliki makna mendeskripsikan fakta keadaan suatu objek sesuai dengan kenyataan yang ada di lokasi penelitian. Bogdan dan Tylor mengemukakan bahwasannya metode kualitatif yakni metode yang menghasilkan data yang bersifat deskriptif. Dibawah yakni penjelasan dari paparan metode penelitian antara lain sebagai berikut:
A. Pendekatan Penelitian
Sesuai dengan sudut pandang epistemologis mutakhir, fenomenologi mencirikan "kekhasan di mana pengetahuan berada; Namun, fenomenologi itu sendiri mengungkapkan bahwa mendapatkan informasi tentang domain kesadaran, seseorang harus mengetahui informasi melalui jenis naluri (pengalaman). Fenomenologi penting untuk teori, terlepas dari metafisika, epistemologi, rasional dan moral. Fenomenologi lebih berpusat pada pemahaman mendalam dari subjektivitas, pemahaman dunia, Pemikiran dalam subjek dan objek pada kenyataannya. Latihan penelitian terdiri atas mengingat, melihat dan menginginkan. Masing-masing dari ketiganya mengarah pada kesempatan, informasi tentang sesuatu, keindahan dan kebaikan. Latihan semacam itu kemudian disebut tujuan untuk menemukan makna. Melalui pendekatan fenomenologi dapat memungkinkan untuk mengungkapkan Peningkatan Kualitas Hafalan Siswa SDIT Nurul Fikri Sidoarjo Menggunakan Metode Wafa.
B. Subjek Dan Lokasi Penelitian
Subjek penelitian merupakan orang yang telah memberikan informasi kepada peneliti tentang yang akan diteliti. Subyek penelitian ini adalah koordinator guru Al-Qur’an, salah satu kordinator hafalan qu’an sekolah tersebut, dan lokasi penelitian ini bertempat di Desa Anggaswangi, Kecamatam Sukodono, Kabupaten Sidoarjo.
C. Jenis Dan Sumber Data
Pada penelitian ini menggunakan jenis data Jenis data kualitatif dan kuantitatif. Berikut adalah penjelasan mengenai jenis data kualitatif dan kuantitatif: Data kualitatif merupakan data yang disajikan dalam bentuk deskriptif bukan menggunakan angka ataupun bilangan.
Dalam sumber data primer ini didapatkan dari informan yang berkaitan dengan berkaitan dengan Peningkatan Kualitas Hafalan siswa Menggunakan Metode Wafa di SDIT Nurul Fikri Sidoarjo. Sedangkan sumber data sekunder merupakan data penelitian yang diambil oleh peneliti melalui media perantara dalam bentuk tertulis yang digunakan sebagai penunjang dari sumber data primer seperti buku-buku maupun jurnal yang berhubungan dengan penelitian seta dokumen atau arsip.
D. Teknik Pengumpulan Data
Observasi, wawancara, dan dokumentasi digunakan dalam penelitian ini untuk proses pengumpulan data. Teknik observasi yang dilakukan oleh peneliti yakni untuk mendapatkan data tentang berbagai kondisi objektif saat penelitian yakni gambaran umum lokasi penelitian,jumlah pendidik dan peserta didik, serta tentang Peningkatan Kualitas Hafalan siswa Menggunakan Metode Wafa di SDIT Nurul Fikri Sidoarjo Teknik observasi merupakan teknik yang dilakukan peneliti untuk mendapatkan informasi dari informan. Dalam hal ini, peneliti melakukan wawancara dengan guru Al-Qur’an, salah satu tim tahfidzul qur’an SDIT Nurul Fikri Sidoarjo. Teknik dokumentasi merupakan teknik yang dilakukan oleh peneliti untuk mendokumentasikan hasil yang diperoleh pada saat melakukan penelitian di lokasi penelitian. Pada penelitian ini, tehnik dokumentasi yang didapatkan peneliti berupa dokumen sekolah tentang Peningkatan Kualitas Hafalan siswa Menggunakan Metode Wafa.
E. Teknik Analisis Dan Interpretasi Data
Pada penelitian ini menggunakan teori Miles and Huberman dalam Teknik analisis dan interpretasi data. Reduksi data ialah Teknik yang digunakan dalam memilih dan memilah data yang telah dipilih. Penyajian data merupakan Teknik yang dilakukan oleh peneliti untuk mendeskripsikan data yang telah dipilih dijadikan sebagai data yang berupa deskriptif. Sedangkan verifikasi data ialah data valid yang telah dianalisis oleh peneliti yang disesuaikan dengan fakta yang ada dilokasi penelitian.
Hasil dan Pembahasan
1. Penerapan Metode Wafa Dalam Meningkatkan Keberhasilan Pada Program Tahfidzul Qur’an Siswa SDIT Nurul Fikri
Pada penerapan pembelajaran menghafal al-qur’an menggunakan metode wafa, metode wafa menggunakan langkah pembelajaran 5 P.
Untuk kegiatan awal yaitu kegiatan pembuka biasanya diawali dengan tanya kabar, cerita, nasyid/bernyanyi (memilih salah satu), mengulangi materi secara singkat yang mana itu semua dilakukan untuk membangkitkan semangat peserta didik untuk mengikuti pembelajaran, yang kedua yaitu pengalaman disini guru biasanya bercerita untuk mengenalkan konsep materi baru bedanya dari kelas bawah dan kelas atas dalam penanaman konsep ini adalah jika kelas bawah menggunakan gerakan atau mungkin buku cerita sesuai dengan panduan materi dan dalam setiap materi itu ada penanaman karakter yang harus ditanamkan maka dari itu untuk kelas bawah sedangkan untuk kelas atas yaitu kelas 3 keatas yaitu langsung ke ayat Al-Qur’an, jadi guru juga harus mempersiapkan satu ayat untuk penanaman karakter pada materi selanjutnya dan itu dinilai cukup efektif. Yang ketiga yaitu pengajaran, disisni biasanya guru membaca murid menirukan, murid membaca murid lain menirukan. Yang keempat adalah penilaian dalam penilaian ini yang dilakukan adalah murojaah hafalan sebelumnya Bersama-sama kemudian dilanjutkan menambah hafalan. Dalam menambah hafalan ini dilakukan setiap hari. Untuk anak kelas bawah yang masih dikelas jilid penambahan hafalan hanya satu baris sedangkan untuk anak-anak yang sudah masuk kelas Al-Qur’an penambahan hafalan bisa sampai 3-4 baris. Yang kelima adalah penutup yaitu guru mengulang materi hari ini, guru memberi motivasi kemudian ditutup dengan do’a.
Pemanfaatan metode wafa di SDIT Nurul Fikri bisa dibilang masih baru. Dalam penerapannya, program wafa tahfidzul Qur'an dijalankan bersamaan dengan program pengajian wafa. Dengan tujuan agar latihan menambah hafalan dan murojaah selesai dalam satu contoh (satu jam). Dari informasi pertemuan dengan Ustadz Khoiron Habibi, bahwa program tahfidz yang dilaksanakan di SDIT Nurul Fikri diharapkan tidak memanfaatkan pembangunan, karena masih dalam tahap kemajuan dari strategi sebelumnya. Yang menggembirakan adalah pada tahun pertama menggunakan strategi wafa, menariknya SDIT Nurul Fikri meluluskan siswanya untuk program tahfidz juz 30 dan 29.
Dalam menerapkan program tahfidz di kelas bawah yaitu kelas 1 dan 2 yang tergolong dalam program tahfidz anak SDIT Nurul Fikri sudah menerapkan gerakan untuk juz 30 karena dirasa sangat cocok dan sangat membantu karena anak-anak merasa lebih fokus dan menghafal serasa bermain. Hal ini dikarenakan juga karena anak-anak diusia tersebut juga masih masa peralihan dari TK.
Sementara itu, dalam pelaksanaan program tahfidzul di kelas 6 langkah-langkah pembelajaran sepenuhnya dapat disesuaikan, karena mengingat di kelas 6 semester ini materi hafalan untuk juz 30 dan 29 sudah disampaikan secara utuh, untuk mengimbangi tenaga. anak murojaah untuk tes munaqasah, setiap gerakan belajar selalu disertai dengan inspirasi yang disampaikan secara lugas oleh pendidik Al-Qur'an seperti cerita/cerita, soneta, dan latihan selanjutnya yang tidak teratur. Gerakan yang tidak teratur selanjutnya dari bait ini membantu mereka dalam mempertahankan urutan huruf secara akurat untuk merencanakan munaqasah tahfidz.
Sesuai hasil pertemuan dengan Ustadz Khoiron Habibi selaku penyelenggara pendidik Al-Qur'an yang memberikan kesempatan kepada yayasan sekolah, khususnya SDIT Nurul Fikri dalam melakukan pengembangan dalam program tahfidz, namun nantinya akan ada menjadi kemajuan dan penyempurnaan dalam penerapannya. Pelaksanaan metodewafa secara penuh telah dilakukan di kelas satu dan dua. Selanjutnya sebagai pendidik ustadz/ustadzah al-Qur'an umumnya mendorong anak-anak bahwa dengan metode wafa ini insya Allah, Akan ada kenyamanan bagi peserta didik yang mencoba untuk mengubah dari metode sebelumnya ke metode wafa.
2. Keberhasilan Metode Wafa Dalam Meningkatkan Hafalan Peserta Didik SDIT Nurul Fikri
Dari informasi pencapaian hafalan dan evaluasi BTQ kelas 6 yang diberikan oleh bagian penilaian Al-Qur'an kantor SDIT Nurul Fikri, khususnya Ustadz Khoiron, pemanfaatan metodde Wafa dalam memperluas kemajuan dalam tahfidzul Qur'an Program untuk siswa kelas 6 SDIT Nurul Fikri Sidoarjo menunjukkan prestasi. Dari 86 siswa kelas 6 dengan tujuan mengingat bagian 30 dan 29. 40 siswa kelas 6 dari berbagai kelas berhasil melampaui target hafalan, 10 siswa dari berbagai kelas yang sudah hafal belasan Juz, dan 1 siswa dari kelas 6 yang hafal 30 Juz.
Dengan demikian, kemajuan program tahfidzul Qur'an yang didapat dengan menerapkan teknik wafa adalah sebagian besar dari jumlah siswa, khususnya 40 siswa dari 86 siswa di kelas 6. Sesuai hasil dari pertemuan dengan Ustadz Khoiron Habibi, dengan menerapkan prosedur Wafa SDIT Nurul Fikri unggul dalam hal kelulusan siswa kelas 6 Tahfidz di tahun yang paling berkesan menerapkan metode ini. Maka pemanfaatan prosedur ini juga ditingkatkan dengan menggabungkan pengalaman fiksasi medan yang dimotori oleh para pendidik Al-Qur'an di SDIT Nurul Fikri Sidoarjo.
Guru-guru Al-Qur'an yang memberikan garis-garis besar Al-Qur'an di kelas bawah telah mengenalkan anak-anak dengan menerapkan strategi Wafa dan mereka sangat ceria. Masa-masa siswa SD kelas 1 dan 2 adalah saat anak-anak sangat senang bergerak dan bermain sehingga teknik Wafa dapat menjadi pilihan untuk memenuhi pergantian acara dan ruang bermain anak, mengingat dalam penerapannya Strategi Wafa mengajak anak-anak. Menjadi dinamis dalam belajar Al-Qur'an, berdiri dan memusatkan perhatian pada buku, namun teknik Wafa mempersilahkan anak-anak untuk membaca dengan teliti, menggambarkan, dan menyanyikan Al-Qur'an yang manis dengan membaca sesuai standar membaca Al-Qur'an a. Sehingga tidak seperti yang diharapkan dengan menerapkan strategi Wafa SDIT Nurul Fikri pada tahun utama penerapannya, telah berhasil dalam hal kelulusan siswa. Apalagi di tahun ketujuh, SDIT Nurul Fikri akan kembali menggelar munaqasah tahfidz untuk kelas 6.
Dengan demikian, kemajuan program tahfidzul Qur'an yang diperoleh dengan menerapkan metode wafa adalah sebagian besar jumlah siswa lengkap, yaitu 40 siswa dari jumlah 86 siswa di kelas 6. Sesuai hasil pertemuan dengan Ustadz Khoiron Habibi, dengan menerapkan teknik Wafa SDIT Nurul Fikri berhasil meluluskan siswa kelas 6 Tahfidz di tahun pertama menerapkan strategi ini. Maka pemanfaatan strategi ini juga ditingkatkan dengan mengkonsolidasikan pengalaman konsentrasi lapangan yang dipimpin oleh pengajar Al-Qur'an di SDIT Nurul Fikri Sidoarjo.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terkait dengan judul “Peningkatan Kualitas Hafalan Siswa Menggunakan Metode Wafa Di Sdit Nurul Fikri Sidoarjo” dengan melalui pengambilan data yang diperoleh dari hasil wawancara, dokumentasi, dan observasi, maka dapat disimpulkan bahwa Dalam penerapannya di SDIT Nurul Fikri Sidoarjo metode wafa sudah diterapkan dengan baik, terbukti dengan sudah diterapkannya metode tersebut secara utuh pada kelas 1 dan 2 sedangkan untuk kelas atas yaitu kelas 3 keatas penerapan metode wafa dapat diterapkan secara fleksibel menyesuaikan dengan kebutuhan siswa. Selain itu langkah-langkah pembelajaran yang meliputi 5P yaitu pembukaan, pengalaman, pengajaran, penilaian, dan penutup telah diterapkan secara merata mulai sejak kelas 1 hingga kelas 6. Sedangkan Penggunaan metode wafa di SDIT Nurul Fikri bisa dikatakan efektif dan berhasil karena bisa dilihat dari target yang sudah ditentukan oleh sekolah yang mana awalnya hanya 2 juz kemudian target itu dinaikkan menjadi 3 juz hal intu dikarenakan karena metode wafa ini dalam penerapan pembelajarannya memaksimalkan otak kanan dengan harapan akan tercipta pembelajaran yang menyenangkan sehingga anak dalam proses menghafalnya itu merasa nyaman, senang, dan tidak mudah bosan.
References
- Zakiyah Derajat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2017.
- M. A. Syaikh, Manhaj Pendidikan Anak Muslim, Jakarta Selatan: Mustaqim, 2004.
- S. B. Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
- T. Wafa, Buku Pintar Guru Wafa (Wafa Belajar Pintar Otak Kanan), Tim Wafa, 2014.
- T. Wafa, Buku Pintar Guru AlQur’an: Wafa Belajar Al-Qur’an Metode Otak, Surabaya: Kualita Media Tama, 2017.
- Musfiqon, Panduan Lengkap Metodologi Penelitian, Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2012.
- I. Anshori, "‘Melacak State Of The Art Fenomenologi Dalam Kajian Ilmu-Ilmu Sosial," Islamic Education Journal, vol. 2, no. 2, pp. 165-81, 2018.
- Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2014.
- Musfiqon, Panduan Lengkap Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2012.
- Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2014.
- M. B. H. A. M. &. S. J. Miles, Qualitative Data Analysis: A Methods Sourcebook (Third), Sage Publications, 2014.