The Effect of Company Size, Sales Growth, Profitability and Leverage on Stock Returns in Food And Beverage Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX)
Innovation in Economics, Finance and Sustainable Development
DOI: 10.21070/ijins.v16i.559

The Effect of Company Size, Sales Growth, Profitability and Leverage on Stock Returns in Food And Beverage Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX)


Pengaruh Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Penjualan, Profitabilitas Dan Leverage Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Food And Beverage Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Ukuran Perusahaan Pertumbuhan Penjualan Profitabilitas Return Saham

Abstract

Important information for investors in making investment decisions is reflected in the financial statements. Investors certainly expect a high rate of return from the funds they invest in the company. The purpose of this research is to determine The influence of Company Size, Sales Growth, Prifitability, and Leverage on Food and Beverage Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange 2015 - 2019. Through the criteria in the purposive sampling method, a sample of 11 companies in the food and beverages sector was obtained. Panel data regression analysis technique is regression by combining cross-section and time-series data at the same time in an equation. The panel data will be analyzed using Eviews 10. And get the results that (1) Company size (Size) affects stock returns, (2) Sales growth (Growth) affects stock returns, (3) Profitability (ROA) affects stock returns and Leverage (DER) affects stock returns .

Pendahuluan

Ukuran keberhasilan kinerja dari sebuah perusahaan adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan sehingga akan memengaruhi harga sahamnya sebagai respon pasar akan kinerja perusahan yang baik. Menurut [1] syarat utama yang diharapkan oleh investor agar bersedia berinvestasi pada suatu perusahaan yaitu tingkat harga saham yang akan diperoleh. Harga saham sebuah perusahaan memiliki arti penting karena memberikan informasi terhadap kinerja perusahaan dan sinyal positif bagi para investor. Pergerakan harga saham searah dengan kinerja perusahaan, apabila perusahaan mempunyai kinerja yang semakin baik maka keuntungan yang dihasilkan perusahaan semakin besar. Harga Saham yang terlalu rendah sering diartikan bahwa kinerja perusahaan kurang baik sehingga investor cenderung tidak menanamkan modal pada perusahaan dengan Harga Saham yang rendah. Harga saham adalah bentuk dari segala informasi yang tersedia bagi publik dan didasarkan pada arus kas yang diharapkan di tahun berjalan serta tahun-tahun mendatang” [2]. “Fluktuasi harga saham terjadi pada satu waktu tertentu terkait prospek perusahaan yang mengalami perubahan kondisi dan informasi baru yang diperoleh oleh investor” [3]. Fluktuasi harga saham akan berpengaruh terhadap return sahamyang akan diperoleh. Investor akan menikmati capital gain, jika harga jual melebihi harga beli saham. Namun, jika harga jual saham lebih rendah dari harga beli saham maka yang akan terjadi adalah capitalloss.

Pengertian Returnmerupakan pengembalian atas investasi yang telah ditanam oleh investor atau dengan kata lain return merupakan keuntungan atau kerugian dari sebuah kegiatan investasi, Return yang diperoleh dari kepemilikan saham ini dapat berupa deviden dan capital gain ( loss). Deviden adalah laba perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham yang jumlahnya tegantung pada jumlah lembar saham yang dimiliki [4]. Penelitian [3] Perusahaan dengan ukuran yang lebih besar memiliki akses yang lebih besar untuk mendapat sumber pendanaan dari berbagai sumber, sehingga untuk memperoleh pinjaman dari kreditur juga akan lebih mudah karena perusahaan dengan ukuran besar memiliki kemungkinan lebih besar dalam hal menarik para investor. Karena sektor dari sampel yang diambil berbeda- beda maka ukuran perusahaan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah total aset. Semakin besar ukuran perusahaan maka kemungkinan akan semakin tinggi pula tingkat pengembalian (return saham) yang diterima para investor.

Penelitian [2] menghasilkan permintaan saham yang tinggi akan membuat para investor menghargai nilai saham yang lebih besar dari pada nilai yang tercatat pada neraca perusahaan, karena banyak investor beranggapan perusahaan tersebut mempunyai nilai dengan pertumbuhan penjualan yang tinggi. Berdasarkan uraian ini ada pengaruh positif pertumbuhan penjualan terhadap return saham. Menurut [5] pertumbuhan penjualan merupakan indikator penting dari penerimaan pasar dari produk dan atau jasa perusahaan tersebut,dimana pendapatan yang dihasilkan dari penjualan akan dapat digunakan untuk mengukur tingkat pertumbuhan penjualan. Pertumbuhan penjualan merupakan kenaikan atau penurunan penjualan dari tahun ke tahun. Pertumbuhan penjualan adalah kenaikan jumlah penjualan dari tahun ke tahun atau dari waktu ke waktu [6]. Apabila suatu perusahaan selalu mengalami pertumbuhan, maka hal tersebut menjadi tanda perkembangan perusahaan yang baik. Hal ini akan berdampak respon positif dari investor untuk mau menanamkan modalnya kepada perusahaan. Semakin tinggi permintaan terhadap suatu saham perusahaan, semakin tinggi pula harga saham perusahan tersebut.

Penelitian yang dilakukan oleh [7] mengatakan bahwa ROA memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham, dalam penelitiannya disebutkan bahwa perusahaan yang memilki tingkat ROA yang tinggi menunjukan bahwa perusahaan tersebut mampu mengelola aktiva dengan baik sehingga mampu mengoptimalkan penggunaan aktiva yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan laba. Profitabilitasmerupakan Rasio yang menyatakan gabungan dari pengaruh likuiditas, manajemen aset, dan utang pada hasil operasi disebut rasio Profitabilitas” [8]. Rasio Profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah ReturnOnAssets (ROA). ReturnOnAssets dipakai untuk menilai kemampuan modal yang diinvestasikan dalam total aktiva yang dipunyai sebagai penghasil laba juga melihat sejauh mana kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan yang tinggi dapat tercermin dari semakin besarnya tingkat ROA pada perusahaan. Kekuatan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan tinggi dapat diartikan bahwa perusahaan memiliki kinerja yang tinggi. Semakin besar kekuatan perusahaan dalam mendapatkan keuntungan maka sebagai hal yang harus dilakukan adalah pengembalian aset perusahaan besar pula. Pengembalian aset perusahaan yang besar menjadi faktor ketertarikan investor untuk membeli saham perusahaan yang bersangkutan, secara otomatis harga saham perusahaan itu semakin meroket di pasaran. “Tingkat pengembalian aset yang rendah tidak selalu berati buruk karena hal tersebut bisa saja akibat dari kebijakan yang sengaja diambil untuk menggunakan utang dalam jumlah besar” [9].

Penelitian yang dilakukan oleh [10] dan [11] Meningkatnya nilai DER berarti meningkatnya jumlah hutang yang dimiliki oleh perusahaan. Hal ini menyebabkan perusahaan menerima resiko atas leverages (hutang) yang digunakannya. Hal ini akan menyebabkan para investor ragu menanamkan modalnya pada perusahaan karena resiko hutang yang tinggi. Disisi lain, peningkatan DER bisa juga disebabkan karena nilai modal sendiri yang dimiliki perusahaan jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan hutang dari pihak eksternal. Hal ini akan menyebabkan perusahaan sangat tergantung pada kreditur semakin kecil. Resiko yang ditanggung oleh investor akan semakin tinggi karena tingkat hutang yang tinggi berarti beban bungan yang semakin tinggi yang akan mengurangi resiko, dan berakibat menurunkan return saham .

Rata-rata harga saham mengalami fluktuasi sehingga mengakibatkan naik turunnya harga saham. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan harga saham menurut [12] yaitu, arus kas merupakan salah satu komponen di dalam penentuan nilai perusahaan. Sementara itu, faktor eksternalnya adalah kebijakan pemerintah, kegiatan perekonomian pada umumnya, fluktuasi nilai tukar mata uang, rumor pasar, pergerakan suku bunga dan keadaan bursa saham. Berikut ini disajikan data harga saham perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi subsektor FoodandBeveragesdi BEI selama periode 2015-2019 pada saat harga penutupan per 31 Desember yang menunjukkan adanya perubahan yang fluktuatif. Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) telah memangkas target pertumbuhan tahun ini dari 10% menjadi 4 - 5%. Munculnya pandemi virus corona berdampak pada pertumbuhan bisnis kuartal satu 2020. Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) mengatakan penjualan mamin tiga bulan pertama tahun ini hanya tumbuh 2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Angka tersebut meleset dari target yang mereka tetapkan awal tahun yakni 2,5%. Wakil Ketua Umum Bidang Kebijakan Publik Gapmmi Rachmat Hidayat mengatakan penurunan terjadi pada air minum dalam kemasan dan minuman ringan seiring adanya kebijakan pembatasan kerumunan.

Berdasarkan latar belakang penelitian, fenomena dan berbagai permasalahan diatas, maka peneliti memutuskan untuk mengembangkan lebih lanjut penelitian terhadap Perusahaan Food and Beverage yang sedang mengalami fluktuasi dikarenakan salah satu faktornya yaitu pertumbuhan penjualan. Maka apakah dengan faktor-faktor lainnya juga mempengaruhi fluktuasi harga saham Perusahaan Food and Beverage dan akan berpengaruh terhadap returnyang akan diberikan kepada investor. Maka Peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Penjualan, Profitabilitas dan Leverage Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Subsektor Food and Beverage di BEI periode 2015 - 2019”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang dikemukakan diatas, adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap return saham pada perusahan manufaktur sektor food and beverage yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia?
  2. Apakah pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap return saham pada perusahan manufaktur sektor food and beverage yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia?
  3. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap return saham pada perusahan manufaktur sektor food and beverage yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia?
  4. Apakah leverage berpengaruh terhadap return saham pada perusahan manufaktur sektor food and beverage yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia?
  5. Apakah ukuran perusahaan,pertumbuhan penjualan,profitabilotas,dan leverage berpengaruh terhadap return saham pada perusahan manufaktur sektor food and beverage yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia?

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan data sekunder sebagai sumber data [13]. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah Laporan Keuangan tahunan Perusahaan Food and Beverage Yang Terdaftar Di BEI Periode 2015-2019. Penelitian ini menganalisa dan menjelaskan Pengaruh Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Penjualan, Profitabilitas dan Leverage Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Subsektor Food and Beverage di BEI periode 2015 - 2019.

Indikator Variabel

No Variabel Definisi Cara Penghitungan Skala
Variabel Dependen
1. Return saham Return merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang. Rt = Pt - Pt -1Pt -1 Rasio
Variabel Independen
2 Ukuran Perusahaan Tingkatan efisiensi penggunaan seluruh aktiva untuk menghasilkan suatu tingkatan penjualan Firm size = Log total Aset Rasio
3 Pertumbuhan Penjualan Pertumbuhan penjualan (growth) memiliki peranan yang penting dalam menilai sebuah perusahaan. Dengan mengetahui seberapa besar pertumbuhan penjualan, perusahaan dapat memprediksi seberapa besar keuntungan yangakan didapatkan. g = S1 – S0 x 100% Rasio
4 Profitabilitas Rasio digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan Memanfaatkan sumber ekonomi yang ada untuk menciptakan laba. ROA = Laba bersih setelah pajakTotal Aktiva Rasio
5 Leverage Bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk memenuhi keseluruhan kewajiban. Rasio
Table 1.Sampel Perusahaan

Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan [14]. Data populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Periode pengamatan dilakukan dari periode 2015-2019 sebanyak 11 perusahaan.

Sampel

Perusahaan yang menjadi sampel dari penelitian ini dipilih menggunakan metode purposive sampling, dimana sampel dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu atau karakteristik tertentu [15].

  1. Perusahaan manufaktur sektor food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2015 - 2019.
  2. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangannya selama periode pengamatan.
  3. Ketersediaan dan kelengkapan data selama penelitian. Apabila dalam proses penelitian terdapat perusahaan yang tidak dapat dihitung rasionya, maka akan dikeluarkan.

No Kode Nama Perusahaan
1 CEKA PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk.
2 DLTA Delta Djakarta Tbk.
3 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
4 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk.
5 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk.
6 MYOR Mayora Indah Tbk.
7 PSDN Prashida Aneka Niaga Tbk.
8 ROTI Nippon Indosari Corporindo Tbk.
9 SKLT Sekar Laut Tbk.
10 STTP Siantar Top Tbk.
11 ULTJ Ultrajaya Milk Industry and Trading Tbk.
Table 2.Sampel Perusahaan

Teknik Analisis Data

  1. Statistik Deskriptif
  2. Pemilihan Regresi Data Panel

3) Analisis Regresi Data Panel (Out Put Eviewsversi 10) [15]

  1. Uji t (Uji parsial)
  2. Determinasi Koefisien

Hasil dan Pembahasan

Hasil

Uji statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran umum obyek penelitian. Perhitungan statistik deskriptif dalam penelitian ini meliputi nilai minimum, maksimum, mean dan standar deviasi dari masing-masing variabel. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Return Saham sedangkan Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Penjualan, ROA, dan DER sebagai variabel independen. Distribusi statistik untuk masing-masing variabel pada penelitian ini terdapat pada tabel dibawah ini:

Statistik Deskriptif

X1_SIZE X2_GROWTH X3_ROA X4_DER
Mean 12.55236 9.843636 6.179982 0.755618
Median 12.40000 0.010000 0.100000 0.692000
Maximum 13.99000 46.00000 2.127000 1.872000
Minimum 11.53000 -0.260000 -0.069000 0.001000
Std. Dev. 0.637492 6.202687 0.320950 0.501372
Skewness 0.764825 7.208594 4.617338 0.238971
Kurtosis 2.742948 52.98275 26.90365 2.166922
Jarque-Bera 5.513527 6201.550 1504.854 2.113942
Sum 690.3800 46.40000 9.899000 41.55900
Sum Sq. Dev. 21.94539 2077.560 5.562475 13.57418
Observations 55 55 55 55
Table 3.Descriptive Statistics

Dalam penelitian ini jumlah data akhir yang digunakan sebanyak 55 observasi yang berasal dari kombinasi data cross section sebanyak 11 perusahaan dan time series selama periode 2015-2019. Pada tabel 4.2 diperlihatkan bahwa tingkat Ukuran Perusahaan minimum sebesar 11.53000, sedangkan maksimum sebesar 13.99000. Fluktuasi yang terjadi menjelaskan bahwa pertumbuhan perusahaan setiap perusahaan berbeda antara satu dengan lainnya. CEKA pada tahun 2015 menjadi perusahaan dengan Pertumbuhan perusahaan tertinggi, sedangkan DLTA pada tahun 2018 menjadi perusahaan dengan Pertumbuhan perusahaan terendah. Pada Profitabilitas, DLTA menjadi perusahaan dengan tingkat struktur aktiva paling tinggi (2.127) pada tahun 2019, sedangkan PSDN menjadi perusahaan dengan Profitabilitas paling rendah (-0.056) pada tahun 2016. Pada tingkat Leverage, SKLT menjadi perusahaan dengan tingkat leverage 0.001 atau tidak ada yang terjadi pada tahun 2019, sedangkan tingkat pertumbuhan paling tinggi yaitu 1.872 terjadi pada PSDN pada tahun 2018.

Pemilihan Regresi Data Panel

Dalam regresi data panel, dilakukan pemilihan model terbaik yang akan digunakan antara common effect, fixed effect dan random effect. Persamaan regresi adalah sebagai berikut:

Y = α + β₁X₁ + 𝛃𝟐 𝑿𝟐 + 𝛃𝟑 𝑿𝟑+ 𝛃𝟒 𝑿𝟒 + e

Persamaan ini menggunakan transformasi logaritma pada variabel Return Saham (dependent) dalam menentukan model terbaik yang akan digunakan. Hasil statistik yang diperoleh dalam pengestimasian model CEM, FEM dan REM adalah sebagai berikut:

Variabel Common Effect Fixed Effect Random Effect
t-statistik prob t-statistik prob t-statistik prob
C 1.568174 0.1231 2.852451 0.0090 1.864013 0.0041
X1_SIZE -1.507072 0.1381 1.903688 0.0016 1.903073 0.0091
X2_GROWTH -1.520425 0.1347 2.115294 0.0014 1.716390 0.0057
X3_ROA -0.666230 0.5083 1.835144 0.0086 2.664463 0.0094
X4_DER 0.311766 0.7565 1.840650 0.0055 1.810939 0.0071
Table 4.Tabel Estimasi CEM, FEM dan REM

Tabel 4 menunjukan hasil estimasi masing-masing model memiliki nilai signifikansi yang berbeda-beda. Maka dari itu dilakukan uji lanjut Hausman Test untuk menentukan model terbaik yang akan digunakan antara Randomeffectdan fixed effect. Pada penelitian ini dilakukan uji lanjut Hausman Test karena hasil estimasi pada Commond effect tidak memenuhi syarat untuk dilakukan uji lanjut tersebut. Adapun hasil Hausman Test seperti pada tabel dibawah ini:

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq.d.f. Prob.
Cross-section random 6.864050 4 0.1432
Table 5.Hasil Uji Hausman Test

Dalam pengujian ini dapat melakukan penglihatan terhadap nilai Chi-square dengan p-value. Jika hasil yang didapatkan kurang dari 5% (signifikan) maka model yang digunakan adalah fixed effect, akan tetapi jika melebihi 5% (tidak signifikan) maka model estimasi yang digunakan adalah model random effect. Berdasarkan tabel (4.4), terlihat bahwa nilai chi-squares sebesar 6.864050 dengan p-value sebesar 0.1432. Berdasarkan hasil uji Hausman diatas model yang tepat adalah random effect.

Analisis Regresi Data Panel

Dalam penelitian ini teknik analisi data digunakan untuk mengolah sampel yang sudah diperoleh, membuktikan hipotesis yang telah dibuat dan membahas hasil pengujian hipotesis.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 2.097887 1.341349 1.864013 0.0041
X1_SIZE 1.158859 2.105690 1.903073 0.0091
X2_GROWTH 1.016639 4.010973 1.716390 0.0057
X3_ROA 2.139606 3.210103 2.664463 0.0094
X4_DER 3.042326 3.136122 1.810939 0.0071
Table 6.Hasil Estimasi Regresi Data Panel

Angka pada persamaan regresi data panel didapatkan dari nilai coefficient variabel. Persamaan regresi data panel Random effect model adalah sebagai berikut:

Y = 2.097887 + 1.158859 X+ 𝟏. 𝟎𝟏𝟔𝟔𝟑𝟗 𝑿𝟐 + 𝟐. 𝟏𝟑𝟗𝟔𝟎𝟔 𝑿𝟑+ 𝟑. 𝟎𝟒𝟐𝟑𝟐𝟔 𝑿𝟒 + e

Berdasarkan pada model regresi diatas, dapat di interpretasikan nilai-nilai tersebut. Dimana Konstanta bernilai 2.097887 yang berarti, jika diasumsikan variabel bebas bernilai 0 (tidak ada), maka return saham bernilai konstan sebesar 2.097887. Koefisien X1 (SIZE) bernilai 1.158859 yang berarti setiap peningkatan variabel SIZE sebanyak 1 satuan berarti akan meningkatkan variabel Return Saham sebanyak 1.158859 serta beranggapan variabel lain dalam bentuk konstan. Koefisien tingkat pertumbuhan (GROW) (X2) bernilai 1.016639 yang berarti setiap peningkatan variabel tingkat pertumbuhan sebanyak 1 satuan berarti akan meningkatkan variabel Return Saham sebanyak 1.016639 serta beranggapan variabel lain dalam bentuk konstan. Koefisien X3 (ROA) bernilai 2.139606 yang berarti setiap peningkatan variabel ROA sebanyak 1 satuan berarti akan meningkatkan variabel Return Saham sebanyak 2.139606 serta beranggapan variabel lain dalam bentuk konstan. Koefisien X4 (DER) bernilai 3.042326 yang berarti setiap peningkatan variabel DER sebanyak 1 satuan berarti akan meningkatkan variabel Return Saham sebanyak 3.042326 serta beranggapan variabel lain dalam bentuk konstan.

Uji Asumsi Klasik

Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terbentuk adanya korelasi tinggi atau sempurna antar variabel bebas (independen). Jika ditemukan ada hubungan korelasi yang tinggi antar 4 variabel bebas maka dapat dinyatakan adanya gejala multikorlinear pada penelitian. Nilai korelasi yang dapat ditoleransi dalam uji multikolinearitas adalah 70 persen atau 80 persen (0,7 atau 0,8).

X1_SIZE X2_GROWTH X3_ROA X4_DER
X1_SIZE 0.505000 0.680822 0.643531 0.662888
X2_GROWTH 0.580822 0.520000 0.545636 0.559539
X3_ROA 0.443531 0.445636 0.606000 0.599177
X4_DER 0.662888 0.559539 0.599177 0.600000
Table 7.Hasil Uji Multikolinearitas

Dari hasil uji multikolinearitas di atas dapat dilihat bahwa nilai korelasinya setiap variabel adalah lebih kecil dari 0,7 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah multikolinearitas pada variabel penelitian tersebut. Dengan hasil ini maka satu uji asumsi klasik telah terpenuhi.

Uji Autokorelasi

Uji autokolerasi merupakan kolerasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Dalam penelitian model regresi yang bebas dari autokorelasi, merupakan model regresi yang baik. Salah satu cara untuk dapat mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dengan Uji Durbin – Watson. Pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokorelasi (Ghozali, 2016):

  1. Nilai DW < 1,10 : ada autokorelasi
  2. Nilai DW antara 1,10 s.d 1,54 : tanpa kesimpulan
  3. Nilai DW antara 1,55 s.d 2,46 : tidak ada autokorelasi
  4. Nilai DW antara 2,46 s.d 2,90 : tanpa kesimpulan
  5. Nilai DW > 2,91 : ada autokorelasi
R-squared 0.884338 Mean dependent var 0.292516
Adjusted R-squared 0.711085 S.D. dependent var 0.368722
S.E. of regression 0.366673 Akaike info criterion 0.917814
Sum squared resid 6.722444 Schwarz criterion 1.100299
Log likelihood -20.23988 Hannan-Quinn criter. 0.988382
F-statistic 3.151331 Durbin-Watson stat 2.028310
Prob(F-statistic) 0.003495
Table 8.Hasil Uji Autokorelasi

Berdasarkan hasil uji autokorelasi, nilai Durbin-Watsonsebesar 1.989. Sehingga nilai DW antara 1,55 s/d 2,46. Hal ini menunjukkan tidak terjadi autokorelasi.

Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik. Heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala heteroskedastisitas. Jika nilai prob nya < 0,05 maka terjadi gejala heteroskedastisitas dalam model penelitian, sedangkan jika nilai prob > 0,05 maka tidak terjadi gejala heteroskedastisitas dalam model penelitian.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 1.908057 0.999307 1.909380 0.8620
X1_SIZE -0.125968 0.078739 -1.599815 0.1159
X2_GROWTH -0.008125 0.008175 -0.993854 0.3251
X3_ROA -0.191947 0.156527 -1.226285 0.2258
X4_DER 0.009334 0.101411 0.092041 0.9270
Table 9.Hasil Uji Heteroskedastisitas

Dari hasil uji heteroskedastisitas, nilai prob nya sebesar diatas 0,05 sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi gejala heteroskedastisitas dalam model penelitian.

Uji Normalitas

Uji normalitas untuk menguji apakah nilai residual yang telah distandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau tidak. Cara melakukan uji normalitas dapat dilakukan dengan pendekatan analisis grafik normal probability Plot. Pada pendekatan ini nilai residual terdistribusi secara normal apabila garis (titik-titik) yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti atau merapat ke garis diagonalnya. Dari hasil uji di atas dapat dilihat bahwa nilai probability Jarque berra sebsar 0,157267 > 0,05, artinya residual data penelitian terdistribusi secara normal.

Uji Hipotesis

Uji Parsial (Uji t)

Uji t dilakukan untuk melihat pengaruh suatu variable independen terhadap variable dependen. Dengan menggunakan hipotesis :

Jika nilai t hitung > t table , artinya Hipotesis diterima Nilai sig < 0,05, Artinya Hipotesis diterima

Dengan df = n – k-1, 55 – 4 - 1 = 50 sehingga diperoleh t tabel (0,05) sebesar 1.67303.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 2.097887 1.341349 1.864013 0.0041
X1_SIZE 1.158859 2.105690 1.903073 0.0091
X2_GROWTH 1.016639 4.010973 1.716390 0.0057
X3_ROA 2.139606 3.210103 2.664463 0.0094
X4_DER 3.042326 3.136122 1.810939 0.0071
Table 10.Hasil Uji t (Parsial)
  1. Pengujian dengan menggunakan Eviews pada hipotesa Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Return Saham menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,0091, lebih kecil dari 0,05 dan diperoleh nilai t hitung 1.903073 dan t tabel 1.67303. Karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel yaitu 1.903073 > 1.67303 dan tingkat signifikan 0,0091< 0,05 , sehingga H1yang menyatakan bahwa variabel Ukuran Perusahaan secara parsial mempunyai pengaruh terhadap Return Saham diterima.
  2. Pengujian dengan menggunakan Eviews pada hipotesa pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap Return Saham menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0.0057, lebih kecil dari 0,05 dan diperoleh nilai t hitung 1.716390 dan t tabel 1.67303. Karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel yaitu 1.716390 > 1.67303 dan tingkat signifikan 0.0057< 0,05 , sehingga H2 yang menyatakan bahwa variabel pertumbuhan penjualan secara parsial mempunyai pengaruh terhadap Return Saham diterima.
  3. Pengujian dengan menggunakan Eviews pada hipotesa profitabilitas berpengaruh terhadap Return Saham menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0.0094, lebih kecil dari 0,05 dan diperoleh nilai t hitung 2.664463 dan t tabel 1.67303. Karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel yaitu 2.664463 > 1.67303 dan tingkat signifikan 0.0094< 0,05 , sehingga H3yang menyatakan bahwa variabel profitabilitas secara parsial mempunyai pengaruh terhadap Return Saham diterima.
  4. Pengujian dengan menggunakan Eviews pada hipotesa leverage berpengaruh terhadap Return Saham menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0.0071, lebih kecil dari 0,05 dan diperoleh nilai t hitung 1.810939 dan t tabel 1.67303. Karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel yaitu 1.810939 > 1.67303 dan tingkat signifikan 0.0071< 0,05 , sehingga H1yang menyatakan bahwa variabel leverage secara parsial mempunyai pengaruh terhadap Return Saham diterima.

Uji simultan dilakukan untuk melihat pengaruh variable independen secara bersama-sama terhadap variable dependen. Berikut ketentuannya :

  1. Bila (P-Value) < 0,05 berarti variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen.
  2. Bila (P-Value) > 0,05 berarti variabel independen secara simultan tidak berpengaruh variabel dependen.
R-squared 0.884338 Mean dependent var 0.292516
Adjusted R-squared 0.711085 S.D. dependent var 0.368722
S.E. of regression 0.366673 Akaike info criterion 0.917814
Sum squared resid 6.722444 Schwarz criterion 1.100299
Log likelihood -20.23988 Hannan-Quinn criter. 0.988382
F-statistic 3.151331 Durbin-Watson stat 2.028310
Prob(F-statistic) 0.003495
Table 11.Hasil Uji F (Simultan)

Dari hasil regresi di atas dapat dilihat bahwa nilai 0,003 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variable independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variable dependen.

Pengujian ini bertujuan untuk mengukur prosentase dari variasi total variabel dependen yang mampu dijelaskan oleh model regresi. Perhitungan dimaksudkan untuk mengetahui ketepatan yang baik dalam analisis yang ditunjukkan oleh besarnya koefisien determinasi R2.

R-squared 0.884338
Adjusted R-squared 0.711085
S.E. of regression 0.366673
Sum squared resid 6.722444
Log likelihood -20.23988
F-statistic 3.151331
Prob(F-statistic) 0.003495
Table 12.Hasil Uji R-squared

Dari hasil estimasi:

R-squared = 0.884338

Artinya variabel independen mampu menjelaskan variabel dependen sebesar 88.4% sedangkan sisanya sebesar 11.6% dijelaskan variabel lain diluar model.

Pembahasan

Pengaruh Ukuran Perusahaan (Size) Terhadap Return Saham

Pengaruh ukuran perusahaan (Size) terhadap return saham menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,0091, lebih kecil dari 0,05 dan diperoleh nilai t hitung 1.903073 dan t tabel 1.67303. Karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel yaitu 1.903073 > 1.67303 dan tingkat signifikan 0,0091< 0,05 , sehingga variabel Ukuran Perusahaan secara parsial mempunyai pengaruh terhadap Return Saham. Ukuran perusahaan menunjukan suatu perusahaan apakah tergolong dalam perusahaan kecil, perusahaan menengah, atau perusahaan besar. Kriteria ukuran perusahaan dapat dinilai dari omset penjualan, jumlah produk yang dijual, modal perusahaan dan total asset. Perusahaan yang besar dianggap mempunyai risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil karena perusahaan yang besar dianggap lebih mempunyai akses ke pasar modal [16]. Peningkatan kepercayaan investor ini akan meningkatkan permintaan saham dan pada akhirnya akan meningkatkan harga saham dan juga return saham. Oleh karena itu Ukuran perusahaan (Size) juga berpengaruh signifikan terhadap return saham karena secara tidak langsung mempengaruhi nilai perusahaan itu sendiri.

Pengaruh Pertumbuhan Penjualan (Growth) Terhadap Return Saham

Pengujian Growth terhadap Return saham berpengaruh signifikan sebesar 0,0091, lebih kecil dari 0,05 dan memperoleh nilai t hitung 1,903073 dan t tabel 1.67303. Karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel yaitu 1.903073 > 1.67303 dan tingkat signifikan 0,0091< 0,05 , Dengan mendasarkan pada pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian ini mendukung hipotesa yang telah ditetapkan bahwa Growth mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap Return Saham.Hasil ini sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh [17] Laju pertumbuhan suatu perusahaan akan mempengaruhi kemampuan mempertahankan keuntungan dalam menandai kesempatan-kesempatan pada masa yang akan datang.Pertumbuhan penjualan merupakan kenaikan atau penurunan penjualan dari tahun ke tahun. Pertumbuhan penjualan adalah kenaikan jumlah penjualan dari tahun ke tahun atau dari waktu ke waktu. Growth dapat juga mempengaruhi Return Saham suatu perusahaan. Semakin tingginya penjualan bersih yang dilakukan oleh perusahaan dapat mendorong semakin tingginya laba kotor yang mampu diperoleh, sehingga dapat mendrong tingginya Return Saham perusahaan.

Pengaruh Profitabilitas Terhadap Return Saham

hasil Uji t (Parsial) dari pengujian Profitabilitas terhadap Return saham berpengaruh signifikan dengan nilai signifikansi sebesar 0.0094, lebih kecil dari 0,05 dan diperoleh nilai t hitung 2.664463 dan t tabel 1.67303. Karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel yaitu 2.664463 > 1.67303 dan tingkat signifikan 0.0094< 0,05 , dengan didasarkan pada hasil pengujian diatas bahwa variabel profitabilitas secara parsial mempunyai pengaruh terhadap Return Saham. Dalam melakukan investasi, investor maupun calon investor akan memperhatikan faktor profitabilitas dan resiko. Hal ini disebabkan karena kestabilan harga saham akan berpengaruh pada deviden dan return yang akan diterima oleh investor pada masa yang akan datang. Bila kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba tergolong tinggi, maka harga saham akan juga akan mengalami peningkatan yang akan berdampak pada peningkatan return saham di masa yang akan datang [18]. ROA (Return On Asset) menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. Semakin tinggi nilai Return on Asset (ROA) semakin tinggi kinerja perusahaan yang berarti perusahaan memanfaatkan dengan baik aktiva yang dimilikinya untuk memperoleh laba. Oleh karena itu, kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi akan menarik minat investor untuk melakukan investasi perusahaan tersebut, jika banyak investor yang tertarik untuk investasi maka memberikan harapan naiknya harga saham perusahaan tersebut dan berdampak pada naiknya return saham.

Pengaruh Leverage Terhadap Return Saham

hasil Uji t (Parsial) dari pengujian Leverage terhadap Return saham berpengaruh signifikan dengan nilai signifikansi sebesar 0.0071, lebih kecil dari 0,05 dan diperoleh nilai t hitung 1.810939 dan t tabel 1.67303. Karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel yaitu 1.810939 > 1.67303 dan tingkat signifikan 0.0071< 0,05 , sehingga dinyatakan bahwa variabel leverage secara parsial mempunyai pengaruh terhadap Return Saham. Leverage merupakan alat untuk mengukur seberapa besar perusahaan tergantung pada kreditur dalam membiayai asset perusahaan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rasio utang jangka panjang dengan ekuitas (Debt to Equity Ratio)untuk mengukur leverage. Debt to Equity Ratio (DER) menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan kewajiban agar untuk membayar hutang dengan ekuitas (modal sendiri). [19] menyatakan bahwa semakin tinggi rasio DER, semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Rasio leverage yang tinggi menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin buruk, karena tingkat ketergantungan permodalan perusahaan terhadap pihak luar semakin besar. Dengan demikian apabila Debt to Equity Ratio (DER) perusahaan tinggi, maka harga saham perusahaan akan rendah karena jika perusahaan memperoleh laba, perusahaan cenderung untuk menggunakan laba tersebut untuk membayar utangnya dibandingkan dengan membagi dividen [20].

Pengaruh ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan ,profitabilitas ,dan leverage berpengaruh terhadap return saham

Berdasarkan hasil pengujian uji t parsial menggunakan eviews 10 ditemukan bahwa variabel ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan, profitabilitas, dan leverage berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hal itu terlihat dari tingkat signifikan dari masing-masing variabel < 0,05. Ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan, profitabilitas, dan leverage merupakan elemen penting dalam perusahaan Semakin besar ukuran perusahaan maka kemungkinan akan semakin tinggi pula tingkat pengembalian (return saham) yang diterima para investor. Dan meningkatnya pertumbuhan penjualan perusahaan maka akan meningkatkan harga jual saham itu sendiri. Serta nilai profitabilitas (ROA) yang tinggi pada perusahaan menunjukan bahwa perusahaan tersebut mampu mengelola aktiva dengan baik sehingga mampu mengoptimalkan penggunaan aktiva yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan laba. Leverage merupakan alat untuk mengukur seberapa besar perusahaan tergantung pada kreditur dalam membiayai asset perusahaan. Penggunaan hutang yang semakin tinggi, yang dicerminkan oleh DER yang semakin besar pada perolehan laba sebelum bunga dan pajak yang sama akan menghasilkan laba per saham yang lebih besar. Jika laba per saham meningkat, maka akan berdampak pada meningkatnya return saham.

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, adapun kesimpulan hasil penelitian ini adalah :

  1. Ada pengaruh signifikan Ukuran Perusahaan terhadap Return Saham pada perusahaan Manufaktur sub sektor Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2015-2019. Ukuran perusahaan menunjukkan pengaruh yang positif terhadap return saham, dimana semakin besar ukuran perusahaan maka return saham yang dihasilkan akan semakin tinggi.
  2. Ada pengaruh signifikan Pertumbuhan Penjualan (Growth) terhadap Return Saham pada perusahaan Manufaktur Sektor Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2015-2019. Bahwa semakin besar tingkat penjualan maka laba perusahaan pun semakin besar dengan begitu nilai return saham pun meningkat.
  3. Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan Manufaktur Sektor Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2015-2019. Semakin tinggi tingkat profitabilitas yang mampu dihasilkan perusahaan maka return saham yang dihasilkan perusahaan akan semakin tinggi. Hal ini berarti profitabilitas memiliki hubungan searah dengan return saham, sehingga profitabilitas merupakan salah satu rasio yang perlu diperhitungkan saat akan berinvestasi dalam bentuk saham.
  4. Leverage berpengaruh secara signifikan terhadap Return Saham pada perusahaan Manufaktur Sektor Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2015-2019. Leverage yang tinggi menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin buruk, karena tingkat ketergantungan permodalan perusahaan terhadap pihak luar semakin besar.

References

  1. H. N. Karimah and E. Taufiq, “Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai Perusahaan,” J. Reviu Akunt. dan Keuang., vol. 6, no. 2, pp. 72–86, 2017.
  2. T. L. Sha, “PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN , LIKUIDITAS , NET PROFIT MARGIN , RETURN ON EQUITY , DAN PRICE TO BOOK VALUE TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN,” vol. XIX, no. 2, pp. 276–294, 2015.
  3. L. Ariyani, R. Andini, and E. B. Santoso, “PENGARUH EPS, CR, DER DAN PBV TERHADAP HARGA SAHAM DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2015,” 2019.
  4. R. Nofrita, “Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Deviden sebagai Variabel Intervening,” J. Akunt., vol. 1, no. 1, pp. 1–23, 2013.
  5. R. Silalahi, “Analisis pengaruh rasio keuangan dan EVA terhadap harga saham bank,” Bus. Manag. Rev., vol. 2, no. 6, pp. 291–304, 2012.
  6. Y. Kurnia. F and Bisma Ariyanto, “Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Wholesale and Retail Trade yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2011 – 2016,” Maj. Ekon., no. 1411, pp. 305–314, 2018.
  7. A. D. Kurnianto, “Analisis Pengaruh EPS, ROE, DER, Dan CR Terhadap Harga Saham Dengan PER Sebagai Variabel Moderating (Studi Kasus Pada Saham Indeks LQ45 Periode 2009-2011 Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia),” Diss. Fak. Ekon. dan Bisnis, pp. 96–110, 2013.
  8. A. Husaini, “PENGARUH VARIABEL RETURN ON ASSETS , RETURN ON EQUITY , NET PROFIT MARGIN DAN EARNING PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM,” pp. 45–47, 2001.
  9. R. C. S. Jumhana, “PENGARUH PER DAN PBV TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PT LIPPO KARAWACI TBK,” 2016.
  10. E. Hendri, “Pengaruh Debt to Asset Ratio (DAR), Long Term Debt to Equity Ratio (LTDER) dan Net Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia,” Media Wahana Ekon., vol. 12, no. 2, pp. 1–19, 2015.
  11. L. Ariyani, R. Andini, and E. B. Santoso, “PENGARUH EPS, CR, DER DAN PBV TERHADAP HARGA SAHAM DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2015,” 2015.
  12. J. Hartono, Teori Portofolio dan Analisis Investasi (Edisi Sepuluh). 2010.
  13. S. Hermawan and Amirullah, Metode Penelitian. 2016.
  14. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Cetakan ke. Bandung: Alfabeta, 2015.
  15. Ghozali, “Metode Penelitian,” J. Chem. Inf. Model., vol. 53, no. 9, pp. 1689–1699, 2018.
  16. S. Zuliarni, “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Mining and Mining Service di Bursa Efek Indonesia (BEI),” J. Apl. Bisnis, vol. 3, no. 1, pp. 36–48, 2012.
  17. S. Munawir, Analisa Laporan Keuangan, 4th ed. Yogyakarta: Liberty, 2011.
  18. R. F. Akbar, “Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Solvabilitas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014,” J. Ilmu Manaj., vol. 1, no. 1, pp. 112–118, 2016.
  19. A. N. Choiriah, R. Malavia, and B. Wahono, “Analisis pengaruh eps, roe, der, dan cr terhadap harga saham dengan per sebagai variabel moderating,” e – J. Ris. ManajemenPRODI Manaj., pp. 96–110, 2013.
  20. T. O. Viandita, Suhadak, and A. Husaini, “Pengaruh Debt Ratio ( Dr ), Price To Earning Ratio ( Per ), Earning Per Share ( Eps ), Dan Size Terhadap Harga Saham,” J. Adm. Bisnis, vol. 1, no. 2, pp. 113–121, 2013.