The Effect of Liquidity and Profitability on Stock Prices With Dividend Policy as Moderation in Manufacturing Companies Listed on the Stock Exchange in 2016-2018
Innovation in Economics, Finance and Sustainable Development
DOI: 10.21070/ijins.v16i.558

The Effect of Liquidity and Profitability on Stock Prices With Dividend Policy as Moderation in Manufacturing Companies Listed on the Stock Exchange in 2016-2018


Pengaruh Likuiditas Dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Dengan Kebijakan Dividen Sebagai Moderasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei Pada Tahun 2016-2018

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Likuiditas, Profitabilitas, Kebijakan Dividen dan Harga Saham

Abstract

This study aims to determine the effect of liquidity, and profitability on stock prices with dividend policy as a moderating variable on the Indonesia Stock Exchange in 2016 – 2018. The method used is purposive sampling and produces 38 sample companies, so the total research data is 114 data. Hypothesis testing is done by using multiple linear regression analysis and regression analysis. The results show that liquidity has a significant positive effect on stock prices, profitability has a significant positive effect on stock prices, dividend policy has a significant positive effect on stock prices. Dividend policy weakens the relationship between liquidity and firm value. Dividend policy strengthens the relationship between profitability and firm value. The results of the coefficient of determination test show that the independent variable, moderating variable and the interaction of the two variables are only able to explain the dependent variable by 22.9%, while the remaining 78.1% is explained by other variables not explained in this study.

Pendahuluan

Perekonomian di Indonesia saat ini mengalami pertumbuhan yang cukup pesat dari waktu ke waktu. Pertumbuhan ekonomi akan mengakibatkan terjadinya perubahan nilai kehidupan masyarakat, pola hidup, pola berpikir dan tingkah laku, yang memiliki harapan akan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. Investasi dapat dikatakan mempengaruhi perekonomian apabila investasi tersebut digunakan utuk pembiayaan pada sektor riil sehingga sektor riil telah berkembang baik maka output nasional akan meningkat [1].

Investasi mempunyai peranan penting dalam pembangunan perekonomian indonesia sebagai salah satu sumber pembiayaan eksternal bagi dunia usaha. Karena pasar modal berguna untuk menjembatani antara pihak yang membutuhkan modal dan pihak yang memiliki kelebihan modal [2]. Pasar modal dipandang sebagai sarana yang efektif untuk mempercepat akumulasi dana melalui mekanisme pengumpulan dana masyarakat dipasar modal melalui berbagai jenis investasi dan menyalurkannya kepada sektor-sektor yang produktif. Dalam rangka pembangunan nasional, pasar modal memiliki andil yang penting dalam pengambilan keputusan investasi membutuhkan pertimbangan yang matang, agar keputusan yang diambil tidak blunder dan menyebabkan kerugian [3].

Dalam berinvestasi, investor harus mengetahui kinerja perusahaan dan informasi lain yang menyangkut keuangan perusahaan yang ada. Kinerja perusahaan yang baik menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mampu menjalankan bisnisnya dengan baik dan bisa memberikan keuntungan yang besar. Karena itulah seorang investor harus mempunyai pengetahuan tentang keuangan, dan bisa menganalisa serta memprediksi perusahaan mana yang akan memberikan keuntungan dimasa depan. Barulah investor mengambil keputusan investasi berkaitan dengan membeli, menjual, atau mempertahankan sahamnya [4].

Banyak terdapat variabel yang mempengaruhi harga saham, baik dari internal perusahaan, ataupun eksternal perusahaan. Menurut [5] “Variabel dari dalam perusahaan seperti dividen, pertumbuhan penjualan, likuiditas, ukuran perusahaan dan rasio keuangan dapat mempengaruhi harga saham.

Munculnya pasar modal di dunia bisnis memiliki peranan yang sangat penting dalam perekonomian suatu negara, karena dapat digunakan sebagai indikator kesehatan ekonomi, pasar modal merupakan tempat bertemunya para pencari modal dan pemodal atau investor, pasar modal menjadi tempat untuk perusahaan yang tergabung dalam Bursa Efek Indonesia anggota dari Bursa Efek Indonesia semakin tahun semakin banyak salah satunya adalah perusahaan makanan dan minuman. Seiring dengan perkembangan pasar modal diindonesia, tentu berkembang pula perusahaan-perusahaan yang listing diperusahaan tersebut [6].

Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem juga sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli Efek pihak- pihak lain dengan tujuan memeperdagangkan Efek diantara mereka [7]. Dalam melakukan investasi pasar modal perlu memiliki sejumlah informasi yang berkaitan dengan dinamika harga saham agar dapat mengambil keputusan tentang saham perusahaan yang layak untuk dipilih. Investor untuk berinvestasi dipasar modal memerlukan pertimbangan-pertimbangan yang matang. Informasi yang diperlukan yaitu mengetahui sejauh mana eratnya hubungan variabel-variabel yang menjadi penyebab fluktuasi harga saham yang akan dibeli. Tujuan utama dalam suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham [8].

Investor mencari peluang untuk menginvestasikan sumber dayanya dipasar modal, dan salah satu faktor utama setiap investor berinvestasi dipasar modal adalah “harga saham” [9]. Harga saham merupakan harga penutupan pasar saham selama periode pengamatan untuk tiap-tiap jenis saham yang dijadikan sampel pergerakannya senantiasa diamati oleh investor. Menerbitkan salah satu pilihan perusahaan ketika membutuhkan perusahaan baik dalam melakukan pengembangan perusahaan maupun untuk membayar hutang perusahaan yang telah jatuh tempo.

Harga saham merupakan uang yang telah dikeluarkan untuk memperoleh bukti penyertaan atau kepemilikan suatu perusahaan. Harga saham juga dapat diartikan sebagai harga yang dibentuk dari suatu hubungan para penjual dan pembeli saham dengan harapan terhadap keuntungan perusahaan, untuk itu investor memerlukan informasi yang berkaitan dengan pembentukan harga saham tersebut dalam mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham [10].

Ada beberapa macam langkah yang harus dilakukan oleh investor untuk melakukan investasi. Menurut Istijanto Oei saham merupakan surat berharga yang sebagai tanda kepemilikan seseorang ataupun badan terhadap perusahaan. Jadi investor yang membeli saham berarti dimiliki oleh perusahaan tersebut. Menurut [11] menyatakan bahwa saham (share/stock) adalah salah satu instrument pasar modal yang paling umum diperdagangkan karena mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Saham adalah tanda penyertaan modal dari seseorang atau badan usaha suatu perusahaan perseroan terbatas.

Menurut [12] harga saham adalah harga suatu saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang akan ditentukan oleh pelaku pasar yang ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan dipasar modal. Menurut [13], harga saham adalah harga yang terdaftar dibursa. Harga dibursa ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran. Semakin banyak orang yang membeli saham, maka harga saham tersebut cenderung akan bergerak naik dan sebaliknya. Artinya jika kinerja perusahaan baik maka harga sahamnya akan mengalami peningkatan, begitu sebaliknya [14].

Menurut [15], harga suatu produk berdasarkan definis klasik adalah gambaran titik temu antara sisi penawaran dan permintaan. Oleh karena itu, banyak hal yang mampu untuk mempengaruhi titik temu kedua sisi tersebut. Harga saham misalnya, yang tidak cukup hanya untuk sisi permintaan dan penawaran yang mempresentasikan terbentuknya harga pokok tersebut. Setiap perusahaan listing diBursa Efek indonesia atau go public pasti akan memastikan saham.

Tetapi harga saham sangatlah fluktuatif dan berubah-ubah, padahal pihak investor sendiri menginginkan harga sahamnya selalu tinggi. Investor harus pandai dalam menganalisis harga saham tersebut jika salah, maka akan mengalami kerugian yang jumlahnya tidaklah sedikit. Sebelum berinvestasi, hendaknya tidak hanya melihat laba bersih yang akan didapatkan oleh perusahaan, tetapi juga harus melakukan analisis terhadap laporan keuangan emiten [16].

Rasio keuangan banyak digunakan oleh beberapa para investor sebagai dasar pengambilan keputusan untuk berinvestasi. Menurut [17] bahwa rasio keuangan perusahaan digolongkan menjadi lima kelompok yaitu: Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas,Rasio Aktivitas, Rasio Profitabilitas dan Rentabilitas, Rasio Investasi. Dalam penilitian ini penulis menggunakan dua rasio likuiditas dan profitabilitas.

Menurut [18], harga saham dapat dipengaruhi oleh rasio keuangan (likuiditas dan profitabilitas), pertumbuhan penjualan dan dividen. Rasio keuangan merupakan angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan [19]. Menurut [20] Current Rasio atau rasio lancar adalah rasio yang membandingkan antara aktiva yang dimliki perusahaan dengan hutang jangka pendek.

Menurut [21] Return On Equity ROE adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dalam mengasilkan laba berdasarkan saham tertentu. Kedua rasio tersebut digunakan dalam penelitian ini karena current ratio dan return on equity memiliki korelasi positif terhadap harga saham. Artinya semakin tinggi nilai kedua ratio tersebut, maka semakin tinggi pula harga sahamnya.

Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi dana yang sudah diinvestasikan yang dapat dinikmati oleh investor. Investor harus benar-benar menyadari bahwa disamping akan memperoleh keuntungan tidak menutup kemungkinan mereka akan mengalami kerugian. Keuntungan atau kerugian yang investor sangat dipengaruhi oleh kemampuan investor dalam menganalisis keadaan harga saham. Retun dapat berupa return realisasi yaitu return yang telah terjadi, dihitung berdasarkan data historis dan digunakan untuk kinerja perusahaan [22].

Berdasarkan alat analisis rasio keuangan, para pemegang saham cenderung menjual sahamnya jika rasio keuangan perusahaan tersebut buruk. Sebaliknya jika rasio keuangan perusahaan tersebut baik, pemegang saham akan mempertahankannya. Demikian juga dengan para calon investor jika rasio keuangan perusahaan tersebut buruk, mereka cenderung untuk tidak menginvestasikan modalnya, begitupun sebaliknya rasio keuangan perusahaan baik, para calon investor akan menginvestasikan modalnya [2]. Melihat kecenderungan tersebut, maka perubahan harga saham dipasar modal sangatlah berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Likuiditas menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan untuk membayar utang lancar (jangka pendek) dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki. Likuiditas yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya [23]. Likuiditas perusahaan dapat diukur dengan meggunakan cash ratio. Cash ratio yang rendah akan disebabkan oleh banyaknya piutang tak tertagih yang belum dibayar debitur, sehingga perusahaan tidak dapat memperoleh tambahan kas. Hal ini yang dapat mengakibatkan rasio gagal bayar hutang jangka pendek yang semakin tinggi. Jika hal ini cash ratio suatu perusahaan berada dalam kondisi likuid, sehingga mengakibatkan harga saham menurun karena minat investor rendah.

Pada umumnya untuk mengukur tingkat likuiditas suatu perusahaan dengan menggunakan current ratio sebagai alat ukurnya. Perhitungan tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan kepastian yang lebih besar dalam mengukur tingkat likuiditas perusahaan. Dalam mengukur current ratio tidak mengambil jumlah aset seluruhnya didalam membandingkan dengan liabilitasnya, melainkan hanya mengambil beberapa elemen dari aktiva lancar yang mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi yaitu kas, efek, dan piutang [24].

Perlu diketahui adanya faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat likuiditas suatu perusahaan. Pertama, investasi pada harta tetap dimana pemakaian dana untuk pembelian harta tetap adalah salah satu penyebab utama dari keadaan likuiditas. Jika rasio likuiditas menurun, maka masalah tersebut akan hanya dapat dicegah dengan menambah dana jangka panjang untuk menutup kebutuhan harta tetap yang akan meningkat. Kedua, volume kegiatan perusahaan yang meningkat akan memudahkan kebutuhan dari dana untuk membiayai harta lancar, dan ketiga, pengendalian harta lancar [20]. Apabila pengendalian yang kurang baik terhadap besarnya investasi dalam persediaan dan piutang akan menyebabkan adanya investasi berlebih yang memungkinkan menurunnya rasio likuiditas.

Selain faktor likuiditas, profit juga dijadikan fokus perhatian oleh para investor dalam menilai kemampuan suatu perusahaan.Alat ukur finansial yang lazim digunakan untuk mengukur tingkat profit, yaitu dengan melakukan analisis terhadap rasio profitabiitas. Menurut [25] profitabilitas dapat dikatakan sebagai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktivitas yang dilakukan pada periode akuntansi. Para investor menanamkan saham pada perusahaan adalah untuk mendapatkan return yang terdiri dari yield dan capital again. Semakin tinggi kemampuan memperoleh laba makasemakin tinggi return yang diharapkan investor, sehingga menjadikan harga saham menjadi lebih baik. Apabila seorang manajer telah bekerja keras dan berhasil meningkatkan penjualan sementara biaya tidak berubah, maka laba harus meningkat penjualan sementara biaya tidak berubah, maka laba harus meningkat melebihi periode sebelumnya yang mengisyaratkan keberhasilan [26]. Hasil penelitian [27] menujukkan bahwa struktur kepemilikan, struktur modal, profitabilias, dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Profitabilitas yang tinggi menunjukkan perusahaan yang baik, sehingga investor akan merespon positif sinyal tersebut dan harga saham akan meningkat [28]. [29] menyatakan bahwa nilai pasar suatu saham dapat dipergunakan sebagai tolak ukur nilai perusahaan yang sebenarnya. Hal tersebut disebabkan Karena harga pasar saham yang mengandung harapan mengenai masa depan suatu perusahaan. Secara sederhana definisi saham yaitu surat berharga sebagai bukti penyertaan atau kepemilikan individu mampu institusi dalam suatu perusahaan.

Harga saham mencerminkan juga nilai dari suatu perusahaan. Jika perusahaan mencapai prestasi yang baik, maka saham perusahaan tersebut akan banyak diminati oleh para investor. Prestasi baik yang akan dicapai perusahaan dapat dilihat dalam laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan (emiten). Emiten berkewajiban untuk mempublikasikan laporan keuangan pada periode tertentu. Laporan keuangan ini sangat berguna bagi investor untuk membantu dalam pengambilan keputusan investasi, seperti menjual, membeli atau menanam saham. Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analisis keuangan memerlukan beberapa tolak ukur. Tolak ukur yang sering dipakai adalah rasio atau indeks, yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya. Analisis dan interprestasi dari macam-macam rasio dapat memberikan informasi yang lebih baik tentang kondisi keuangan dan prestasi keuangan perusahaaan [30].

Penelitian mengenai likuiditas dan harga saham dilakukan oleh [2]. Menemukan bahwa likuiditas berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan. Penelitian mengenai hubungan ukuran perusahaan dengan harga saham menunjukkan hasil yang hampir sama. [4] menemukan bahwa likuiditas berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan. Penelitian mengenai hubungan ukuran perusahaan dengan harga saham menunjukkan hasil yang hampir sama. Temuan ini menunjukkan bahwa investor mempertimbangkan ukuran perusahaan dalam membeli saham. [3], menyatakan bahwa ukuran perusahaan dapat digunakan sebagai patokan kinerja yang bagus. Hasil penelitian [5] menunjukkan bahwa vriabel current ratio), Return in Asset and Debt to Equity Ratio secara tidak berpengaruh signifikan untuk memprediksi hargasaham yang akan diperdagangkan dibursa efek.

Profitabilitas merupakan hasil bersih dari sejumlah kebijakan dan keputusan perusahaan. Rasio profitabilitas mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan [6]. Profitabilitas ini dapat diukur dengan menggunakan alat ukur Return on Asset. Semakin meningkatnya ROA maka dividen yang akan diterima olehpemegang saham akan mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan suatu perusahaan dalam mengelola aktiva yang memiliki untuk meghasilkan suat kemampuan yang mempunyai daya tarik dan mampu mempengaruhi investor untuk membeli saham perusahaan yang mengakibatkan harga saham perusahaan akan mengalami peningkatan.

Untuk sebagian perusahaan, pembayaran deviden yang stabil dapat diinterprestasikan sebagai suatu signal bahwa perusahaan tersebut dalam kondisi yang sehat. Dividen merupakan manfaat yang diterima dari investasi saham yang dilakukan oleh suatu perusahaan. Dividen yang digunakan oleh para investor, untuk menilai risiko dan keuntungan perusahaan sebab dividien mempunyai kandungan informasi. Meningkatnya pembayaran dividen ditafsirkan sebagai tanda meningkatnya keuntungan perusahaan dimasa yang akan datang. Dividen dibayarkan kepada investor dengan harapan para investor akan semakin tertarik untuk menanamkan modalnya keperusahaan tersebut, sehingga akan meningkatkan harga saham.

Kebijakan dividen dalam penelitian ini merupakan variabel moderasi. Variabel moderasi merupakan variabel independen yang akan memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel independen lainnya terhadap variabel dependen [31]. Pembagian dividen menjadi sinyal positif bagi para investor karena menggambarkan kinerja perusahaan yang baik. Semakin tinggi perusahaan LQ45 membagikan dividen maka harga saham akan meningkat. Menurut [23], mengembangkan irrelevance theory bahwa kebijakan dividen tidak berdampak pada harga saham perusahaan. Berbeda dengan bird in the theory yang dikemukakan oleh [32] bahwa kebijakan dividen dapat mempengaruhi harga saham perusahaan.

Penelitian ini menggunakan dua macam kinerja keuangan yaitu profitabilitas dan likuiditas dikarenakan profitabilitas juga merupakan perusahaan guna mendapatkan laba. Profitabilitas juga merupakan indikator kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban bagi para penyandang dananya dan merupakan elemen dalam menciptakan prospek perusahaan dimasa yang akan datang. Tingkat profitabilitas perusahaan sangatlah penting untuk menilai kinerja. keuangan pada sebuah perusahaan. Setiap perusahaan menginginkan profitabilitas yang tinggi agar tetap kestabilan likuiditas dari perusahaannya. Selain itu juga, jika sebuah profitabilitas perusahaan selalu baik, hal ini bisa mempengaruhi jumlah investor yang ingin berinvestasi ataupun menanam saham diperusahaan tersebut. Profitabilitas dapat diukur dari beberapa aspek salah satunya yaitu return on asset (ROA) yang merupakan salah satu bentuk dari rasio profitabilits untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari aset yang dimiliki perusahaan dengan membandingkan laba bersih sebelum pajak dari total aktiva. Peneliti termotivasi melakukan penelitian ini mengenai pengaruh likuiditas dan profitablitas terhadap harga saham perusahaan manufaktur karena beberapa penelitian sebelumnya harga saham yang digunakan adalah harga saham tahun berjalan. Penelitian harga saham yang digunakan adalah harga saham tahun berikutnya sehingga dapat digunakan untuk memprediksi harga saham.

Beberapa penelitian terdahulu telah melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap harga saham dan menghasilkan kesimpulan yang berbeda-beda. [23] meneliti tentang pengaruh likuiditas dan profitabilitas terhadap harga saham Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa likuiditas yang diproksikan dengan CR dan profitabilitas dengan EPS berpengaruh terhadap harga saham. Sedangkan menurut [33] variabel CR berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan harga saham, sedangkan variabel ROE,ROA, DER, dan BVS tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham.

Penelitian [34] yang menguji pengaruh rasio likuiditas dan rasio profitabilitas terhadap harga saham (studi pada perusahaan indeks LQ45 Periode 2008-2012), menunjukkan bhawa variabel CR, QR, dan ROA mempunyai pengaruh signifikan terhdap harga saham, sedangkan variabel ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Penelitian [35] menguji pengaruh rasio keuangan, pertumbuhan penjualan, dan dividen terhadap harga saham. Penelitiannya tersebut menggunakan rasio likuiditas, profitabilitas, pertumbuhan penjualan, dan dividen dengan mengambil sampel dari perusahaan LQ45 diBursa Efek Indonesia hasil penelitiannya menyatakan bahwa harga saham dipengaruhi oleh profitabilitas, likuiditas, pertumbuhan penjualan, dan dividen.

Penelitian [36], menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif terhadap harga saham. Semakin tinggi pertumbuhan perusahaan akan mendorong meningkatnya harga saham perusahaan. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa terjadinya pertumbuhan perusahaan yang dinilai dari kenaikan nilai total asset mampu menciptakan kesan positif para pelaku pasar. Penelitian yang dilakukan oleh [5] tentang pengaruh profitabilitas dan kesempatan investasi terhadap kebijakan jumlah dividen kas perusahaan publik di Jakarta dengan menggunakan likuiditas sebagai variabel 4 moderating. Dalam penelitian ini profitabilitas diproksi dengan return on invesment, kesempatan investasi yang diproksi dengan fixed assets, danlikuiditas sebagai variabel moderating yang diukur dengan current ratio. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang listing di BEJ dan membagikan dividen tahun 2002-2003. Dari penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan dividen dan diperkuat oleh likuiditas.

Sedangkan kesempatan investasi tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Penelitian yang menunjukkan pengaruh negatif tersebut didukung oleh penelitian [21], sedangkan penelitian [24], menyatakan bahwa pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap harga saham. Penelitian ini mengembangkan dari penelitian yang dilakukan oleh [1] yang berjudul pengaruh rasio keuangan, pertumbuhan penjualan dan dividen terhadap harga saham. Perbedaannya dengan penelitian sekarang adalah menambahkan variabel moderasi, yaitu variabel kebijakan deviden.

Kebijakan dividen pada hakekatnya adalah keputusan apakah laba yang diperoleh akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi dimasa yang akan datang. Dividen merupakan pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan banyaknya saham yang akan dimiliki. Pembagian saham ini akan mengurangi laba ditahan dan kas yang tersedia dibagi perusahaan, tetapi distribusri keuntungan kepada para pemilik memang adalah tujuan utama suatu bisnis. Olehkarenaitupeneliti tertarikmelakukanpenelitiandengan judul “Pengaruh Likuiditas Dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Pada Tahun 2016 – 2018”

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang dikemukakan diatas, adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Apakah likuiditas berpengaruh terhadap harga saham ?
  2. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap harga saham ?
  3. Apakah kebijakan dividen dapat memoderasi pengaruh likuiditas terhadap harga saham ?
  4. Apakah kebijakan dividen dapat memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap harga saham?

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan data sekunder sebagai sumber data [37]. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah Laporan Keuangan tahunan Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Periode 2016-2018. Penelitian ini menganalisa dan menjelaskan Pengaruh Likuiditas Dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Pada Tahun 2016 – 2018.

Indikator Variabel

Dalam penelitian menggunakan 5 variabel, variabel terdiri dari Variabel Dependen dan Independen. Variabel dependen yaitu return saham, sedangkan variabel independen terdiri dari likuiditas, profitabilitas, pertumbuhan penjualan, dan kebijakan dividen.

Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen (independent variable) adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengerahui variabel yang lain. Menurut [21], variabel dependen yaitu variabel yang dipengaruhi atau dikenal juga sebagai variabel yang menjadi akibat karena adanya variabel independen. Variabel dependen (Y) atau variabel terikat dari penelitian ini yaitu harga saham. Harga saham merupakan harga saham dibursa efek saham pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan dipasar modal. Harga saham yang dimaksut dalam penelitian ini yaitu harga saham dalam penutupan akhir (closing price) yang diindekskan atau lebih sering disebut dengan Index Harga Saham Individual (IHSI).

Variabel Independen (X)

Variabel independent merupakan variabel penelitian yang memengaruhi, yaitu faktor-faktor yang diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh seorang peneliti untuk menetapkan atau menentukan hubungan anatara fenomena yang sedang diamati. Pengertian varibael independent menurut [38], bahwa variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel lainnya.

Dalam penelitian ini variabel independen (X) pada penelitian ini terdiri dari likuiditas sebagai variabel independen X1 yang diproksikan dengan profitabilitas sebagai variabel independen X2 yakni sebagai berikut:

Rasio Likuiditas (X1)

Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuanperusahaan dalam memenuhi kewajiban atau membayar utang jangka pendeknya. Rasio inilah yang dapat digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya dalam suatu perusahaan. Rasio ini untuk menilai kecukupan aktiva lancar perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya atau utang lancar yang dipakai dalam perhitungan akuntansi sesuai dengan jenis-jenis laporan keuangannya.

Menurut [39] pengertian likuiditas merupakan kemampuan sebuah perusahaan untuk bisa memenuhi kewajiban keuangannya yang harus secepatnya dipenuhi, atau juga kemampuan perusahaan untuk dapay memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI) pengertian likuiditas merupakan perihal yang menggambarkan posisi uang kas pada suatu perusahaan untuk dapat melunasi kewajiban hutang itu tepat pada waktu jatuh tempo. Rasio likuiditas dapat diukur dengan menggunakan rumus :

Current Ratio = Asset Lancar / Liabilitas

Rasio Profitabilitas (X2)

Profitabilitas yaitu perusahaan yang menyangkut efektifitas manejemen dalam menggunakan jumlah aset, seperti yang tercatat dalam neraca. Tingkat efektifita dapat dinilai dengan menghubungkan laba bersih yang diperoleh perusahaan dengan aset yang digunakan untuk menghasilkan laba. Profitabilitas merefleksikan untuk pendanaan investasi untuk memperoleh tingkat profitabilitas, digunakan perhitungan tingkat return rata-rata aset. Menggunakan rumus return on equity (ROE) sebagai berikut [34]:

ROE = Laba bersih (Net Income) / Ekuitas pemegang saham

Variabel Moderasi (Z)

Variabel moderasi adalah variabel independen yang akan memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Kebijakan dividen merupakan penentu besarnya posri keuntungan yang akan diberikan kepada pemegang saham. Kebijakan dividen bersangkutan dengan penentu pembagian pendapatan untuk dibayarkan kepada pemegang saham sebagai dividen atau digunakan dalam sebuah perusahaan sebagai laba ditahan [40]. Kebijakan dalam penelitian ini menggunakan proksi dividen payout ratio (DPR). Menurut [41], rasio pembayaran dividen adalah persentase laba dibayarkan kepda para pemegang saham dalam bentuk kas. Menurut [9] kebijakan dividen dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

DPR = Dividen per share / Earning per share x 100%

Sampel

Perusahaan yang menjadi sampel dari penelitian ini dipilih menggunakan metode purposive sampling, dimana sampel dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu atau karakteristik tertentu [42].

  1. Perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari periode 2016 - 2018.
    1. Perusahaan yang tidak melakukan stock split tahun 2016 – 2018.
    2. Perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang membagikan dividend 3 tahun berturut-turut selama 2016 – 2018.
    3. Perusahaan yang menghasilkan laba positif pada periode 2016– 2018.
    4. Perusahaan-perusahaan yang telah menerbitkan annual report yang terdaftar di BEI pada periode 2016 – 2018.

No Kode Nama Perusahaan
1 ASII Astra Indonesia Tbk
2 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk
3 ARNA Arwana Citra Mulia Tbk
4 AKPI Argha Karya Prima Tbk
5 BATA Sepatu Bata Tbk
6 CINT Chitose Internasional Tbk
7 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk
8 DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk
9 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk
10 GGRM Gudang Garam Tbk
11 HMSP H.M Sampoerna Tbk
12 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
13 INTP Indocement Tungga Prakarsa Tbk
14 INAI Indal Aluminium Industry Tbk
15 IMPC Impack Pratama Tbk
16 JECC Jembo Cable Company Tbk
17 JPFA JAPFA Comfeed Indonesia Tbk
18 KBLI Kimi Wire dan Cable Tbk
19 KBLM Kabelindo Murni Tbk
20 KAEF Kimia Farma Tbk
21 KINO Kindo Indonesia Tbk
22 LION Lion Metal Works Tbk
23 LMSH Lion Mesh Prima Tbk
24 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk
25 MYOR mayora Indonesia Tbk
26 MERK Merek Tbk
27 RICY Ricy Putra Globalindo Tbk
28 ROTI Nippon Indonesia Carpindo Tbk
29 SMSM Selamat Sempurna Tbk
30 SCCO Supereme Cable Manufakturing Tbk
31 SIDO Industri Jamu dan Farmasi Tbk
32 SMGR Semen Gresik Tbk
33 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk
34 TCID mandom Indonesia Tbk
35 TOTO Surya TotoIndonesia Tbk
36 ULTJ Ultra jaya Indonesia Tbk
37 UNVR Unilever Indonesia Tbk
38 WTON Wijaya Karton Tbk
Table 1.Sampel Perusahaan

Teknik Analisis Data

  1. Statistik Deskriptif
  2. Asumsi Klasik
  3. Analisis Regresi Linear Berganda [43]
  4. Pengujian Hipotesis
  1. Uji t (Uji parsial )
  2. Determinasi Koefisien [44]
  3. Multi Moderated Regression Analysis (MRA) [45]

Hasil dan Pembahasan

Hasil

Analisis Regresi Moderasi ( Moderating Regresion Analysis )

Std. Change Statistics
Adjusted Error of R F
Model R R the Square Sig. F Durbin-
R Square Square Estimate Change Change df1 df2 Change Watson
1 .515a .266 .229 150.202 .266 7.161 5 99 .000 2.017
a. Predictors: (Constant), X2Z, X1, X2, Z, X1Z
b. Dependent Variable: ln_y
Table 2.Hasil Uji Analisis Regresi Moderasi

Hasil Uji Moderasi

Hasil Uji Hipotesis

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
B Std. Beta
Model Error T Sig.
1 (Constant) 7.801 .414 18.829 .000
X1 -.031 .145 -.025 -.213 .832
X2 -.039 .175 -.027 -.223 .824
Z .271 .319 .176 .850 .397
X1Z -.183 .167 -.358 -1.094 .276
X2Z -.163 .133 -.287 -1.223 .224
a. Dependent Variable: ln_y
ANOVA a
Model Sum of Df Mean F Sig.
Squares Square
1 Regression 80.783 5 16.157 7.161 .000b
Table 3.
Residual 223.351 99 2.256
Total 304.134 104
Table 4.
  1. Dependent Variable: ln_y
  2. Predictors: (Constant), X2Z, X1, X2, Z, X1Z

Berdasarkan tabel diatas dapat dijabarkan persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

Closing Price = -.031 Likuiditas + -.039 Profitabilitas + e

Berdasarkan persamaan diatas, dapat dijabarkan bahwa dapat dijabarkan Konstanta sebesar 7.801, artinya apabila Likuiditas dan Profitabilitas tidak ada atau nilainya adalah 0, maka harga saham nilainya sebesar 7.801.

Koefisien regresi variabel likuiditas (X1) sebesar -0.031, artinya apabila kepemilikan manajerial ditingkatkan 1 satuan, maka harga saham mengalami penurunan yang relatif cukup besar yaitu sebesar 0.031 satuan. Koefisien bernilai negatif artinya ada hubungan berlawanan antara kepemilikan manajerial dengan harga saham. Apabila likuiditas ditingkatkan maka bisa membuat harga saham menurun.

Koefisien regresi variabel Profitabilitas (X2) sebesar -0.039, artinya apabila Profitabilitas ditingkatkan 1 satuan, maka Harga Saham mengalami kenaikan yang cukup berarti, sebesar 0.039 satuan. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan searah antara Profitailitas dengan Harga Saham. Semakin tinggi Profitabilitas maka akan semakin meningkatkan harga Saham.

Uji t dimaksudkan untuk melihat signifikan dari pengaruh variabel independent secara individu terhadap variabel dependent,dengan menganggap variabel lain bersifat konstan.

  1. Apabila taraf signifikan lebih kecil dari α=0,05 berarti variabel bebas mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
  2. Apabila taraf signifikan lebih besardari α=0,05 berarti variabel bebas tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
Tabel 3
Analisi s Parsial (t)
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
B Std. Beta
Model Error T Sig.
1 (Constant) 7.801 .414 18.829 .000
X1 -.031 .145 -.025 -.213 .832
X2 -.039 .175 -.027 -.223 .824
Z .271 .319 .176 .850 .397
X1Z -.183 .167 -.358 -1.094 .276
X2Z -.163 .133 -.287 -1.223 .224
a. Dependent Variable: ln_y
Table 5.

Dari hasil tampilan output SPSS diatas dapat dilihat bahwa :

  1. Pada variabel Likuiditas nilai signifikan likuiditas sebesar 0,832 terhadap harga saham.
  2. Pada variabel Profitabilitas nilai signifikan sebesar 0,824 yang berarti terdapat pengaruh secara parsial Profitabilitas terhadap Harga Saham.

Uji F digunakan menguji ada tidaknya pengaruh variabel-variabel independent dengan variabel dependent secara simultan.

  1. Apabila signifikan lebih kecildari α=0,05 berarti variabel bebas mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
  2. Apabila taraf signifikan lebih besar dari α=0,05 berarti variabel bebas tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

Berikut adalah tabel hasil uji F dengan perhitungan statistik dengan menguunakan SPSS:

Tabel 4
Uji F (simultan)
Sum of Mean
Model Squares Df Square F Sig.
1 Regression 80.783 5 16.157 7.161 .000b
Residual 223.351 99 2.256
Total 304.134 104
Table 6.

a. Dependent Variable: ln_y

b. Predictors: (Constant), X2Z, X1, X2, Z, X1Z

Dari hasil tampilan output SPSS dapat dilihat bahwa : F hitung sebesar 7,161 dengan tingkat signifikan 0,006 hal ini berarti bahwa variabel bebas yang terdiri dari Likuiditas dan Profitabilitas secara simultan mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat yaitu Harga Saham (Y) karena nilai sig 0,000 < 0,05. Hipotesis keempat yang diajukan pada penelitian ini adalah kinerja perusahaan memperkuat hubungan antara likuiditas dan profitabilitas. Berdasarkan hasil pengujian yang disajikan pada tabel 4.17 menunjukkan nilai signifikansi untuk variabel likuiditas_profitabilitas_kebijakan dividen sebesar 0,000. Nilai tersebut lebih kecil dari alpha 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja perusahaan memoderasi pengaruh Likuiditas dan Profitabilitas terhadap uharga saham (closing price). Interaksi dari variabel moderasi dapat memperkuat maupun memperlemah pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Interaksi antara kinerjaperusahaan bersifat memperkuat pengaruh likuiditas dan profitabilitas terhadap harga saham (closing price). Hal tersebut dapat diketahui dengan nilai koefisien determinasi atau R-Square dimana nilai R-Square pada pengujian pertama (tidak menggunakan variabel moderasi) sebesar 0,195 atau 1,95%. Nilai tersebut lebih kecil dibandingkan nilai R-Square pada pengujian kedua (menggunakan variabel kebijakan dividen).

Pembahasan

Pengaruh Likuidias terhadap harga saham

Berdasarkan dari hasil analisis yang didapat menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh berpengaruh positif terhadap harga saham perusahaan manufakturv yang terdaftar dibursa efek indonesia (BEI) pada tahun 2016-2018. Rasio aktivitas (Account receivable turnover) atau rasio perputaran piutang adalah rasio yang mengukur seberapa banyak terjadinya perputaran piutang dalam perusahaan dalam satu tahun [41]. Semakin baik perusahaan dalam melakukan penagihan piutang maka permintaan terhadap harga saham akan meningkat sehingga berpengaruh terhadap harga saham. Jika perusahaan kesulitan dalam penagihan maka akan menyebabkan saldo piutang besar dan rasio rendah, sebaliknya, jika perusahaan mempunyai kebijakan kredit dan prosedur penagihan dengan baik maka akan menyebabkan saldo piutang rendah dan rasionya tinggi.

Hasil ini searah dengan penelitiannya [42]; [43]. Hasil ini berpengaruh positif signifikan dapat diartikan bahwa semakin besar current rasio yang dihasilkan maka semakin besar jaminan modal yang dikeluarkan investor untuk dapat dibayar perusahaan. apabila asset lancar yang dimiliki mampu dioperasikan perusahaan dengan cepat maka akan menghasilkan keuntungan yang tinggi pula. Hal ini akan menciptakan perusahaan semakin besar kemampuannya dalam membyar kewajiban pendeknya. Ini akan dipandang investor perusahaan akan memiliki kinerja yang baik. Pandangan ini secara otomatis akan meningkatkan nilai perusahaan dan investor akan tertarik dengan menanmkan modalnya kepada perusahaan tersebut. Ketertarikan investor kepada perusahaan tersebut akan membuat nilai harga saham itu sendiri meningkat [44].

Pengaruh profitabilitas terhadap harga saham

Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap harga saham. Dengan demikian menunjukkan bhawa Hipotesis diterima, artinya Return On Equity secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Return On Equity merupakan rasio yang mengukur laba bersih setelah pajak dengan modal sendiri. Menurut [45] rasio yang paling penting adalah ROE, pemegang saham pastinya ingin mendapatkan pengambila modan yang lebih tinggi atas modal yang mereka investasikan, dan ROE menunjukkan tingkat pengambilan yang mereka peroleh. Artinya semakin tinggi ROE maka makin tinggi pula nilai perusahaan dimata investor dan calon investor maka dari itu dapat mengakibatan naiknya harga saham. Teori ini sejalan dengan penelitian ini dengan hasil pengujian yang dilakukan yaitu ROE berpengerauh terhadap harag saham.

Pengaruh kebijakan dividen terhadap harga saham

Kebijakan dividen berkaitan dengan kebijakan mengenai apakah laba yang didapat perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham atau ditahan sebagai laba ditahan. Semakin besar laba yang dibagikan kepada pemegang saham, maka ketertarikan investor dalam perusahaan juga semakin besar, sehingga meningkatkan harga saham.

Pengaruh Likuiditas dan Profitabilitas secara simultan terhadap harga saham.

Dari hasil hipotesis ketiga ini menyatakan bahwa Likuiditas, profitabilitas secara simultan terhadap harga saham. Berdasarkan uji F dapat diketahui bahwa secara simultan variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga variabel dependen. Hal ini dibuktikan dari nilai F hitung sebesar 7.161 dengan signifikan sebesar 0.000. maka disimpulkan bahwa variabelindependen (likuiditas, profitabilitas, kebijakan dividen) berpengaruh secara simultan terhadap harga saham.

Pengaruh Kebijakan Dividen dalam Memoderasi hubungan Likuiditas terhadap harga saham

semakin tinggi atau rendahnya kebijakan dividen tidak mempengaruhi hubungan antara likuiditas terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan dividen irrelevance theory bahwa kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham baik nilai perusahaan tersebut meningkat ataupun menurun. Hasil ini mengindikasi kebijakan pembayaran dividen tidak menimbulkan reaksi pasar sehingga tidak mempengaruhi peningkatan atau pun penurunan harga saham.

Pengaruh Kebijakan Dividen dalam Memoderasi hubungan Profitabilitas terhadap harga saham

naiknya profitabilitas akan menarik minat investor untuk menanamkan sahamnya diperusahaan tersebut, sehingga permintaan saham akan meningkat. Berdasarkan teori sinyal dengan adanya peningkatan dividen membuat pasar akan bereaksi positif dan cenderung akan menginterprestasikan bahwa perusahaan memiliki prospek yang baik dimasa medatang. Dengan adanya pembayaran dividen yang meningkat kepada pemegang saham, investor memprediksi laba yang telah didapat oleh perusahaan akan berlanjut dan membaik dan akibatnya banyak investor yang membeli saham perushaan tersebut sehingga meningkatkan harga saham.

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, adapun kesimpulan hasil penelitian ini adalah :

  1. Likuiditas memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016 - 2018.
  2. Profitabilitas memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015 - 2017.
  3. Kebijakan Dividen memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016 - 2018.
  4. Kebijakan Dividen (DPR) tidak mampu memoderasi hubungan antara Likuiditas dengan arah negatif terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016 - 2018.
  5. Kebijakan Dividen (DPR) mampu memperkuat dalam memoderasi hubungan antara Profitabilitas dengan arah positif terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016 - 2018.

References

  1. N. Made and D. Puspita, “TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN DI BEI : SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI,” pp. 575–591, 2013.
  2. P. Gunarso, “Laba Akuntansi, Leverage, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Harga Saham Di Bursa Efek Indonesia,” J. Keuang. dan Perbank., vol. 18, no. 1, pp. 63–71, 2014.
  3. G. P. Dwipratama, “PENGARUH PBV , DER , EPS , DPR DAN ROA TERHADAP HARGA SAHAM ( STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE YANG TERDAFTAR DI BEI ),” 2009.
  4. Fahriansyah, “PENGARUH PER, PBV DAN DER TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PROPERTY YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA,” 2017.
  5. A. W. PRASETYO, “PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM DENGAN PRICE EARNING RATIO SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN JASA SEKTOR KEUANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2013-2016,” Director, vol. 15, no. 29, pp. 7577–7588, 2018.
  6. T. O. Viandita, Suhadak, and A. Husaini, “Pengaruh Debt Ratio ( Dr ), Price To Earning Ratio ( Per ), Earning Per Share ( Eps ), Dan Size Terhadap Harga Saham,” J. Adm. Bisnis, vol. 1, no. 2, pp. 113–121, 2013.
  7. R. F. Akbar, “Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Solvabilitas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014,” J. Ilmu Manaj., vol. 1, no. 1, pp. 112–118, 2016.
  8. A. N. Choiriah, R. Malavia, and B. Wahono, “Analisis pengaruh eps, roe, der, dan cr terhadap harga saham dengan per sebagai variabel moderating,” e – J. Ris. ManajemenPRODI Manaj., pp. 96–110, 2013.
  9. S. Zuliarni, “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Mining and Mining Service di Bursa Efek Indonesia (BEI),” J. Apl. Bisnis, vol. 3, no. 1, pp. 36–48, 2012.
  10. P. D. A. Dewi and I. G. N. A. Suaryana, “PENGARUH EPS, DER, DAN PBV TERHADAP HARGA SAHAM,” vol. 1, pp. 215–229, 2013.
  11. P. W. Rahmadewi and N. Abundanti, “PENGARUH EPS, PER, CR, DAN ROE TERHADAP HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA,” 2018.
  12. D. Andhani, “Pengaruh Debt To Total Asset Ratio (DAR) dan Debt To Equity Ratio (DER) Terhadap Net Profit Margin (NPM) Serta dampaknya terhadap Harga Saham pada Perusahaan Elektronik di Bursa Efek Tokyo tahun 2007-2016,” J. SEKURITAS (Saham, Ekon. Keuang. dan Investasi), vol. 3, no. 1, p. 45, 2019.
  13. Sulia, “ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN LQ45 YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA,” 2017.
  14. F. Choirunnisa, “ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), RETURN ON EQUITY (ROE), DEBT TO ASSET RATIO (DAR), DEBT TO EQUITY RATIO (DER), DAN EARNING PER SHARE (EPS) TERHADAP HARGA SAHAM (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN INFRASTRUKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERI,” IOSR J. Econ. Financ., vol. 3, no. 1, p. 56, 2016.
  15. L. Ariyani, R. Andini, and E. B. Santoso, “PENGARUH EPS, CR, DER DAN PBV TERHADAP HARGA SAHAM DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2015,” 2015.
  16. E. Hendri, “Pengaruh Debt to Asset Ratio (DAR), Long Term Debt to Equity Ratio (LTDER) dan Net Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia,” Media Wahana Ekon., vol. 12, no. 2, pp. 1–19, 2015.
  17. A. Husaini, “PENGARUH VARIABEL RETURN ON ASSETS , RETURN ON EQUITY , NET PROFIT MARGIN DAN EARNING PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM,” pp. 45–47, 2001.
  18. A. D. Kurnianto, “Analisis Pengaruh EPS, ROE, DER, Dan CR Terhadap Harga Saham Dengan PER Sebagai Variabel Moderating (Studi Kasus Pada Saham Indeks LQ45 Periode 2009-2011 Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia),” Diss. Fak. Ekon. dan Bisnis, pp. 96–110, 2013.
  19. Y. Kurnia. F and Bisma Ariyanto, “Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Wholesale and Retail Trade yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2011 – 2016,” Maj. Ekon., no. 1411, pp. 305–314, 2018.
  20. T. L. Sha, “PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN , LIKUIDITAS , NET PROFIT MARGIN , RETURN ON EQUITY , DAN PRICE TO BOOK VALUE TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN,” vol. XIX, no. 2, pp. 276–294, 2015.
  21. N. K. Karyati and I. K. Sudama, “PENGARUH INFLASI , RETURN ON ASSETS , RETURN ON EQUITY TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI PADA PERUSAHAAN AGRIBISNIS YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Ni Ketut Karyati I Ketut Sudama,” vol. 10, no. 1, pp. 40–52, 2020.
  22. F. A. Ismail, “… SBI, Kurs Rupiah, Harga Minyak Mentah Dunia dan Harga Emas terhadap Return Saham Perusahaan yang Listing di Jakarta Islamic Index (JII) Tahun 2011-2012,” SKRIPSI Jur. Akutansi-Fakultas Ekon. UM, 2013.
  23. I. S. Machfiroh, A. N. Pyadini, and A. Riyani, “ANALYSIS OF THE EFFECT OF LIQUIDITY, SOLVABILITY AND PROFITABILITY ON STOCK PRICES IN AGRICULTURAL SECTORS LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE (IDX),” vol. 4, no. 1, pp. 22–34, 2020.
  24. A. Novianti, “Pengaruh Current Ratio (Cr), Debt To Equity (Der), Net Profit Margin (Npm), Price Earning Ratio (Per) Terhadap Harga Saham Dengan Earning Per Share (Eps) Sebagai Variabel Moderasi,” 2015.
  25. ANGGARA ISTA PUTRA, “PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, UKURAN PERUSAHAAN, KUALITAS AUDITOR, DAN KEPEMILIKAN PUBLIK TERHADAP KETEPATAN WAKTU PELAPORAN KEUANGAN (Study Pada Perusahaan Manufaktur Periode Tahun 2012-2016),” vol. 3, no. 32, pp. 1–44, 2018.
  26. Y. Herawati, “PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, FREE CASH FLOW TERHADAP INISIASI DIVIDEN DENGAN GOODCORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL MODERASI,” 2019.
  27. A. N. ’Aini, F. Harimurti, and D. Kristianto, “PENGARUH PERENCANAAN PAJAK, RETURN ON ASSET DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP NILAI PERUSAHAAN,” pp. 479–488, 2016.
  28. I. Y. Rinnaya, R. Andini, and A. Oemar, “Pengaruh Profitabilitas, Rasio Aktivitas, Keputusan Pendanaan, Keputusan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2014),” J. Account., vol. 2, no. 2, pp. 1–18, 2016.
  29. W. Utomo, R. Andini, and K. Raharjo, “PENGARUH LEVERAGE (DER), PRICE BOOK VALUE (PBV), UKURAN PERUSAHAAN (SIZE), RETURN ON EQUITY (ROE), DEVIDEN PAYOUT RATIO (DPR) DAN LIKUIDITAS (CR) TERHADAP PRICE EARNING RATIO (PER) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG LISTING di BEI TAHUN 2009 – 2014,” 2016.
  30. Setyorini, “PANDEMI COVID-19 DAN ONLINE LEARNING : APAKAH BERPENGARUH TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN PADA KURUKULUM 13?,” Jiemar, vol. 1, no. Juni, pp. 95–102, 2020.
  31. A Chariri and I. Ghozali, Teori Akuntansi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2007.
  32. L. Ariyani, R. Andini, and E. B. Santoso, “PENGARUH EPS, CR, DER DAN PBV TERHADAP HARGA SAHAM DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2015,” 2019.
  33. O. Pramiana, “Keputusan Investasi Perusahaan Perdagangan Retail di,” 2020.
  34. I. G. N. A. D. Pramana and I. K. Mustanda, “PENGARUH PROFITABILITAS DAN SIZE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN CSR SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana ( Unud ), Bali , Indonesia PENDAHULUAN Perusahaan sebagai salah satu entitas ekonomi di suatu negara sudah se,” E-Jurnal Manaj. Unud, vol. 5, no. 1, pp. 561–594, 2016.
  35. Y. Yuliawati and D. Darmawan, “Rasio Keuangan dan Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Syariah dengan Price Earning Ratio Sebagai Variabel Moderasi,” Al-Tijary, vol. 4, no. 2, pp. 109–124, 2019.
  36. M. Christiano, P. Tommy, and I. Saerang, “ANALISIS TERHADAP RASIO-RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR PROFITABILITAS PADA BANK-BANK SWASTA YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA,” vol. 2, no. 4, pp. 817–830, 2014.
  37. S. Hermawan and Amirullah, Metode Penelitian. 2016.
  38. Susilawati, “Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Dan Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan Sektor Perbankan,” Akurasi J. Stud. Akunt. dan Keuang., vol. 2, no. 1, pp. 31–46, 2019.
  39. S. Munawir, Analisa Laporan Keuangan, 4th ed. Yogyakarta: Liberty, 2011.
  40. H. R. Sulistyanto and Y. W. Nugrahanti, “ANALISIS PERBEDAAN KETEPATAN WAKTU INTERNET FINANCIAL REPORTING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI,” vol. 5, no. 2, pp. 146–156, 2013.
  41. M. A. Adnan, B. Gunawan, and R. Candrasari, “CASH FLOW TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PERUSAHAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN CORPORATE GOVERNANCE,” pp. 89–100, 2014.
  42. Ghozali, “Metode Penelitian,” J. Chem. Inf. Model., vol. 53, no. 9, pp. 1689–1699, 2018.
  43. W. Sujarweni, Metodologi penelitian (bisnis & ekonomi). Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2015.
  44. Hermawan dan Amirullah, Metode Penelitian Bisnis, Cetakan pe. Malang: Media Nusa Creative, 2016.
  45. Wahidmurni, “Pemaparan Metode Penelitian Kuantitatif,” pp. 1–16, 2017.