The Effect of Experiential Marketing and Brand Image on Purchase Decisions Through Word of Mouth as Intervening Variables
Innovation in Economics, Finance and Sustainable Development
DOI: 10.21070/ijins.v16i.556

The Effect of Experiential Marketing and Brand Image on Purchase Decisions Through Word of Mouth as Intervening Variables


Pengaruh Experiential Marketing Dan Brand Image Terhadap Purchase Decision Melalui Word Of Mouth Sebagai Variabel Intervening

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Experiential Marketing Brand Image Word of Mouth Purchase Decision

Abstract

This study aims to determine the effect of Experiential Marketing (X1) and Brand Image (X2) variables on Purchase Decision (Y) through Word Of Mouth (Z) as Intervening Variables. This research was conducted at LKP Modes Aniq Sidoarjo. This study uses a survey method where the primary data is obtained from a questionnaire. The sample is a resident of Modes Aniq who is taken randomly as many as 100 respondents. Data analysis method using PLS (Partial Least Square) using smart PLS software version 3.0. The results showed that Experiential Marketing had a positive and significant effect on Purchase Decision. Experiential Marketing has a positive and significant effect on Word Of Mouth. Brand Image has a positive and significant effect on Purchase Decision. Brand Image has a positive and significant effect on Word Of Mouth. Word of Mouth has a positive and significant effect on Purchase Decision. Experiential Marketing indirectly has a positive and significant effect on Purchase Decision through Word Of Mouth as an Intervening variable. Brand Image indirectly has a positive and significant effect on Purchase Decision through Word Of Mouth as an Intervening variable. Keywords: Experiential Marketing, Brand Image, Word Of Mouth and Purchase Decision.

Pendahuluan

Sektor jasa dewasa ini telah mengalami peningkatan yang signifikan. Kontribusi tersebut tak terkecuali pada sektor jasa pendidikan, Jasa pendidikan baik itu kegiatan usaha di bidang pendidikan formal dan di bidang pendidikan non-formal. LKP Modes Aniq adalah Lembaga Kursus Pelatihan yang fokus pada pelatihan ketrampilan membuat busana. LKP modes Aniq berdiri pada tahun 1993 di Sidoarjo, dengan program unggulannya yaitu kursus menjahit. Peserta didik dihadapkan kepada banyak pilihan kursus mengenai jenis vokasi ketrampilan apa yang ingin didapatkannya. Dari data lima tahun terakhir dapat dikatakan pelanggan (customer) dari Modes Aniq bersifat fluktuatif (berubah-ubah) dan cenderung menurun. Bisnis di bidang pendidikan tidak lepas dari pengaruh-pengaruh terjadinya perkembangan pesat yang melanda dunia. Terlebih lagi situasi dan kondisi saat ini sudah sedikit berubah akibat dari adanya wabah. Penyebaran COVID-19 yang cepat membuat banyak bisnis mulai merasa mengalami penurunan penjualan yang drastis atau bahkan tidak memiliki pelanggan sama sekali karena pelanggan sudah mulai beraktivitas di rumah mereka masing-masing. Tetapi, keberlanjutan bisnis harus tetap dilakukan agar bisnis dapat dipertahankan. Jumlah siswa yang fluktuatif membuat pimpinan lembaga dituntut untuk memiliki strategi marketing yang bagus guna mempertahankan usahanya.

Niat beli pelanggan dipengaruhi oleh pengalaman pemasaran yang dialami oleh customer [1]. Keputusan Pembelian pelanggan juga dipengaruhi oleh pengalaman pemasaran dan referensi komunitas. Selanjutnya yang menjadi pertimbangan pelanggan adalah mengenai Citra dari sebuah perusahaan [2]. Penelitian sebelumnya, mengemukakan bahwa citra dan harga merek memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pembelian [3]. Selain perusahaan menjalankan strategi penjualan agar produknya dapat diterima di pasar, peran konsumen yang pernah memakai suatu produk atau jasa merupakan hal yang perlu diperhatikan. Mulut ke mulut (Word Of Mouth) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap niat beli pelanggan [4]. Keputusan pembelian (Purchase Decision) adalah tahap selanjutnya setelah adanya niat atau keinginan membeli. Keputusan pembelian dipengaruhi oleh Word Of Mouth[5]. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel Experiential Marketing (X1) Dan Brand Image (X2) Terhadap Purchase Decision (Y) Melalui Word Of Mouth (Z) Sebagai Variabel Intervening.

Gambar 1. Kerangka Konsep

Metode

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, Penelitian dilakukan di LKP Modes Aniq Sidoarjo pada Bulan November 2020 – Januari 2021. Data primer diperoleh melalui kuesioner yang diberikan kepada responden secara acak sebanyak 100 orang yang dalam hal ini adalah para peserta didik di LKP Modes Aniq. Kuisioner berisi pertanyaan yang mewakili indikator penelitian. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel adalah skala likert. Penelitian ini menggunakan metode analisis data dengan menggunakan alat bantu analisis yaitu software SmartPLS 3.0 yang dijalankan dengan media computer.

Hasil dan Pembahasan

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Modes Aniq adalah Lembaga Kursus dan Pelatihan pendidikan non formal yang bergerak dibidang Tata Busana. Berdiri pada tahun 1992 yang terletak di ab Sidoarjo, Jawa Timur. LKP Modes Aniq diprakarsai oleh ibu Machwijatul Aniqoh SKM, MM, dengan program unggulannya adalah kursus menjahit. Modes Aniq dibentuk sebagai perwujudan keinginan untuk mendirikan lembaga kursus tata busana yang profesional dan inovatif di Sidoarjo serta mengembangkan potensi Sumber Daya Manusia. LKP Modes Aniq telah berstatus akreditasi dengan No : 001/ SKEP/ STSAKR/ BAN PNF/ 2009. Dengan NILEK : 05124.4.1.0011.35. Visi yang LKP Modes Aniq adalah sebagai, menjadi Lembaga Kursus Tata Busana yang professional dan inovatif, untuk membentuk insan Indonesia yang terampil dan berkualitas dengan dilandasi IPTEK dan IMTAQ. Misi LKP Modes Aniq yaitu 1) Menyelenggarakan pendidikan ketrampilan tata busana yang bermutu dan professional sehingga mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas, berkompetensi dan berdaya saing. 2) Menyelenggarakan pendidikan ketrampilan tata busana untuk pengembangan dunia mode. 3) Menyelenggarakan pengabdian masyarakat. 4) Mengupayakan kemandirian diri dengan keahlian tata busana.

Karakteristik Responden

Responden berjumlah 100 oang. Karakteristik berdasarkan usia menunjukkan bahwa usia responden paling dominan pertama adalah berusia 18 – 25 Tahun, sebesar 45 %, kedua adalah berusia 26 – 40 tahun, sebesar 28 %, urutan ketiga berusia diatas 40 tahun sebesar 20 % dan terakhir kurang dari 18 tahun sebesar 7 %. Untuk pendidikan terakhir, warga belajar di LKP Modes Aniq yang paling dominan adalah SMA sebesar 57 %, urutan kedua adalah warga belajar dengan pendidikan terakhir S1 atau sarjana sebesar 30 %, kemudian pendidikan terakhir SMP sebesar 7 %, pendidikan terakhir Diploma I II III sebesar 5% dan terakhir pendidikan terakhir SD sebesar 1 %. Pekerjaan yang dimiliki warga belajar di LKP Modes Aniq bermacam-macam. Dari 100 responden jenis pekerjaan yang paling dominan adalah ibu rumah tangga sebesar 35%, urutan kedua adalah sebagai pegawai swasta sebesar 24%, kemudian Pelajar/Mahasiswa 22%, berwirausaha sebesar 14 %, pekerjaan lainnya 4%, dan PNS sebesar 1 %.

Uji Validitas dan Uji Realibilitas

Validitas dapat diketahui dengan menlihat nilai AVE masing-masing indikator. Dikatakan valid apabila nilai AVE dari masing-masing variabel laten memiliki nilai > 0.5. Uji realibilitas dapat diketahui dari nilai Composite Realibility. Variabel dapat dikatakan reliable apabila nilai composite reliability dari masing masing variabel nilainya > 0.7.

Average Variance Extracted (AVE) Keterangan Composite Reliability Keterangan
Brand Image 0,559 Valid 0,790 Reliabel
Experiential Marketing 0,533 Valid 0,819 Reliabel
Purchase Decision 0,534 Valid 0,818 Reliabel
Word Of Mouth 0,868 Valid 0,930 Reliabel
Table 1.Hasil Uji Validitas dan Reliabel

Dari data tabel diatas diketahui bahwa nilai AVE dari Variabel Brand Image > 0.5 yaitu sebesar 0.559, nilai AVE dari Variabel Experiential Marketing > 0.5 yaitu 0.533, nilai AVE dari Variabel Purchase Decision > 0.5 yaitu sebesar 0.534, nilai AVE dari Word Of Mouth > 0.5 yaitu 0.868. Hal ini menunjukkan bahwa setiap variabel dapat dikatakan valid. Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa nilai composite reliability variabel Brand Image adalah > 0.7 yaitu sebesar 0.790, variabel Exeriential Marketing adalah > 0.7 yaitu 0.819, Purchase Decision adalah > 0.7 sebesar 0.818, variabel Word Of Mouth adalah > 0.7 sebesar 0.983. Hal ini menunjukkan bahwa semua variabel laten memiliki reliabilitas yang baik sesuai batas minimum yang disyaratkan.

Uji Hipotesis

Uji hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan melihat t statistic dan P values. Hipotesis ini dapat dinyatakan diterima apabila P Values < 0.05. Pada penelitian ini ada pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung karena terdapat variabel independen, variabel dependen, dan variabel mediasi. Pada program smartPLS hasil uji hipotesis dapat dilihat melalui path coefficients teknik bootsrapping sebagai berikut:

Melalui hasil nilai t statistic yang diperoleh, dapat diketahui pengaruh signifikansi antara variabel independen ke variabel dependen. Apabila nilai t statistic > 1.967 (=TINV(0.005;300-) (t tabel signifikansi 5%) maka pengaruh antar variabel tersebut adalah signifikan. Sebalikanya apabila nilai t statistic < 1.967 maka pengaruh antar variabel tersebut adalah tidak signifikan. Selanjutnya apabila nilai P value pada setiap variabel < 0.05 maka Ho ditolak. Pengaruh positif dapat dilihat melalui Original Sample. Apabila nilai original sample nya positif maka arah pengaruhnya adalah positif. Apabila nilai original samplenya negatif (-) maka arah pengaruhnya adalah negative. Hasil Pengujian pengaruh langsung melalui analisis bootsrap pada smartPLS adalah sebagai berikut.

Hipotesis Original Sample Arah T Statistics (Ts) T Tabel (Tt) P Values Hasil Keterangan
Experiential Marketing (X1) -> Purchase Decision (Y) H1 0,423 Positif 5,431 1.967 0,000 Ts > Tt dan P < 0,05 Positif Signifikan
Experiential Marketing (X1) -> Word Of Mouth (Z) H2 0,343 Positif 4,022 1.967 0,000 Ts > Tt dan P < 0,05 Positif Signifikan
Brand Image (X2) -> Purchase Decision (Y) H3 0,291 Positif 3,625 1.967 0,000 Ts > Tt dan P < 0,05 Positif Signifikan
Brand Image (X2) -> Word Of Mouth (Z) H4 0,333 Positif 3,531 1.967 0,001 Ts > Tt dan P < 0,05 Positif Signifikan
Word Of Mouth (Z) -> Purchase Decision (Y) H5 0,260 Positif 3,399 1.967 0,001 Ts > Tt dan P < 0,05 Positif Signifikan
Table 2.Hasil Uji Hipotesis Pengaruh Langsung

Pengaruh Experiential Marketing terhadap Purchase Decision

Nilai t statistic dari pengaruh Experiential Marketing terhadap Purchase Decision adalah lebih besar dari t tabel (1.967) yaitu sebesar 5,431 dengan besar pengaruh sebesar 0,423 dan P Values < 0,05 sebesar 0,000. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengaruh Experiential Marketing terhadap Purchase Decision adalah positif dan signifikan. Maka H1 : Experiential Marketing berpengaruh positif terhadap Purchase Decision diterima.

Hasil ini menunjukkan bahwa Experiential Marketing yang dibentuk dengan baik oleh LPK Modes Aniq Sidoarjo, akan cenderung meningkatkan Purchase Decision pelanggan untuk menjadikan LKP Modes Aniq sebagai tempat kursus yang dipilih. Di LKP Modes Aniq Experiential Marketing dibentuk untuk memunculkan ketertarikan dari sisi emosional mereka melalui pengalaman-pengalaman pemasaran yang disajikan. Indikator seperti, pencahayaan ruang kelas yang baik, instruktur Modes Aniq yang professional, kenyamanan tempat belajar, dan ketertarikan peserta didik untuk mempelajari ilmu tata busana dapat meningkatkan nilai Experiential Marketing itu sendiri. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya, bahwa Feel, think, act, dan relate experiences dapat menstimulus motivasi untuk melakukan pembelian [6]. Variabel Experiential Marketing berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel keputusan pembelian konsumen [2]. Selain itu niat beli pelanggan sangat dipengaruhi oleh Experiential Marketing[1].

Pengaruh Experiential Marketing terhadap Purchase Decision

Nilai t statistic dari pengaruh Experiential Marketing terhadap Word Of Mouth adalah lebih besar dari t tabel (1.967) yaitu sebesar 4,022 dengan besar pengaruh 0,343 dan P Values < 0,05 sebesar 0,000. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengaruh Experiential Marketing terhadap Word Of Mouth adalah positif dan signifikan. Maka, H2 : Experiential Marketing berpengaruh positif terhadap Word Of Mouth diterima.

Hasil ini menunjukkan bahwa Experiential Marketing yang dibentuk dengan baik oleh LPK Modes Aniq Sidoarjo, akan cenderung meningkatkan Word Of Mouth yang positif terhadap LKP Modes Aniq Sidoarjo. Hal ini mendukung penelitian yang dilakukan sebelumnya mengemukakan bahwa Experiential Marketing memiliki dampak positif pada Word Of Mouth[7][8]. Experiential Marketing memungkinkan konsumen untuk lebih mengenal merek kita. Mereka merasakan emosi yang ingin kita ciptakan. Jika pelanggan menyukai apa yang mereka pelajari, mereka menjadi lebih setia pada merek tersebut, dan dengan itu akan muncul WOM yang lebih positif. Experiential Marketing tidak hanya mengkomunikasikan pesan, seperti yang dilakukan pemasar tradisional, tetapi sebenarnya Experiential Marketing menciptakan alat yang kuat dan langsung dengan dampak yang cukup besar pada perilaku konsumen, seperti rekomendasi pribadi yang disebarkan dari mulut ke mulut [9].

Pengaruh Brand Image terhadap Purchase Decision

Nilai t statistic dari pengaruh Brand Image terhadap Purchase Decision adalah lebih besar dari t tabel (1.967) yaitu sebesar 3,625 dengan besar pengaruh 0,291 dan P Values < 0,05 sebesar 0,000. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengaruh Brand Image terhadap Purchase Decision adalah positif dan signifikan. Maka, H3 : Brand Image berpengaruh positif terhdap Purchase Decision diterima.

Hasil ini menunjukkan bahwa Brand Image yang dibentuk dengan baik oleh LPK Modes Aniq Sidoarjo, akan cenderung meningkatkan Purchase Decision pelanggan untuk menjadikan LKP Modes Aniq sebagai tempat kursus yang dipilih. Citra yang baik dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah keunggulan, keunikan dan kesukaan yang ada pada persepsi pelanggan terhadap suatu brand. Lokasi tempat kursus LKP Modes Aniq yang strategis di pusat kota yang padat akan pemukiman, pilihan jam kursus yang bervariasi, dan mudahnya merk Modes Aniq untuk diingat dapat meningkatkan nilai Brand Image itu sendiri.

Citra Merek memiliki pengaruh secara simultan terhadap Keputusan Pembelian[10][11]. Citra dan harga merek memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pembelian [3]. Semakin baik persepsi merk oleh konsumen, niat pembelian konsumen juga akan meningkat. Penempatan Citra Merek di benak konsumen harus dilakukan terus menerus untuk menjaga Citra Merek tetap kuat dan positif. Ini sangat masuk akal, karena ketika sebuah merek memiliki citra yang kuat dan citra positif di pikiran konsumen, maka merek selalu ingat dan kemungkinan konsumen untuk membeli merek tersebut meningkat.

Pengaruh Brand Image terhadap Word Of Mouth

Nilai t statistic dari pengaruh Brand Image terhadap Word Of Mouth adalah lebih besar dari t tabel (1.967) yaitu sebesar 3,531 dengan besar pengaruh 0,333 dan P Values < 0,05 sebesar 0,001. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengaruh Brand Image terhadap Word Of Mouth adalah positif dan signifikan. Maka, H4 : Brand Image berpengaruh positif terhadap Word Of Mouth diterima.

Bahwa Brand Image berpengaruh positif signifikan terhadap Word Of Mouth. Hasil ini menunjukkan bahwa Brand Image yang baik, akan cenderung meningkatkan Word Of Mouth yang positif terhadap LKP Modes Aniq Sidoarjo. Citra merek memiliki hubungan langsung terhadap Word Of Mouth pelanggan [12][13]. Dengan mampu membuat pelanggan menyukai merek tersebut, maka akan lebih mudah untuk mendorong mereka untuk menyebarkan berita positif dari Word Of Mouth. Dengan menghadirkan citra merek yang sesuai dari sisi konsumen, konsumen cenderung memiliki pandangan khusus terhadap produk yang disajikan. Sehingga dari waktu ke waktu citra akan terbentuk di benak konsumen, dan mereka ikut menyampaikan citra yang dibentuk untuk yang lainnya.

Pengaruh Word of Mouth terhadap Purchase Decision

Nilai t statistic dari pengaruh Word Of Mouth terhadap Purchase Decision adalah lebih besar dari t tabel (1.967) yaitu sebesar 3,399 dengan besar pengaruh 0,260 dan P Values < 0,05 sebesar 0,001. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengaruh B Word Of Mouth terhadap Purchase Decision adalah positif dan signifikan. Maka, H5 : Word Of Mouth berpengaruh terhadap Purchase Decision diterima. Hasil ini menunjukkan bahwa Word Of Mouth yang baik dan positif akan cenderung meningkatkan Purchase Decision pelanggan untuk menjadikan LKP Modes Aniq sebagai tempat kursus yang dipilih. Pencahayaan ruang kelas yang baik, instruktur Modes Aniq yang professional, kenyamanan tempat belajar, ketertarikan peserta didik untuk mempelajari ilmu tata busana, lokasi tempat kursus yang strategis, dan pilihan jam kursus yang bervariasi dapat menjadi pendorong terbentuknya Word Of Mouth yang positif. Word Of Mouth yang positif antara lain seperti cerita dengan kesan baik tentang LKP Modes Aniq, serta rekomendasi atau ajakan untuk memilih kursus menjahit di LKP Modes Aniq. Promosi dari mulut ke mulut memiliki peran penting dalam mempengaruhi pelanggan untuk membeli produk [14]. Promosi dari mulut ke mulut berdampak pada keputusan pembelian konsumen [15]. WOM berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat beli, Semakin baik WOM, maka akan semakin tinggi niat beli konsumen [16]. Word Of Mouth atau Mulut ke mulut adalah sumber informasi utama yang dipercaya banyak orang untuk memainkan peran penting saat mengambil keputusan pembelian [17].

Di era revolusi industri 4.0 semua beralih ke digital. Dengan canggihnya teknologi, media sosial merupakan wadah bagi masyarakat. Komunikasi dengan pelanggan dapat menggunakan website atau akun social media sebagai platform. Dengan demikian, kita bisa mendapatkan opini berharga yang berguna untuk meningkatkan kualitas layanan dari usaha kita. Selain itu mengingat pandemi COVID 19 yang masih berlangsung sistem pemasaran dengan komunikasi dari mulut ke mulut mengalami hambatan, untuk tu Word Of Mouth secara tradisional melalui tatap muka, saat pandemi covid sperti ini bergeser menjadi komunikasi melalui online.

Hasil Pengujian pengaruh tidak langsung melalui analisis bootsrap pada smartPLS adalah sebagai berikut.

Hipotesis Original Sample Arah T Statistics (Ts) T Tabel (Tt) P Values Hasil Keterangan
Experiential Marketing (X1) -> Word Of Mouth (Z) -> Purchase Decision (Y) H6 0,089 (+) 2,382 1.967 0,019 Ts > Tt dan P < 0,05 Positif Signifikan
Brand Image (X2) -> Word Of Mouth (Z) -> Purchase Decision (Y) H7 0,087 (+) 2,461 1.967 0,016 Ts > Tt dan P < 0,05 Positif Signifikan
Table 3.Hasil Uji Hipotesis Pengaruh Tidak Langsung

Pengaruh Experiential Marketing Terhadap Purchase Decision dengan Word Of Mouth sebagai variabel Intervening

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui Nilai t statistik pengaruh Experiential Marketing terhadap Purchase Decision melalui Word Of Mouth lebih besar dari t tabel (1,967) yaitu sebesar 2,382 dengan besar pengaruh 0,089 P Values < 0,05 sebesar 0.019. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengaruh Experiential Marketing terhadap Purchase Decision melalui Word Of Mouth adalah positif dan signifikan. Maka H6 : Experiential Marketing berpengaruh tidak langsung terhadap Purchase Decision melalui Word Of Mouth sebagai variabel intervening diterima.

Experiential Marketing yang dibentuk oleh LKP Modes Aniq yang didukung oleh Word Of Mouth maka secara tidak langsung akan mempengaruhi Purchase Decision terhadap LKP Modes Aniq. Dengan memiliki Experiential Marketing yang baik, maka Word Of Mouth positif pada LKP Modes Aniq akan terbentuk dan akan menyebabkan keputusan pembelian yang meningkat. Begitu juga sebaliknya pengalaman pemasaran yang buruk akan memunculkan Word Of Mouth negative yang berdampak pada keputusan pelanggan. Ketika pengalaman buruk dialami oleh pelanggan hal ini berakibat pada kesan buruk yang permanen pada produk atau jasa dan mengarah pada negative Word Of Mouth[18]. Hal ini membuat negative Word Of Mouth menjadi sangat tidak diinginkan tetapi pada waktu yang sama, positif Word Of Mouth yang terbentuk dapat menciptakan efek magis terhadap penjualan produk atau jasa. Alasan Experiential Marketing terkait dengan promosi dari mulut ke mulut secara sederhana adalah karena orang suka membicarakan apa yang mereka lakukan. Jika Experiential Marketing dilakukan dengan baik, pengalaman bisa menjadi cukup menarik untuk diteruskan dari orang ke orang. Apakah itu online atau secara langsung, jika seseorang melihat, melakukan, mencicipi, atau dengan cara lain mengalami sesuatu yang luar biasa, kebanyakan mereka ingin orang lain mengetahuinya. Pengalaman pribadi memainkan peran penting dalam meyakinkan pelanggan seperti dalam WOM tradisional [19].

Pengaruh Brand Image Terhadap Purchase Decision dengan Word Of Mouth sebagai variabel Intervening

Nilai t statistik pengaruh Brand Image terhadap Purchase Decision melalui Word Of Mouth lebih besar dari t tabel (1,967) yaitu sebesar 2,461 dengan besar pengaruh 0,087 P Values < 0,05 sebesar 0,016, Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengaruh Brand Image terhadap Purchase Decision melalui Word Of Mouth adalah positif dan signifikan. Maka H7 : Brand Image berpengaruh tidak langsung terhadap Purchase Decision melalui Word Of Mouth sebagai variabel intervening diterima. Brand Image yang dibentuk oleh LKP Modes Aniq yang didukung oleh Word Of Mouth maka secara tidak langsung akan mempengaruhi Purchase Decision terhadap LKP Modes Aniq. Dengan membentuk Brand Image yang baik, maka Word Of Mouth positif pada LKP Modes Aniq akan terbentuk dan akan menyebabkan keputusan pembelian yang meningkat. Citra merek berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian melalui Word Of Mouth[20]. Pengaruh Brand Image terhadap Purchase Decision yang dimediasi oleh Word Of Mouth menunjukkan bahwa Brand Image berpengaruh positif dan signifikan terhadap Purchase Decision melalui Word Of Mouth. Artinya dari mulut ke mulut dapat memediasi pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian [21][22]. Citra merek yang positif akan membentuk Word Of Mouth dan kemudian memberi dampak terhadap keputusan pembelian. Variabel Word Of Mouth sebagai variabel intervening memperkuat variabel Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian karena Keputusan Pembelian semakin besar terjadi dengan adanya Word Of Mouth [23].

Kesimpulan

  1. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, variabel Experiential Marketing secara langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap Purchase Decision, dan terhadap Word Of Mouth. Variabel Brand Image secara langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap Purchase Decision, dan terhadap Word Of Mouth. Variabel Word Of Mouth secara langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap Purchase Decision. Experiential Marketing secara tidak langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap Purchase Decision melalui Word Of Mouth sebagai variabel Intervening. Brand Image secara tidak langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap Purchase Decision melalui Word Of Mouth sebagai variabel Intervening.
  2. Melalui penelitian ini Lembaga Pelatihan Ketrampilan Modes Aniq dapat mengetahui faktor faktor yang dapat mempengaruhi Purchase Decision. Salah satu yang mempengaruhinya adalah variabel Experiential Marketing, Brand Image dan Word Of Mouth. Meningkatkan nilai variabel-variabel tersebut maka akan meningkatkan pembelian

References

  1. Khan, I. dan Rahman, Z, “Influence of Experiential Marketing on Customer Purchase Intention: A Study of Passenger Car Market” Department of Management Studies, Indian Institute of Technology Roorkee, Roorkee, Uttarakhand. Management and Labour Studies, 39(3) 319–328, 2015.
  2. Mranani, N. A dan Lastianti, S. D, “Analysis of The Effect of Experiential Marketing And Community Reference on Purchase Decisions (Study In Surabaya Brain Coffee)”, International Journal of Advances in Social and Economics. Volume 1, Issue 1, July 2019, pp. 36-44, 2019.
  3. Muljani, N dan Koesworo, Y, “The impAct of Brand Image, product quality and price on purchase intention of smartphone”, International Journal Of Research Culture Society. Issn: 2456-6683 Volume - 3, Issue - 1, Jan – 2019”
  4. Temaja G, A. and Yasa N, N, 2019, “The Influence of Word Of Mouth on Brand Image and Purchase Intention (A study on the potential customers of Kakiang Garden Cafe Ubud)”, International Journal of Business Management and Economic Research(IJBMER), Vol 10(1), 1552-1560, 2019,
  5. East, et al, “The impact of Word Of Mouth on intention to purchase currently used and other brands”, International Journal of Market Research”, Vol. 59 Issue 3, 2016.
  6. Jin-Long et al, “Gender Differences in the Relationship between Experiential Marketing and Purchase Intention”, The Journal of International Management Studies, Volume 8 Number 1, April, 2013.
  7. Muhammad dan Artanti, Y, “The ImpAct Of Experiential Marketing On Word Of Mouth (WOM) With Customer Act As The Intervening Variable”, Jurnal Dinamika Manajemen. 7(2), 182-190, 2016
  8. Lin, T.L, “The Sparks When Integrated Marketing Communications Meets Word-of-Mouth Marketing and Experience Marketing”, New York Science Journal, 5(5), 2012.
  9. Kailani, C. Dan Ciobotar, N, “Experiential Marketing: An Efficient Tool to Leverage Marketing Communication Impact on Consumer Behaviour”, International Conference on Marketing and Business Development Journal – Vol I, No. 1, 2015.
  10. Ambolau, M.A.P, Kusumawati, A., Mukhamad, K.M, “The Influence Of Brand Awareness And Brand Image On Purchase Decision (Study on Aqua Consumers in Administrative Science Faculty Brawijaya University Class of 2013)”, Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 2 No. 2 Februari 2015.
  11. Amron, “The Influence of Brand Image, Brand Trust, Product Quality, and Price on the Consumer’s Buying Decision of MPV Cars”, European Scientific Journal. Edition Vol.14, No.13 ISSN: 1857 – 7881 (Print) e - ISSN 1857- 7431, May 2018.
  12. Liao, S.H., Chung, Y.C., R. Widowati, “The Relationships among Brand Image, Brand Trust, and Online Word-of- Mouth: an Example of Online Gaming”, Proceedings of the IEEE IEEM. 2009.
  13. Mira, et al., “The Role of Excitement and Brand Image in Word Of Mouth”, European Journal of Business and Management. Vol.6, No.17, 2014.
  14. Chung Lo, S, “Consumer Decisions: The Effect Of Word-Of-Mouth”, The International Journal Of Organizational Innovation Vol 4 Num 3 Winter 2012.
  15. Hossain, M., Kabir, S., dan Rezwanul I.R, “Influence of Word Of Mouth on Consumer Buying Decision: Evidence from Bangladesh Market”, European Journal of Business and Management.ISSN 2222-1905 (Paper) ISSN 2222-2839 (Online) Vol.9, No.12, 2017.
  16. Dewi, A.I. dan Ardani, I.A.K.S, “Peran Brand Image Memediasi Pengaruh Word Of Mouth Terhadap Purchase Intention (Studi Pada Produk Mie Samyang Hot Spicy Chicken di Kota Denpasar)”, E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 7, No. 4, 1771-1801 ISSN : 2302-8912. 2018.
  17. Ahmad, N. dan Vveinhardt, J. Rizwan, R.A, “Impact of Word Of Mouth on Consumer Buying Decision”, European Journal of Business and Management. ISSN 2222-1905 (Paper) ISSN 2222-2839 (Online) Vol.6, No.31, 2014.
  18. Aslam, et al, “Effect of Word Of Mouth on Consumer Buying Behavior”, Mediterranean Journal of Social Sciences, ISSN 2039-2117, Vol. 2, No. 3, September 2011.
  19. Chang, et al, “The Influence of E-Word-Of-Mouth on the Consumer’s Purchase Decision: a Case of Body Care Products”, Department of Information Management, Kao Yuan University. http://www.jgbm.org/page/2%20Yu-Je%20Lee.pdf. 2011.
  20. Permadi, P.C, Kumadji, S., dan Kusumawati, A, “Pengaruh Citra Merek Terhadap Word Of Mouth Dan Keputusan Pembelian (Survei pada Konsumen Dapoer Mie Galau Jalan Selorejo 83 Malang)”, Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 10 No. 1, Mei 2014.
  21. Aisah, I.N., dan Wahyono, “The Influence Of Store Atmosphere, Product Knowledge And Brand Image Toward Purchase Decision Through Word Of Mouth”, Management Analysis Journal ISSN 2252-6552, 7 (2), 2018.
  22. Naufal, M.H dan Maftukhah, I, “Pengaruh Brand Image Dan Brand Love Terhadap Purchase Decision Melalui Word Of Mouth. Management Analysis Journal, ISSN 2252-655, 6 (4), 2017.
  23. Hasyim, M.A., Fauzi, A. dan Dahlan F, “Pengaruh Citra Merek Terhadap Word Of Mouth Dan Keputusan Pembelian (Survei pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Jurusan Administrasi Bisnis Angkatan 2014/2015-2015/2016 Pembeli Handphone Samsung Galaxy). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB). Vol. 43 No.1 Februari 2017