Abstract
This study aims to determine the Intrinsic Motivation and Cultural Diversity in increasing Knowledge Sharing Intention with Employee Engagement as an Intervening Variable in the owners of IKM KAMPUNG PIA GEMPOL PASURUAN. The population used is all owners of IKM KAMPUNG PIA GEMPOL PASURUAN, totaling 100 people, and in this study 100 people were sampled. The sampling technique used in this study was a saturated sample. Data collection is done through the distribution of questionnaires. To test the hypothesis used multiple linear regression analysis, multiple correlation coefficient (R), multiple determination coefficient (R2), classical assumption test, F test and t test with the help of SPSS statistics 18.0, as well as validity and reliability tests. The results of the validity test and reliability test showed that all items in the questionnaire were valid and reliable because the value of rcount was greater than the value of rtable. The results of this study proved that intrinsic motivation (X1) affects knowledge sharing intention (Y), cultural diversity (X2) also has an effect on knowledge sharing intention (Y), employee engagement (Z) has an effect on knowledge sharing intention (Y), besides that intrinsic motives (X1), cultural diversity (X2), and employee engagement (Z) have direct and indirect effects on knowledge sharing intention (Y).
Pendahuluan
Dalam menghadapi persaingan di era globalisasi ini, Industri Kecil dan Menengah atau disebut dengan IKM patut diakui sebagai kekuatan strategis dalam percepatan pembangunan daerah. Kemajuan IKM didasari dengan kemampuan karyawan yang meningkat. Di Jawa Timur khususnya Pasuruan banyak berkembang industri dengan jenis olahan dan skala usaha yang beragam, sehingga Pasuruan merupakan tempat tumbuhnya berbagai macam bentuk industri yang salah satunya beberapa IKM Kampung Pia Gempol yang letaknya di desa Kejapanan, kecamatan Gempol, kabupaten Pasuruan [1]. Berdasarkan data dari dinas koperasi dan industri kecil kabupaten Pasuruan tahun 2018 terdaftar jumlah pengusaha “PIA” sebanyak 100 unit usaha. Ada beberapa kendala yang dihadapi oleh paguyuban kembang waru kampung pia, namun didalam paguyuban tersebut terdapat kendala seperti pengembangan usaha setiap anggota tidak sama, kurang meratanya pengetahuan yang didapat setiap anggotanya. Hal inilah yang menjadi pertimbangan peneliti untuk melakukan penelititan ini. Permasalahan yang paling mendasar dihadapi oleh pelaku IKM ini meliputi, sumber daya manusia yang kurang memiliki ilmu pengetahuan dan keterampilan dalam pengembangan usahanya termasuk kurangnya sarana dan prasarana serta kurangnya akses pemasaran produk.
Berdasarkan hasil observasi, peneliti mengamati bahwa adanya kesenjangan harga yang dimiliki oleh setiap IKM dan permasalahan dalam organisasi dimana standar kurang meratanya dan belum maksimumnya knowledge sharing intention ke semua pemilik IKM dan semua karyawan dan kurangnya employee engagement yang dimiliki oleh karyawan di IKM Kampung Pia Gempol. Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua Paguyuban Kembang Waru Kampung Pia yang dilakukan oleh peneliti, terdapat masalah di beberapa IKM Kampung Pia Gempol yaitu rendahnya kesadaran karyawan tentang knowledge sharing intention yang berdampak terciptanya kesenjangan pengetahuan yang dimiliki setiap pemilik IKM di Paguyuban Kembang Waru Kampung Pia. Ditinjau dari omzet setiap IKM di Paguyuban Kembang Waru Kampung Pia, dari setiap IKM terdapat kurangnya aturan dan pengetahuan saja dimana di Paguyuban Kembang Waru Kampung Pia ini tidak maksimumnya knowledge sharing intention seperti penyuluhan dari dinas ataupun lembaga lain sehingga mengakibatkan tidak meratanya pengetahuan yang dimiliki oleh pemilik IKM dan seluruh karyawan dan tidak meratanya omzet yang dimiliki oleh setiap pemilik IKM. Di anggota IKM ada beberapa anggota yang memiliki latar belakang dan budaya yang berbeda. Maka dari itu ada beberapa cultural diversity / keberagaman seperti perbedaan fisik dan pendapat yang sangat luas yang menunjukkan aneka macam perbedaan anggota IKM.
Hal ini dapat kami simpulkan dari data yang kami peroleh bahwa rata – rata omset paguyuban kembang waru kampung pia pada periode tahun 2018, yang mengalami perbedaan omset disetiap IKM. Setiap IKM terjadi perbedaan yang signifikan antara satu IKM dengan yang lainnya. Dari hasil wawancara ketua bahwa di dalam paguyuban terdapat beberapa IKM yang ada yang berinovasi memperbanyak rasa dan jenis kue. Tetapi di sebagian IKM lainnya tidak, karena beberapa pemilik IKM mendapat knowledge sharing intention yang tidak merata Selain itu kurangnya faktor motivasi intrinsik pemilik IKM untuk mendorong dirinya agar lebih berkembang. Selain itu faktor employee engagement , dan cultural diversity, disetiap karyawan yang kadang tidak bisa menghargai satu sama lain dan terjadi pertengkaran sesama karyawan.
Berdasarkan fakta yang diperoleh dari Paguyuban Kembang Waru Kampung Pia tentang adanya kesenjangan di berbagai IKM, pemilik IKM dan beberapa karyawan yang memiliki motivasi intrinsik, cultural diversity yang kurang baik, dan knowledge sharing intention yang belum maksimal, sehingga employee engagement menurun
Metode Penelitian
2.1 Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian ini membuktikan bahwa variabel motivasi intrinsik dan cultural diversity dalam meningkatkan knowledge sharing intention, dengan employee engagementsebagai variable intervening.Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian survey adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat untuk pengumpulan data utamanya [2].
2.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini terletak di IKM kampung pia Gempol Pasuruan.yang beralamat di Jl SMPN 1 gempol, desa Warurejo, kecamatan Gempol, kabupaten Pasuruan, provinsi Jawa Timur.
2.3 Rancangan Penelitian
Rancangan dalam penelitian ini adalah rancangan explanatory research, yang menjelaskan hubungan sebab akibat antar variabel melalui pengujian hipotesis.
2.4 Populasi dan Sampel
Populasi wilayah generalisasi yang terdiri atas, obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. jadi populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh IKM kampung pia Gempol Pasuruan yakni pemilik usaha atau anggota paguyuban 100 orang. sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara menggunakan teknik total sampling yaitu mengambil seluruh dari jumlah populasi. sampel jenuh yaitu teknik penentuan sampel dengan cara mengambil seluruh anggota populasi sebagai responden atau sampel [3]. Jadi sampel dalam penelitian ini adalah seluruh IKM kampung pia Gempol Pasuruan yakni pemilik usaha atau anggota paguyuban 100 orang.
2.5 Jenis Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini menggunakan data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berupa angka. selanjutnya akan dianalisis dengan teknik analisis jalur (pathanalysis)dengan bantuan softwareuntuk sistem operasi yang bernama SPSS (Statistical Program for Sosial Sience) versi 18.0. Sumber data adalah subyek dari mana data dapat diperoleh. Dalam Penelitian ini menggunakan sumber data yang terdiri dari dua jenis, antara lain: Data primer adalah data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya yang berupa wawancara, jajak pendapat dari individu atau kelompok maupun hasil observasi dari suatu obyek. Dalam penelitian ini data primer digunakan atau diperoleh dari kuesioner yang berkaitan dengan motivasi intrinsik, cultural diversity, knowledge sharing intention, dan gaya employee engagement pada IKM Kampung pia Gempol Pasuruan. Data sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh melalui media perantara atau secara tidak langsung berupa dokumen-dokumen dari organisasi tersebut baik dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan secara umum.
Teknik Pengumpulan Data
Wawancara adalah sebuah cara pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan suatu informasi langsung dari sumbernya, wawancara ini bertujuan untuk mengetahui hal-hal responden secara lebih mendalam. Kuesioner (angket) Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik kuesioner dalam mengumpulkan data dengan tingkat interval, karena data yang diperoleh dari penelitian akan menjadi hasil bagi peneliti. kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Jadi dalam hal ini dikatakan bahwa interval adalah suatu skala yang memiliki jarak, dan tidak adanya nilai nol mutlak. Adapun didalam pengukuran penelitian ini menggunakan skala likert dalam pengukurannya. Observasi adalah tidak terbata pada orang tetapi juga obyek-obyek alam yang lain. Dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi sementara kepada ketua paguyuban kembang waru, karyawan dan beberapa pemilik IKM kampung pia Gempol Pasuruan dan beberapa anggota masyarakat sekitar IKM.
2.7 Hipotesis
Dari kajian penelitian terdahulu dan kajian teori serta kerangka konseptual diatas maka, hipotesis alternatif penelitian ini dapat dirumuskan seperti dibawah ini :
- Motivasi intrinsik berpengaruh terhadap knowledge sharing intention
- Cultural diversity berpengaruh terhadap knowledge Sharing Intention
- Motivasi intrinsik berpengaruh terhadap knowledge sharing intention melalui employee engagement
- Cultural diversity berpengaruh terhadap knowledge sharing intention melalui employee engagement
- Employee engagement berpengaruhterhadap knowledge sharingintention
Hasil dan Pembahasan
Uji Validitas
Motivasi intrinaik X1
Variabel Motivasi Intrinsik (X1) | Nilai rhitung | Nilai rtabel | Kritis | Sig. | Keterangan |
X1.1 | 0,715 | 0,1966 | 0,30 | 0,000 | Valid |
X1.2 | 0,675 | 0,1966 | 0,30 | 0,000 | Valid |
X1.3 | 0,716 | 0,1966 | 0,30 | 0,000 | Valid |
X1.4 | 0,758 | 0,1966 | 0,30 | 0,000 | Valid |
X1.5 | 0,789 | 0,1966 | 0,30 | 0,000 | Valid |
X1.6 | 0,626 | 0,1966 | 0,30 | 0,000 | Valid |
Pada hasil pengujian validitas menyatakan bahwa seluruh item pernyataan kuesioner dari variabel (X), variabel (Y) dan variabel (Z) memiliki nilai koefisien korelasi diatas 0,30 (>0,30) sehingga dapat dikatakan bahwa item pernyataan kuesioner dari varibel (X), variabel (Y) dan variabel (Z) dinyatakan valid dan dapat digunakan untuk menggukur variabel yang telah diteliti
Cultural diversity X 2
Variabel Cultural Diversity (X2) | Nilai rhitung | Nilai rtabel | Kritis | Sig. | Keterangan |
X2.1 | 0,524 | 0,1966 | 0,30 | 0,000 | Valid |
X2.2 | 0,532 | 0,1966 | 0,30 | 0,000 | Valid |
X2.3 | 0,551 | 0,1966 | 0,30 | 0,000 | Valid |
X2.4 | 0,606 | 0,1966 | 0,30 | 0,000 | Valid |
X2.5 | 0,582 | 0,1966 | 0,30 | 0,000 | Valid |
X2.6 | 0,711 | 0,1966 | 0,30 | 0,000 | Valid |
X2.7 | 0,647 | 0,1966 | 0,30 | 0,000 | Valid |
Knowledge sharing intention Y
Variabel Knowledge Sharing Intention (Y) | Nilai rhitung | Nilai rtabel | Kritis | Sig. | Keterangan |
Y.1 | 0,726 | 0,1966 | 0,30 | 0,000 | Valid |
Y.2 | 0,712 | 0,1966 | 0,30 | 0,000 | Valid |
Y.3 | 0,659 | 0,1966 | 0,30 | 0,000 | Valid |
Y.4 | 0,705 | 0,1966 | 0,30 | 0,000 | Valid |
Employee engagement Z
Variabel employee engagement (Y) | Nilai rhitung | Nilai rtabel | Kritis | Sig. | Keterangan |
Z.1 | 0,557 | 0,1966 | 0,30 | 0,000 | Valid |
Z.2 | 0,705 | 0,1966 | 0,30 | 0,000 | Valid |
Z.3 | 0,755 | 0,1966 | 0,30 | 0,000 | Valid |
Z.4 | 0,789 | 0,1966 | 0,30 | 0,000 | Valid |
Z.5 | 0,590 | 0,1966 | 0,30 | 0,000 | Valid |
Z.6 | 0,697 | 0,1966 | 0,30 | 0,000 | Valid |
Z.7 | 0,640 | 0,1966 | 0,30 | 0,000 | Valid |
Uji Reliabilitas
Reliability Statistics | ||
Cronbach's Alpha | Kriteria | Keterangan |
0,684 | 0,60 | Reliabel |
Motivasi intrinaik X1Cultural diversity X2
Reliability Statistics | ||
Cronbach's Alpha | Kriteria | Keterangan |
0,808 | 0,60 | Reliabel |
Knowledge sharing intention Y Employee engagement Z
Reliability Statistics | ||
Cronbach's Alpha | Kriteria | Keterangan |
0,797 | 0,60 | Reliabel |
Reliability Statistics | ||
Cronbach's Alpha | Kriteria | Keterangan |
0,653 | 0,60 | Reliabel |
Berdasarkan tabel diatas, dapat diperoleh nilai koefisien reliablitas Cronbach alpha pada variabel motivasi intrinsik sebeasar 0,808,variabel cultural diversity sebesar 0,684, variabel knowledge sharing intention sebesar 0,653, dan variabel employee engagement sebesar 0,797. Dari seluruh variabel tersebut diketahui nilai koefisien reliabilitas Cronbachalpha lebih besar 0,6 , maka dapat dikatakan bahwa instrument kuisoner yang digunakan dikatakan memiliki reliabilitas.
Uji Asumsi Klasik
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal
Sumber : Output Data SPSS, 18.0
Dari hasil pengujian normalitas pada penelitian ini menunjukkan bahwa grafik normal probability plot yang mensyaratkan jika sebaran data tersebut harus terletak pada wilayah garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Berdasarkan gambar diatas mauka hasil yang didapat memenuhi syarat normal probability plot, yang artinya data dalam penelitian tersebut berdistribusi normal.
Uji Heterokedatisitas
Heterokedatisitas menunjukkan bahwa varians variabel tidak sama untuk semua pengamatan [9]. Uji heteroskedastisitas yang paling sering digunakan adalah uji scatterplot.
Sumber : Output data SPSS, 18.0
Berdasarkan gambar yang ada diatas, maka dapat dilihat bahwa tidak terjadi pola tertentu dan scatterplot titik - titik menyebar secara acak, baik di bagian atas angka nol atau dibagian bawah angka 0 dari sumbu vertical atau sumbu Y, maka dapat menunjukkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas.
Variabel | F | Sig. Linearity | Kondisi | Kesimpulan |
X1 Y | 1,234 | 0,000 | Sig. < 0,05 | Linier |
X2 Y | 2,180 | 0,000 | Sig. < 0,05 | Linier |
Uji Linearitas
Uji linearitas adalah cara untuk mengetahui status linear tidaknya suatu distribusi data penelitian. Uji linear dapat dilakukan dengan melihat tabel ANOVA tabel
Variabel | F | Sig. Linearity | Kondisi | Kesimpulan |
X1 Z | 1,550 | 0,000 | Sig. < 0,05 | Linier |
X2 Z | 2,793 | 0,000 | Sig. < 0,05 | Linier |
Variabel | F | Sig. Linearity | Kondisi | Kesimpulan |
Z Y | 2,306 | 0,000 | Sig. < 0,05 | Linier |
Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai sig. linearity dari variabel diatas yakni kepuasan kerja, motivasi, lingkungan kerja dan gaya kepemimpinan partisipatif menunjukkan nilai siglinearity< 0,05, maka dikatakan hubungan antar variabel bersifat linear, yang artinya jika ada kenaikan skor variabel bebas diikuti kenaikan skor variabel terikat.
Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas dilakukan untuk mengetahui adanya korelasi yang cukup tinggi (signifikan) diantara variabel independent yang berjumlah lebih dari satu variabel. Untuk mendeteksinya dapat melihat nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) yaitu nilai VIF < 10 dan nilai Tolerance>0,10. [9]
X Terhadap Y
Model | Collinearity Statistics | ||
Tolerance | VIF | ||
1 | (Constant) | ||
Motivasi Intrinsik (X1) | 0,621 | 1,611 | |
Cultural Diversity (X2) | 0,621 | 1,611 |
X Terhadap Z
Model | Collinearity Statistics | ||
Tolerance | VIF | ||
1 | (Constant) | ||
Motivasi Intrinsik (X1) | 0,621 | 1,611 | |
Cultural Diversity (X2) | 0,621 | 1,611 |
Z Terhadap Y
Model | Collinearity Statistics | ||
Tolerance | VIF | ||
1 | (Constant) | ||
Employee Engagement | 1,000 | 1,000 |
Dari hasil pengujian bahwa nilai VIF lebih kecil dari 10 dan nilai toleransi lebih besar dari 0.1 Berdasarkan hasil yang diperoleh maka dapat dinyatakan bahwa regresi linier berganda yang digunakan dalam penelitian ini bebas dari multikolinieritas. Artinya bahwa diantara variabel bebas (kepuasan kerja, motivasi, lingkungan kerja dan gaya kepemimpinan) tidak saling mempengaruhi.
Uji autokorelasi
Untuk menguji autokorelasi menggunakan nilai Durbin-Watson (DW) dengan kisaran jika nilai DW mulai dari 0 sampai dengan 4
X Terhadap Y
Model Summary b | |||||||||||
Model | R | R Square | Adjusted R Square | Std. Error of the Estimate | Change Statistics | Durbin-Watson | |||||
R Square Change | F Change | df1 | df2 | Sig. F Change | |||||||
dimension0 | 1 | .766a | .587 | .579 | 1.952 | .587 | 68.984 | 2 | 97 | .000 | 1.688 |
a. Predictors: (Constant), Motivasi Intrinsik (X1), Cultural Diversity (X2) | |||||||||||
b. Dependent Variable: Knowledge sharing intention (Y) |
X Terhadap Z
Model Summary b | |||||||||||
Model | R | R Square | Adjusted R Square | Std. Error of the Estimate | Change Statistics | Durbin-Watson | |||||
R Square Change | F Change | df1 | df2 | Sig. F Change | |||||||
dimension0 | 1 | .793a | .629 | .621 | 3.318 | .629 | 82.267 | 2 | 97 | .000 | 2.245 |
a. Predictors: (Constant), Motivasi Intrinsik (X1), Cultural Diversity (X2) | |||||||||||
b. Dependent Variable: Employee Engagement (Z) |
Z Terhadap Y
Model Summary b | |||||||||||
Model | R | R Square | Adjusted R Square | Std. Error of the Estimate | Change Statistics | Durbin-Watson | |||||
R Square Change | F Change | df1 | df2 | Sig. F Change | |||||||
dimension0 | 1 | .761a | .578 | .574 | 1.962 | .578 | 134.465 | 1 | 98 | .000 | 1.638 |
a. Predictors: (Constant), Employee Engagement (Z) | |||||||||||
b. Dependent Variable: Knowledge sharing intention (Y) |
Berdasarkan tabel di atas di ketahui bahwa jumlah Durbin Watson (DW) sebesar 1,688, 2.245 dan 1.638. Jadi -2<DW<3 dengan ini tidak ada autokorelasi.
Analisis Regresi Linier Berganda
Regresi linier berganda digunakan untuk memodelkan hubungan antara variabel dependen dan variabel independen, dengan jumlah variabel independen lebih dari satu [10]
Coefficients a | ||||||
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | t | Sig. | ||
B | Std. Error | Beta | ||||
1 | (Constant) | 1.585 | 1.235 | 1.283 | .202 | |
Motivasi Intrinsik (X1) | .222 | .050 | .365 | 4.413 | .000 | |
Cultural Diversity (X2) | .316 | .054 | .485 | 5.857 | .000 | |
a. Dependent Variable: Knowledge sharing intention (Y) |
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Y = 1,585+ 0,222 X1 + 0,316 X2 + e
Coefficients a | ||||||
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | t | Sig. | ||
B | Std. Error | Beta | ||||
1 | (Constant) | .094 | 2.100 | .045 | .964 | |
Motivasi Intrinsik (X1) | .327 | .086 | .300 | 3.825 | .000 | |
Cultural Diversity (X2) | .669 | .092 | .572 | 7.290 | .000 | |
a. Dependent Variable: Employee Engagement (Z) |
Z = a + b1 X1 + b2 X2 + e2
Z= -0,094 + 0,327 X1 + 0,669 X2 + e2
Coefficients a | ||||||
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | t | Sig. | ||
B | Std. Error | Beta | ||||
1 | (Constant) | 4.451 | .993 | 4.482 | .000 | |
Employee Engagement (Z) | .424 | .037 | .761 | 11.596 | .000 | |
a. Dependent Variable: Knowledge sharing intention (Y) |
Y = a + b1 Z + e3
Y = 4,451 + 0,424 Z + e3
X Terhadap Y
ANOVA b | ||||||
Model | Sum of Squares | df | Mean Square | F | Sig. | |
1\ | Regression | 525.664 | 2 | 262.832 | 68.984 | .000a |
Residual | 369.576 | 97 | 3.810 | |||
Total | 895.240 | 99 | ||||
a. Predictors: (Constant), Cultural Diversity (X2), Motivasi Intrinsik (X1) | ||||||
b. Dependent Variable: Knowledge sharing intention (Y) Sumber : Output Data SPSS, 18.0 |
ANOVA b | ||||||
Model | Sum of Squares | df | Mean Square | F | Sig. | |
1 | Regression | 1811.562 | 2 | 905.781 | 82.267 | .000a |
Residual | 1067.998 | 97 | 11.010 | |||
Total | 2879.560 | 99 | ||||
a. Predictors: (Constant), Cultural Diversity (X2), Motivasi Intrinsik (X1) | ||||||
b. Dependent Variable: Employee Engagement (Z) |
Z Terhadap Y
ANOVA b | ||||||
Model | Sum of Squares | df | Mean Square | F | Sig. | |
1 | Regression | 517.834 | 1 | 517.834 | 134.465 | .000a |
Residual | 377.406 | 98 | 3.851 | |||
Total | 895.240 | 99 | ||||
a. Predictors: (Constant), Employee Engagement (Z) | ||||||
b. Dependent Variable: Knowledge sharing intention (Y) |
Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai Fhitung sebesar 134,465 dengan nilai signifikan sebesar 0,000. Dimana Ftabel diketahui sebesar 3,94. Sehingga Fhitung > Ftabel yaitu 134,465 > 3,94 dengan nilai signifikan 0,000 < 0,005. Dari hasil tersebut maka dapat dinyatakan H0 ditolak dan Ha diterima, yang artinya variabel employee engagement (Z) terhadap knowledge sharing intention (Y).
Uji Parsial (Uji t)
Uji t (Parsial) digunakan untuk menguji pengaruh variabel motivasi intrinsik (X1), cultural diversity (X2), secara parsial terhadap knowledge sharing intention (Y) menggunakan uji t.
Coefficients a | ||||||
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | t | Sig. | ||
B | Std. Error | Beta | ||||
1 | (Constant) | 1.585 | 1.235 | 1.283 | .202 | |
Motivasi Intrinsik (X1) | .222 | .050 | .365 | 4.413 | .000 | |
Cultural Diversity (X2) | .316 | .054 | .485 | 5.857 | .000 | |
a. Dependent Variable: Knowledge sharing intention (Y)Sumber : Output Data SPSS, 18.0Dengan mengunakan tingkat kepercayaan sebesar 5% (α = 0,05) dan degree of freedom sebesar k=2 dan df2 = n-k-1 (100-2-1= 97) sehingga diperoleh ttabel sebesar 1,66071 |
Koefisien Korelasi berganda (R)
X Terhadap Y
Model Summary | |||||
Model | R | R Square | Adjusted R Square | Std. Error of the Estimate | |
dimension0 | 1 | .766a | .587 | .579 | 1.952 |
a. Predictors: (Constant), Cultural Diversity (X2), Motivasi Intrinsik (X1) |
Koefisien Determinan (R2)
X Terhadap Z
Model Summary | |||||
Model | R | R Square | Adjusted R Square | Std. Error of the Estimate | |
dimension0 | 1 | .793a | .629 | .621 | 3.318 |
a. Predictors: (Constant), Cultural Diversity (X2), Motivasi Intrinsik (X1) |
Z Terhadap Y
Model Summary | |||||
Model | R | R Square | Adjusted R Square | Std. Error of the Estimate | |
dimension0 | 1 | .761a | .578 | .574 | 1.962 |
a. Predictors: (Constant), Employee Engagement (Z) |
Berdasarkan analisis yang dilakukan menggunakan regresi linier berganda dengan bantuan statistik didapatkan hasil pada tabel Model Summary yang menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar = 0,761.
Berdasarkan kriteria korelasi diatas, maka dapat dinyatakan bahwa korelasi atau hubungan yang sangat kuat antara variabel employee engagement (Z) dengan variabel lainnya.
Model Summary | |||||
Model | R | R Square | Adjusted R Square | Std. Error of the Estimate | |
dimension0 | 1 | .766a | .587 | .579 | 1.952 |
a. Predictors: (Constant), Cultural Diversity (X2), Motivasi Intrinsik (X1) |
Sumber : Output Data SPSS, 18.0
X Terhadap Z
Model Summary | |||||
Model | R | R Square | Adjusted R Square | Std. Error of the Estimate | |
dimension0 | 1 | .793a | .629 | .621 | 3.318 |
a. Predictors: (Constant), Cultural Diversity (X2), Motivasi Intrinsik (X1)Sumber : Output Data SPSS, 18.0 |
Z Terhadap Y
Model Summary | |||||
Model | R | R Square | Adjusted R Square | Std. Error of the Estimate | |
dimension0 | 1 | .761a | .578 | .574 | 1.962 |
a. Predictors: (Constant), Employee Engagement (Z) |
Sumber : Output Data SPSS, 18.0
Berdasarkan analisis yang dilakukan menggunakan regresi linier berganda dengan bantuan program statistic SPSS versi 18.0 diperoleh nilai koefisien determinan (R Square) sebesar 0,578. Hal ini menunjukkan bahwa mempengaruhi employee engagement (Z) dapat mempengaruhi mempengaruhi employee engagement (Z) sebesar 57,8% sedangkan 42,2% dipengaruhi oleh variabel bebas lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
Pengaruh langsung
Hipotesis | Nilai Standardized Coefficient Beta | |
H1 | Motivasi Intrinsik berpengaruh terhadap Knowledge sharing intention | 0,365 |
H2 | Cultural diversity berpengaruh terhadap Knowledge Sharing Intention | 0,485 |
H3 | Motivasi Intrinsik berpengaruh terhadap Knowledge sharing intention melalui Employee Engagement sebagai variabel intervening | 0,300 |
H4 | Cultural Diversity berpengaruh terhadap Knowledge sharing intention melalui Employee Engagement sebagai variabel intervening | 0,572 |
H5 | Employee Engagement berpengaruhterhadap Knowledge sharing intention | 0,761 |
Hipotesis pertama : Motivasi Intrinsik (X1) berpengaruh terhadap Knowledge sharing intention(Y)
Berdasarkan analisis regresi linier berganda koefisien motivasi intrinsik bernilai positif sebesar (0,222) antara variabel motivasi intrinsik (X1) dan variabel knowledge sharing intention (Y) yang artinya variabel tersebut memiliki hubungan positif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama yakni motivasi intrinsik berpengaruh terhadap knowledge sharing intention dapatditerima.
Hipotesis kedua : Cultural diversity (X2) berpengaruh terhadap Knowledge Sharing Intention(Y)
Berdasarkan analisis regresi linier berganda koefisien cultural diversity bernilai positif sebesar (0,316) antara variabel cultural diversity (X2) dan variabel knowledge sharing intention (Y) yang artinya variabel tersebut memiliki hubungan positif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua yakni cultural diversity berpengaruh terhadap knowledge sharing intention dapatditerima.
Hipotesis ketiga : Motivasi Intrinsik (X1) berpengaruh terhadap Knowledge sharing intention(Y) melalui Employee Engagement(Z) sebagai variabel intervening
Berdasarkan analisis regresi linier berganda koefisien motivasi intrinsik (X1) bernilai positif sebesar (0,327) antara variabel motivasi intrinsik (X1) terhadap variabel Knowledge sharing intention (Y) melalui employee engagement yang artinya variabel tersebut memiliki hubungan positif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga yakni motivasi intrinsik berpengaruh terhadap knowledge sharing intention melalui employee engagement sebagai variabel intervening dapatditerima.
Hipotesis keempat : Cultural Diversity (X2) berpengaruh terhadap Knowledge sharing intention (Y) melalui Employee Engagement (Z) sebagai variabel intervening
Berdasarkan analisis regresi linier berganda koefisien cultural diversity (X2) bernilai positif (0,327) antara variabel cultural diversity (X2) terhadap variabel knowledge sharing intention (Y) melalui employee engagement yang artinya variabel tersebut memiliki hubungan positif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis keempat yakni cultural diversity berpengaruh terhadap knowledge sharing intention melalui employee engagement sebagai variabel intervening dapatditerima.
Hipotesis kelima: Employee Engagement (Z) berpengaruh terhadap Knowledge sharing intention(Y)
Berdasarkan analisis regresi linier berganda koefisien employee engagement bernilai positif (0,424) antara variabel employee engagement (Z) dan variabel Knowledge sharing intention (Y) yang artinya variabel tersebut memiliki hubungan positif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis kelima yakni employee engagement berpengaruh terhadap knowledge sharing intention dapatditerima.
Coefficients a | ||||||
Model | Unstandardized Coefficients | STC | t | Sig. | ||
B | Std. Error | Beta | ||||
1 | (Constant) | 9.566 | 2.042 | 4.685 | .000 | |
Motivasi Intrinsik (X1) | .711 | .083 | .653 | 8.527 | .000 | |
a. Dependent Variable: Employee Engagement (Z) |
Sumber: Hasil output SPSS, data diolah 2020
Model 1 (1)
Z = a + bX1 + e1
Z = 9,566 + 0.711 X1
Sedangkan untuk regresi yang kedua diperoleh :
Coefficients a | ||||||
Model | Unstandardized Coefficients | SC | t | Sig. | ||
B | Std. Error | Beta | ||||
1 | (Constant) | 3.024 | 1.020 | 2.965 | .004 | |
Motivasi Intrinsik (X1) | .178 | .050 | .292 | 3.575 | .001 | |
Employee Engagement (Z) | .318 | .046 | .570 | 6.966 | .000 | |
a. Dependent Variable: Knowledge sharing intention (Y) |
Model 1 (2)
Y = a + bX1 + bZ + e2
Y = 3,024 + 0.178 X1 + 0.318 Z
Pengaruh intervening yang ditunjukkan oleh perkalian koefisien (ab) perlu diuji dengan Sobel Test sebagai berikut:
Standart error dari koefisien indirect effect (Sab).
Sab = √𝒃𝟐𝑺𝒂𝟐 + 𝒂𝟐𝑺𝒃𝟐 + 𝑺𝒂𝟐𝑺𝒃𝟐
Sab = √(0.318)2(0.046)2 + (0.711)2(0.083)2 + (0.046)2(0.083)2
Sab = √(0.000213978) + (0.003482534) + (0,000014577124)
Sab = 0,060918714
Berdasarkan hasil perkalian ab dapat digunakan untuk menghitung uji t statistik pengaruh intervening dengan rumus sebagai berikut:
ab 0,711 x 0,318t = = = 3,711470337 sab 0,060918714 |
Oleh karena t tabel dengan tingkat signifikan 0.05 yaitu sebesar 1,66071, maka dapat disimpulkan bahwa thitung > ttabel (3,711470337 > 1,66071) yang berarti bahwa koefisien intervening sebesar 3,711470337 signifikan dan ada pengaruh intervening employee engagement (Z) dalam hubungan variabel motivasi intrinsik (X1) terhadap Knowledge sharing intention (Y).
Coefficients a | ||||||
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | t | Sig. | ||
B | Std. Error | Beta | ||||
1 | (Constant) | 6.062 | 1.123 | 5.397 | .000 | |
Motivasi Intrinsik (X1) | .404 | .046 | .664 | 8.796 | .000 | |
a. Dependent Variable: Knowledge sharing intention (Y) |
- Variabel X1 Terhadap Z
- Variabel X1 Melalui Z Terhadap Y
- Variabel X1 Terhadap Y
Sumber: Hasil output SPSS, data diolah 2020
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui nilai Direct Affect (pengaruh langsung) sebesar 0,664 . Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai Direct Affect (langsung) lebih besar dari nilai Indirect Affect (pengaruh tidak langsung), yaitu (0.664 > 0,060918714). Maka dapat disimpulkan bahwa motivasi intrinsik berpengaruh signifikan secara langsung terhadap Knowledge sharing intention.
Coefficients a | ||||||
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | t | Sig. | ||
B | Std. Error | Beta | ||||
1 | (Constant) | 1.901 | 2.184 | .871 | .386 | |
Cultural Diversity (X2) | .886 | .077 | .757 | 11.472 | .000 | |
a. Dependent Variable: Employee Engagement (Z) |
Sumber: Hasil output SPSS, data diolah 2020
Model 2 (1)
Z = a + bX2 + e1
Z = 1,901 + 0.886 X2
Sedangkan untuk regresi yang kedua diperoleh :
Coefficients a | ||||||
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | t | Sig. | ||
B | Std. Error | Beta | ||||
1 | (Constant) | 2.258 | 1.158 | 1.950 | .054 | |
Cultural Diversity (X2) | .205 | .062 | .315 | 3.288 | .001 | |
Employee Engagement (Z) | .291 | .053 | .522 | 5.457 | .000 | |
a. Dependent Variable: Knowledge sharing intention (Y) |
Sumber: Hasil output SPSS, data diolah 2020
Model 2 (2)
Y = a + bX1 + bZ + e2
Y = 2,258 + 0.205 X1 + 0.291 Z
Pengaruh intervening yang ditunjukkan oleh perkalian koefisien (ab) perlu diuji dengan Sobel Test sebagai berikut:
Standart error dari koefisien indirect effect (Sab).
Sab = √𝒃𝟐𝑺𝒂𝟐 + 𝒂𝟐𝑺𝒃𝟐 + 𝑺𝒂𝟐𝑺𝒃𝟐
Sab = √(0.291)2(0.053)2 + (0.886)2(0.077)2 + (0.053)2(0.077)2
Sab = √( 0,000237869) + (0,004654241) + (0,000016654561)
Sab = 0,070062578
Berdasarkan hasil perkalian ab dapat digunakan untuk menghitung uji t statistik pengaruh intervening dengan rumus sebagai berikut:
ab 0,886 x 0,291t = = = 3,231368392 sab 0,070062578 |
Oleh karena t tabel dengan tingkat signifikan 0.05 yaitu sebesar 1,66071, maka dapat disimpulkan bahwa thitung > ttabel (3,231368392 > 1,66071) yang berarti bahwa koefisien intervening sebesar 3,231368392 signifikan dan ada pengaruh intervening employee engagement (Z) dalam hubungan variabel cultural diversity (X2) terhadap Knowledge sharing intention (Y).
- Variabel X2 Melalui Z Terhadap Y
- Variabel X2 Terhadap Y
Coefficients a | ||||||
Model | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients | t | Sig. | ||
B | Std. Error | Beta | ||||
1 | (Constant) | 2.812 | 1.312 | 2.143 | .035 | |
Cultural Diversity (X2) | .463 | .046 | .710 | 9.985 | .000 | |
a. Dependent Variable: Knowledge sharing intention (Y) |
Sumber: Hasil output SPSS, data diolah 2020
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui nilai Direct Affect (pengaruh langsung) sebesar 0,710 . Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai Direct Affect (langsung) lebih besar dari nilai Indirect Affect (pengaruh tidak langsung), yaitu (0.710 > 0,070062578). Maka dapat disimpulkan bahwa Cultural diversity berpengaruh signifikan secara langsung terhadap knowledge sharing intention.
Hipotesis pertama : motivasi intrinsik (X1) berpengaruh terhadap knowledge sharing intention(Y)
Hasil pengujian dalam penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi intrinsik (X1) berpengaruh positif secara signifikan terhadap knowledge sharing intention (Y). Berdasarkan analisis regresi linier berganda koefisien motivasi intrinsik bernilai positif sebesar (0,222) antara variabel motivasi intrinsik (X1) dan variabel knowledge sharing intention (Y) dalam hal ini dapat dijelaskan bahwa motivasi intrinsik (X1) pada IKM Kampung Pia Gempol Pasuruan sudah baik. Motivasi intrinsik (X1) di IKM Kampung Pia Gempol Pasuruan muncul dari diri karyawan sendiri agar menumbuhkan rasa tanggung jawab atas pekerjaan yang sedang dikerjakan oleh setiap karyawan begitu juga dengan semangat kerja tinggi yang harus dimiliki oleh setiap karyawan untuk tercapainya target produksi yang sudah diberikan.
Disini dapat juga dijelaskan dari persepsi responden terhadap butir pernyataan pada variabel motivasi intrinsik (X1) yang nilainya sangat tinggi yakni 4,18 dengan pernyataan “saya merasa menjadi bagian keluarga pada organisasi ini” dalam hal ini dijelaskan bahwa motivasi intrinsik (X1) dapat menumbuhkan sikap tanggung jawab pemilik IKM atas karyawan dan tempat usahanya agar semakin meningkat dan lebih maju kedepannya. Dengan demikian, ini dapat dinyatakan motivasi intrinsik (X1) yang tinggi dan terus meningkat dapat mendorong knowledge sharing intention (Y) pada pegawai semakin tinggi pula. Sehingga dapat dikatakan bahwa motivasi intrinsik (X1) yang baik akan membawa dampak yang positif bagi knowledge sharing intention (Y) karyawan yang ada di IKM Kampung Pia Gempol Pasuruan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi intrinsik (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap knowledge sharing intention (Y).
Hipotesis kedua : cultural diversity (X2) berpengaruh terhadap knowledge sharing intention(Y)
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Nurul Agustine, Anita Silvianita, SE,. MSM2 1,2 Prodi S1 Administrasi Bisnis, Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Universitas Telkom Jl. Telekomunikasi Terusah Buah Batu Bandung 40257 dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik terhadap knowledge sharing di ABC Corporate University Asisten Manajer karyawan melalui KM ToolsHasil penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik berpengaruh positif dan signifikan terhadap knowledge sharing.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa cultural diversity (X2) berpengaruh positif secara signifikan terhadap knowledge sharing intention(Y). Berdasarkan analisis regresi linier berganda koefisien cultural diversity bernilai positif sebesar (0,316) antara variabel cultural diversity (X2) dan variabel knowledge sharing intention (Y) dengan demikian dapat dinyatakan bahwa semakin baik cultural diversity (X2) maka knowledge sharing intention(Y) juga semakin baik.
Disini dapat juga dijelaskan dari persepsi responden terhadap butir pernyataan pada variabel cultural diversity (X2)) yang nilainya sangat tinggi yakni 4,16 dengan pernyataan “saya giat bekerja karena adanya kesempatan yang diberikan IKM untuk menduduki posisi tertentu” dalam hal ini dijelaskan bahwa cultural diversity (X2) antar karyawan dan pemilik usaha di IKM Kampung Pia Gempol Pasuruan harus seimbang dengan lingkungan IKM agar karyawan bisa bekerja secara maksimal. Karyawan dan pemilik usaha di IKM Kampung Pia Gempol Pasuruan, jika cultural diversity (X2) antar karyawan dan pemilik usaha seimbang dan menimbulkan kenyamanan dengan baik akan menghasilkan pekerjaan karyawan yang baik pula, maksudnya yaitu karyawan dapat bekerja secara lebih efisien dan efektif sehingga produktivitasnya pun bisa terus meningkat.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Jakob Lauring and Jan Selmer, Aarhus School of Business, University of Aarhus Human Resource Management Journal, Vol 22, no 1, 2012, pages 89–105 dalam penelitian yang berjudul “Knowledge sharing in diverse organisations”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa diverse otganisations berpengaruh positif dan signifikan terhadap knowledge sharing.
Hipotesis ketiga : motivasi intrinsik (X1) berpengaruh terhadap knowledge sharing intention(Y) melalui employee engagement(Z) sebagai variabel intervening
Berdasarkan hasil analisis membuktikan bahwa motivasi intrinsik (X1) berpengaruh secara langsung (direct affect) dan berpengaruh tidak langsung (indirect affect) terhadap knowledge sharing intention(Y) dengan employee engagement(Z) sebagai variabel intervening. Variabel motivasi intrinsik (X1) berpengaruh secara langsung dan signifikan terhadap employee engagement(Z). Serta ada pengaruh tidak langsung antara variabel motivasi intrinsik (X1) terhadap knowledge sharing intention(Y) melalui employee engagement(Z) sebagai variabel intervening. Hasil penelitian di pengujian analisis regresi linier berganda koefisien motivasi intrinsik (X1) bernilai positif sebesar (0,327) antara variabel motivasi intrinsik (X1) terhadap variabel knowledge sharing intention (Y) melalui employee engagement dalam hal ini dapat dijelaskan bahwa motivasi intrinsik (X1) terhadap variabel knowledge sharing intention (Y) melalui employee engagement pada IKM kampung pia gempol pasuruan sudah baik.
Disini dapat juga dijelaskan dari persepsi responden terhadap butir pernyataan pada variabel motivasi intrinsik (X1) yang nilainya sangat tinggi yakni 4,18 dengan pernyataan “saya merasa menjadi bagian keluarga pada organisasi ini” membuktikan bahwa Motivasi Intrinsik (X1) berpengaruh positif secara signifikan terhadap Knowledge sharing intention(Y) dan Employee Engagement(Z). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa semakin baik Motivasi Intrinsik (X1) yang dimiliki oleh karyawan maka Knowledge sharing intention(Y) juga akan semakin baik. Motivasi Intrinsik (X1) pada IKM Kampung Pia Gempol Pasuruan ditunjukkan dengan jumlah karyawan yang loyal yang sudah bekerja pada IKM lebih dari 3 tahun keatas cukuplah banyak dan rasa kepedulian karyawan untuk terus berusaha keras dalam tercapainya kesuksesan IKM menjadikan Motivasi Intrinsik (X1) karyawan pada IKM Kampung Pia Gempol Pasuruan cukuplah baik dengan itu Motivasi Intrinsik (X1) berperan dalam meningkatkan Employee Engagement(Z) karyawan, karena pada dasarnya karyawan juga memiliki keinginan kuat untuk terus meningkatkan hasil kerja untuk meningkatkan kemajuan dari IKM.
Hasil penelitin ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Upik Selly Meylasari & Ika Nurul Qamari Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Jalan Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta Telpon (0274) 387656; dalam penelitian yang berjudul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Knowledge Sharing dalam Implementasi E learning”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial implementasie learning berpengaruh positif dan signifikan terhadap Knowledge sharing intention.
Hipotesis keempat : cultural diversity (X2) berpengaruh terhadap knowledge sharing intention (Y) melalui employee engagement (Z) sebagai variabel intervening
Hasil pengujian dalam penelitian ini menunjukkan bahwa cultural diversity (X2) berpengaruh secara langsung (direct affect) dan berpengaruh tidak langsung (indirect affect) terhadap knowledge sharing intention(Y) dengan employee engagement(Z) sebagai variabel intervening. Variabel cultural diversity (X2) berpengaruh secara langsung dan signifikan terhadap employee engagement(Z). Serta ada pengaruh tidak langsung antara variabel cultural diversity (X2) terhadap knowledge sharing intention(Y) melalui employee engagement(Z) sebagai variabel intervening. Berdasarkan analisis regresi linier berganda koefisien cultural diversity (X2) bernilai positif (0,327) antara variabel cultural diversity (X2) terhadap variabel knowledge sharing intention (Y) melalui employee engagement (Z) dalam hal ini dapat dijelaskan bahwa semakin baik cultural diversity (X2) maka knowledge sharing intention(Y) juga semakin baik.
Disini dapat juga dijelaskan dari persepsi responden terhadap butir pernyataan pada variabel cultural diversity (X2)) yang nilainya sangat tinggi yakni 4,16 dengan pernyataan “saya giat bekerja karena adanya kesempatan yang diberikan IKM untuk menduduki posisi tertentu” dalam hal ini dijelaskan bahwa bahwa cultural diversity (X2) berpengaruh positif secara signifikan terhadap knowledge sharing intention(Y) dan employee engagement(Z). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa semakin baik cultural diversity (X2) yang dimiliki oleh karyawan maka knowledge sharing intention(Y) juga akan semakin baik. Cultural diversity (X2) pada IKM kampung pia gempol pasuruan ditunjukkan dengan saling memberikan keterbukaan dan dukungan sesama karyawan serta bertanggung jawab dengan semua pekerjaannya dengan rasa kepedulian karyawan untuk terus berusaha keras dalam tercapainya kesuksesan IKM, karena pada dasarnya karyawan juga memiliki keinginan kuat untuk terus meningkatkan hasil kerja untuk meningkatkan kemajuan dari IKM.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Ulfah Nurul Zannah, Yelli Eka Sumadhinata dalam penelitian yang berjudul “knowledge sharing dan implikasinya terhadap employee engagement”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh positif yang signifikan antara knowledge sharing terhadap employee engagement
Hipotesis kelima: employee engagement (Z) berpengaruh terhadap knowledge sharing intention(Y)
Hasil pengujian dalam penelitian ini menunjukkan bahwa employee engagement (Z) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap knowledge sharing intention(Y) pegawai di IKM kampung pia gempol pasuruan. Berdasarkan analisis regresi linier berganda koefisien employee engagement bernilai positif (0,424) antara variabel employee engagement (Z) dan variabel knowledge sharing intention (Y) dalam hal ini dapat dijelaskan bahwa semakin baik employee engagement (Z) maka knowledge sharing intention(Y) juga semakin baik.
Disini dapat juga dijelaskan dari persepsi responden terhadap butir pernyataan pada variabel employee engagement (Z) yang nilainya sangat tinggi yakni 4,09 dengan pernyataan “saya mampu berkontribusi terhadap IKM tempat saya bekerja” dan persepsi responden terhadap butir pernyataan pada variabel Knowledge sharing intention(Y) yang nilainya sangat tinggi yakni 4,17 dengan pernyataan “saya selalu berusaha untuk menambah pengetahuan saya dengan pengetahuan – pengetahuan baru” dalam hal ini dijelaskan bahwa employee engagement (Z) yang baik dan terus berkembang dapat mendorong knowledge sharing intention(Y) pada pegawai semakin baik pula. Sehingga dapat dikatakan bahwa employee engagement (Z) yang baik akan membawa dampak yang positif bagi knowledge sharing intention(Y) karyawan yang ada di IKM kampung pia gempol pasuruan. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Ulfah Nurul Zannah, Yelli Eka Sumadhinata dalam penelitian yang berjudul “knowledge sharing dan implikasinya terhadap employee engagement”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh positif yang signifikan antara knowledge sharing terhadap employee engagement.
Simpulan
- Motivasi intrinsik berpengaruh secara parsial terhadap knowledge sharing intention pada IKM kampung pia gempol pasuruan sehingga dapat dikatakan bahwa motivasi intrinsik yang ada di IKM kampung pia gempol pasuruan sudah baik, hal ini dapat dilihat dengan adanya tanggung jawab pemilik IKM dan karyawan terhadap setiap pekerjaan untuk memajukan IKM dan mencapai hasil maksimal sehingga teori yang dikemukakan oleh Nawawi (2003) bahwa motivasi intrinsik adalah pendorong kerja yang bersumber dari dalam diri pekerja sebagai individu berupa kesadaran mengenai pentingnya atau manfaat atau juga makna pekerjaan yang dilaksanakan. Hal ini sesuai dengan penelitian Nurul Augustine, anita silvianta SE., MSM (2007) membuktikan bahwa motivasi intrinsik berpengaruh secara positif terhadap knowledge sharing intention pada pemilik IKM dan adanya pengaruh yang signifikan baik secara parsial maupun simultan antara motivasi intrinsik terhadap knowledge sharing intention.Hal ini menunjukkan semakin tinggi motivasi intrinsik seseorang didalam dirinya maka akan semakin tinggi pula knowledge sharing intention terhadap semua pihak didalamnya.
- Cultural diversity berpengaruh secara parsial terhadap knowledge sharing intention pada IKM kampung pia gempol pasuruan sehingga dapat dikatakan bahwa cultural diversity yang ada di IKM kampung pia gempol pasuruan sudah baik hal ini dapat dilihat dengan toleransi terhadap pekerjaan baik sesama karyawan maupun pemilik IKM sehingga teori yang dikemukakan oleh Frederick A. Miller dan Judith H. Katz (2002) berpendapat bahwa keberagaman merupakan tentnag identitas social kelompok yang meliputi suatu organisasi. Hal ini sesuai dengan penelitian Jacob lauring and Jan selmer, aarhus school of business membuktikan bahwa cultural diversity berpengaruh secara positif terhadap knowledge sharing intention pada pemilik IKM dan adanya pengaruh yang signifikan baik secara parsial maupun simultan antara cultural diveresity terhadap knowledge sharing intention. Hal ini menunjukkan semakin tinggi cultural diveresity seseorang terhadap pekerjaannya maka akan semakin tinggi pula knowledge sharing intention terhadap semua pihak didalamnya.
- Motivasi intrinsik berpengaruh secara simultan terhadap knowledge sharing intention melalui employee engagement sebagai variabel intervening pada IKM kampung pia gempol pasuruan sehingga dapat dikatakan bahwa motivasi intrinsik yang ada di IKM kampung pia gempol pasuruan sudah berjalan dengan baik dan berpengaruh terhadap knowledge sharing intention melalui employee engagement sehingga teori yang dikemukakan oleh Hoof dan Ridder (2004) mendefinisikan bahwa knowledge sharing adalah proses dimana para individu saling mempertukarkan pengetahuan mereka (tacit knowledge dan emplicit knowledge). Penelitian ini didukung oleh Upik selly meylasari dan Ika nurul qamary (2017) yang membuktikan adanya pengaruh yang signifikan baik secara parsial maupun simultan didalam penelitian ini.
- Cultural diversity berpengaruh secara simultan terhadap knowledge sharing intention melalui employee engagement sebagai variabel intervening pada IKM kampung pia gempol pasuruan sehingga dapat dikatakan bahwa cultural diversity yang ada di IKM kampung pia gempol pasuruan sudah berjalan dengan baik dan berpengaruh terhadap knowledge sharing intention melalui employee engagement sehingga teori yang dikemukakan oleh Hoof dan Ridder (2004) mendefinisikan bahwa knowledge sharing adalah proses dimana para individu saling mempertukarkan pengetahuan mereka (tacit knowledge dan emplicit knowledge). Penelitian ini didukung oleh Upik selly meylasari dan Ika nurul qamary (2017) yang membuktikan adanya pengaruh yang signifikan baik secara parsial maupun simultan didalam penelitian ini.
- Employee engagement berpengaruh secara parsial terhadap knowledge sharing intention pada IKM kampung pia gempol pasuruan sehingga dapat dikatakan bahwa motivasi intrinsik yang ada di IKM kampung pia gempol pasuruan sudah baik, hal ini dapat dilihat dengan adanya timbal balik yang baik antara pemilik IKM dan karyawan sehingga akan memberikan waktu yang lebih, tenaga, dan inisiatif untuk berkontribusi pada kesuksesan IKM kedepannya dan meraih tujuan utama IKM sehingga teori yang dikemukakan oleh Robbins dan Judge (2008) berpendapat bahwa keterikatan karyawan (employee engagement) adalah sebuah keterlibatan individual karyawan, kepuasan, dan antusiasme untuk melakukan pekerjaannya. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ulfah nurul zanna dan Yeli eka sukmadhinata (2018) membuktikan bahwa employee engagement berpengaruh secara positif terhadap knowledge sharing intention pada pemilik IKM dan adanya pengaruh yang signifikan baik secara parsial maupun simultan antara employee engagement terhadap knowledge sharing intention. Hal ini menunjukkan semakin tinggi employee engagement didalam pekerjaannya maka akan semakin tinggi pula knowledge sharing intention terhadap semua pihak didalamnya.
References
- M. Hasibuan.S.P., Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi Revisi)., Jakarta.: Cetakan ke-
- PT.Bumi Aksara., 2017..
- Taha V, Ali., Sirkova, dan Ferencova. The Impact of Organizational Culture on Creativity and innovation. Polish Journal of Management Studies Vol.14, No.1 2016
- Hidayati dan Nur Auliya, “Pengaruh Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik terhadap Knowledge Sharing di PT Indonesia Power Pusat. Skripsi Sarjana Manajemen Bisnis Telekominikasi dan Informatika Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Telkom,,” Jurnal Improvement. , 2014. .tidak diterbitkan
- Davenport, T.H. & Prusak, L, Working knowledge. Boston, MA: Harvard Business School Press., 2006..
- Aulawi, Hilmi; Sudirman, Iman; Suryadi; Kadarsah; & Govindaraju, Rajesri, Pengukuran Kinerja Aulawi, Hilmi; Sudirman, Iman; Suryadi; Kadarsah; & Govindaraju, Rajesri. 2009. “Knowledge sharing behavior, antecedent and their impact on the individual innovation capability”. Journal of Applied Sciences Research, Vol. 5, No. 12, pp. 2238-2246.
- Susanty, Ade Irma., Aditya Wardhana., Dita Hidayatunnisa and Nur Auliya. (2014). Extrinsic and Intrinsic Motivation Influence Employee’s Performance through Knowledge Sharing in PT ABCD Indonesia. International Conference on Emerging Trends in Academic Research.
- Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D., Alfabeta, 2016.
- Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis., Bandung: Cetakan Ke-17. Alfabeta, 2013 .
- d. W. J. H. Sarjono, SPSS vs LISREL : Sebuah Pengantar, Aplikasi untuk Riset. Jilid 1., Jakarta: Salemba Empat, 2011.
- L. A. Y. S. ,. &. H. Rachmach, Regresi dan Korelasi Dalam Genggaman Anda. Jilid 1., Jakarta.: Penerbit Salemba Empat. , 2011.