Abstract
Pregnancy is the union of spermatozoa and ovum and is continued by nidation or implantation. Pregnancy occurs for 40 weeks divided into 3 trimesters, namely in the first trimester occurring at 1 -13 weeks of gestation, the second trimester at 14-26 weeks of gestation and the third trimester at 27-40 weeks of gestation. In the third trimester of pregnancy there are several complaints including: edema, frequent urination, itching and stiffness in the fingers, bleeding gums, hemorrhoids, difficulty sleeping, vaginal discharge, increased sweating, constipation, leg cramps, numbness and pain in the feet and hands, shortness of breath, round ligament pain, palpitations, heartburn, flatulence, ptyalism, dizziness, headache, backache, and varicose veins in the legs or vulva. Frequent urination occurs due to the enlargement of the uterus which can cause the lower part of the fetus to descend which can put pressure on the bladder.
Pendahuluan
Kehamilan adalah penyatuan spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Kehamilan terjadi selama 40 minggu dibagi menjadi 3 trimester yaitu pada trimester I terjadi pada usia kehamilan 1 -13 minggu, trimester II pada usia kehamilan 14-26 minggu dan trimester III pada usia kehamilan 27- 40 minngu[1].
Pada kehamilan trimester III terdapat beberapa keluhan diantaranya : edema, sering buang air kecil, gatal dan kaku pada jari, gusi berdarah, hemoroid, sulit tidur, keputihan, keringat bertambah, sembelit, kram kaki, mati rasa dan rasa nyeri pada kaki dan tangan, sesak nafas, nyeri ligamentum rotundum, palpitasi, nyeri pada uluh hati, perut kembung, ptyalisme, pusing, sakit, kepala, sakit punggung, dan varises pada kaki atau vulva. Sering buang air kecil disebabkan karena adanya pembesaran uterus (rahim) dan terjadi penurunan bagian terbawah janin yang dapat menekan kandung kemih[2].
Tersedia nya informasi menggenai keluhan – keluhan fisiologis selama kehamilan dan permasalahannya, khususnya sering buang air kecil pada trimester III merupakan hal yang penting untuk perkembangan pelayanan kesehatan bagi ibu hamil. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran keluhan sering buang air kecil pada kehamilan Trimester III[3] di klink dan rumah bersalin Delta Mutiara Sarirogo Sidoarjo.
Metode Penelitian
Studi kasus asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan ketidaknyamanan sering buang air kecil, asuhan yang dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif yang akan digunakan dalam metode ini dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif. Pada laporan kasus yang penulis lakukan yaitu asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan sering buang air kecil dari pengkajian sampai evaluasi menggunakan SOAP. Subyek pada kasus adalah Ny.A usia 26 tahun dengan usia kehamilan 40 minggu di klinik dan rumah bersalian Delta Mutiara Sarirogo, Sidoarjo pada tanggal 4 Januari 2020. Cara penggumpulan dengan menggumpulkan data dengan melakukan anamnesa, pemeriksaan, analisa data dan pendokumentasian dengan membandingkan antara data yang diperoleh dengan teori yang ada.
Hasil dan Pembahasan
Kunjungan ulang kehamilan di klinik dan rumah bersalin delta mutiara pada tanggal 4 Januari 2020
Data Subyektif
Ibu mengatakan saat ini hamil 9 bulan disertai sering buang air kecil. Ibu mengatakan bahwa sering buang air kecil sejak 2 bulan yang lalu, ibu mersakan terganggu saat akan beraktifitas, ibu mengatsinya dengan tidak menahan buang air kecil nya lalu ibu segera ke kamar mandi. HPHT pada tanggal 6 April 2019 dan HPHT pada tanggal 13 Januari 2020. Ibu ini hamil pertama, kehamilan ibu tidak direncanakan. Untuk keluhan selama kehamilan yaitu pada trimester I mual, dan sering migran, untuk trimester II ibu tidak ada keluhan, dan pada trimester III sering buang air kecil.
Data subyektif yang ditemukan yaitu ibu menggalami sering kencing pada kehamilannya sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa pada kehamilan. Ketidaknyamanan sering buang air kecil yang dirasakan oleh ibu hamil trimester III secara fisiologis disebakan karena ginjal bekerja lebih berat dari biasanya, karena organ tersebut harus menyaring vaolume darah lebih banyak disbanding sebelum hamil. Proses penyaringan tersebit kemudian menghasilkan lebih banyak urine. Kemudian janin dan plasenta yang membesar juga memberikan tekanan pada kandung kemih, sehingga menyebabkan ibu lebih sering ke kamar mandi untuk buang air kecil[4].
Sering buang air kecil disebabkan karena adanya pembesaran uterus (rahim) dan terjadi penurunan bagian terbawah janin yang dapat menekan kandung kemih. Ibu dapat mencegahnya dengan memperbanyak minum air mineral pada siang hari, menghindari minum minuman yang menggandung diuretic (seperti : teh, kopi dan cola), ibu juga dapat menggurangi minum pada malam hari, ibu dapat merubah posisi tidur ibu dengan miring kiri dan kaki ditinggikan[5].
Data Obyektif
Keadaan umum ibu : Composmentis. Untuk hasil pengukuran fisik didapatkan berat badan ibu sekarang 60 kg, berat badan sebelum hamil 47 kg, dan untuk tinggi badan 160 cm. Tanda – tanda vital didapatkan hasil tekanan darah 100/70 mmHg, suhu 36,7 º C, nadi 89 x/menit dan pernafasan 20 x/menit. Ukuran lingakr lingan didapatkan 23,5 cm.
Pada pemeriksaan didapatkan postur tubuh ibu lordosis. Kepala tidak ada keluhan. Muka tidak pucat. Mata tidak ada keluhan untuk warna conjungtiva pucat, sclera putih dan palpebral tidak oedem. Mulut dan gigi tidak ada epulis, stomatitis, dan caries. Leher tidak ada massa pada saat dilakukan pemeriksaan didaerah kelenjar tiroid. Tidak ada nyeri dadad dan palpitasi pada saat dilakukan pemeriksaan didada. Suara paru-paru vesikuler dan suara jantung lup-dup. pada payudara membesar, bersih, putting menonjol, kolostrum sudah keluar, konsistensi kenyal dan tidak ada benjolan[6]. Pada abdomen pencernaan nafsu makan ibu baik, epigastrium tidak nyeri dan buang air besar lancar. Abdomen obstetric ketiksa diinspeksi membesar membujur, terdapat linea nigra, pusatnya menonjol dan tidak terdapat bekas luka operasi. Hasil ketiksa dilakukan palpasi pada leopod I yaitu teraba 1 bagian lunak, agak bulat kurang melenting dan untuk tfu 3 jari dibawah px. Leopod II yaitu teraba 1 bagian memnajang seperti papa nada tahanan dibagian kiri ibu dan teraba bagian kecil disamping kanan ibu. Untuk leopod III terdapat teraba 1 bagaian bulat, besar, keras dan bagian terendah sudah masuk ke pintu atas panggul dan yang terakhir leopod IV yaitu divergent. Tfu 30 cm, taksiran berat janin 2.2.90 gram, ketika dilakuakn pemeriksaan janin tidak teraba jelas. Untuk auskultasi denyut jantung janin kuat, teratur untuk frekuensi 134 x/menit, punctum maksimum disebelah bagan bawah kri ibu diperiksa menggunakan doopler. Untuk ano-genito-urinaria untuk buang air kecilnya lancar tidak ada keluhan, vulva bersih tidak ada vertices dan tidak ada penggeluaran cairan. Ekstremitas atas tidak oedem dan estremitas bawah tidak oedem dan untuk reflek patellanya kanan dan kiri keduanya positif[7].
Pada kasus ini tidak ditemukan masalah, sehingga ibu tidak ada kebutuhan khusus untuk mengatasi masalah.
Analisis
Analisis yang didapatkan dari semua data yang telah terkumpul adalah GI P00000, 40 minggu, kesan panggul belum teruji, k/u ibu baik, belum inpartu dengan keluhan sering buang air kecil dan kebutuhan tanda persallinan dan persiapan laktasi.
Janin : hidup, tunggal, intrauterine, puki U , k/u janin baik.
Penatalaksanaan
- Menjelaskan bahwa kehamilan dalam keadaan baik
E : Ibu mengerti keadaannya saat ini
Keadaan umum ibu : Composmentis. Tanda – tanda vital didapatkan hasil tekanan darah 100/70 mmHg, suhu 36,7 º C, nadi 89 x/menit dan pernafasan 20 x/menit. Untuk auskultasi denyut jantung janin kuat, teratur untuk frekuensi 134 x/menit, punctum maksimum disebelah bagan bawah kri ibu diperiksa menggunakan doopler.
- Menjelaskan keluhan yang dialami ibu tentang penyebab sering buang air kecil
E : Ibu mengerti penjelasan dari bidan
Penyebab : Sering buang air kecil disebabkan karena adanya pembesaran uterus (rahim) dan terjadi penurunan bagian terbawah janin yang dapat menekan kandung kemih (Tyastuti siti, 2016)
- Menjelaskan kepada ibu tentang cara menggatasi keluhan fisiologi sering buang air kecil
E : Ibu mengerti penjelasan dari bidan dan ibu akan melakukan untuk meringgankan keluhan yang dialami
Ibu dapat mencegahnya dengan memperbanyak minum air mineral pada siang hari, menghindari minum minuman yang menggandung diuretic (seperti : teh, kopi dan cola), ibu juga dapat menggurangi minum pada malam hari, ibu dapat merubah posisi tidur ibu dengan miring kiri dan kaki ditinggikan (Tyastuti siti, 2016)
- Menjelaskan kepada ibu tentang tanda persalinan
E : ibu mengerti dan dapat menjelaskan kembali tanda persalinan salah satunya keluar lendir bercampur darah
Beberapa tanda persalinan yaitu keluar lendir bercampur darah, keluar cairan yang tidak ditahan, dan perut merasalan mules-mules yang setiap detik frekuensinya meningkat dan teratur [8]
- Menjelaskan kepada ibu tentang persiapan Laktasi, melliputi: pengertian laktasi, cara laktasi dengan benar, waktu untuk melakukan laktasi, frekuensi laktasi bagi bayi
E : ibu mengerti dan akan menjaga kebersihan putting susu, memakan makanan yang baik dan suami akan mendukung untuk proses menyusui
Pengertian Laktasi adalah : prose menyusui dari bayi lahir sampai 6 bulan kemudian tanpa dikasih tambahan apapun seperti susu formula, air gula dan lain-lain. Dan biasanya ibu menyusui anaknya sampai anak tersebut berusia 2 tahun. Untuk cara menyusui yang benar yaitu : seluruh putting susu Ibu masuk kedalam mulut dan area areola tertutupi dengan mulut bayi, dan ketika bayi sudah mulai menghisap bayi diusahakan tidak menggeluarkan suara jika ketika bayi menghisap mengeluarkan suara maka cara menyusuinya belum benar. Ibu dapat menyusui bayinya dengan waktu dan frekuensi yang biadanya dilakukan dengan ibu-ibu lainnya,[3] ibu dapat menyusui bayinya setiap 2-3 jam sekali jika bayi masih tidur bayi dapat dibangunkan untuk waktunya menyusu, untuk frekuensinya ibu dapat menyusui bayinya 8-10 kali dalam sehari. Untuk persiapan laktasi ibu dapat mempersiapkan ketika usia kehamilan sudah memasuki trimester II yaitu dengan menjaga kebersihan putting ibu : dengan cara melakukan pembersiahan dengan kapas dikasih minyak goreng, baby oil atau minyak zaitun lalu tuangkan pada kapas tadi lalu tempelkan didaerah putting ibu dan biarkan dalam beberapa menit jika sudah maka lepas kapas yang tadi lalu payudara dikompres dengan wasslap menggunakan air hanggat. Memperhatikan asupan nutrisi ibu selama kehamilan ini ibu dapat memakan makanan yang menggandung zat besi, kalsium, karbohidrat dan garam. Dan juga yang tidak kalah penting dalam mempersiapkan menyusui untuk bayinya yaitu adanya support dari orang-orang terdekat terutama dari suami[8]
- Mengingatkan kembali tanda bahaya kehamilan tua
E : ibu mengerti dan dapat menggulangi lagi
Tanda bahaya pada kehamilan trimester III yaitu ibu bisa menggalami demam yang tinggi, terdapat bengkak pada wajah, tangan dan kaki atau ibu bisa sakit kepala yang disertai kejang, ibu tidak mau makan, gerakan janin ibu dirasa kurang dari sebelumnya, menggalami perdarahan pada trimester III dan keluar cairan ketuban sebeleum waktunya.
- Mengingatkan kepada ibu untuk selalu mengkonsumsi tablet FE dan viatamin yang dikasi oleh bidan
E : ibu mengerti dan akan meminum obat yang dikasih oleh bidan
Fe dan vitamin : obat ( tablet) FE diminum 1 kali sehari, setiap malam hari, kalau bisa minum FE dengan air jeruk dan memberi jeda ketika mau minum obat vitamin
- Mengingatkan kembali ibu untuk menjaga istirahat selama kehamilan ini
E : ibu mengerti dan akan melakukannya
Ibu dapat melakukan Istirahat pada siang = 2 jam, ketika pada malam = 8 jam
- Mengingatkan kunjungan ulang 1 minggu atau sewaktu-waktu ada keluhan
E : ibu mengerti dan bersedia untuk kunjungan ulang
Kesimpulan
Dari data yang dikumpulkan, didapatkan kesimpulan adalah GI P00000, 40 minggu, kesan panggul belum teruji, k/u ibu baik, belum inpartu dengan masalh anemia ringan dengan keluhan sering buang air kecil dan kebutuhan tanda persallinan dan persiapan laktasi.
Janin : hidup, tunggal, intrauterine, puki U , k/u janin baik.
References
- Ajeng (2012) Perubahan Adaptasi Fisiologis Ibu Hamil Trimester III. Yogyakarta: Nuha Medika.
- Tyastuti (2016) Asuhan Kebidanan Kehamilan. Pertama. jJakarta: Pusdik SDM Kesehatan.