Midwifery Care for Postpartum Mothers With Difficulty Urinating Discomfort at the Clinic
Innovation in Health Science
DOI: 10.21070/ijins.v10i.498

Midwifery Care for Postpartum Mothers With Difficulty Urinating Discomfort at the Clinic


Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas Dengan Ketidaknyamanan Sulit Berkemih di Klinik

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

asuhan kebidanan masa nifas sulit kencing

Abstract

The postpartum period is a period of adaptation of the mother after giving birth, this period includes the change from the condition of the pregnant woman to the condition before pregnancy, starting after the placenta is born and ending when the uterus returns to its pre-pregnancy state. During this period, physiological changes occur during the puerperium. Based on research in 2017 it was found that 94.12% of respondents did bladder training to get the urinary system muscles active again. The purpose of this case study is to describe the discomfort of difficulty urinating in postpartum mothers, while the method used by the case study is a descriptive method. This case study was taken from December 30, 2019 to February 2, 2020. The midwifery care used in the case study was assessment and evaluation. In the implementation of the case study, no complications were found, and there was no gap between discomfort and supporting theory.

Pendahuluan

Masa nifas adalah masa adaptasi pada ibu setelah persalinan. Masa ini meliputi perubahan dari kondisi ibu hamil menjadi ke kondisi sebelum hamil [1]. Masa nifas dimulai setelah plasenta lahir dan berakir setelah alat kandungan telah kembali seperti keadaan sebelum hamil [2]. Pada masa nifas terjadi perubahan fisiologis, beberapa perubahan yakni perubahan sistem reproduksi, perubahan tanda-tanda vital, perubahan sirkulasi darah, perubahan sistem kardiovaskuler, perubahan sistem hematologi, perubahan sistem pencernaan, perubahan sistem muskuloskeletal, perubahan sistem endokrin, penurunan berat badan, perubahan payudara, serta perubahan esistem eliminasi [3].

Keluhan sulit berkemih pada masa nifas adalah keluhan fisiologis yang terjadi pada masa nifas 12 jam pertama dan akan dihasilkan urin dalam jumlah banyak terjadi dalam 12 hingga 36 jam selanjutnya [3]. Penyebab dari sulit berkemih pada 12 jam pertama pada masa nifas terjadi akibat peningkatan volume kandung kemih saat melahirkan dan jaringan di sekitar uretra membengkak dan mengalami trauma. Kadar steroid pasca partum menurun, yang menyebabkan penurunan fugsi ginjal [3]. Cara penanganan untuk keluhan sulit berkemih pada masa nifas 6 jam yakni dengan bladder training , bladder training adalah manajemen yang dirancang untuk melatih kandung kemih untuk mencapai ketegangan otot kembali norrmal [4]. Diperkirakan 60% wanita hamil meninggal Kehamilan terjadi setelah melahirkan, dan 50% Kematian pascapartum terjadi dalam 24 jam pertama. 24 jam pertama kematian sebagian besar disebabkan oleh Pendarahan yang disebabkan oleh kontraksi uterus yang lemah (Rahim tidak berkontraksi dengan baik setelah bayi lahir). Berdasarkan hasil penelitian tahun 2017 dapat diketahui bahwa dari 17 responden pada kelompok intervensi lebih dari separuh diantaranya memiliki urine yang tidak mencukupi dalam waktu <6 jam akibat latihan kandung kemih, yaitu 16 (94,12%) Responden [4].

Tersedianya informasi mengenai keluhan – keluhan fisiologis selama nifas dan permasalahannya, khususya sering kencing pada masa nifas merupakan hal yang penting untuk perkembangan pelayanan kesehatan bagi ibu nifas [5]. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran susah kencing pada ibu nifas

Metode Penelitian

Studi kasus asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan ketidaknyamanan susah kencing, asuhan yang dilakukan dengan metode deskriptif yang digunakan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif. Pada laporan kasus yang penulis lakukan yaitu asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan susah kencing dari pengkajian sampai evaluasi. Subyeknya adalah Ny.N Usia 27 tahun dengan masa nifas 6 jam di Klinik Bersalin Karunia Sidoarjo pada tanggal 16 Januari 2020. Cara penggumpulan data dengan anamnesa, pemeriksaan, analisa data, dan pendokumentasian dengan membandingkan antara data yang diperoleh dengan teori yang ada.

Hasil dan Pembahasan

Studi kasus ini dilakukan di Klinik Bersalin Karunia pada tanggal 30 Desember 2019 – 2 Febuari 2020

1. Data Subyektif

Ibu mengatakan sudah melahirkan sejak 6 jam yang lalu dan saat ini mengeluh sulit berkemih sejak selesai bersalin, dirasa perut penuh, sudah kekamar mandi untuk mencoba berkemih namun belum merasa keluar. Riwayat bersalin ibu yakni, ini persalinan kedua pada usia kehamilan 37 minggu dengan persalinan normal pada 16 Januari 2020 pada pukul 10.00 WIB, dengan waktu bersalin pada tanggal 16 Januari 2020 pada pukul 05.00 wib, ibu bersalin dengan cara spontan atau normal, tidak disertai penyulit. Kebutuhan masa nifas yang belum terpenuhi pada ibu sat ini adalah ibu belum eliminasi, belum tidur setelah persalinan. Ibu mengatakan sudah berusaha berkemih namun dirasa belum keluar.

Data subyektif yang ditemukan yaitu ibu mengalami sulit berkemih pada masa nifasnya sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa pada masa nifas 12 jam pertama pada masa nifas merupakan keluhan fisiologis yang diakibatkan karena trauma otot pada sistem perkemihan dan volume kandung kemih meningkat saat persalinan, serta terjadi trauma pada otot [3].

Tatalaksana mengatasi keluhan sulit berkemih pada masa nifas 12 jam pertama yakni dengan melakukan bladder training, bladder training dipergunakan untuk manajemen asuhan pengembalian ketegangan otot kandung kemih sehingga kembali normal [4].

2. Data Obyektif

Keadaan umum masa nifas Ny.N baik dan kesadaran compos mentis, pada pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan hasil tekanan darah 110/70mmHg, nadi 86x/menit, suhu 36,8°c, pernapasan 20x/menit. Pada pemeriksaan fisik didapatkan hasil muka tidak pucat, mata tidak ada keluhan, ASI dan kolostrum sudah keluar, tidak terdapat keluhan pada abdomen GIT, tinggi fundus uteri satu jari dibawah pusat teraba keras, genito urinaria terdapat keluaran lochea rubra sebanyak satu pembalut penuh, vesika urinaria teraba penuh, tidak ada keluhan pada ekstremitas.

Masa nifas pada Ny.N berjalan normal dilakukan pada 6-8 jam pertama, pemeriksaan ini dilakukan bertujuan untuk mencegah perdarahan pada masa nifas pada ibu oleh karena atonia uteri, mendeteksi dan perawatan penyebab lain perdarahan lain, serta dilakukan tatalaksana segera mungkin [6].

Pada kasus ini tidak ditemukan masalah, sehingga ibu tidak ada kebutuhan khusus untuk mengatasi masalah

3. Analisis Data

Analisis yang didapatkan dari semua data yang telah terkumpul yakni P20002, nifas normal 4 jam, kondisi umum ibu baik, dengan keluhan sulit berkemih, dan kebutuhan eliminasi.

Berdasarkan hasil pemeriksaan didapatkan keluhan sulit berkemih sesuai dengan teori yakni peningkatan volume yang terjadi pada kandung kemih serta mengalami trauma otot pada kandung kemih [3].

4. Penatalaksanaan

Evaluasi : Ibu mengerti mengenai hasil pemeriksaan hari ini bahwa ibu memasuki masa nifas hari pertama [7].

  1. Menjelaskan kepada ibu bahwa kondisinya saat ini baik,ibu memasuki masa nifas hari pertama.
  2. Menjelaskan kepada ibu mengenai keluhan belum buang air kecil, meliputi penyebab, cara mengatasi, dan tanda bahaya. Ibu mengerti

Penyebab :

  1. Melemahnya otot pada dasar panggul
  2. Kerusakan pada syaraf yang mengontrol keluarnya urine
  3. Kerusakan atau gangguan kemih yang terjadi saat hamil
  4. Episiotomi pada perineum

Cara mengatasi :

  1. Senam keagel
  2. Terapi stimulus dengan cara menyiram kemaluan menggunakan air saat ingin buang air kecil
  3. Minum air putih yang cukup banyak [8].

Tanda bahaya :

Jika ibu belum bisa buag air kecil disertai dengan melemahnya kontraksi dapat mengakibatkan pendarahan postpartu [3].

Evaluasi : Ibu mengerti dan dapat menjelaskan kembali mengenai penyebab, cara mengatasi serta tanda bahaya dari sulit berkemih.

Evaluasi : ibu dapat berkemih spontan saat dilakukan bledder training.

  1. Mengajari ibu cara bleder training.
  2. Mengobservasi ibu meliputi kontraksi uterus, lochea, TFU, dan perdarahan.

Evaluasi : observasi telah dilakukan.

Penatalaksanaan pada kajian 1 ini, penulis memberikan pendidikan kesehatan tentang bagaimana cara mengatasi ketidaknyamanan sulit berkemih. Hal ini seperti yang dijelaskan pada teori menurut (Fitri and Putri, 2017) [4].

Kesimpulan

Dari data yang telah dikumpulkan, didapatkan kesimpulan Ny.N nifas 6 jam pertama dari persalinan ke dua, didapatkan hasil persalinan normal sesuai dengan usia kehamilan aterm. Berdasarkan data keluhan pada data subjektif terdapat keluhan sulit berkemih dan kebutuhan eliminasi. Dari hasil penatalaksanaan untuk mengatasi sulit berkemih dengan bladder training, didapatkan hasil ibu dapat berkemih secara spontan saat dilakukan bladder training.

References

  1. S. Astuti, Asuhan Kebidanan Nifas Dan Menyusui. Jakarta: Erlangga, 2015.
  2. P. Wahyuningsih, Bahan Ajar Kebidanan : Asuhan Ibu Nifas dan Menyusui. Jakarta: Salemba Medika, 2018.
  3. M. Fitri and A. Putri, “Pengaruh Bladder Training Terhadap Percepatan Pengeluaran Urin Pada Ibu Post Partum Spontan Di RS Islam Ibu Sina Bukittinggi Tahun 2017,” J. Kebidanan, vol. 2, pp. 1–6, 2017.
  4. Kemenkes RI, Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI, 2013.