Overview of Elderly Visit to Posyandu Reviewed From Senior Education in Sidoarjo
Innovation in Health Science
DOI: 10.21070/ijins.v10i1.495

Overview of Elderly Visit to Posyandu Reviewed From Senior Education in Sidoarjo


Tinjauan Kunjungan Lansia ke Posyandu Ditinjau Dari Pendidikan Senior di Sidoarjo

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

kunjungan posyandu lansia pendidikan lansia

Abstract

The Elderly Posyandu is an Integrated Service Post for the elderly in a certain area. Reports from Elly's research data in Sukodono village - Sidoarjo in 2014 that participated in the elderly posyandu obtained 50% of the 70% target. For this reason, it is very interesting to conduct a study again which aims to find out the description of elderly visits to posyandu in terms of elderly education. The research design used was descriptive without statistical tests with a total population of 15 respondents overall aged 45 years which was conducted in August 2019 at Tanggulangin Asri RT 01 RW 06 Tanggulangin Village, Sidoarjo. The study used secondary data by recording the format for tracing educational data and elderly visits in the register book. The data were analyzed descriptively using frequency and percentage tables as well as cross tables. The results showed that the elderly who actively visited the posyandu for the elderly were high school (23.1%) while the elderly who did not actively attend the elderly visits had more elementary education (100%). and Universities (100%). So it can be said that most (80%) elderly are not active in attending elderly visits. So it is advisable for health workers to provide information about the importance of screening in the elderly.

Pendahuluan

Usia lanjut menurut Hardywinoto dan setiabudi dalam kutipan sunaryo, dkk [1], adalah kelompok manusia yang berusia 60 tahun keatas. Pada lanjut usia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normal - normalnya secara perlahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi. Terdapat UU No. 13 tahun 1998 Pasal 1 Ayat 2 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia. Darmojo & Martono tahun 2004 [2] mendefinisikan proses menua merupakan proses yang terus menerus (berlanjut) secara alamiah.

Posyandu Lansia merupakan Pos Pelayanan Terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. Bentuk pelayanan kesehatan di posyandu lansia meliputi pemeriksaan kesehatan fisik dan mental emosional yang dicatat dan dipantau dengan Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita (deteksi dini) atau ancaman masalah kesehatan yang dihadapi. Kegiatan lain yang dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan kondisi setempat seperti Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi lanjut usia dan kegiatan olahraga, seperti senam lansia dan gerak jalan santai untuk meningkatkan kebugaran. Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan di posyandu lansia, dibutuhkan sarana dan prasarana penunjang, yaitu tempat kegiatan (gedung, ruangan, atau tempat terbuka), meja dan kursi, alat tulis, buku pencatatan kegiatan, timbangan dewasa,meteran pengukuran tinggi badan, stetoskop, tensi meter, peralatan laboratorium sederhana, termometer, Kartu Menuju Sehat (KMS).

Pendidikan merupakan dasar pengetahuan intelektual yang dimiliki seseorang. Ada/tidaknya pengaruh tingkat pendidikan terhadap kunjungan lansia ke posyandu lansia tersebut mungkin saja terjadi karena pendidikan pada dasarnya tidak hanya diperoleh dari bangku sekolah saja tetapi di lingkungan keluarga, masyarakat dan serta media lain seperti televise, majalah, koran dll [3]

Di Indonesia, batasan mengenai lanjut usia adalah 60 tahun keatas, terdapat UU No. 13 tahun 1998 Pasal 1 Ayat 2 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia. Darmojo & Martono tahun 2004 [4] mendefinisikan proses menua merupakan proses yang terus menerus (berlanjut) secara alamiah. Menua bukanlah suatu penyakit melainkan proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi stressor dari dalam maupun luar tubuh. Menurut data hasil penelitian Latifatul [5], dari data penduduk lansia di Perum Griya bhayangkara permai RW 8, Desa Urangagung, Kabupaten Sidoarjo pada tahun 2017 adalah 210 orang, tetapi yang rutin datang ke posyandu lansia setiap bulannya hanya 14%. Berdasarkan data cakupan pemanfaatan posyandu lansia di Provinsi Jawa Timur pencapaian target sebesar 70 %, sedangkan data cakupan pemanfaatan posyandu lansia di Sidoarjo sebesar 50%.

Berdasarkan data di Urangagung menunjukkan bahwa rendahnya kunjungan lansia ke Posyandu Lansia di Desa Urangagung terhadap keikutsertaan dalam program pelayanan Posyandu Lansia masih sangat jauh dan tidak sesuai harapan dengan pencapaian target sebanyak 70 % [6]

Metode Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan Survei Deskriptif , dimana penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan tentang kunjungan lansia mengikuti Posyandu ditinjau dari pendidikan Lansia di Tanggulangin Asri Rt 01 Rw 06 Kecamatan. Tanggulangin, Kabupaten. Sidoarjo. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang berumur ≥ 45 tahun yang mengikuti posyandu di Tanggulangin Asri Rt 01 Rw 06 Kecamatan. Tanggulangin, Kabupaten. Sidoarjo. Yang berjumlah 15 orang dan semua dijadikan subjek penelitian.Pengumpulan data akan dimulai dari melakukan ijin penelitian pada lahan yang akan diteliti. Setelah mendapatkan ijin dari lahan penelitian maka mulai dilakukan pengumpulan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan proses pencatatan data melalui buku register kunjungan lansia pada pelaksanaan posyandu lansia. format penelusuran data pendidikan dan kunjungan lansia yang ada di buku register. Instrumen pada penelitian ini adalah buku register untuk mengetahui data pendidikan dan kunjungan lansia di posyandu lansia di Tanggulangin Asri Rt 01 Rw 06 Kecamatan. Tanggulangin, Kabupaten. Sidoarjo.

Pengolahan dan Analisa Data,Data yang diperoleh dari hasil format penelusuran data yang ada di buku register untuk mengetahui jenjang pendidikan dan kunjungan lansia ke posyandu lansia disunting (editing) terlebih dahulu untuk mengecek kelengkapan isian data. Data kemudian dimasukkan ke dalam format rekapitulasi dan dilakukan pengolahan data kemudian disajikan dalam bentuk tabel frekuensi yang dikonfirmasikan dalam bentuk presentasi dan selanjutnya di analisis secara deskriptif .

Hasil dan Pembahasan

Hasil penelitian posyandu lansia di Desa Tanggulangin Sidoarjo menunjukkan bahwa Tabel 1 Menunjukkan hampir setengahnya (46%) lansia pada kunjungan lansia berumur 45 - 49 Tahun Tabel 2 Menunjukkan hampir seluruhnya (94%) lansia pada kunjungan lansia berjenis kelamin perempuan. Tabel 3 Menunjukkan hampir seluruhnya (80%) lansia pada kunjungan lansia tidak bekerja. Tabel 4 Menunjukkan seluruhnya (100%) beragama islam. Tabel 5 Menunjukkan hampir seluruhnya (87%) kawin. Tabel 6 Menunjukkan sebagian besar (80%) lansia tidak aktif mengikuti kunjungan lansia. Tabel 7 Menunjukkan hampir seluruhnya (86%) lansia pada kunjungan posyandu adalah pendidikan menengah. Tabel 8 Menunjukkan lansia yang aktif mengikuti kunjungan posyandu lansia lebih banyak berpendidikan Menengah (23,1%), dibandingkan lansia yang berpendidikan Dasar (0%) dan Perguruan Tinggi (0%). sedangkan lansia yang tidak aktif datang pada kunjungan lansia lebih banyak berpendidikan Dasar (100%) dan Perguruan Tinggi (100%) dibandingkan berpendidikan Menengah (76,9%).

Usia Frekuensi Presentasi
45 – 49 7 46
50 - 54 3 20
55 - 59 5 34
Total 15 100
Table 1.Distribusi Frekuensi UsiaPada Kunjungan Lansia di Desa Tanggulangin Sidoarjo
Jenis kelamin Frekuensi Presentase
Perempuan 14 94
Laki - laki 1 6
Total 15 100
Table 2.Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Pada Kunjungan Lansia di Desa Tanggulangin Sidoarjo
Pekerjaan Frekuensi Presentase
Bekerja 3 20
Tidak bekerja 12 80
Total 15 100
Table 3.Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu Pada Kunjungan Lansia di Desa Tanggulangin Sidoarjo
Agama Frekuensi Presentase
Islam 15 100
Total 15 100
Table 4.Distribusi Frekuensi Agama Pada Kunjungan Lansia di Desa Tanggulangin Sidoarjo
Status Pernikahan Frekuensi Presentase
Kawin 13 87
Duda 1 7
Janda 1 7
Total 15 100
Table 5.Distribusi frekuensi Perkawinan Pada Kunjungan Lansia di Desa Tanggulangin Sidoarjo
Kunjungan posyandu Frekuensi Presentase
Aktif 3 20
Tidak aktif 12 80
Total 15 100
Table 6.Distribusi frekuensi Kunjungan Pada Posyandu Lansia di Desa Tanggulangin Sidoarjo
Pendidikan lansia Frekuensi Presentase
Dasar 1 7
Menengah 13 86
Tinggi 1 7
Total. 15 100
Table 7.Distribusi Frekuensi Pendidikan Pada Kunjungan Lansia di Desa Tanggulangin Sidoarjo
Pendidikanlansia Kunjungan Lansia Presentase
Aktif Tidak aktif
Dasar 0 (0%) 1 (100%) 1 (100%)
Menengah 3 (23,1%) 10 (76,9%) 13 (100%)
Perguruan Tinggi 0 (0%) 1 (100%) 1 (100%)
Total 3 (20%) 12 (80%) 15 (100%)
Table 8.Tabel Silang Kunjungan Lansia Ke Posyandu Ditinjau Dari Pendidikan di Desa Tanggulangin Sidoarjo

Gambaran Kunjungan Lansia Ke Posyandu

Berdasarkan Tabel 6 menunjukkan bahwa dari 15 responden, yang aktif mengikuti posyandu lansia sebesar 20%. Hal ini kemungkinan karena lansia sadar akan kesehatan dirinya dan mampu dalam melaksanakan kunjungan lansia. Dan berdasarkan Tabel 6 menunjukkan 80% lansia tidak aktif mengikuti kunjungan lansia. Hal ini kemungkinan karena lansia belum mendapatkan informasi yang jelas mengenai informasi posyandu lansia dan kurangnya kesadaran dari diri sendiri untuk memeriksakan kesehatannya di posyandu lansia. Menurut Kemenkes [7], seseorang dikatakan memanfaatkan posyandu memberikan kontribusi besar dalam upaya penurunan masalah kesehatan yaitu dengan mengunjungi posyandu lansia minimal 3 bulan terakhir tanpa mengganggu aktifitas sehari – hari.

Gambaran Pendidikan Lansia

Berdasarkan tabel 7 menunjukkan sebagian besar 86% lansia pada kunjungan posyandu adalah pendidikan menengah. Lansia berpendidikan rendah dan berpendidikan tinggi hanya 7%. Hal ini kemungkinan dikarenakan mayoritas pekerjaan masyarakat masih berpenghasilan rendah sehingga tidak memungkinan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Hal ini sesuai dengan teori Adi. R [8], yang menyatakan bahwa seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang luas dibandingkan dengan seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah. Menurut Hasbullah [9] faktor yang mempengaruhi pendidikan salah satunya adalah faktor sosial ekonomi, semakin tinggi tingkat ekonomi seseorang memungkinkan seseorang untuk mencapai tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Pendidikan merupakan peranan penting dalam menentukan kualitas dan pengetahuan seseorang, pendidikan membuat kehidupan seseorang menjadi lebih bermakna, dengan tingkat pendidikan derajat seseorang akan meningkat [10].

Gambaran Kunjungan Lansia ke Posyandu Berdasarkan Pendidikan

Tabel 8 menunjukkan bahwa lansia yang aktif mengikuti kunjungan posyandu lansia lebih banyak berpendidikan Menengah (23,1%) dibandingkan lansia yang berpendidikan Dasar (0%) dan Perguruan Tinggi (0%). Sedangkan lansia yang tidak aktif datang pada kunjungan lansia lebih banyak berpendidikan Dasar (100%) dan Perguruan Tinggi (100%) dibandingkan berpendidikan menengah (76,9%).Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan yang berkaitan dengan pendidikan lansia serta pekerjaan lansia yang sebagian besar berprofesi sebagai ibu rumah tangga yakni sebagai seorang ibu yang tidak hanya mengurus rumah tangga saja, melainkan pekerjaan mengurus rumah, dan kebutuhan anak - anak dan suami dirumah. Tingkat pendidikan seseorang sangat berpengaruh besar terhadap perilaku yang menjadi dasar dari pola berfikir untuk melakukan suatu tindakan, salah satunya dalam pengambil keputusan mengenai pemanfaatan pelayanan posyandu. Seseorang yang berpendidikan tinggi akan lebih dapat menerima hal - hal yang baru dan mudah mengadaptasikan diri dengan hal yang baru sehingga dapat meningkatkan pengetahuannya. Hal ini sesuai dengan teori Susanti [10], lansia berpendidikan rendah akan lebih beresiko tidak memanfaatkan pelayanan posyandu dibandingkan lansia yang berpendidikan tinggi

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan dapat disimpulkan : Dari hasil penelitian tersebut tidak ada kaitannya dengan faktor pendidikan melainkan kemungkinan dari faktor lain yaitu usia, pekerjaan, sosial ekonomi, dan pengetahuan yang menjadi penyebab faktor yang mempengaruhi kunjungan lansia ke posyandu di Tanggulangin Asri Sidoarjo.

References

  1. Adi, R. 2015. Metodelogi Penelitian Sosial dan Hukum. Edisi-2. Jakarta. Granita.
  2. Departemen Kesehatan RI.2010. Buku Pedoman Desa Siaga Aktif. Jakarta: Depkes RI.
  3. Hasbullah. 2011. Dasar - Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
  4. Latifatul, B. 2018. Gambaran Kunjungan Lansia Berdasarkan Pendidikan diPerum GriyaBhayangkara Permai, Urangagung, Sidoarjo. Sidoarjo: Jurnal Ilmiah Program Pasca Sarjana, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah