Green Economy Innovation in Attracting Youth to Pond Fish Farming Profession
Innovation in Economics, Finance and Sustainable Development
DOI: 10.21070/ijins.v25i4.1305

Green Economy Innovation in Attracting Youth to Pond Fish Farming Profession


Inovasi Ekonomi Hijau dalam Menarik Minat Pemuda pada Profesi Budidaya Ikan Tambak

Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Darul ‘Ulum Lamonngan
Indonesia
Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Darul ‘Ulum Lamonngan
Indonesia

(*) Corresponding Author

Youth Perception Green Economic Interest in Fish Farming Profession

Abstract

The purpose of this study was to determine and analyze the effect of youth perceptions on interest in the fish farming profession mediated by green economy. The approach used in this research is a causal approach. The population in this study were village youth in Sungelebak, Sungegeneng Kec, Lamongan Kab. The sample in this study used simple random sampling with 100 respondents. The data collection technique in this study used a questionnaire technique. The data analysis technique in this study uses a quantitative approach using statistical analysis using the Auter Model Analysis test, Inner Model Analysis, and Hypothesis Test. Data processing in this study used the PLS (Partial Least Square) software program. The results of this study prove that directly youth perceptions and green economy have a significant effect on interest in the fish farming profession and indirectly green economy is able to mediate the effect of youth perceptions on interest in the fish farming profession.

Highlights: 

  • Significant Relationships: Youth perceptions and green economy significantly influence interest in fish farming.
  • Mediation Effect: Green economy acts as a mediator between youth perceptions and fish farming interest.
  • Methodology: Utilized a causal approach with 100 respondents from Sungelebak village through questionnaires and PLS software.

Keywords: Youth Perception, Green Economic, Interest in Fish Farming Profession

 

Pendahuluan

Produksi perikanan tangkap di Lamongan merupakan jumlah terbesar di Jawa Timur. Hal tersebut menunjukkan akan adanya potensi besar pada usaha perikanan baik sebelum adanya Covid – 19 atau pasca pandemi yang mereda dimana sector perikanan dikabupaten Lamongan menjadi salah satu sektor yang potensial.

Potensi perikanan yang berada di Kabupaten Lamongan yang sudah cukup baik akan tidak berguna jika tidak ada peminat dalam menjalankan kegiatan tersebut pada masa masa mendatang. Setiap hari sekitar 6000 petani meninggalkan profesinya untuk memilih menjadi buruh atau kuli bangunan di kota. Hal ini tentu akan menyebabkan petani khususnya usia muda mengalami penurunan [1]. Saat ini realita menunjukkan bahwa telah terjadi pergeseran minat

bekerja dari sektor perikanan ke sektor luar perikanan. Menurut [2], hal tersebut disebabkan karena hilangnya pengetahuan dan keahlian pemuda desa mengenai pertanian dan perikanan serta menurunnya persepsi mengenai pertanian dan perikanan. Menurut [3][4], bekerja disektor pertanian maupun perikanan dipandang belum mampu menopang masa depan. Sektor pertanian dan perikanan juga belum mampu menumbuhkan kebanggaan tersendiri.

Konsep Green Economy memandang bahwa kegiatan usaha bukan hanya sekedar produksi namun juga harus berkelanjutan dan seimbang, dengan kepedulian khusus terhadap alam dan lingkungan [5]. Salah satu wilayah yang mengalami permasalahan berkurangnya pembudidaya dan sedikitnya pemuda yang bekerja di sektor perikanan adalah Desa Sungelebak, Kecamatan Karanggeneng Kabupaten Lamongan. Desa tersebut adalah salah satu dari 9 desa yang merupakan desa yang memiliki potensi lahan sawah tambak cukup besar. Sebagai desa yang dialiri Bengawan Solo, kegiatan budidaya sawah tambak di Desa ini rawan mengalami banjir. Hal ini juga yang dipandang bahwa pekerjaan budidaya perikanan penuh resiko. Hasil penelitian [6][3] menunjukkan bahwa persepsi generasi muda (studi kasus mahasiswa poltek pembangunan pertanian manokwari) terhadap sektor pertanian secara keseluruhan negatif. Namun banyak juga yang memandang pekerjaan sektor pertanian dan perikanan dengan persepsi baik seperti penelitian [7] di Desa Sewor Kabupaten Lamongan, penelitian [8] menyebutkan bahwa persepsi pemuda menganggap bahwa pekerjaan sektor pertanian kopi dapat memberikan penghasilan yang tinggi dan sekaligus petani mempunyai tabungan dari hasil pertanian. Hasil penelitian [9] pada pertanian lahan basah Kalimantan selatan bahkan memandang bahwa pekerjaan petani dipandang sebagai pekerjaan yang mulia.

Pada artikel yang dibahas oleh [10] membahas pengaruh persepsi pemuda terhadap minat pekerjaan pada sektor perikanan budidaya. Berbeda dengan penelitian penelitian sebelumnya, kebaruan pada penelitian ini adalah memasukkan unsur green economy yang menekankan pada konsep pentingnya keberlanjutan dalam sebuah usaha yang mana dalam penelitian ini dijadikan sebagai salah satu variabel moderasi dalam melihat pengaruh persepsi pemuda terhadap minat pekerjaan pada sektor perikanan budidaya

Lalu bagaimana pemuda Desa Sungelebak memandang pekerjaan sektor perikanan budidaya dan faktor persepsi apa saja yang membentuk minat mereka bekerja di sektor perikanan budidaya ?

Metode

Penelitian ini dilakukan di Desa Sungelebak Kecamatan Karanggeneng Kabupaten Lamongan. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Desa Sungelebak merupakan salah satu sentra budidaya perikanan di Kabupaten Lamongan sehingga mayoritas penduduknya bekerja sebagai pembudidaya. Penelitian ini dilakukan bulan Juli-September 2024.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan teknik simple random sampling. Teknik ini sederhana dan mudah diterapkan. Semua anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Menurut [11], dalam penelitian multivariat (korelasi atau regresi misalnya), banyaknya sampel yang digunakan harus lebih besar atau beberapa kali lebih besar dari jumlah variabel yang digunakan. Menurut [12] penelitian korelasi atau regresi diperlukan sampel paling tidak sebanyak 30 responden. Oleh karena itu jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 100 orang. Responden dalam penelitian ini adalah pemuda Desa Sungelebak yang berusia 15-30 Tahun. Penentuan usia dilakukan sengan asumsi bahwa usia 15 tahun sudah menjadi bagian dari Angkatan kerja dan batas 30 tahun berdasar UU No.40 Tahun 2009 tentang kepemudaan.

Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan kuesioner terstruktur kepada 100 responden dengan pernyataan tipe skala likert. Bentuk jawaban dalam skala likert dengan ketentuan; Sangat Setuju diberi nilai = 5, Setuju diberi nilai = 4, Kurang Setuju (Netral) diberi nilai = 3, Tidak Setuju diberi nilai = 2, Sangat Tidak Setuju diberi nilai = 1.

Variabel dan indikator yang digunakan untuk mengetahui persepsi pemuda tentang pekerjaan sektor perikanan budidaya adalah Persepsi pemuda (Pendapatan, Status Sosial, Resiko Usaha, Kenyamanan Kerja dan Lingkungan Kerja), Green Economy( Keberlanjutan Usaha sesuai Lingkungan Alam).

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis structural equation modeling-partial least squares (SEM-PLS) dengan menggunakan software SmartPLS. SEM-PLS yang diterapkan dalam penelitian ini mengacu pada tahap evaluasi reliability yang terbagi menjadi dua tahap, yaitu evaluasi indicator reliability, dan evaluasi internal consistency reliabilitydimana evaluasi reliability ini dilakukan untuk melihat apakah data yang digunakan didalam penelitian ini konsisten atau tidak, karena hal ini dapat berpengaruh besar terhadap output data yang akan diuji selanjutnya, kemudian tahap selanjutnya dilakukan evaluasi validitas data dengan menggunakan convergent validity dan discriminant validitydimana evaluasi ini bertujuan untuk melihat apakah variabel yang digunakan didalam penelitian ini akurat dalam melakukan pengolahan data, berikutnya dilakukan uji path coefficient dan coefficient of determination, dan yang terakhir adalah menggunakanmetode bootstrapping untuk mencari nilai t-statistics yang penggunaannya adalah untuk pengujian hipotesis.

Hasil dan Pembahasan

A. Karakteristik Responden

Responden dalam penlitian berjumlah 100 orang pemuda yang terdiri dari beberapa karasteristik. Karakteristik dalam penelitian ini diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu usia responden, jenis kelamin, Pendidikan responden.

Usia Responden

Responden dalam penelitian ini merupakan pemuda Desa Sungelebak dengan usia antara 15 sampai dengan 30 tahun. Menurut [13] Persepsi terhadap suatu pekerjaan didapatkan dari salah satu faktor yaitu factor usia. Responden dalam penelitian ini terdiri dari pelajar, sedang mencari kerja dan sudah bekerja. Terdapat 3 kategori usia dalam penelitian ini yaitu pada rentang usia 15-20 tahun, usia 21-25 tahun dan 26-30 tahun. Berdasarkan data rentang usia, responden didominasi oleh pemuda dengan rentang usia 15-20 tahun yaitu sebesar 42% dan rentan usia 21-25 tahun merupakan prosentase yang paling sedikit yaitu 20%.

Jenis Kelamin

Dari hasil analisis, responden laki-laki dan perempuan selisih jumlahnya tidak jauh berbeda. Pada kegiatan sektor perikanan tidak menutup kemungkinan perempuan juga ikut andil didalam pekerjaan tersebut. Menurut [14] kegiatan usaha yang mengandalkan alam merupakan pekerjaan yang pasti tidak luput dari peran perempuan maupun laki-laki. Pada lokasi penelitian yaitu Desa Sungelebak, laki-laki dan perempuan ikut terlibat didalam pekerjaan budidaya perikanan mulai dalam proses pengolahan lahan, penanaman, budidaya, sampai dengan panen dan pasca panen. Namun untuk para remaja yang lebih sering membantu dalam kegiatan budidaya biasanya adalah remaja laki-laki. Remaja perempuan hanya membatu dalam hal membawa makanan ke sawah saja.

Pendidikan

Remaja dalam penelitian ini mempunyai tingkat Pendidikan SMP, SMA dan Diploma/Sarjana. Sebagian besar remaja responden memiliki tingkat Pendidikan SMA yaitu sebanyak 70 % yaitu 35 remaja. Menurut Khaafidh & Poerwono (2013); Kurnyanti et al., (2019) tingkat Pendidikan merupakan salah satu faktor untuk mengambil keputusan dalam mendapatkan dan menilai pekerjaan. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka cara berfikirnya akan lebih rasional.

B. Persepsi Pemuda Terhadap Pekerjaan Sektor Perikanan Budidaya

Persepsi pemuda terhadap pekerjaan sektor perikanan dalam penelitian ini dilihat berdasarkan 5 dimensi yaitu pendapatan, status sosial, risiko usaha, kenyamanan bekerja dan lingkungan keluarga.

Persepsi Pemuda Terhadap Dimensi Pendapatan

Persepsi pemuda dilihat dari hasil responden memberikan persepsi cukup positif terhadap pendapatan sektor budidaya perikanan. Responden memiliki persepsi yang baik bahwa sektor budidaya perikanan yang dijalani selama ini dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari, dapat mencukupi kebutuhan sekolah dan cukup untuk ditabung namun penghasilannya tidak tinggi.

Persepsi Pemuda Terhadap Dimensi Status Sosial

Persepsi pemuda memberikan hasil analisis, responden/ pemuda Desa Sungelebak memberikan persepsi baik atau setuju bahwa pekerjaan sektor budidaya perikanan memiliki kedudukan yang tinggi di masyarakat. Pemuda Desa Sungelebak juga memberikan persepsi yang sangat baik atau sangat setuju bahwa pekerjaan sektor perikanan budidaya merupakan pekerjaan yang terhormat dan mulia.

Persepsi Pemuda Terhadap Dimensi Risiko Usaha

Hasil analisis disajikan bahwa responden memberikan persepsi kurang positif terhadap risiko usaha budidaya perikanan yang artinya responden atau pemuda Desa Sungelebak mempersepsikan bahwa usaha budidaya perikanan memiliki risiko yang tinggi. Responden menilai jika usaha budidaya perikanan berisiko rugi karena adanya fluktuasi harga pasar komoditas perikanan. Saat panen raya harga ikan cenderung turun, sehingga menyebabkan pendapatan petani juga menurun. Responden juga menyatakan bahwa bekerja pada sektor budidaya perikanan risiko gagal panen sangat tinggi karena kondisi penyakit, iklim maupun cuaca.

Persepsi Pemuda Terhadap Dimensi Kenyamanan Kerja

Persepsi pemuda terhadap dimensi kenyamanan kerja dihasilkan bahwa responden memberikan persepsi cukup positif terhadap kenyamanan kerja pada sektor budidaya perikanan. Sebagian responden memberikan persepsi bahwa bekerja sebagai pembudidaya pekerjaannya tidak semuanya berat dan melelahkan, hanya beberapa saja yang cukup berat seperti pengolahan lahan dan saat panen. Sebagian responden juga memberikan persepsi bahwa bekerja menjadi pembudidaya jam kerjanya bisa diatur sendiri oleh pembudidaya

Persepsi Pemuda Terhadap Dimensi Lingkungan Keluarga

Persepsi pemuda terhadap dimensi lingkungan keluarga mendapatkan hasil bahwa secara keseluruahan rata-rata persepsi responden terhadap dimensi lingkuangan keluarga adalah positif. Dari hasil analisis, orang tua dan keluarga responden memberikan dorongan dan dukungan yang baik dalam usaha budidaya perikanan, namun orangtua/keluarga tidak menuntuk anaknya untuk bekerja sebagai pembudidaya itu artinya orang tua pemuda Desa Sungelebak tidak mewajibkan dan juga tidak melarang anaknya untuk bekerja di sektor perikanan budidaya, meskipun kegiatan budidaya perikanan di Desa Sungelebak merupakan profesi yang turun temurun dari keluarga.

Green Economy Terhadap Sektor P erikanan Budidaya

Green Economy pada hasil analisis deskriptif diketemukan bahwa hubungan positif karena para pemuda sadar akan pentingnya pemanfaatan lingkungan yang baik akan menghasilkan keuntungan ekonomi yang baik pula. Lingkungan alam yang dimanfatan secara optimal dalam jangka panjang akan memberikan keberlanjutan dalam berbagai aspek baik dari segi pendapatan ekonomi atau bahkan budaya asli dari tempat tersebut sebagai suatu ciri khas khusus atau jati diri dalam wilayah ini.

Minat Pemuda terhadap Sektor Perikanan Budidaya

Penilaian responden terhadap variabel minat pekerjaan pada sektor perikanan budidaya sebanyak 66% menyatakan ragu-ragu dan yang lainnya menyatakan berminat sebesar 30% dan tidak berminat sebesar 4% . Responden merasa senang dan tertarik terhadap pekerjaan budidaya perikanan namun ada rasa cukup takut terhadap risiko dalam budidaya sehingga responden masih ragu-ragu dalam menjadikan pekerjaan sektor perikanan menjadi pekerjaan utama yang dipilih.

Analisis Outer Model

Uji Validitas Convergent validity terdiri dari tiga pengujian yaitu reliability item (validitas tiap indikator), composite reability, dan average variance extracted (AVE). Convergent validity digunakan untuk mengukur seberapa besar indikator yang ada dapat menerangkan dimensi.

Nilai dari keseluruhan indicator penelitihan pada variable laten telah melewati 0,5 sehingga dapat dikatakan valid untuk menjelaskan masing masing variable latennya. Selanjutnya begitu pula dengan Average Variance Extracted (AVE) yang mendapatkan nilai AVE diatas 0,5 maka dapat dikatakan bahwa konstrak memiliki convergent validity yang baik.

Variabel Laten Nilai
Persepsi Pemuda 0.675
Green Economic 0.756
Minat Profesi Budiaya Ikan 0.608
Table 1.

Sumber: Data Diolah

Nilai discriminant validity atau loading factor untuk tiap variabel memiliki korelasi yang lebih tinggi dengan variabelnya dibandingkan dengan variabel lainnya. Demikian pula dengan indikator -indikator tiap variabelnya. Ini menunjukkan bahwa penempatan indikator pada tiap variabelnya telah tepat.

Variabel Nilai
Persepsi Pemuda 0.897
Green Economic 0.921
Minat Profesi Budiaya Ikan 0.951
Table 2.Uji Reability

Sumber: Data Diolah

Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa nilai composite reliability untuk Persepsi pemuda sebesar 0,897; Greend Economic sebesar 0,921; Repurchase Intention sebesar 0,925. Ketiga laten memperoleh nilai cronbach's alphadiatas 0,6 sehingga dapat dikatakan seluruh faktor memiliki reabilitas atau keterandalan yang baik sebagai alat ukur.

Analisis Model Struktural

R-square adalah ukuran proporsi variasi nilai yang dipengaruhi (endogen) yang dapat dijelaskan oleh variabel yang mempengaruhinya (eksogen) ini berguna untuk memprediksi apakah model adalah baik/buruk.

Dependen R Square R Square Ajusted
Minat Profesi Budidaya Ikan 0.870 0.866
Green Economic 0.620 0.616
Table 3.

Sumber: Data Diolah

Dari tabel di atas diketahui bahwa pengaruh X dan Z terhadap Y dengan nilai r-square 0,870 mengindikasikan bahwa variasi nilai Y mampu dijelaskan oleh variasi nilai X dan Z sebesar 87% atau dengan kata lain bahwa model tersebut adalah substansial (baik), dan 13% dipengaruhi oleh variabel lain. Selanjutnya pengaruh X terhadap Z dengan nilai r-square 0,620 mengindikasikan bahwa variasi nilai Z mampu dijelaskan oleh variasi nilai X sebesar 62% atau dengan kata lain bahwa model tersebut adalah substansial (baik), dan 38% dipengaruhi oleh variabel lain.

Uji F2 ( Size Effect/ F-Square)

F-Square adalah ukuran yang digunakanuntuk menilai dampak relatif dari suatu variabel yang mempengaruhi (eksogen) terhadap variabel yang dipengaruhi (endogen).

Variabel F Square
Persepsi Pemuda Minat Profesi Budidaya Ikan 0.882
Persepsi Pemuda Green Economic 0.813
Green Economic Minat Profesi Budidaya Ikan 0.953
Persepsi Pemuda Minat Profesi Budidaya Ikan Melalui Green Economic 0.683
Table 4.

Tabel diatas dapat menjelaskan bahwa adanya indikasi efek yang baik atau besar dari antar variable X , Y, Z baik secara antar variabel atau bahkan dengan adanya variable Z sebagai variabel mediasi.

Uji Hipotesis

Total Efek Melihat signifikansi pengaruh antara konstrak dapat dilihat dari koefisien jalur (path coefficient). Tanda dalam path coefficient harus sesuai dengan teori yang dihipotesiskan, untuk menilai signifikansi path coefficient dapat dilihat dari t test (critical ratio) yang diperoleh dari proses bootstrapping (resampling method).

Berikut hasil pengujian t terhadai inner dan outer model.

Kriteria pengujian adalah tolak Ho jika t hitung > α = 0.05 atau P value < α = 5% atau 0.05.

  1. Nilai t statistic untuk Green Economic terhadap Minat Profesi Budidaya Ikan sebesar 5.697 dan nilai P value sebesar 0.000. Jika dibandingkan dengan nilai α = 0.05, maka 0.000 < α = 0.05 sehingga Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan dari Green Economic terhadap Minat Profesi Budidaya Ikan. Besarnya pengaruh Green Economic terhadap Minat Profesi Budidaya Ikan sebesar 0.543. Koefisien jalur yang bernilai positif menunjukkan semakin baik Green Packaging maka semakin baik pula Minat Profesi Budidaya Ikan.
  2. Nilai t statistic untuk Persepsi Pemuda terhadap Green Economic sebesar 16.467 dan nilai Pvalue sebesar 0.000. Jika dibandingkan dengan nilai α = 0.05, maka 0.000 < α = 0.05 sehingga Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan dari Greend Promotion terhadap Green Economic. Besarnya pengaruh Persepsi Pemuda terhadap Green Economic sebesar 0.807. Koefisien jalur yang bernilai positif menunjukkan semakin baik Persepsi Pemuda maka semakin baik pula Green Economic
  3. Nilai t statistic untuk Persepsi Pemuda terhadap Minat Profesi Budidaya Ikan sebesar 4.006 dan nilai Pvalue sebesar 0.000. Jika dibandingkan dengan nilai α = 0.05, maka 0.000 < α = 0.05 sehingga Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan dari Persepsi Pemuda terhadap Minat Profesi Budidaya Ikan. Besarnya pengaruh Persepsi Pemuda terhadap Minat Profesi Budidaya Ikan sebesar 0.420. Koefisien jalur yang bernilai positif menunjukkan semakin baik Persepsi Pemuda maka semakin baik pula Minat Profesi Budidaya Ikan.

Efek Mediasi.

Kriteria pengujian adalah tolak Ho jika t hitung > α = 0.05 atau Pvalue < α = 5% atau 0.05. Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa Nilai t statistic untuk Persepsi Pemuda terhadap Minat Profesi Budidaya Ikan dimediasi oleh Green Economic sebesar 5.084 dan nilai Pvalue 0.000. Jika dibandingkan dengan nilai α = 0.05, maka 0.000 < α = 0.05 sehingga H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan Persepsi Pemuda berpengaruh terhadap Minat Profesi Budidaya Ikan dimediasi oleh Green Economic.

Pengaruh Persepsi Pemuda Terhadap Minat Profesi Budidaya Ikan

Persepsi pemuda dari hasil yang didapatkan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap adanya minat bagi pemuda untuk memilih pofesi budidaya ikan. Mulai dari persepsi dilihat dari pendapatan, status sosial, lingkungan keluarga, resiko usaha dan kenyamanan kerja. Hasil ini memiliki pengaruh positif kecuali pada persepsi resiko usaha yang mana dari 5 indikator ini diketemukan respon negatif untuk resiko usaha yang mana pemuda di desa sungelebak saat ini beranggapa resiko usaha dalam menjalankan kegiatan usaha ini sangat beresiko Hal ini sama dengan hasil penelitian [6][9] yang mengatakan bahwa faktor resiko usaha berpengaruh terhadap minat berusaha seseorang.

Pengaruh Green Economic Terhadap Minat Profesi Budidaya Ikan

Green Economic dari hasil analisis dapat dikatakan memberikan pengaruh yang signifikan akan adanya minat pemuda desa sungelebak untuk memilih profesi budidaya ikan. Keberlanjutan usaha yang harus memperhatikan kondisi lingkungan alam sangat penting guna terciptanya keberlanjutan yang baik. Profesi budidaya di desa sungelebak telah turun temurun di wariskan dari generasi satu dengan generasi selanjutnya dan telah menjadi salah satu profesi mayoritas sampai saat ini tentu hal tersebut sangat sejalan dengan konsep green economi. Hal tersebut sejalan dengan penelitian dari [5] yang menyatakan green economic akan menciptakan pertumbuhan dan keberlanjutan yang baik.

Pengaruh Persepsi Pemuda Terhadap Minat Profesi Budidaya Ikan Melalui Green Economic.

Hasil dari Pengaruh Persepsi Pemuda Terhadap Minat Profesi Budidaya Ikan Melalui Green Economic juga menyimpulkan bahwa dengan adanya green economic dapat membuat meningkatnya persepsi pemuda terhadap minat profesi budidaya ikan. Hal tersebut terjadi dapat dikarenakan profesi ini berkaitan dengan alam yang mana tentunya kalua dilihat dari konsep Green Economic yang menjalan perekonomian dengan tetap melestarikan keberlangsungan alam. Profesi budidaya ikan sangat dipengaruhi dengan kondisi alam serta merupakan sebagai profesi atau keahlian yang merupakan warisan turun temurun yang harus dijaga keberlangsunganya. Hal ini sejalan dengan penelitian dari [5] yang menyatakan green economic akan menciptakan pertumbuhan dan keberlanjutan yang baik.

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, persepsi pemuda tentang pekerjaan sektor perikanan budidaya cukup positif. Pemuda masih memiliki pandangan yang moderat terhadap pekerjaan sektor perikanan budidaya. Banyak faktor yang mempengaruhi minat pemuda pada pekerjaan sektor perikanan budidaya diantaranya adalah pandangan pemuda mengenai pendapatan dalam usaha budidaya perikanan, risiko usaha yang dihadapai dalam budidaya dan kenyamanan kerja. Green Economic konsep memberikan pandangan baru tentang bagaimana kegiatan ekonomi haruslah memikirikan bagaimana alam tersebut dimanfaatkan sehingga dapat terwujudnya keberlanjutan yang baik apalagi untuk kegiatan ekonomi yang bersentuhan langsung dengan alam.

Adapun saran untuk penelitian selanjutnya mungkin bisa menambahkan scope jangkauan wilayah yang lebih luas untuk dapat menjelaskan lebih general lagi. Penambahan variabel variabel lain juga dapat dipertimbangkan untuk mendapatkan implikasi pengetahuan yang lebih lagi.

References

  1. H. M. Qudrotulloh, E. Sumarsih, H. Nuryaman, N. R. Mutiarasari, and T. Hardiyanto, "Persepsi petani muda terhadap wirausaha di sektor pertanian (Kasus pada petani muda di Desa Tenjonagara, Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya)," AGRITEKH (Jurnal Agribisnis dan Teknologi Pangan), vol. 2, no. 2, pp. 124–135, Jan. 2022.
  2. B. White, "Agriculture and the generation problem: rural youth, employment and the future of farming," IDS Bulletin, vol. 43, no. 6, pp. 9–19, Nov. 2012.
  3. Y. Y. Makabori, T. Tapi, and Politeknik D Manokwari, "Generasi muda dan pekerjaan di sektor pertanian: faktor persepsi dan minat (studi kasus mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari)," Jurnal Triton, vol. 10, 2019.
  4. S. H. Susilowati, "Fenomena penuaan petani dan berkurangnya tenaga kerja muda serta implikasinya bagi kebijakan pembangunan pertanian," Forum Penelitian Agro Ekonomi, vol. 34, no. 1, pp. 35, Jun. 2016.
  5. M. Adamowicz, "Green deal, green growth and green economy as a means of support for attaining the sustainable development goals," Sustainability, vol. 14, no. 10, pp. 5901, May 2022.
  6. M. Hendri and E. S. Wahyuni, "Persepsi pemuda pencari kerja terhadap pekerjaan sektor pertanian dan pilihan pekerjaan di Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor," Jurnal Penyuluhan, vol. 9, no. 1, pp. 1-10, Aug. 2015.
  7. P. M. Dwiyana and F. Hasan, "Persepsi pemuda desa terkait pekerjaan di sektor pertanian (studi kasus: Desa Sewor, Kecamatan Sukorame, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur)," AGRISCIENCE, vol. 2, no. 2, pp. 1-10, Dec. 2021.
  8. P. I. F. and D. Wahyudi, "Potensi rumput laut di Kabupaten Sumenep," Jurnal Pertanian Cemara, vol. 12, no. 1, pp. 1-10, May 2016.
  9. H. Firmansyah and M. S. N. A., "Persepsi generasi muda pedesaan terhadap pekerjaan sebagai petani di lahan basah Kalimantan Selatan," in Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah, 2022, pp. 31–34.
  10. Pemuda P, Sektor P, Budidaya P, Kasus S, Desa P, Kecamatan W, et al., "Mimbar Agribisnis: Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis," vol. 10, no. 1, pp. 1351–1363, 2024.
  11. I. G. Agung, Statistika Penerapan Model Rerata Sel Multivariat dan Model Ekonometri dengan SPSS, Jakarta: Yayasan SAD Satria Bhakti, 2006.
  12. L. R. Gay, G. E. Mills, and P. Airasian, Educational Research, Competencies for Analysis and Application, New Jersey: Pearson Education, Inc., 2009.
  13. L. S. Noor, B. Retno, and L. Putriana, "Minat menjadi ecopreneur pada remaja pengelola garden Taruna Tani Kecamatan Kalisari, Jakarta Timur," Jrb-Jurnal Riset Bisnis, vol. 6, no. 2, pp. 272-289, 2023.
  14. R. Ratmayani, R. Rahmadanih, and D. Salman, "Relasi gender pada rumah tangga petani cengkeh," Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, vol. 14, no. 1, pp. 65–74, 2018.
  15. A. Yanamisra, L. Fudjaja, and Y. Lumoindong, "Alokasi waktu dan tingkat partisipasi ibu rumah tangga pada perkebunan cengkeh," Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, 2019.