Abstract
This study investigates the factors influencing smartphone purchasing decisions among Umsida students, focusing on product quality, price, brand, and promotion. Using a quantitative approach with 140 respondents and Structural Equation Modeling (SEM) analysis, the research found that while product quality and price had no significant impact on purchasing decisions, promotion and brand significantly influenced students' choices. These findings offer valuable insights for marketing strategies targeting this demographic, suggesting a need to prioritize promotional efforts and brand positioning to enhance consumer engagement and decision-making processes among Umsida students.
Highlight:
Quantitative Analysis with SEM: Rigorous methodology for smartphone purchasing factors among Umsida students.
Promotion and Brand Impact: Crucial influencers in Umsida students' smartphone buying decisions.
Marketing Insights: Prioritize promotion and brand for effective Umsida student engagement.
Keyword: Smartphone Purchasing Decisions, Umsida Students, Product Quality, Promotion, Brand Influence
Pendahuluan
Smartphone telah terbukti menjadi alat komunikasi yang sangat efisien dan efektif dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. salah satu kebutuhan primer berhubungan dengan teknologi yang paling dominan di kalangan masyarakat yang berguna untuk berkomunikasi dan mempercepat penyelesaian pekerjaan yang dimiliki [1]. Penggunaan ponsel (smartphone) semakin mendominasi kehidupan masyarakat saat ini dengan berbagai fungsi, seperti mencari informasi, bermain game online, berbelanja, serta memesan layanan jasa secara online, memberikan kemudahan yang signifikan bagi masyarakat [2]. Smartphone hampir mempunyai kemampuan seperti komputer dan memiliki sebuah karakteristik yaitu memiliki software aplikasi. Sebagai konsumen tentunya memiliki persepsi terhadap teknologi sesuai dengan kebutuhan atau spesifikasi tertentu terutama mahasiswa sebagai pendukung proses pembelajaran.
Metode
Metode yang digunakan untuk pengambilan dalam penelitian ini bertempat di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo selama 6 bulan. Teknik yang digunakan dalam pemilihan sampel ini adalah convenience sampling. jumlah sampel dapat dihitung dengan mengalikan jumlah indikator dengan angka 5 hingga 10 [8]. Terdapat 25 indikator x 5 = 125 responden didapatkan dari pengumpulan data dengan menggunakan penyebaran kuesioner menggunakan skala likert 1 sampai 4. Variabel bebas dalam penelitian ini didapatkan variabel kualitas produk, harga, promosi, dan merek dan variabel terikat yaitu keputusan pembelian. Kemudian penyelesaian masalah menggunakan metode Structural Equation Modelling (SEM).
Validitas menggambarkan sejauh mana data yang dikumpulkan oleh peneliti sesuai dengan fakta yang ada pada objek penelitian. Untuk memeriksa validitas sebuah item, peneliti akan melakukan uji signifikasi dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel Jika rhitung > rtabel maka data dikatakan valid, dan jika rhitung < rtabel maka data dikatakan tidak valid [9].
Jika nilai Cronbach Alpha kurang dari 0,6, maka dianggap buruk. Nilai sekitar 0,7 dianggap dapat diterima, sedangkan nilai yang sama dengan atau lebih besar dari 0,8 dianggap baik. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa penelitian dapat diandalkan atau reliabel jika nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,6. Namun, jika tidak reliabel berarti nilai Cronbach Alpha kurang dari 0,6 [10].
Structural Equation Modeling (SEM) adalah metode analisis multivariat generasi kedua yang menggabungkan analisis faktor dan analisis jalur. Dengan menggunakan SEM, peneliti dapat secara simultan menguji hubungan antara variabel exogenous (tidak dipengaruhi oleh variabel lain dalam model) dan variabel endogenous (dipengaruhi oleh variabel lain) yang diwakili oleh konstruk dan diukur melalui indikator-indikator [11].
Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan untuk melakukan analisis Structural Equation Modeling (SEM), di mana setiap tahapan akan mempengaruhi tahapan selanjutnya, secara garis besar ada beberapa tahapan yang dilakukan dalam menggunakan SEM, yaitu [12]:
1.Perincian Model
2.Perkiraan Parameter Bebas
3.Penilaian Kecocokan
4.Modifikasi Model
5.Klarifikasi dan Komunikasi
6.Validasi Ulang dan Replikasi
H1 : Kualitas Produk, berpengaruh terhadap keputusan pembelian
H2 : Harga, berpengaruh terhadap keputusan pembelian
H3 : Promosi, berpengaruh terhadap keputusan pembelian
H4 : Merek, berpengaruh terhadap keputusan pembelian
Pada gambar 1, penelitian ini menggunakan Kerangka Konseptual untuk mengidentifikasi faktor-faktor keputusan pembelian smartphone.
Dalam penelitian ini terdapat 2 (dua) variabel yaitu variabel independen dan dependen. Variabel independen adalah Kualitas produk (X1), Harga (X2), Merek (X3) dan Promosi (X4). Sedangkan variabel dependen ialah keputusan pembelian (Y1). Tabel 1 merupakan variabel dan indikator yang digunakan dalam penelitian ini.
Variabel | Indikator | Definisi Indikator | Kode | Adaptasi dari |
Kualitas Produk (X1) | Kinerja Kualitas Produk | Menggambarkan fungsi utama dan karakteristik produk | X1.1 | [13] |
Keandalan terhadap produk | Menggambarkan suatu penerapan dimana setiap komponen berfungsi secara efektif sesuai dengan tugas dan perannya. | X1.2 | ||
Keistimewaan Tambahan | Menggambarkan fitur yang tersedia | X1.3 | ||
Daya Tahan | Menggambarkan Ketahanan produk oleh suatu perusahaan | X1.4 | ||
Kesesuaian dengan spesifikasi | menggambarkan spesifikasi dibuat secara sesuai dengan preferensi dan keinginan konsumen. | X1.5 | ||
Pelayanan | Menggambarkan kenyamanan serta kesopanan melakukan perbaikan produk | X1.6 | ||
Desain | Menggambarkan gaya pada suatu produk | X1.7 | ||
Harga (X2) | Harga Terjangkau | Menggambarkan harga kemampuan daya beli konsumen | X2.1 | [14] |
Harga Sesuai Kualitas | Menggambarkan kesesuaian kualitas yang didapatkan konsumen | X2.2 | ||
Harga Dapat Bersaing di Pasar | Menggambarkan daya saing yang di berikan produsen dengan jenis produk yang sama | X2.3 | ||
harga sesuai dengan manfaat yang dirasakan | Menggambarkan kesuaian harga terhadap manfaat yang diperoleh konsumen | X2.4 | ||
Promosi (X3) | Produk Melakukan Promosi Dengan Media Iklan | Menggambarkan promosi yang dibayar oleh sponsor untuk mempresentasikan produk | X3.1 | [14] |
Produk di Promosikan melalui sales | Menggambarkan promosi dilakukan dengan menyebarkan brosur, pajangan, demonstrasi, kontes, undian, dan acara | X3.2 | ||
Produk di Promosikan Melalui Perseorangan | Menggambarkan Promosi yang digunakan mencakup berbagai strategi seperti presentasi, pameran, dagangan, dan program insentif | X3.3 | ||
Produk di promosikan melalui hubungan Masyarakat | Menggambarkan Promosi yang digunakan mencakup berbagai strategi seperti siaran pers, sponsorship, acara khusus, dan penggunaan halaman web | X3.4 | ||
Produk di promosikan secara langsung | Menggambarkan promosi yang digunakan mencakup katalog, pemasaran telepon, internet | X3.5 | ||
Merek (X4) | Reputasi Perusahaan (Smartphone) di mata pelanggan | menggambarkan baik buruknya perusahaan yang menghasilkam produk tersebut | X4.1 | [15] |
Jaminan yang Berkualitas | menggambarkan nilai produk untuk mendukung kepuasan konsumen | X4.2 | ||
Penampilan Fisik | Menggambarkan manfaat kenikmatan dan psikologis konsumen | X4.3 | ||
Komitmen Perusahaan Terhadap Smartphone | Menggambarkan produk terus menjaga dan berinovasi terhadap produk | X4.4 | ||
Keputusan Pembelian (Y) | Kemantapan Pada Sebuah Produk Smartphone | menggambarkan pembeli harus dapat menentukan pilihannya | Y1 | [13] |
Kebiasaan dalam menggunakan produk smartphone tersebut | Menggambarkan konsumen menggunakan produk tersebut sebelumnya | Y2 | ||
Pemberian rekomendasi kepada orang lain | menggambarkan konsumen merasakan kepuasan dari produk dan merekomendasikan kepada orang disekitarnya | Y3 | ||
Mengevaluasi terhadap produk smartphone tersebut | Menggambarkan Konsumen melakukan penilaian atau evaluasi terhadap produk yang mereka gunakan | Y4 | ||
melakukan pembelian ulang | Menggambarkan rasa puas terhadap dan melakukan pembelian ulang | Y5 |
Alur yang digunakan dalam penelitian ini dan menggunakan metode (SEM) Structural Equation Modeling dalam penelitian ini ialah dalam gambar 2.
Hasil dan Pembahasan
Dalam penelitian yang melibatkan 125 responden, hasil menunjukkan bahwa 76% dari responden adalah laki-laki, sementara 24% adalah perempuan. Usia yang paling dominan dalam penelitian ini adalah kelompok usia 21-25 tahun, mencakup 72% dari total responden, sedangkan kelompok usia 15-20 tahun sebanyak 28%. Kategori semester didapatkan sebanyak 27% pada semester 2, 6, 8, dan semester 4 sebanyak 19%. Kategori program studi didominasi oleh mahasiswa prodi teknik industri sebesar 74%, teknik informatika sebanyak 24%, teknik mesin sebanyak 1% dan teknologi pangan sebanyak 1%.
Dalam penelitian ini rtabel yang digunakan ialah 0,175 yang didapat dari df = (N-2) atau 125-2 = 123 dengan taraf signifikasi 5%. Tabel 2 merupakan hasil uji validitas menggunakan software SPSS 26.
Variabel | Indikator | Kode | Corrected Item-Total Correlation | Nilai r-tabel | Keterangan |
Kualitas Produk (X1) | Kinerja Kualitas Produk | X1.1 | 0,802 | 0,175 | Valid |
Keandalan terhadap produk | X1.2 | 0,830 | 0,175 | Valid | |
Keistimewaan Tambahan | X1.3 | 0,743 | 0,175 | Valid | |
Daya Tahan | X1.4 | 0,783 | 0,175 | Valid | |
Kesesuaian dengan spesifikasi | X1.5 | 0,612 | 0,175 | Valid | |
Pelayanan | X1.6 | 0,615 | 0,175 | Valid | |
Desain | X1.7 | 0,680 | 0,175 | Valid | |
Harga (X2) | Harga Terjangkau | X2.1 | 0,799 | 0,175 | Valid |
Harga Sesuai Kualitas | X2.2 | 0,770 | 0,175 | Valid | |
Harga Dapat Bersaing di Pasar | X2.3 | 0,649 | 0,175 | Valid | |
harga sesuai dengan manfaat yang dirasakan | X2.4 | 0,737 | 0,175 | Valid | |
Promosi (X3) | Produk Melakukan Promosi Dengan Media Iklan | X3.1 | 0,762 | 0,175 | Valid |
Produk di Promosikan melalui sales | X3.2 | 0,655 | 0,175 | Valid | |
Produk di Promosikan Melalui Perseorangan | X3.3 | 0,725 | 0,175 | Valid | |
Produk di promosikan melalui hubungan Masyarakat | X3.4 | 0,769 | 0,175 | Valid | |
Produk di promosikan secara langsung | X3.5 | 0,669 | 0,175 | Valid | |
Merek (X4) | Reputasi Perusahaan (Smartphone) di mata pelanggan | X4.1 | 0,665 | 0,175 | Valid |
Jaminan yang Berkualitas | X4.2 | 0,746 | 0,175 | Valid | |
Penampilan Fisik | X4.3 | 0,773 | 0,175 | Valid | |
Komitmen Perusahaan Terhadap Smartphone | X4.4 | 0,730 | 0,175 | Valid | |
Keputusan Pembelian (Y) | Kemantapan Pada Sebuah Produk Smartphone | Y1 | 0,771 | 0,175 | Valid |
Kebiasaan dalam menggunakan produk smartphone tersebut | Y2 | 0,729 | 0,175 | Valid | |
Pemberian rekomendasi kepada orang lain | Y3 | 0,539 | 0,175 | Valid | |
Mengevaluasi terhadap produk smartphone tersebut | Y4 | 0,854 | 0,175 | Valid | |
melakukan pembelian ulang | Y5 | 0,722 | 0,175 | Valid |
Pada tabel 2 hasil uji pada seluruh indikator yang diujikan dinyatakan valid dikarenakan nilai corrected item-total correlation lebih tinggi daripada r-tabel, sehingga semua indikator dianggap valid dan dapat digunakan dalam penelitian.
Jika nilai Cronbach’s alpha (α) > 0,6 maka Kriteria data dapat dikatakan reliabel. Tabel 3 merupakan hasil uji reliabilitas menggunakan software SPSS 26.
Variabel | Jumlah Indikator | Cronbach Alpha | Keterangan |
Kualitas Produk (X1) | 7 | 0,906 | Reliabel |
Harga (X2) | 4 | 0,867 | Reliabel |
Promosi (X3) | 5 | 0,845 | Reliabel |
Merek (X4) | 4 | 0,838 | Reliabel |
Keputusan Pembelian (Y) | 5 | 0,896 | Reliabel |
Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa semua variabel dinyatakan reliabel. Hal ini disebabkan oleh nilai Cronbach Alpha yang lebih besar dari 0,6, memenuhi standar reliabilitas yang dapat diterima. Dengan demikian, semua variabel dianggap dapat diandalkan dan layak digunakan dalam penelitian.
Analisa Deskriptif
RS = ( = ( (1)
RS = Rentang Nilai
m = Nilai Tertinggi
n = Nilai Terendah
b = Jumlah Kelas
Berdasarkan perhitungan dan nilai interval yang ditetapkan 0,75, kategori skala ordinal dapat ditentukan sebagai berikut:
Dari 1 hingga 1,75 termasuk dalam kategori yang sangat rendah.
Dari 1,76 hingga 2,5 termasuk dalam kategori sedang.
Dari 2,6 hingga 3,25 termasuk dalam kategori baik.
Dari 3,26 hingga 4 termasuk dalam kategori sangat baik.
No | Variabel | Skor | Mean | Kategori |
1 | Kualitas Produk (X1) | 2886 | 3,30 | Sangat Baik |
2 | Harga (X2) | 1622 | 3,24 | Baik |
3 | Promosi (X3) | 1928 | 3,08 | Baik |
4 | Merek (X4) | 1655 | 3,31 | Sangat Baik |
5 | Keputusan Pembelian (Y) | 2037 | 3,26 | Sangat Baik |
Dari tabel 4, terdapat nilai rata-rata tertinggi pada variabel merek dengan nilai 3,31, sementara nilai rata-rata terendah terdapat pada variabel promosi dengan nilai 3,08. Kedua nilai tersebut berada dalam kategori baik dan sangat baik.
Uji Confirmatory Factor Analysis
Gambar 3 menampilkan hasil uji CFA menggunakan software AMOS 22. Namun, model tersebut belum memenuhi semua kriteria untuk model fit. Nilai chi-square sebesar 6,788 belum memenuhi syarat cut-off value yang harus lebih dari 2. Selain itu, nilai GFI, CFI, TLI, AGFI yang kurang dari 0,9 juga belum memenuhi syarat cut-off value untuk model fit. Namun, nilai RMR sebesar 0,037 sudah memenuhi kriteria karena kurang dari 0,05, yang menandakan model ini telah fit.[16]. Hasil dari loading factor yang terdapat pada kolom estimasi menunjukkan bahwa nilai tertinggi adalah pada indikator X1.2 dengan nilai 0,970, sedangkan nilai terendah terdapat pada indikator X1.6 dengan nilai 0,590. Hal ini menunjukkan bahwa indikator X1.2, yaitu keandalan terhadap produk, merupakan indikator yang paling kuat berkontribusi dalam pembentukan model kualitas produk.. Seperti tabel 5:
Estimate | |
X1.7 <--- Kualitas Produk | 0,691 |
X1.6 <--- Kualitas Produk | 0,590 |
X1.5 <--- Kualitas Produk | 0,615 |
X1.4 <--- Kualitas Produk | 0,731 |
X1.3 <--- Kualitas Produk | 0,889 |
X1.2 <--- Kualitas Produk | 0,902 |
X1.1 <--- Kualitas Produk | 0,899 |
Pada gambar 4, hasil uji CFA menunjukkan bahwa model tersebut fit. Nilai chi-square sebesar 1,775 masih berada di bawah 2, yang artinya chi-square memenuhi persyaratan cut-off value. Selain itu, nilai GFI, AGFI, RMR, CFI, TLI, dan NFI lebih besar dari 0,9 menunjukkan bahwa model dianggap fit. RMSEA bernilai 0,079, yang berarti model memiliki rentang antara 0,05 hingga < 0,08, yang dianggapfit. Selanjutnya hasil loading factor menunjukkan bahwa nilai tertinggi pada indikator X2.1 dengan nilai 0,883, niali terendah adalah 0,709 pada indikator X2.3. Hal ini menunjukkan bahwa indikator X2.1, yaitu harga terjangkau, memiliki kontribusi yang paling kuat dalam pembentukan model harga. Seperti pada tabel 6:
Estimate | |
X2.4 <--- Harga | 0,761 |
X2.3 <--- Harga | 0,709 |
X2.2 <--- Harga | 0,805 |
X2.1 <--- Harga | 0,883 |
Estimate | |
X3.5 <--- Promosi | 0,638 |
X3.4 <--- Promosi | 0,768 |
X3.3 <--- Promosi | 0,614 |
X3.2 <--- Promosi | 0,692 |
X3.1 <--- Promosi | 0,893 |
Hasil uji CFA pada gambar 5 menunjukkan bahwa model tersebut tidak semua kriteria memenuhi untuk model fit. Nilai chi-square sebesar 6,250 masih belum memenuhi syarat cut-off value karena lebih dari 2. Nilai GFI dan CFI melebihi 0,9 dan nilai RMR sebesar 0,044 telah memenuhi kriteria karena kurang dari 0,05 yang berarti model ini telah fit. Selanjutnya, hasil loading factor menunjukkan bahwa nilai tertinggi adalah pada indikator X3.1 dengan nilai 0,893, nilai terendah adalah 0,614 pada indikator X3.3. Hal ini menunjukkan bahwa indikator X3.1, yaitu produk melakukan promosi dengan media iklan, memiliki kontribusi yang paling kuat dalam pembentukan model promosi. Seperti pada tabel 7:
Estimate | |
X3.5 <--- Promosi | 0,638 |
X3.4 <--- Promosi | 0,768 |
X3.3 <--- Promosi | 0,614 |
X3.2 <--- Promosi | 0,692 |
X3.1 <--- Promosi | 0,893 |
Hasil uji CFA pada gambar 6 menunjukkan bahwa model tidak semua memenuhi kriteria untuk fit. Nilai chi-square sebesar 6,773 masih belum memenuhi syarat cut-off value karena lebih dari 2. Nilai GFI, CFI, dan NFI melebihi 0,9, nilai RMR sebesar 0,028 telah memenuhi kriteria karena kurang dari 0,05 yang berarti model ini telah fit. Selanjutnya, hasil loading factor menunjukkan bahwa nilai tertinggi adalah pada indikator X4.2 dengan nilai 0,810, sementara nilai terendah adalah 0,583 pada indikator X4.1. Hal ini menunjukkan bahwa indikator X4.2, yaitu jaminan yang berkualitas, memiliki kontribusi yang paling kuat dalam pembentukan model merek. Seperti pada tabel 8:
Estimate | |
X4.4 <--- Merek | 0,801 |
X4.3 <--- Merek | 0,808 |
X4.2 <--- Merek | 0,810 |
X4.1 <--- Merek | 0,583 |
Pada gambar 7, hasil uji CFA menunjukkan bahwa model tidak memenuhi kriteria untuk fit. Nilai chi-square sebesar 9,725 belum memenuhi syarat cut-off karena nilainya lebih besar dari 2. Nilai CFI dan NFI melebihi 0,9 yang menunjukkan bahwa model ini telah fit. Selanjutnya, hasil loading factor menunjukkan bahwa nilai tertinggi adalah pada indikator Y5 dengan nilai 0,965, nilai terendah adalah 0,481 pada indikator Y3. Indikator Y5 menunjukkan yaitu melakukan pembelian ulang, memiliki kontribusi yang paling kuat dalam pembentukan model keputusan pembelian. Seperti pada tabel 9:
Estimate | |
Y5 <--- Keputusan Pembelian | 0,965 |
Y4 <--- Keputusan Pembelian | 0,741 |
Y3 <--- Keputusan Pembelian | 0,481 |
Y2 <--- Keputusan Pembelian | 0,981 |
Y1 <--- Keputusan Pembelian | 0,669 |
Pada gambar 8 uji struktural telah di buat, hasil menunjukkan semua model tidak memenuhi kriteria fit, seperti nilai chi-square yang lebih dari 2 dan nilai GFI, CFI, TLI, AGFI, NFI yang kurang dari 0,9. Oleh karena itu, dilakukan modifikasi rekomendasi dari software AMOS 22 sehingga didapatkan nilai chi-square sebesar 3,302 yang belum memenuhi syarat cut-off value yang lebih dari 2, namun nilai CFI melebihi 0,9 yang menunjukkan bahwa model ini telah fit.
Hipotesis | Hubungan | P | Keterangan |
H1 | Kualitas Produk, mempengaruhi keputusan pembelian | 0,542 | Ditolak |
H2 | Harga, mempengaruhi keputusan pembelian | 0,811 | Ditolak |
H3 | Promosi, mempengaruhi keputusan pembelian | 0,001 | Diterima |
H4 | Merek, mempengaruhi keputusan pembelian | 0,001 | Diterima |
Analisis Model SEM ( Structural Equation Modelling )
Selanjutnya dilakukan tahap uji hipotesis untuk mengetahui pengaruh hubungan antara variabel independen dan dependen, jika model telah dinyatakan fit, Uji hipotesis ini dilakukan berdasarkan pengujian nilai CR (Critical Ratio) yang harus lebih besar atau sama dengan 1,96 atau nilai p kurang dari 5% atau 0,05 [17]. Tabel 10 merupakan hasil uji hipotesis:
Tabel 10 dapat disimpulkan setiap hipotesis berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut:
H1 : Kualitas Produk, berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan hasil dari pengujian kualitas produk terhadap keputusan pembelian dengan nilai probabilitas (p) 0,542 yang lebih dari 0,05. Dapat disimpulkan bahwa variabel kualitas produk tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
H2 : Harga, berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan hasil dari pengujian harga terhadap keputusan pembelian dengan nilai probabilitas (p) 0,811 yang lebih dari 0,05. Dapat disimpulkan bahwa variabel harga tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
H3 : Promosi, berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan hasil dari pengujian promosi terhadap keputusan pembelian nilai probabilitas (p) 0,001 yang kurang dari 0,05. Dapat disimpulkan bahwa variabel promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
H4 : Merek, berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan hasil dari pengujian merek terhadap keputusan pembelian dengan nilai probabilitas (p) 0,001 yang kurang dari 0,05. Dapat disimpulkan bahwa variabel merek berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
Dari 4 variabel yang ditentukan dan memiliki indikatornya masing-masing yang memengaruhi variabel keputusan pembelian, hanya 2 (dua) yang memiliki pengaruh terhadap variabel keputusan pembelian, seperti yang terlihat pada gambar 9 yaitu promosi dan merek.
Dari hasil penelitian yang dilakukan, terdapat beberapa saran yang berhubungan dengan variabel kualitas produk, harga, promosi, merek, dan keputusan pembelian, berdasarkan estimasi loading factor dengan nilai terendah pada setiap variabel, yaitu sebagai berikut: (1). Kualitas Produk, Indikator dengan loading factor terendah adalah pelayanan (X1.6). Pelayanan merupakan aspek penting dalam strategi bisnis dan memiliki peran kunci dalam menciptakan pengalaman pelanggan yang positif. Pelayanan yang efektif mencakup kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai dengan janji yang diberikan dan memberikan pelayanan yang akurat. [18]. Pelayanan yang dirasakan oleh konsumen dirasakan masih kurang pada produk smartphone tertentu sehingga diharapkan untuk pelayanan pada produk tertentu agar efektif supaya mencapai keputusan pembelian. (2). Harga, Indikator dengan loading factor terendah adalah harga dapat bersaing di pasar (X2.3). Daya saing harga untuk produk smartphone dianggap kurang optimal, bisa jadi karena harga yang terlalu tinggi atau terlalu rendah. Untuk menciptakan daya saing harga, perusahaan harus mempertimbangkan harga produknya dengan membandingkannya dengan harga produk pesaing di pasar. [19]. Produk smartphone perlu memahami dengan baik pasar dan pesaingnya, mengidentifikasi harga pasar produk – produk pesaing dengan fitur dan kualitas yang serupa. (3). Promosi: Indikator dengan loading factor terendah adalah produk dipromosikan melalui perseorangan (X3.3). Kurangnya hubungan antar tenaga penjual dengan pelanggan merupakan hal yang tidak efektif untuk penjualan produk. Penjualan melalui perseorangan adalah strategi yang melibatkan tenaga penjual dalam berinteraksi secara personal dengan konsumen. Tujuannya adalah untuk membangun hubungan erat dengan konsumen untuk meningkatkan potensi penjualan produk atau layanan.[20]. Penjual dapat memiliki kesempatan untuk menjelaskan fitur-fitur produk, manfaat dan cara penggunaan yang lebih rinci untuk meningkatkan keputusan pembelian. (4). Merek, Indikator dengan loading factor terendah adalah reputasi perusahaan smartphone di mata pelanggan (X4.1). Reputasi yang buruk dapat memiliki dampak besar pada kesuksesan dan kelangsungan bisnis. Reputasi merek terbentuk berdasarkan opini dan persepsi masyarakat atau konsumen setelah berinteraksi atau menggunakan produk atau layanan dari merek tersebut. [21]. Oleh karena itu, produk tersebut harus secara proaktif mengelola dan memelihara reputasi merek smartphone memberikan produk atau layanan yang berkualitas dan mendengarkan umpan balik pelanggan.
Simpulan
Dalam penelitian ini dapat diperoleh kesimpulan dan rumusan penelitian maka diperoleh bahwa variabel kualitas produk tidak berpengaruh terhadap variabel keputusan pembelian Berdasarkan hasil dari pengujian kualitas produk terhadap variabel keputusan pembelian nilai probabilitas (p) 0,542 yang lebih dari 0,05. Variabel harga tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel keputusan pembelian yang mana di tunjukkan nilai probabilitas (p) 0,811 yang lebih besar dari 0,05. Variabel promosi berpengaruh pada variabel keputusan pembelian yang mana ditunjukkan dalam nilai probabilitas (p) 0,001 yang kurang dari 0,05. Dan variabel merek juga mempunyai pengaruh terhadap variabel keputusan pembelian dengan nilai probabilitas (p) 0,001 yang kurang dari 0,05.
Saran berkelanjutan penelitian ini dan digunakan untuk penelitian selanjutnya dapat dilanjutkan dengan memperluas objek penelitian, mengubah variabel atau menambah variabel lainnya dan memodifikasi indikator-indikator pada variabel, sehingga akan lebih baik dan dapat mendapatkan hasil analisis keputusan pembelian yang lebih baik dan memiliki jangkauan yang lebih luas.