Empowering Communities Globally through Revolutionary Grain Processing
Innovation in Food Engineering
DOI: 10.21070/ijins.v25i1.1113

Empowering Communities Globally through Revolutionary Grain Processing


Memberdayakan Masyarakat Secara Global melalui Pemrosesan Biji-bijian yang Revolusioner

Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Economic empowerment Grain processing Livelihood enhancement Local development Community resilience

Abstract

This research investigates economic empowerment strategies in Kedungpeluk village, Sidoarjo, focusing on processing grain yields to enhance local livelihoods. Utilizing a qualitative method based on literature review, the study identifies challenges and proposes solutions for operators of grain processing enterprises. Results indicate that processing excess grain into ready-to-eat products like abon, dendeng, and rempeyek udang can prevent spoilage and increase market value. The use of modern equipment and independent tambak cultivation is recommended to streamline production and increase self-reliance. The study suggests that these strategies, along with online marketing and product diversification like Korean food, can significantly improve local economic conditions. Collaboration with the government and utilization of digital marketing channels are also highlighted as essential for enhancing market share and economic empowerment in the community.

Highlights:

  1. Value Addition: Process grain into high-value products to prevent spoilage.
  2. Self-Reliance: Use modern equipment for efficient, independent production.
  3. Market Expansion: Diversify products, employ online marketing for economic growth.

Keywords: Economic empowerment, Grain processing, Livelihood enhancement, Local development, Community resilience

Pendahuluan

Sidoarjo merupakan kota delta yang berada di salah satu kabupaten Jawa Timur, disebut dengan kota delta dikarenakan lokasi kabupaten Sidoarjo yang diapit dengan dua sungai, yaitu sungai Kalimas Surabaya dan sungai Porong. Dengan luas wilayah 71.424,25 ha dan berada pada ketinggian 0-25 dpl, secara administratif kabupaten Sidoarjo terdiri dari 18 kecamatan, 322 desa dan 31 kelurahan. Desa-desa di kabupaten Sidoarjo terbagi menjadi desa pedesaan (rural area) dan desa perkotaan (urban area) [1]. Hasil tambak bandeng dan udang menjadi produk unggulan dari Kabupaten Sidoarjo sudah dikenal hingga pasar internasional. Jadi tidaklah heran jika bandeng dan udang dijadikan lambang pada Kabupaten Delta ini. Bandeng hasil tambak Sidoarjo dikenal dengan rasanya yang gurih dan tidak berbau lumpur. Sidoarjo memproduksi ikan tambak sebanyak 74.896,8 ton per tahunnya . Dengan adanya keputusan MKP No.39/MEN/2011 perihal kawasan Minapolitan yang merupakan kawasan pertambakan yang berada di tengah perkotaan. Kawasan Minapolitan ini meliputi Kecamatan Candi yang merupakan pusat daerah pertambakan, lalu Kecamatan Sedati dan Sidoarjo yang merupakan sub daerah Minapolitan [2].

Sekitar 80% mata pencaharian masyarakat Desa Kedung Peluk merupakan seorang petani tambak. Desa Kedung Peluk merupakan salah satu desa yang terletak di bagian timur Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo. Secara administrasi Desa Kedung peluk berpenduduk sebanyak 1147 KK. Dengan luas total desa ini 1035 Ha yang dibagi menjadi 2 bagian, yaitu Luas Hunian 34 Ha dan Luas Tak Huni (sawah/tambak) 1001 Ha. Adapun mayoritas mata pencaharian warga adalah sebagai petani tambak/nelayan. Di mana dalam setiap panen tambak ikan bandeng dapat menghasilkan rata-rata 5 ton per hektar atau sebanyak 15.000 ekor, sedangkan untuk tambak udang dapat menghasilkan panen rata-rata 40 ton per hektar atau sebanyak 1.500.000 ekor. Potensi hasil panen yang melimpah di kawasan tambak ini dapat menjadi nilai tambah sebuah daerah, terlebih jika dikembangkan menjadi produk olahan atau jalur pendistribusian yang baik. Hal ini dapat menambah nilai jual ikan bandeng dan udang daripada hanya dijual langsung di pasar tradisional. produk olahan yang dimaksud dapat berupa makanan setengah jadi seperti bandeng presto, otak-otak bandeng ataupun kerupuk udang. Dengan adanya nilai tambah pada olahan hasil tambak dapat menambah penghasilan para warga yang berada di sekitar tambak. Dengan adanya proses pengolahan hasil tambak ini, juga dapat meminimalisir hasil panen tambak yang busuk akibat penyerapan di pasar tradisional yang kurang maksimal, mengingat ketika panen raya ada kecenderungan harga ikan bandeng dan udang menjadi turun akibat pasokan berlimpah dan permintaan yang kurang. Usaha Kecil Menengah (UMKM) adalah suatu jenis usaha atau usaha bermanfaat yang dimiliki oleh orang atau unsur usaha yang secaranyata memenuhi kaidah atau kebutuhan tertentu sebagai usaha kecil [3].

Perlunya pengembangan dan proses pengolahan ikan di Desa Kedung Peluk harus benar-benar dilakukan secara berkesinambungan agar didapatkan hasil yang maksimal untuk masyarakat sekitar tambak dan juga pelaku industri terutama di Kecamatan Candi. nilai ekonomis yang dapat dicapai dari pengolahan ikan ini dirasa cukup memungkinkan, karena kebiasaan masyarakat Jawa Timur pada umumnya telah terbiasa mengkonsumsi hasil olahan ikan, seperti bandeng presto, otak-otak bandeng, abon dan kerupuk udang. hasil olahan ini juga dapat dikembangkan lagi menjadi produk oleh-oleh khas di Sidoarjo. sehingga diharapkan pengolahan hasil panen ini dapat berkontribusi besar terhadap sumber pendapatan daerah, mengingat adanya peluang ekspor yang masih bisa dikembangkan.

Adapun jika ditinjau dari pemberdayaan SDM, pengolahan hasil panen ikan juga dapat berperan penting terhadap penurunan angka kemiskinan dan penyediaan lapangan kerja yang lebih luas di lingkungan Kecamatan Candi. hal ini sangat berpengaruh karena dalam proses pengolahan ikan akan lebih banyak melibatkan tenaga kerja, dibandingkan dengan jika hasil panen ikan langsung dijual ke pasar tradisional. Berkaca dari penelitian sebelumnya tentang olahan ikan bandeng sebagai produk unggulan pada hasil tambak di Kabupaten Sidoarjo bahwa hasil dari pelatihan olahan ikan dan pelatihan pemasaran memberikan manfaat yang sangat signifikan, menurut para peserta pelatihan tersebut sebagian besar diantara mereka selama ini belum menggunakan media sosial sebagai sarana atau media untuk memasarkan produk [4].

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui strategi pemberdayaan ekonomis masyarakat sekitar di Desa Kedung Peluk dengan melalui kegiatan pengolahan hasil tambak, dan juga untuk mengetahui upaya dalam mengatasi hambatan pemberdayaan pelaku usaha pengolahan hasil tambak yang melimpah. Dengan tujuan yang akan diteliti tersebut, peneliti berharap penelitian yang dilakukan ini bermanfaat bagi masyarakat sekitar yang memiliki tambak. Agar dapat mengembangkan usahanya untuk memproduksi olahan hasil tambak di Kabupaten Sidoarjo dalam pemberdayaan ekonomi melalui pengolahan hasil tambak. Dan juga penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan pemikiran tentang kajian pemberdayaan ekonomi masyarakat. Tak lupa pula dari kelembagaan masyarakat untuk mengetahui proses pemberdayaan dalam mengembangkan ekonomi dan kapasitas masyarakat serta memberi wawasan yang luas.

Disamping pemberdayaan masyarakat segmentasi pasar juga memiliki peran yang cukup signifikan. Segmentasi pasar adalah sekelompok pelanggan yang memiliki suatu kesamaan di mana membuat mereka memiliki suatu kebutuhan akan produk bahkan memiliki kebiasaan yang sama dalam membeli suatu produk. Mereka mempunyai karakter yang serupa mulai dari daya beli, keinginan, sikap, dan letak geografis. Hal ini menyebabkan peneliti juga mengusulkan bahwa dalam membuat profil dan mengidentifikasi calon pembeli dapat menentukan segmentasi pasar dan juga dapat menentukan harga pasar yang sesuai dengan yang ditargetkan [5].

Dalam setiap kegiatan pasti memiliki risiko yang kemungkinan akan terjadi, termasuk dalam melalukan suatu bisnis atau usaha. Sehingga dalam melakukan kegaiatan pasti akan timbul suatu risiko. Risiko juga dapat diartikan sebagai suatu dampak yang akan atau dapat terjadi dalam menjalankan proses bisnis yang akan atau sedang berlangsung [6]. Guna menekan angka risiko yang akan didapat perlu adanya kinerja dari model bisnis untuk merancang strategi organisasi untuk mendapatkan keuntungan dari inovasi dan peluang usaha lainnya[7].

Metode

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif berdasarkan literature review. Di mana literature review adalah salah satu metode penelitian yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hasil penelitian yang berhubungan dengan fenomena pada pokok pembahasan sebuah penelitian [8]. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah informasi mengenai efisiensi hasil tambak yang berlebih pada saat musim panen agar dapat bernilai tambah. Data utama pada penelitian ini diperoleh dengan melakukan observasi serta menganalisa berbagai jurnal yang sudah dipublikasikan.

Hasil dan Pembahasan

Peluang Usaha

Minimnya informasi pendidikan lapangan tentang pengolahan ikan menjadi penyebab para petani tambak belum memahami pengolahan tambak. Pendidikan lapangan bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman masyarakat dalam melakukan inovasi hasil tambak. Dengan pendidikan lapangan yang didapatkan tersebut memberikan informasi tambahan jika bandeng tersebut diolah baik dan benar bisa meningkatkan pemasukkan masyarakat yang di mana mayoritas hanya mendapatkan 10% dari hasil panen pemilik tambak. Selain permasalahan tersebut, masyarakat juga memiliki permasalahan tentang rendahnya pendapatan. Desa yang memiliki potensi pada tambak sangat berdampak besar pada masyarakat dalam mata pencaharian menjadi peluang yang besar, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai suatu usaha agar dapat memperoleh keuntungan dari hasil tambak setiap harinya [9]. Saat panen hasil tambak, para petani tambak desa Kedung Peluk kabupaten Sidoarjo biasa menjual secara langsung kepada para tengkulak untuk dipasarkan kembali ke pasar-pasar tradisional. Karena proses yang pendek dan daya tahan ikan yang tidak bisa lama, serta penyerapan di pasar tradisional yang kurang maksimal, maka ikan akan busuk dan ada kecenderungan harga ikan bandeng dan udang menjadi turun akibat pasokan berlimpah dan permintaan yang kurang. Alternatif upaya dapat dilakukan untuk menghindari pembusukan dan meningkatkan nilai jual hasil tambak. Beberapa telah dilakukan penduduk setempat diantaranya adalah dengan pengolahan hasil tambak menjadi produk setengah jadi seperti bandeng duri lunak, bandeng presto dan bandeng asap. Masyarakat setempat merasa perlu untuk diadakan pelatihan-pelatihan berkenaan dengan pengolahan ikan dan udang ke arah yang lebih variatif dan modern. Variatif di sini adalah kemungkinan pengolahan ikan dan udang menjadi produk jadi siap saji dan siap konsumsi, misalnya abon, kerupuk matang, dendeng, rempeyek udang, dan lain-lain. Variasi olahan ikan menjadi produk kekinian yang dilirik masyarakat luas juga dirasa dapat menjadi alternatif, seperti olahan ikan menjadi korean food yang diminati anak-anak muda masa kini. Peralatan yang modern juga dirasa perlu untuk mempermudah dan memperpendek alur produksi. Misalnya oven, mesin pemotong kerupuk, mixer, dan lain-lain.

Guna untuk mengoptimalkan kemandirian usaha budidaya hasil tambak. Para petani tambak dapat memanfaatkan teknologi serta informasi untuk mencari cara membuat pakan dan vitamin untuk menekan biaya produksi dan sekaligus dapat meningkatkan pertumbuhan dan daya tahan tubuh kultivan. Dengan mengoptimalkan budidaya ikan tambak secara tidak langsung juga akan meningkatkan hasil yang didapat pada saat panen terjadi [10].

Strategi dalam Pengembangan Usaha

Mengembangkan proses operasional dengan menyediakan persediaan hasil tambak yang telah dipanen agar penjualan lebih optimal, dan melakukan pengolahan atas hasil panen untuk diubah menjadi produk jadi dan menambah nilai suatu produk. Selama ini masyarakat setempat telah melakukan upaya pemasaran secara online namun belum maksimal. Hanya melalui status-status WA dan mengunggah ke sosial media pemilik. Masyarakat merasa tidak memiliki kemampuan untuk membuat konten yang menarik dan informatif. Masyarakat juga mengaku tidak bisa mengambil gambar atau video yang menarik. Hal ini dibutuhkan pelatihan untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan para petani tambak agar dapat mengimbangi kemajuan zaman terkait teknologi, mulai dari penjualan melalui aplikasi e-commerce, dan melakukan promosi digital, juga memberikan pelatihan agar keterampilan pekerja dapat meningkat, sehingga para pekerja melakukan operasional dengan efektif sesuai dengan keinginan perusahaan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memaksimalkan pengolahan hasil tambak adalah dengan diadakan pelatihan pembuatan produk baru siap saji mulai bahan baku hingga pengemasan. Olahan yang diusulkan oleh masyarakat adalah korean food yang digemari anak muda dan rolade ikan atau udang siap goreng.

Meningkatkan suatu produksi dan menjaga tingkat stabilitas produksi, sehingga dapat memperoleh keuntungan yang tinggi dengan memberikan kualitas produk yang berkelanjutan. Selain itu dengan menjalin hubungan yang baik dengan pihak yang berkaitan dalam proses bisnis, sehingga dapat meningkatkan loyalitas dalam bisnis [11].

Peningkatan ekonomi masyarakat memang sudah semestinya dilaksanakan dari hulu hingga hilir. Khususnya dalam penanganan pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir sebagai salah satu bagian dari masyarakat Sidoarjo. Selain memaksimalkan pengolahan hasil tambak, strategi pemasaran yang tepat juga diperlukan. Penyediaan bahan baku, proses pengolahan yang tepat, pengemasan hingga pemasaran yang tepat akan meningkatkan tingkat ekonomi masyarakat pesisir dengan sangat signifikan [12].

Mengembangkan usaha dengan meningkatkan modal melalui peminjaman yang digalangkan oleh pemerintah melalui sektor perbankan untuk dialokasikan pada pembelian alat-alat hingga kelengkapan bahan untuk pembuatan olahan ikan secara optimal, dan dapat meningkatkan laba secara signifikan. Menerapkan suatu teknologi dalam melakukan pengembangan proses pengolahan ikan tambak dapat bermanfaat dalam meningkatkan hasil atau pendapatan secara signifikan. Perhitungan biaya dalam proses produksi akan lebih terintegrasi atau terstruktur dan lebih akurat apabila menerapkan teknologi intensif, itulah manfaat yang didapat secara tidak langsung. Untuk mendapatkan dukungan yang luas maka diperlukan kerja sama dengan pemerintah sehingga dapat meningkatkan pangsa pasar seperti masyarakat luas dan pasar internasional [13].

Pada sektor sekunder, proses pengolahan hasil perikanan dilakukan di unit pengolahan ikan (UPI). Pasal 20 ayat (1) UU No. 31 Tahun 2004 menyebutkan pengolahan hasil perikanan adalah rangkaian kegiatan dan/atau perlakuan dari bahan baku ikan sampai produk akhir untuk dikonsumsi manusia [14].

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian kesimpulannya adalah bahwa pengolahan hasil tambak menjadi produk olahan siap saji dan siap konsumsi, seperti abon, kerupuk matang, dendeng, rempeyek udang, dan lain-lain, dapat menjadi alternatif yang menarik untuk menghindari pembusukan dan meningkatkan nilai jual hasil tambak. Selain itu, penggunaan peralatan modern juga dianggap perlu untuk mempermudah dan memperpendek alur produksi. Selain itu, optimalisasi usaha budidaya tambak dengan pola mandiri, termasuk memanfaatkan sumber daya dan akses teknologi yang telah tersedia, juga merupakan langkah penting untuk meningkatkan efisiensi dan kemandirian usaha budidaya tambak. Dengan demikian, implementasi strategi ini diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah hasil tambak dan memberikan kontribusi positif terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat setempat.

Pengembangan proses operasional dalam penyediaan hasil tambak yang telah dipanen, pengolahan hasil panen menjadi produk jadi, dan peningkatan keterampilan pemasaran secara online merupakan langkah penting dalam meningkatkan nilai tambah hasil tambak. Pelatihan dalam pembuatan produk baru siap saji, mulai dari bahan baku hingga pengemasan, juga dianggap sebagai upaya yang dapat memaksimalkan pengolahan hasil tambak. Usulan untuk mengembangkan olahan seperti korean food dan rolade ikan atau udang siap goreng juga menunjukkan potensi untuk menarik pasar yang lebih luas.

Peningkatan ekonomi masyarakat dapat dilakukan dengan memaksimalkan pengolahan hasil tambak, strategi pemasaran yang tepat, dan pengembangan usaha dengan meningkatkan modal melalui peminjaman modal baik dari pihak perbankan maupun mitra kerja. Implementasi teknologi dalam pengembangan proses produksional juga dianggap penting untuk meningkatkan hasil dan efisiensi waktu saat panen. Kerja sama dengan pemerintah juga dianggap perlu untuk mendapatkan dukungan penuh dan meningkatkan pangsa pasar seperti pasar pemerintah dan masyarakat luas. Disamping pengembangan usaha dengan cara penanaman modal, dibutuhkan juga sarana pemasaran digital yang paling populer dikalangan masyarakat [15].

References

  1. R. S. Untari et al., "Branding Awareness Udeng Demang Sari Sebagai Icon Kota Delta Sidoarjo," J. Pengabdian kepada Masyarakat, 2021.
  2. Indriawati et al., "Penyuluhan Pembuatan, Penggunaan, dan Perawatan Alat Ukur Kualitas Air Tambak Untuk Meningkatkan Produksi Bandeng Di Desa Banjar Kemuning, Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo," Sewagati, J. Pengabdian kepada Masyarakat-DRPM ITS, vol. 4, no. 1, pp. 1-10, 2020.
  3. P. S. Rifianing, "Rebranding Logo dan Visualisasi Foto Produk UMKM di Kelurahan Gunung Anyar Tambak Kota Surabaya," Reslaj: Religion Education Social Laa Roiba J., vol. 6, no. 3, pp. 1391-1400, 2024.
  4. Candrasari et al., "Pemberdayaan Perempuan Nelayan Melalui Strategi Komunikasi Pemasaran Digital Dalam Pengembangan Usaha Home Industri Krupuk Ikan Bandeng di Desa Kalanganyar, Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo," J. Syntax Idea, vol. 5, no. 11, pp. 1-7, 2023.
  5. K. S. F. Kariawu et al., "Analisis Finansial Usaha Budidaya Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei) Pada Era New Normal Di Desa Boyantongo Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah," Akulturasi, J. Ilmiah Agrobisnis Perikanan, vol. 9, no. 1, pp. 1-8, 2021.
  6. A. Helmi, "Analisis Produk Katering Sehat Di Rumah Sakit Izza Menggunakan ST (Segmenting, Targeting, Positioning) Dan 4P (Produk, Price, Place, Promotion)," J. Administrasi Rumah Sakit Indonesia, vol. 8, no. 2, pp. 53-59, 2022.
  7. L. Huda, "Analisis Aspek Bisnis dan Manajemen Risiko pada Bisnis Catering Diet Sehat 'Dapur Mentik'," Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, 2018.
  8. R. Muannif et al., "Pentingnya Penertapan Literature Review pada Penelitian Ilmiah," J. Masohi, vol. 2, no. 1, pp. 1-10, 2021.
  9. D. Wahyuni, "Pengorganisasian Petani Tambak dalam Meningkatkan Perekonomian Melalui Inovasi Pengolahan Ikan Bandeng di Dusun Ujung Timur Gresik," J. Islamic Community Development, vol. 1, no. 1, pp. 17-27, 2021.
  10. Malahayatie et al., "Strategi Pengembangan Usaha Tambak Udang Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe Aceh," Upajiwa Dewantara, vol. 7, no. 2, pp. 1-8, 2023.
  11. S. Sergio, "The Case for a Socially Oriented Business Model Canvas: The Social Enterprise Model Canvas," J. Social Entrepreneurship, vol. 10, no. 2, pp. 232-251, 2019.
  12. A. F. Rumaijuk and S. N. Lubis, "Analisis Prospek Usaha Budidaya Udang Vannamei Di Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara," Jurnal Prointegrita, vol. 4, no. 1, pp. 36-46, 2020.
  13. Ricky, "Strategi Pengembangan Usaha Tambak Udang Ud. Sumber Hasil Kalimantan," Agora, vol. 8, no. 2, pp. 1-8, 2020.
  14. A. N. S. Budi, "Perlindungan dan Pengembangan Usaha Mikro Kecil Bidang Perikanan Sebagai Upaya Pengendalian Pencemaran Wilayah Pesisir dan Laut," J. Hukum Lingkungan, vol. 3, no. 1, pp. 1-10, 2016.
  15. M. Syahru and P. T. Kartika, "Penerapan Digital Marketing Pada Era Digitalisasi untuk Meningkatkan Daya Saing UMKM Gunung Anyar Tambak," *Karya J. Pengabdian Kepada Masyarakat*, vol. 4, no. 1, pp. 1-6, 2024.