Abstract
This classroom action research investigates the efficacy of finger painting activities in enhancing the fine motor skills of 5-6-year-old children at Ittihadul Ummah Ngoro Kindergarten. Conducted over two cycles with 20 students in Group B, the study employs observation, tests, interviews, and documentation for data collection. Results indicate a notable improvement in children's fine motor skills, with average achievements rising from 61% to 78% between Cycle I and Cycle II. The findings underscore the value of integrating sensory-rich, hands-on activities like finger painting into early childhood education to support holistic development and academic readiness.
Highlight:
- Finger painting enhances fine motor skills.
- Integration of sensory-rich activities in early childhood education.
- Importance of holistic development for academic readiness.
Keywoard: Fine motor Skills, Finger Painting, Early Childhood Education, Sensory-rich Activities, Academic Readiness.
PENDAHULUAN
Kemampuan motorik adalah kemampuan gerak tubuh dan perkembangan unsur-unsur kontrol. Pengembangan kemampuan motorik meliputi kemampuan motorik halus dan kemampuan motorik kasar. Kemampuan motorik kasar biasanya dilakukan oleh otot-otot besar, sehingga menghasilkan gerakan tubuh yang lebih besar misalnya berlari dan melompat. Kemampuan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau bagian tubuh tertentu yang dipengaruhi oleh kesempatan belajar dan berlatih. Kemampuan motorik halus atau kemampuan manipulasi seperti menulis, menggambar, menggunting, melempar, dan menangkap bola serta bermain dengan mainan atau benda.[1]
Kemampuan motorik halus adalah gerakan-gerakan yang hanya mengenai bagian tubuh tertentu saja, dilakukan oleh otot-otot kecil seperti keterampilan yang menggunakan jari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang benar.[2] Gerakan motorik halus adalah gerakan hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan menggunakan jari-jemari tangan dan gerakan pergerakan tangan yang tepat.[3]
Dengan koordinasi mata dan tangan yang lebih baik, anak dapat mengembangkan kemampuan motorik halus. Perkembangan motorik halus anak diperlukan suatu kegiatan yang menarik dan bervariasi sehingga dapat melihat perilaku yang muncul dari anak dan semua potensi maupun kekurangan anak dalam belajar dapat terlihat sesuai dengan masa peka atau perkembangan yang ditunjukkan oleh masing- masing anak.
Perkembangan motorik halus anak usia 5-6 tahun terdiri dari munculnya koordinasi mata-tangan bagi anak, terutama yang mengembangkan kemampuan menggerakkan anggota tubuhnya sebagai persiapan untuk pengenalan menulis.[4] Ciri-ciri perkembangan yang berkaitan dengan motorik halus yaitu: a. Dapat mengoles mentega diatas roti, b. Dapat membentuk dengan menggunakan tanah liat atau plastisin, c. Memegang kertas dengan satu tangan dan memotongnya, d. Meniru melipat kertas satu atau dua kali lipat, e. Mewarnai gambar sesuka hati, f. Memegang krayon atau pensil dengan diameter yang diinginkan.[5]
Menurut Husdarta dan Nurlan Kusmaedi perkembangan motorik halus anak usia 5-6 tahun dapat menggunakan gunting, menciptakan karya dari tanah liat, membuat kue, menjahit, membuat gambar dan mewarnainya, mewarnai dengan krayon atau cat, dan dapat menggambar orang.[6] Kemampuan motorik halus adalah kegiatan yang menggunakan gerakan otot halus seperti menggambar, menulis, mengikat tali sepatu, dan melukis dengan jari.[7] Gerakan motorik halus memerlukan koordinasi mata dan tangan serta kontrol gerak yang baik yang memungkinkan adanya ketepatan dan memungkinkannya untuk melakukan ketepatan dalam gerakan. Gerakan ini tidak menggunakan banyak tenaga tetapi gerakan ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat.
Faktor yang mempercepat atau memperlambat perkembangan motorik halus anak adalah faktor genetik, faktor kesehatan dan gizi, stimulasi, perlindungan dan kelainan.[8] Kemampuan motorik halus anak akan berkembang apabila guru atau orang tua mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan motorik halus. Sehingga guru atau orang tua dapat memotivasi dan menstimulasi kemampuan motorik halus anak sesuai dengan usianya.
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di TK Ittihadul Ummah Ngoro diketahui bahwa pada kelompok usia 5-6 tahun terdapat 20 anak yang terdiri dari 11 anak perempuan dan 9 anak laki-laki. Ketika anak melakukan kegiatan yang menggunakan kemampuan motorik halus masih ditemukan 16 anak yang belum berkembang dengan baik. Terlihat dalam hal menggerakkan jari tangan yang kurang luwes dalam kegiatan menjiplak bentuk bunga, kolase dengan biji-bijian, menggunting sesuai pola, menggambar dan meronce manik-manik.
Rendahnya kemampuan anak untuk melakukan kegiatan motorik halus disebabkan karena beberapa faktor diantaranya dalam kegiatan pembelajaran motorik halus anak hanya diberikan kegiatan mewarnai gambar bebas, meniru pola dan menggambar pada lembar kerja menggunakan alat tulis dan crayon. Dilihat dari permasalahan tersebut, peneliti dapat menyimpulkan perlunya diadakan kegiatan yang dapat menstimulasi kemampuan anak untuk mengkoordinasi mata dan tangan. Sehingga dalam penelitian ini peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dan memperbaiki kualitas pembelajaran melalui kegiatan finger painting untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak.
Finger painting yaitu teknik melukis dengan jari tangan secara langsung tanpa menggunakan alat.[9] Finger painting mengembangkan ekspresi melalui media lukis dengan gerakan tangan, mengembangkan imajinasi dan kreativitas, serta mengkoordinasikan otot tangan atau jari dan mata, melatih keterampilan mencampurkan warna, menumbuhkan emosi pada gerakan tangan, dan menumbuhkan keindahan.[10] Finger painting merupakan kegiatan melukis, dimana anak-anak bebas menggunakan jari-jarinya untuk menuangkan imajinasinya. Untuk itu finger painting merupakan salah satu kegiatan yang peneliti gunakan untuk melatih motorik halusnya, sehingga dalam kegiatan ini, anak mengaplikasikan warna pada pola yang ada dengan jari tangannya, sehingga dalam hal ini penilaian anak tidak pada kreativitasnya, tetapi pada kemampuan anak dalam menggerakkan jari saat mengaplikasikan bubur warna. Macam-macam kegiatan finger painting yaitu gelombang, goyangan, cetakan, desain simetris, jaringan atau susunan dan titik-titik.[11]
Tujuan dari finger painting adalah untuk mengembangkan ekspresi dengan media lukis melalui gerakan tangan, mengembangkan imajinasi dan kreativitas, melatih otot tangan dan jari, koordinasi otot dan mata, dan melatih keterampilan kombinasi warna, menumbuhkan perasaan terhadap gerakan tangan dan menumbuhkan keindahan.[12] Menurut Anies Listyowati dan Sugiyanto kegiatan finger painting sangat bermanfaat bagi perkembangan anak yaitu melatih kemampuan motorik halus anak karena jari-jari anak akan bergerak dan bergesekan dengan cat dan media lukisnya, mengembangkan dan mengenalkan berbagai warna dan bentuk, meningkatkan imajinasi dan kreativitas anak, meningkatkan koordinasi mata dan tangan, melatih konsentrasi, serta dapat digunakan sebagai media mengekspresikan emosi anak.[13]
Penelitian tentang finger painting sudah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu. Ada beberapa penelitian dalam penelitian ini. Penelitian pertama oleh Dian Anggraini dengan judul skripsi “ Mengembangkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Permainan Finger Painting Pada Anak Kelompok B di Taman Kanak-Kanak Raudhatul Aneli Sukabumi Bandar Lampung ”, dalam penelitian ini kegiatan perkembangan motorik halus anak dilakukan kegiatan melalui finger painting dengan mengoleskan jari pada cat warna dengan melukis bebas dengan tema tanaman.[14] Penelitian yang kedua oleh Umi Muslimah dengan judul skripsi “Upaya Mengembangkan Motorik Halus Melalui Finger Painting pada Anak Kelompok B di BA Aisyiyah 4 Tegal Sepur Klaten Tengah” pada penelitian ini kegiatan perkembangan motorik halus anak melalui kegiatan finger painting dengan cara menggoreskan jari pada cat warna dengan melukis secara bebas dengan tema binatang.[15]
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kegiatan finger painting dengan bubur warna yang dibuat sendiri dengan alat dan bahan yang mudah ditemukan. Bahan yang dibutuhkan untuk melakukan finger painting yaitu 6 gelas air dingin, 1 gelas tepung kanji, pewarna makanan atau kue, sabun cair, minyak sayur, 3 sdt gula pasir, ½ sdt garam halus.[16] Peralatan yang digunakan untuk finger painting yaitu karton, celemek, koran sebagai alas dan mangkuk kecil untuk tempat cat.[17]
Langkah-langkah mengaplikasikan finger painting adalah menunjukkan kepada anak alat dan bahan yang mereka gunakan: mangkuk, bubur warna, dan kertas putih, anak-anak membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 3-5 anak, anak bebas mencampur warna sesuai keinginan, dan anak akan diberikan selembar kertas yang sudah ada pola gambar, dan anak bebas melukis dengan jari-jarinya.
Kegiatan finger painting sangat membantu perkembangan motorik halus anak karena jari-jari anak akan bergerak dan bergesek dengan cat dan media lukis, mengembangkan dan mengenalkan berbagai warna dan bentuk, melatih daya imajinasi dan kreativitas anak. Dapat digunakan sebagai media untuk mengembangkan koordinasi mata-tangan, melatih konsentrasi, dan menuangkan perasaan anak.[18]
Penerapan kegiatan finger painting pada anak usia 5-6 tahun dapat mengembangkan kemampuan motorik halusnya. Karena dengan kegiatan finger painting dapat melatih koordinasi jari, mata, dan tangan. Kegiatan finger painting ini diharapkan dapat membuat anak-anak untuk bebas menggerakkan jari-jarinya untuk menuangkan ide-ide yang ingin diwujudkannya, sehingga dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak usia 5-6 tahun di TK Ittihadul Ummah Ngoro.
METODE
Jenis penelitian ini, merupakan penelitian tindakan kelas (PTK), sehingga tata cara penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada penelitian ini adalah proses siklus. Penelitian tindakan kelas merupakan sebuah bentuk kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh para pelaku pendidikan dalam suatu situasi pendidikan untuk memperbaiki rasional dan keadilan tentang praktik-praktik kependidikan mereka, pemahaman mereka tentang praktik-praktik tersebut, situasi dimana praktik-praktik tersebut dilaksanakan.[19]
Menurut model penelitian tindakan kelas arikunto, memiliki 4 tahap, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (action), pengamatan (observation), refleksi (reflection).[20] Subjek dalam penelitian ini adalah siswa TK Ittihadul Ummah Ngoro yang terdiri dari 20 anak, yakni 11 anak perempuan dan 9 anak laki-laki. Penelitian ini dilakukan pada anak usia 5-6 tahun di TK Ittihadul Ummah Ngoro. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai bulan September 2022 tahun ajaran 2022/2023. Hasil dari kemampuan anak dalam meningkatkan kemampuan motorik halus dapat dihitung dari persentase rata-rata anak dalam pra siklus, siklus I dan siklus II. Maka dengan begitu peneliti akan mendapatkan hasil persentase anak dalam meningkatkan kemampuan motorik halus. Adapun rancangan penelitian yang digunakan yaitu : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Instrumen yang dipakai oleh peneliti guna melakukan pengamatan adalah menggunakan RPPH (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian), lembar penilaian kemampuan motorik halus usia 5-6 tahun. Adapun kriteria penilaian kemampuan motorik halus anak usia 5-6 tahun dibagi menjadi 4 kategori, yakni BB (Belum Berkembang), MB (Masih Berkembang), dan BSH (Berkembang Sesuai Harapan), dan Berkembang Sangat Baik (BSB).
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi, dokumentasi, dan wawancara. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis data deskriptif kualitatif dan analisis deskriptif kuantitatif. Analisis data kuantitatif digunakan untuk menentukan peningkatan hasil kemampuan membaca permulaan anak sebagai pengaruh dari setiap tindakan yang dilakukan.[21] Data yang terkumpul dalam lembar observasi checklist kemudian dihitung menggunakan rumus persentase. Teknis analisis data dimana observasi dilanjutkan melalui praktik pembelajaran (melaksanakan kegiatan) dalam rangka untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar di kelas.
Adapun tingkat keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila semua aspek indikator keberhasilan untuk kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan finger painting dapat mencapai persentase 75% - 100%. Indikator Kemampuan motorik halus anak usia 5-6 tahun dalam penelitian ini terdapat pada tabel 1.
Tabel 1 Indikator Penilaian Kemampuan Motorik Halus Usia 5-6 tahun
Aspek Penelitian | Indikator Penilaian |
---|---|
Kemampuan Motorik Halus | 1. Anak mampu meniru bentuk |
2. Anak mampu menggambar | |
3. Anak mampu mewarnai gambar |
Untuk mengetahui peningkatan kemampuan motorik halus pada anak maka dilakukan dengan membuat perbandingan persentase skor yang diperoleh anak sebelum dan sesudah melakukan pembelajaran dengan kegiatan finger painting. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
P = 𝐹𝑋 × 100%
𝑁
Keterangan :
F = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = Jumlah frekuensi
P = Angka persentase
Data yang didapat berdasarkan hasil kegiatan pengamatan kemudian diolah menggunakan rumus di atas. Adapun kriteria penilaian keberhasilan sebagai berikut [22]:
0% - 25% : Belum Berkembang (BB)
26% - 50% : Mulai Berkembang (MB)
51% - 75% : Berkembang Sesuai Harapan (BSH)
76%-100%
: Berkembang Sangat Baik (BSB)
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.Hasil penelitian
Penelitian ini merupakan kegiatan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam beberapa penelitian diantaranya yaitu dimulai dari pra siklus, siklus I, dan siklus II. Peneliti mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus melalui kegiatan finger painting. Dalam penelitian ini menggunakan rumus persentase untuk melihat peningkatan perkembangan motorik halus anak.
1.Pra siklus
Peneliti melakukan pengamatan pra siklus terhadap tingkat keterampilan motorik halus anak sebagai langkah awal sebagai refleksi untuk pelaksanaan siklus I. Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan meliputi, menyusun RPPH yang akan digunakan saat penelitian, menyiapkan alat dan bahan untuk kegiatan meningkatkan motorik halus serta membuat lembar observasi anak untuk mendata kemampuan motorik halus anak setiap pertemuan. Pra siklus dilakukan pada hari Senin, 29 Agustus 2022. Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti kepada guru kelompok B bahwa guru kurang memodifikasi kegiatan yang menarik, dalam kegiatan motorik halus guru hanya memberikan kegiatan mewarnai dan menggambar dengan krayon yang membuat anak menjadi bosan dan monoton. Dari hasil wawancara yang dilakukan menghasilkan nilai rata-rata 34,15%.
2.Siklus I
Pada tahap siklus I peneliti melakukan 2 kali pertemuan yaitu hari Senin, 05 September 2022 dan hari Selasa 06 September 2022. Sebelum melakukan penelitian, peneliti mempersiapkan perencanaan meliputi, menyusun RPPH, membuat lembar observasi, dan mempersiapkan alat atau perlengkapan yang akan digunakan untuk pembelajaran finger painting yaitu adonan bubur warna, lembar kerja anak, dan koran. Dari hasil Siklus I pertemuan 1 menunjukkan ada 3 anak yang mendapatkan nilai tertinggi dan 4 anak yang mendapatkan nilai rendah dengan nilai rata-rata 47%, pada pertemuan 2 menunjukkan ada 2 anak yang mendapatkan nilai tertinggi dan 6 anak yang mendapatkan nilai rendah dengan nilai rata-rata 61%. Peningkatan motorik halus pada siklus I sudah ada peningkatan tetapi belum mencapai kriteria keberhasilan.
3.Siklus II
Pada tahap siklus II juga peneliti melakukan 2 kali pertemuan yaitu hari Senin, 12 September 2022 dan hari Selasa, 16 September 2022. Sebelum melakukan penelitian, peneliti mempersiapkan perencanaan meliputi, menyusun RPPH, membuat lembar observasi, dan mempersiapkan alat atau perlengkapan yang akan digunakan untuk pembelajaran finger painting yaitu adonan bubur warna, lembar kerja anak, dan koran. Pada kegiatan siklus II peneliti memodifikasi kegiatan finger painting dengan menggunakan bubur warna yang lebih kental untuk memudahkan anak mengaplikasikan pada kertas. Dari hasil Siklus II kemampuan motorik halus anak-anak sudah meningkat, terbukti pada pertemuan 1 dengan nilai rata-rata 69% dan pertemuan 2 dengan nilai rat-rata 78%. Peningkatan motorik halus pada siklus II sudah meningkat dan sudah mencapai kriteria keberhasilan.
Berdasarkan hasil penerapan kegiatan finger painting dalam meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak usia 5-6 tahun di TK Ittihadul Ummah Ngoro menunjukkan bahwa adanya peningkatan kemampuan motorik halus. Hal ini terlihat dari pra siklus, siklus I dan siklus II. Berikut adalah tabel rekapitulasi kemampuan motorik halus melalui kegiatan finger painting.
Tabel 2. Hasil Rekapitulasi Peningkatan
NO | Nama Anak | Pra Siklus | Siklus I | Siklus II | |||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Nilai | % | Nilai | % | Nilai | % | ||
1 | Andra | 4 | 33,33% | 6 | 50% | 9 | 75% |
2 | Zaskia | 6 | 50% | 10 | 83,33% | 11 | 91,60% |
3 | Nafa | 3 | 25% | 6 | 50% | 9 | 75% |
4 | Fahri | 3 | 25% | 6 | 50% | 9 | 75% |
5 | Ilham | 4 | 33,33% | 7 | 58,33% | 9 | 75% |
6 | Galang | 4 | 33,33% | 8 | 66,60% | 9 | 75% |
7 | Sherly | 5 | 41,60% | 9 | 75% | 10 | 83,33% |
8 | Najwa | 4 | 33,33% | 7 | 58,33% | 9 | 75% |
9 | Bil’qis | 4 | 33,33% | 7 | 58,33% | 9 | 75% |
10 | Yafi | 4 | 33,33% | 7 | 58,33% | 9 | 75% |
11 | Faiqoh | 4 | 33,33% | 7 | 58,33% | 9 | 75% |
12 | Mizam | 4 | 33,33% | 8 | 66,60% | 9 | 75% |
13 | Raffa | 5 | 41,60% | 8 | 66,60% | 9 | 75% |
14 | Ulfa | 4 | 33,33% | 7 | 58,33% | 9 | 75% |
15 | Fiyah | 3 | 25% | 6 | 50% | 9 | 75% |
16 | Lino | 4 | 33,33% | 7 | 58,33% | 9 | 75% |
17 | Nia | 3 | 25% | 6 | 50% | 8 | 66,60% |
18 | Feby | 6 | 50% | 10 | 83,33% | 11 | 91,60% |
19 | Difa | 5 | 41,60% | 9 | 75% | 10 | 75% |
20 | Rangga | 3 | 25% | 6 | 50% | 9 | 75% |
Hasil | 34,15% | 62,1% | 76,6% | ||||
Prosentase | Kurang | Kurang | Baik |
B.Pembahasan
Penerapan Kegiatan Finger Painting Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus
Pencarian fakta maupun data dilakukan melalui diskusi dan wawancara, dengan kepala sekolah atau anak kelompok B di TK Ittihadul Ummah Ngoro. Hasil pembelajaran Pra Siklus yang dilakukan di TK Ittihadul Ummah Ngoro, khususnya kelompok B pada hari Senin, 29 Agustus 2022 diperoleh nilai rata-rata mencapai 34,15 %. Indikator keberhasilan yang ditetapkan dalam pembelajaran ini adalah 75%. Jika hasil penguasaan finger painting belum mencapai angka yang telah ditetapkan. Maka pembelajaran Pra Siklus belum berhasil. Berdasarkan hasil diskusi dan wawancara, peneliti perlu mengambil langkah untuk perkembangan motorik halus anak melalui kegiatan finger painting. Peneliti akan melaksanakan tindakan Siklus I pada hari Selasa, 06 September 2022 dan 09 September 2022. Tindakan yang akan dilakukan adalah melaksanakan pembelajaran finger painting. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah, selama ini kegiatan finger painting belum dilakukan oleh guru.
Pada pertemuan pertama Siklus I yaitu Senin, 05 September 2022, peneliti memperkenalkan berbagai garis yang bisa dibuat untuk berbagai bentuk. Pelaksanaan tindakan sebagaimana yang telah direncanakan sebelumnya, tindakan pada siklus I pertemuan pertama dimulai pada Senin, 05 September 2022, pembelajaran ini berlangsung selama 60 menit dari pukul 07.30-08.30 WIB, tema yang digunkan adalah “Diri Sendiri” dan sub tema yang digunakan adalah “Panca Indra”. Kegiatan awal dibuka dengan salam dan dilanjutkan membaca doa sebelum belajar, kemudian anak diajak menyanyikan lagu “a, b, c, d, e, f, g, dst” dan dilanjutkan dengan menyanyikan lagu “panca indra”. Peneliti menjelaskan bahwa kegiatan akan dilakukan dengan membuat berbagai macam garis pada pola lingkaran yang sudah di gambar pada lembar kerja, dengan mengambil adonan warna dengan menggunakan jari. Pembelajaran mengkreasikan garis pada penelitian pertama dilakukan dari garis lurus, lengkung, dan bulat-bulat. Anak-anak senang dan menstimulasi motorik halus dengan menggunakan jari-jari secara langsung.
Tindakan pada siklus I pertemuan ke 2 dimulai pada Selasa, 06 September 2022, pada pertemuan ke dua tema yang digunakan sama dengan pertemuan pertama. Kegiatan awal dibuka dengan salam dan dilanjutkan membaca doa sebelum belajar, kemudian anak diajak bermain menebak warna. Pada kegiatan ini anak-anak menggambar wajah dengan jari-jari pada pola lingkaran yang sudah ada pada kertas, anak mengambil adonan warna dan mulai menggambar orang dengan semua jari. Pada Siklus I didapatkan kriteria keberhasilan adalah 61%. Hal ini ternyata belum mencapai kriteria keberhasilan yang sudah ditentukan, oleh karena itu dilaksanakan Siklus II dengan sedikit perubahan pada sub tema yang memudahkan anak untuk menggerakkan jari-jari dengan ide yang anak miliki.
Untuk mengatasi kekurangan pada Siklus I, maka pada hari Senin, 12 September 2022 dan hari Selasa, 13 September 2022 peneliti merencanakan tindakan pada Siklus II. Agar anak tidak bosan, tema tetap sama namun sub tema akan di kembangkan lagi, tema yang digunakan adalah “Diri Sendiri” dan sub tema yang digunakan adalah “Kesukaanku”. Peneliti memulai pembelajaran finger painting dengan salam, berdoa dan bernyanyi. Sebelum menyampaikan materi, peneliti memberi penjelasan tentang macam bunga yang dapat kita jumpai di taman sekolah. Setelah menjelaskan bunga apa saja yang dapat ditemui di taman sekolah, peneliti mengajak anak untuk mencampurkan warna untuk membuat bunga di lembar kerja anak dengan menuangkan warna kuning pada kertas dengan menggunakan telapak tangan sebagai dasar, peneliti membuat satu bunga untuk contoh kepada anak. Kemudian anak mengkreasikan finger painting dengan cara menggambar bunga dengan jari-jari sesuai keinginan anak sendiri, setelah selesai anak akan diajak untuk menceritakan hasil karya yang telah dibuat, anak – anak di ajak bernyanyi “lihat kebunku”. Pada akhir pembelajaran peneliti melakukan review, mengajukan pertanyaan untuk anak-anak dengan apa yang telah mereka lukis tadi. Pada pertemuan ke dua sama dengan pertemuan pertama yang membedakan hanya pada saat pembelajaran anak langsung membuat gambar bunga yang disukainya tanpa diberikan contoh terlebih dahulu.
Hasil dari penelitian menggunakan finger painting dalam meningkatkan motorik halus anak ternyata mendapatkan hasil yang baik. Penelitian yang dilaksanakan di kelompok B TK Ittihadul Ummah berawal dari sebuah permasalahan bahwa kemampuan motorik halus anak belum berkembang. Faktor yang menjadi pendukung keberhasilan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran dan meningkatkan motorik halus anak adalah karena motivasi cara membuat kegiatan motorik halus yang bervariasi dan tersedianya bahan pembelajaran yang dapat membantu anak dalam kegiatan finger painting. Pada Siklus II dapat dilihat peningkatan motorik halus anak pada anak mencapai nilai kriteria keberhasilan yaitu 78%, maka peneliti cukup sampai pada siklus II.
Hasil Penerapan Kegiatan Finger Painting Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik
Hasil dari kegiatan pra siklus,siklus I, dan siklus II dapat meningkatan kemampuan motorik halus anak 5-6 tahun di TK Ittihadul Ummah Ngoro. Terbukti dari hasil pengamatan pra siklus yang dilakukan peneliti, anak belum mampu untuk mengkoordinasi mata dan tangan. Berdasarkan deskripsi hasil penelitian yang dilaksanakan pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II dalam perkembangan motorik halus melalui finger painting pada anak kelompok B di TK Ittihadul Ummah Ngoro tahun pelajaran 2022-2023 dapat disimpulkan sebagai berikut : Finger painting dapat mengembangkan motorik halus anak, hal ini dapat dibuktikan dari hasil persentase keberhasilan kelas pada Pra Siklus adalah 34,15%, Siklus I adalah 61%, dan Siklus II adalah 78%. Selisih peningkatan nilai pada Pra Siklus ke Siklus 1 adalah 27%, selisih Siklus I ke Siklus II adalah 17%, dengan meningkatnya persentase nilai keberhasilan pembelajaran finger painting dinyatakan berhasil. Karena terbukti sudah melampaui 75% keberhasilan kelas adalah Pra Siklus adalah 34,15%, Siklus I adalah 61%, dan Siklus II adalah 78%. Hasil observasi peningkatan motorik halus melalui finger painting anak juga menunjukkan bahwa ada 4 anak yang mendapat nilai tertinggi.
SIMPULAN
Jenis penelitian ini, merupakan penelitian tindakan kelas (PTK), sehingga tata cara penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada penelitian ini adalah proses siklus. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kegiatan finger painting dapat meningkatkan motorik halus pada anak kelompok B di TK Ittihadul Ummah Ngoro. Dengan dilakukanya kegiatan finger painting ini dapat meningkatkan motorik halus, yaitu kemampuan menggerakkan jari-jari tangan, mengkoordinasi indera mata dan aktivitas tangan, dan kecermatan dalam menggoreskan warna pada kertas. Suasana belajar menjadi lebih interaktif dan menyenangkan sehingga anak suka dan tertarik dalam kegiatan yang melibatkan motorik halus. Pada kegiatan finger painting anak melakukannya dengan cara mengambil bubur warna, mengoleskan bubur warna, menggambar sesuai tema, dan mewarna dengan rapi. Pada kegiatan finger painting ini anak melakukannya per individu.
Meningkatnya motorik halus anak dapat dilihat dari hasil analisis data peningkatan nilai motorik halus anak. Hasil tersebut dapat dibuktikan dari hasil persentase keberhasilan kelas pada Pra Siklus adalah 34,15%, Siklus I adalah 61%, dan Siklus II adalah 78%. Selisih peningkatan nilai pada Pra Siklus ke Siklus 1 adalah 27%, selisih Siklus I ke Siklus II adalah 17%, dengan meningkatnya persentase nilai keberhasilan pembelajaran finger painting dinyatakan berhasil. Karena terbukti sudah melampaui 75% keberhasilan kelas adalah Pra Siklus adalah 34,15%, Siklus I adalah 61%, dan Siklus II adalah 78%. Hasil observasi peningkatan motorik halus melalui finger painting anak juga menunjukkan bahwa ada 4 anak yang mendapat nilai tertinggi.
References
- W. Dwi and A. Wulan, "Physical Motor and Language Development," Susakarta: Qinant, 2011.
- Sujiono and Y. Nuraini, "Basic Concepts of Early Childhood Education," Jakarta: PT. Indeks, 2009.
- Sujiono and Bambang, "Development Methods for Physical Education," Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2012.
- M.S. Sumantri, "Development of Early Childhood Motor Skills," Jakarta: Dinas Pendidikan, 2005.
- Depdiknas, "Guidelines for Physical/Motor Development in Kindergarten," Jakarta, 2007.
- Husdarta and K. Nurlan, "Student Development," Alfabeta, 2010.
- Danim and Sudarwan, "Introduction to Education," Bandung: Alfabeta, 2010.
- A. Rudiyanto, "Gross Motor and Fine Motor Development in Early Childhood," Lampung: Darussalam, 2016.
- Pamadhi and H. Sukardi, "Children's Art Skills," Jakarta: Universitas Terbuka, 2010.
- Maghfiroh, "The Effect of Finger Painting on the Fine Motor Development of Preschoolers at TK Sartika Sumurgenuk Babat Lamongan," J. Ilmiah Kesehatan, 2017.
- R. Devi, "Finger Painting as a Method for Developing Fine Motor Skills in Group B at RA LPII Sawotratap Gedangan," J. Skripsi.
- Montolalu, "Children's Play and Games," Jakarta: Universitas Terbuka, 2009.
- Listyowati et al., "Finger Painting," Jakarta: Erlangga, 2014.
- D. Anggraini, "Developing Fine Motor Skills Through Finger Painting Games in Group B Children at Raudhatul Aneli Sukabumi Bandar Lampung Kindergarten," J. Skripsi, 2018.
- U. Muslimah, "Efforts to Develop Fine Motor Skills Through Finger Painting in Group B Children at BA Aisyiyah Y Tegal Sepur Klaten Tengah," J. Skripsi, 2014.
- Risa, "Steps to Make Finger Painting," [Online]. Available: https://www.sustainability.com/langkah-langkah membuat finger painting. Html.
- S. Suyanto, "Fundamentals of Early Childhood Education," Yogyakarta: Hikayat Publishing, 2005.
- A. Listiyowati and Sugiyono, "Finger Painting," Jakarta: Erlangga.
- Kunandar, "Easy Steps for Classroom Action Research as Teacher Professional Development," Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008.
- Rabudin Jakni, "Classroom Action Research," Bandung: Alfabeta, 2017.
- D. Kurniasari, "Various Techniques of Analysis," [Online]. Available: https://dglab.id/ragam teknik analisis. Html.
- Lutfi and Nandang, [Online]. Available: http.//ejournal.uksw.edu/scholaria. Html.