Fostering Global Success Empowering Young Learners in Online Education
Innovation in Education
DOI: 10.21070/ijins.v25i2.1088

Fostering Global Success Empowering Young Learners in Online Education


Membina Kesuksesan Global dengan Memberdayakan Pelajar Muda dalam Pendidikan Online

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo,Universitas Muhammadiyah Sidoarjo [https://ror.org/017hvgd88]
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo,Universitas Muhammadiyah Sidoarjo [https://ror.org/017hvgd88]
Indonesia

(*) Corresponding Author

Elementary Education Self-Reliance Online Learning Parent-Student Interaction Qualitative Research

Abstract

This qualitative descriptive study explores the independent characteristics of second-grade students at Betro Elementary School (SDN Betro) within the context of online learning. Through interviews, observations, and documentation, the study investigates the self-reliance of students, the dynamics of parent-student interaction, and the daily habits cultivated by students in response to online education. Findings reveal a notable level of self-reliance among students, manifested in their ability to complete tasks autonomously and adhere to schedules. Positive communication and collaboration between parents and students are observed, fostering a conducive learning environment. The study underscores the importance of nurturing self-reliance in elementary students for successful online learning and provides valuable insights for educators and policymakers aiming to optimize remote education at the elementary level.

Highlight:

  1. Student Autonomy: Second graders excel independently in navigating online learning environments.
  2. Parental Support: Positive parental engagement enhances children's online learning experience.
  3. Educational Impact: Fostering self-reliance in elementary students optimizes online education strategies.

Keywoard: Elementary Education, Self-Reliance, Online Learning, Parent-Student Interaction, Qualitative Research

PENDAHULUAN

Kemandirian belajar merupakan salah satu hal yang penting dalam suatu proses pembelajaran. Kemandirian belajar diperlukan bagi setiap remaja, baik peserta didik dan mahaasiswa, agar mereka mempunyai tanggung jawab dalam mengatur dan mendisplinkan dirinya, selain itu untuk dapat mengembangkan kemampuan belajar atas kemauan sendiri. Sikap-sikap tersebut perlu dimiliki oleh setiap peserta didik, karena sikap tersebut merupakan ciri dari kedewasaan seseorang yang terpelajar, tuntutan terhadap kemandirian sangat besar dan jika tidak direspon secara tepat bisa menimbulkan dampak yang tidak menguntungkan bagi perkembangan psikologis di masa mendatang. Kondisi tersebut terjadi karena menjadi mandiri merupakan salah satu tugas perkembangan utamanya bagi remaja. Tuntutan menjadi mandiri agar dapat menyelesaikan tugas perkembangan selanjutnya tidak mudah bagi remaja, untuk dapat mandiri membutuhkan kesempatan, dukungan dan dorongan agar dapat mencapai kemandirian atas diri sendiri.

Melihat pentingnya aspek kemandirian belajar dalam suatu pembelajaran, Oleh karena itu membuat peneliti tertarik untuk melakukan kajian literatur terhadap kemandirian belajar pada pembelajaran daring. Sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman bagi peneliti terkait kemandirian belajar pada pembelajaran secara daring dalam mengembangkan dan meneliti lebih lanjut.

Tingkat pendidikan sekolah dasar merupakan masa-masa yang paling tepat untuk menanamkan pendidikan karakter. Pendidikan dasar merupakan pendidikan lanjutan dari pendidikan keluarga, karena itu kerjasama antara sekolah dengan keluarga merupakan hal yang sangat penting. Karakter anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar tempat anak tinggal. Tujuan pendidikan karakter adalah untuk meningkatkan mutu penyelenggaran dan hasil pendidikan yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh terpadu dan seimbang. Melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasikan serta mempersonalisasikan nilai-nilai karakter dan akhlak mulia tersebut sehingga terwujud dalam kehidupan sehari-hari [1].

Mengembangkan platform pendidikan nasional yang memandang pendidikan karakter sebagai jiwa utama penyelenggaraan pendidikan peserta didik dengan dukungan peran serta masyarakat yang dilaksanakan melalui jalur pendidikan formal, tidak formal dan informal dengan memperhatikan keragaman budaya Indonesia. Merevitalisasi dan meningkatkan potensi dan keterampilan pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, masyarakat, dan keluarga dalam pelaksanaan PPK. Penguatan Pendidikan Karakter diperoleh dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan karakter, antara lain nilai-nilai agama, kejujuran, toleransi, disiplin, kerja keras, kreativitas, kemandirian, demokrasi, keinginan belajar, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai orang sukses. , komunikasi, cinta. damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli masyarakat dan bertanggung jawab [2].

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat dipahami bahwa pendidikan adalah suatu usaha secara sadar dan terencana untuk mengeluarkan seluruh potensi diri seseorang untuk membentuk watak dan harkat dan martabatnya, serta sifat-sifat yang mulia melalui metode pembelajaran yang tepat. Pendidikan juga dapat dipandang sebagai usaha yang terencana dan sadar untuk mencapai suatu proses pembelajaran guna mengembangkan potensi individu, menambah pengalaman sehingga mampu menjadi manusia yang berakal budi, berbudi luhur, bermartabat, bermutu dan manusia yang berakal budi.

Pembelajaran secara daring memiliki keadaan yang mempengaruhi pada keseharian siswa dalam belajar. Karena pada hakikatnya pembelajaran secara daring merupakan pembelajaran yang terlaksana tanpa adanya proses tatap muka secara langsung antara guru dan siswa. Hal ini menimbulkan sebuah permasalahan baru untuk pelaku proses pembelajaran secara daring yakni pada proses karakter siswa. Pendidikan karakter saat ini juga berarti upaya serius, sistematis dan tentunya jangka panjang untuk membangun dan memperkuat keyakinan seluruh masyarakat Indonesia bahwa masa depan yang lebih baik akan hilang, sebaliknya membangun dan memperkuat kepribadian bangsa Indonesia [3]. Karena dalam hal ini, karakter siswa juga sangat penting untuk tetap ditingkatkan serta diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari meskipun proses pembelajaran yang terjadi saat ini menggunakan pembelajaran secara daring. Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan, misalnya membaca, menulis dan sebagainya serta belajar itu akan lebih baik jika si subjek mengalami dan melakukannya [4]. Belajar dalam pengertian luas dapat diartikan sebagai kegiatan psikofisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti khusus, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya [5].

Selama kondisi pandemi, peran dan posisi pendidikan menjadi aspek yang sangat krusial [6]. Menanggapi hal ini, Kementerian Pendidikan Republik Indonesia mendukung dan mengintruksikan secara tegas pengajaran berbasis teknologi informasi dan peningkatan kapasitas layanan platform pembelejaran jarak jauh untuk mendukung pengajaran online di sekolah [7]. Seketika ruang kelas online telah menjadi kebutuhan cara untuk menjaga ketertiban pengajaran normal. Pandemi Covid-19 memaksa sekolah dan pendidikan untuk terlibat dalam transformasi proses pembelajaran [8].

Adapun yang akan kami teliti yaitu pembentukan karakter siswa yang selama ini terintegarasi dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, hendaknya dilaksanakan secara berkesinambungan dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh. Prinsip dasar dari pengembangan nilai-nilai karakter tidak dapat muncul begitu saja, namun berproses dari lingkungan yang dikontruksikan secara terus menerus. Karakter bisa dibentuk dan dikondisikan oleh seseorang. Dalam hal ini bias dikondisikan oleh guru di sekolah dan para orangtua di rumah serta lingkungan masyarakat.

Salah satu lembaga yang memegang peranan penting untuk menumbuhkan karakter baik adalah sekolah. Hal ini sebagaimana bahwa penanggulangan atas runtuhnya karakter adalah dengan menghilangkan atau memperbaiki faktor-faktor penyebabnya. Terdapat lima ranah pendidikan yang dapat menumbuhkan karakter yang baik: keluarga, diri sendiri, pemerintah, sekolah, lingkungan, dan masyarakat. Salah satu karakter yang paling penting dan tepat selama pembelajaran daring adalah pembentukan karakter mandiri. Mandiri merupakan sikap atau perilaku seorang individu yang tidak mudah bergantung pada orang lain [9].

Pola asuh orang tua sangat mempengaruhi terbentuknya kemandirian anak. Peran orang tua dalam mendidik anak disini sangatlah penting untuk pengembangan kemandirian anak karena orang tua merupakan sosok pribadi yang akan ditiru anak, peran orang tua yang akan menjadi model dalam menuju pembentukan karakter anak. Orang tua disini harus memberikan kesempatan pada anak untuk melakukan segala sesuatu sendiri atau mandiri tanpa adanya rasa khawatir kepada anak dengan memberikan sikap positif pada anak seperti memberikan pujian dan mendukung usaha mandiri yang dilakukan oleh sang anak sebagai bentuk usaha mandiri yang telah dilakukannya [10].

Acuan berupa teori atau temuan dari berbagai hasil penelitian sebelumnya yang kiranya perlu untuk dijadikan sebagai data pendukung bagi penelitian ini. Hasil penelitian terdahulu yang hampir memiliki kesamaan topik dengan penelitian yang dilakukan peneliti di antaranya:

Aan Putra, Fitrisa Syelitiar, menulis jurnal ilmiah yang berjudul " Systematic Literatur Review: Kemandirian Belajar Siswa Pada Pembelajaran Daring" Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian literatur terkait dengan pentingnya pengaruh kemandirian belajar siswa pada pembelajaran secara daring. Metode penelitian yang dipilih dalam penelitian ini ialah metode SLR (Systematic Literature Review)..

Dede Rahmat Hidayat dkk, menulis jurnal ilmiah berjudul " Kemandirian Belajar Peserta Didik Dalam Pembelajaran Daring Pada Masa Pandemi COVID -19" Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran kemandirian belajar remaja yang melakukan pembelajaran daring.

Di tengah pandemi covid 19 yang ada di Indonesia ini untuk penguatan Kemandirian peserta didik kelas 2 SDN Betro sangatlah berpengaruh bagi peserta didik yang mana pada saat pandemi kebanyakan siswa siswi SD sangat menurun maka dari itu peneliti mengambil kebijakan meneliti di SDN Betro tersebut agar memulihkan kemandirian siswa tersebut. Berdasarkan beberapa fakta yang terjadi di lingkungan sekitar, maka sangat penting jika peneliti membahas tentang karakter siswa dalam pembelajaran daring ini agar mampu mengatasi persoalan yang terjadi. Peneliti berusaha mengumpulkan peristiwa-peristiwa yang terjadi disekitar bagaimana guru, siswa dan orang tua menanamkan karakter mandiri dalam proses pembelajaran secara daring pada keseharian siswa. Kemudian peneliti menghasilkan judul “Kemandirian Siswa Kelas IIDalamMengikuti Pembelajaran Daring di SDN BetroKecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo” untuk memenuhi rasa ingin tahu dan hasil terbaik pada permasalahan kemandirian siswa terhadap pembelajaran daring.

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan kualitatif. Tujuan dari penelitian untuk mendeskripsikan karakteristik kemandirian sisiwa SDN Betro. Penelitian ini juga untuk mengungkap gambaran fenomena yang terjadi pada SDN Betro berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran daring. Subjek penelitian adalah kepala sekolah, guru dan siswa kelas II SDN Betro. Teknik pengumpulan datanya menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Dari ketiga teknik tersebut peneliti menggunakan trianggluasi sumber dan trianggulasi teknik untuk mengecek keabsahan informasi penelitian. Dalam analisisnya peneliti menggunakan 3 cara secara urut yaitu reduksi information , penyajian information , dan penarikan kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil temuan di lokasi penelitian, Hasil observasi untuk mengetahui Karakteristik Kemandirian Siswa Kelas II Dalam Mengikuti Pembelajaran Daring di SDN Betro disajikan berdasarkan tiap subjek penelitian. Ditunjukkan pada tabel ditunjukkan pada Tabel1.

1 2 3 Tingkat Kemandirian siswa dalam pembelajaran secara daring.Sikap kepedulian dan kesadaran orang tua terhadap siswa dalam belajar secara mandiri selama pembelajaran daring berlangsungPerilaku siswa dan orang tua saat pembelajaran daring berlangsung Bagaimana bapak/ibu berpendapat tentang adanya pembelajaran daring saat ini ?Bagaimana Tingkat Kemandirian anak saat terjadinya pembelajaran secara daring?Bagaimana sikap bapak/ibu untuk mendampingi anak saat belajar daring?Apakah dampak pembelajaran daring ini mempengaruhi kemandirian anak?Bagaimana langkah terbaik bapak/ibu untuk menerapkan belajar daring di rumah bersama anak ?Apa saja perilaku yang kemudian diciptakan anak saat pembelajaran daring berlangsung? Saya mendampingi anak saya setiap kali dia mengerjakan tugas-tugas sekolahnya secara daring baik itu tugas sekolah yang di kerjakan di buku atau saat dia mengikuti kelas secara zoom meet bersama guru dan temannya yang lain
Table 1.Observasi

Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi yang dilakukan untuk melihat bagaimana perilaku siswa dan orang tua saat pembelajaran daring berlangsung adalah hasil terjalinnya komunikasi antara dua manusia yang kemudian mampu merubah sedikit demi sedikit kebiasaan pada harian di rumah. Terjalinya hubungan yang lebih erat antara anak dan orang tua, kemudian orang tua bisa lebih memahami tentang bagaimana dan apa sajakah pelajaran anak-anak selama di sekolah bahkan tidak jarang para orang tua pun mampu mengulang pembelajaran tersebut dan mengaplikasikannya pada anak-anak di rumah agar anak mudah ingat setiap harinya. 1. Kemandirian siswa kelas 2 sekolah dasar di SDN Betro saat pembelajaran daring berlangsung. Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi diperoleh gambaran bagaimana kemandirian siswa kelas 2 sekolah dasar dalam proses pembelajaran daring yakni dengan adanya arahan dari para orang tua khususnya ibu yang selau berada di dekat anak setiap saat. Bahkan saat anak hendak belajar daring segala keperluannya pun turut didampingi oleh ibu. Ibu adalah peran penting terbentuknya kemandirian siswa kelas 2 sekolah dasar terutama dalam proses menjalani pembelajaran daring dari sekolah, siswa kemudian mampu untuk mengerjakan tugas-tugas dari sekolah dengan baik dan tepat pada waktunya.

Hal ini juga kemudian mengacu pada kehidupan sehari-hari siswa kelas 2 sekolah dasar yang mampu untuk belajar pelajaran sekolah secara mandiri baik melalui tugas yang sudah sekolah berikan atau dengan belajar pengulangan bersama dengan orang tua dirumah. Tidak hanya demikian hal ini juga akhirnya mampu membentuk kemandirian siswa dalam mempersiapkan dirinya sebelum mengikuti proses pembelajaran daring mulai dari hal sederhana yakni mereka bisa dengan baik bangun pagi, sarapan dan rutunitas pagi lainya dengan tepat waktu. Di sisi lain sikap mandiri siswa dalam pembelajaran daring ini juga terlihat dengan bagaimana siswa mau di arahkan oleh para orang tua khususnya ibu untuk menyelesaikan kegiatan belajarnya di sekolah dengan mandiri tanpa dampingan orang tua disebabkan karena orang tua memiliki tuntutan dalam pekerjaan. Siswa kelas 2 sekolah dasar pun mandiri untuk beljar dengan di damping guru belajar di rrumah seperti guru les, bersama kakak atau orang lain yang mampu mendampingi anak tersebut dalam menyelesaikan belajarnya. 2. Sikap atau perilaku siswa kelas 2 sekolah dasar dan orang tua selama proses pembelajaran daring. Dengan adanya pembelajaran secara daring ini yang kemudian dilakukan di rumah membuat keterjalinan perilaku antara orang tua dan siswa yakni adanya sikap saling berkomunikasi baik antara keduanya. Siswa yang menjadi lebih patuh pada orang tua dengan segala perintah demi kebaikan dan terselesaikannya tugas secara daring. Dari pihak orang tua pun memiliki perilaku baru yang kemudian memahami apa saja pembelajaran anak yang selama ini di ajarkan di sekolahnya. Bahkan kedekatan diantara keduanya juga terbilang sangat harmonis karena beberapa orang tua mampu untuk membimbing pembelaaran siswa di rumah. Tidak jarang pula ada orang tua yang mampu mengajarkan anak-anak mereka di rumah dengan cara-cara yang lebih mudah di pahami oleh anaknya.

Disamping itu sebab terhambatnya orang tua dalam pekerjaan harian mampu menyewakan guru privat untuk anak-anak dalam menyelesaikan tugas sekolahnya di rumah. Hal ini dilakukan karena beberapa orang tua siswa ada yang tidak mampu untuk mendampingi anak-anak untuk belajar dirumah. Siswa pun sudah memahami ketika mereka belajar dengan orang lain hal mandiri yang ereka lakukan adalah dengan mengikuti arahan guru privat nya dengan baik dan seksama tidak melakukan hal-hal yang menyulitkan para guru privat dalam memberi arahan pada anak-anak tersebut.

Berdasarkan hasil analisis temuan penelitian mengenai karakter Mandiri siswa kelas II SDN Betro sebagai berikut:

Istilah kemandirian menunjukkan adanya kepercayaan akan sebuah kemampuan diri dalam menyelesaikan masalah tanpa bantuan dari orang lain. Individu yang mandiri sebagai individu yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya, mampu mengambil keputusan sendiri, mempunyai inisiatif dan kreatif, tanpa mengabaikan lingkungan disekitarnya. Kemandirian menunjukkan pada kemampuan psikososial yang mencakup kebebasan untuk bertindak, tidak tergantung dengan kemampuan orang lain, tidak terpengaruh lingkungan, dan bebas mengatur kebutuhannya sendiri [12].

Kebiasaan menyanyikan lagu kebangsaan sebelum memulai sekolah yang sangat baik bagi siswa di sekolah akan ditanamkan dalam kepribadian siswa ini.

Pengertian mandiri dapat ditinjau melalui dua segi yakni pengertian secara etimologi (bahasa) dan pengertian secara terminology (istilah). Kemandirian diartikan sebagai sikap mandiri yang inisiatifnya sendiri mendesak ke belakang setiap pengendalian asing yang membangkitkan swakarsa tanpa perantara dan secara spontanitas yakni adanya kebebasan bagi keputusan, penilaian, pendapat, pertanggung jawaban tanpa menggantungkan orang lain. Ada pula yang menjelaskan kemandirian (kematangan pribadi) dikatakan sebagai keadaan kesempurnaan dan keutuhan kedua unsur yakni budi dan akal dalam suatu kesatuan pribadi yang utuh. Dengan kata lain, manusia mandiri adalah pribadi dewasa yang sempurna secara akhlaq dan pemikiran sehingga menjadi manusia sempurna yang dapat bersosial baik pada lingkungannya tanpa mengharapkan bantuan dari seseorang. Konsep kemandirian adalah belajar yang bertumpu pada prinsip bahwa individu yang belajar hanya akan sampai kepada perolehan hasil belajar, mulai keterampilan, pengembangan penalaran, pembeantukan sikap sampai kepada penemuan diri sendiri dalam perolehan hasil belajar tersebut [14].

a. Untuk mendorong kepribadian peserta didik di SDN Betro dalam proses belajar mengajar. Tujuan Pengenalan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter adalah agar semua siswa khususnya mahasiswa mengetahui dan memahami berbagai nilai pendidikan karakter yang selanjutnya dapat diterapkan dalam perilaku sehari-hari. Penerapan cinta tanah air mulai mendapat pijakan dalam berbagai kegiatan sekolah [11].

b. Karakter Mandiri Secara umum, sering sekali kita mengasosiasikan istilah karakter dengan sikap-sikap yang terlihat pada diri seseorang yng kemudian memberiya sebuah definisi yang menekan pada unsur psikososial yang dikaitkan dengan pendidikan konteks lingkungan. Kita juga harus memahami bahwa karakter dari sudut pandang behavioral yang menekan unsur somatopsikis yang dimiliki individu sejak lahir. Beberapa ada yang engatakan bahwa karakter memiliki definisi yang sama dengan kepribadian, yang dianggap sebagai ciri atau karakteristik, gaya, sifat khas dari suatu lingkungan, misalnya keluarga atau bawaan sejak lahir [13].

Kebiasaan menyanyikan lagu kebangsaan sebelum memulai sekolah yang sangat baik bagi siswa di sekolah akan ditanamkan dalam kepribadian siswa ini.

Pengertian mandiri dapat ditinjau melalui dua segi yakni pengertian secara etimologi (bahasa) dan pengertian secara terminology (istilah). Kemandirian diartikan sebagai sikap mandiri yang inisiatifnya sendiri mendesak ke belakang setiap pengendalian asing yang membangkitkan swakarsa tanpa perantara dan secara spontanitas yakni adanya kebebasan bagi keputusan, penilaian, pendapat, pertanggung jawaban tanpa menggantungkan orang lain. Ada pula yang menjelaskan kemandirian (kematangan pribadi) dikatakan sebagai keadaan kesempurnaan dan keutuhan kedua unsur yakni budi dan akal dalam suatu kesatuan pribadi yang utuh. Dengan kata lain, manusia mandiri adalah pribadi dewasa yang sempurna secara akhlaq dan pemikiran sehingga menjadi manusia sempurna yang dapat bersosial baik pada lingkungannya tanpa mengharapkan bantuan dari seseorang. Konsep kemandirian adalah belajar yang bertumpu pada prinsip bahwa individu yang belajar hanya akan sampai kepada perolehan hasil belajar, mulai keterampilan, pengembangan penalaran, pembeantukan sikap sampai kepada penemuan diri sendiri dalam perolehan hasil belajar tersebut [14].

c. Maka secara umum, dapat dikatakan bahwa pembelajaran daring ini merupakan pembelajaran dengan cara terbuka, dan meluas. Dimana setiap siswa, orang tua, guru dan pihak terkait mampu mengakses pembelajaran dari mana saja.Dengan mengandalkan teknologi modern yang saat ini telah merambah ke berbagai kelas manusia, pembelajaran daring menjadi salah satu kegunaan dalam memanfaatkan teknologi yang ada.selain itu, juga menjadi tuntutan masing-masing individu diera ini untuk lebih mampu menggunakan tekhnologi modern dan tidak lagi ada individu yang akhirnya tidak paham dengan teknologi modern [15]. Perlakuan pembelajaran secara daring ini tentu menjadi hal baru yang seharusnya di perhatikan bagi masing-masing individu agar dapat diterima dan diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar sehari-hari yakni dengan melakukan pendekatan pembelajaran.Pendekatan pembelajaran model daring memiliki karakteristik sebagai berikut:

a) Menuntut pembelajar untuk membangun dan menciptakan pengetahuan secara mandiri (konstrutivisme).

b) Pembelajar akan berkolaborasi dengan pembelajar lain dalam membangun pengetahuannya dan memecahkan masalah secara bersama-sama (sosial konstruktivisme)

c) Membentuk suatu komunitas pembelajar yang inklusif.

d) Memanfaatkan media laman (website) yang bisa diakses melalui internet, pembelajaran berbasis komputer, kelas virtual, dan atau kelas digital. Interaktivitas, kemandirian, aksesibilitas, dan pengayaan.

Pendidikan karakter berasal dari dua kata pendidikan dan karakter, menurut beberapa ahli, kata pendidikan mempunyai definisi yang berbeda-beda tergantung pada sudut pandang, paradigma, metodologi, dan disiplin keilmuan yang digunakan, diantaranya pendidikan adalah bimbingan atau pembinaan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya kepribadian yang utuh.

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dn pembahasan serta analisisnya dapat ditarik kesimpulan Pertama yakni kemandirian siswa kelas 2 sekolah dasar terhadap proses pembelajar daring yang kemudian mampu melakukan setiap kegiatan dengan baik dan tepat waktu. Di samping itu siswa kelas 2 juga mandiri dalm menyelesaikan tugas sekolah tanpa dibantu orang lain dan hanya mendapatkan arahan serta bimbingan baik dari orang tua ataupun dari guru private sang anak. kemudiian dalam kehidupan sehari-hari anak kelas 2 sekolah dasar juga mampu menjalin kebiiasaan baik di rumahnya sehingga membuat para orang tua merasa terdapat efek posistif dengan adanya pembelajaran daring yang diselenggarakan saat ini.Kedua yakni perilaku antara orang tua dan siswa yang kemudian mmpu menciptakan komunikasi yang baik saling membantu dalam setiap pekerjaan rumah sederhana.

References

  1. A. Anugrahana, "Hambatan, Solusi Dan Harapan: Pembelajaran Daring Selama Masa Pandemi Covid19 Oleh Guru Sekolah Dasar," Scholaria: Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 2020.
  2. Aden Fani Rahmasari, Fajar Setiawan, and Meirza Nanda Faradita, "Pengaruh Pembelajaran Online Terhadap Kemandirian Belajar Siswa Kelas II SD Muhammadiyah 17 Surabaya di Tengah Pandemi Covid-19," Inventa: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2020.
  3. B. Putra Sanjaya, "Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Dasar Selama Pembelajaran Daring," Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar, 2021.
  4. W. A. Dewi, "Dampak Covid-19 terhadap implementasi Pembelajaran Daring di Sekolah Dasar," Educatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, vol. 2, no. 1, pp. 55-61, 2020.
  5. D. Ranita Sari and A. Zainur Rosyidah, "Peran Orang Tua pada Kemandirian Anak Usia Dini," Jurnal Pendidikan, 2019.
  6. F. I. Faqih, "Pembentukan Karakter Peserta Didik Melalui Sosiodrama," Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Metalingua, vol. 4, no. 1, pp. 13–18, 2019.
  7. Firman and S. R. Rahman, "Pembelajaran Online di Tengah Pandemi Covid-19," Indonesian Journal of Educational Science (IJES), 2020.
  8. H. Irfanti, "Strategi Guru dalam Membentuk Karakter pada Anak di RA Ma’arif Pulutan Salatiga," 10.
  9. I. M. A. Winaya, "Pengembangan Nilai-Nilai Karakter Anak Pada Pembelajaran Jarak Jauh Di Masa Pademi Covid-19 Dengan Berbantu Lembar Keja Siswa Berbasis Proyek."
  10. D. D. R. Nova and N. Widiatuti, "Pembentukan Karakter Mandiri Anak Melalui Kegiatan Naik Transportasi Umum," Jurnal CommEdu, vol. 2, no. 2, pp. 113-118, 2019.
  11. P. Putra et al., "The Students Learning from Home Experiences during Covid-19 School Closures Policy In Indonesia," 2020.
  12. B. Setiawan, Sofyan Rofi, and T. E. Jatmikowati, "The Student Learning Activity Levels on the Online Learning During the Covid-19 Pandemic," Jurnal Pendidikan Islam Indonesia, 2021.
  13. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: ALFABETA CV, 2016.
  14. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
  15. A. Wibowo, Pendidikan Karakter Strategi Membangun Karakter Bangsa Berperadaban. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2017.