Evaluating Grade 5 Teacher Competence Provides Global Education Insights
Innovation in Education
DOI: 10.21070/ijins.v25i2.1080

Evaluating Grade 5 Teacher Competence Provides Global Education Insights


Mengevaluasi Kompetensi Guru Kelas 5 Memberikan Wawasan Pendidikan Global

Program Studi Pendidikan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Psikologi dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo,Indonesia
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Professional competence Grade 5 teachers Qualitative research Educational development Technology integration

Abstract

This qualitative study examines the professional competence of Grade 5 teachers at SDN GELAM 1 Candi through interviews, observations, and documentation. The research aims to assess subject mastery, teaching structures, and ongoing professional development. Findings suggest teachers demonstrate competence but have room for improvement in aligning with defined indicators. Emphasizing continuous development, creative content delivery, and technology integration can enhance teaching practices and student learning outcomes.

 

Highlight:

  1. Teacher Competence Assessment: Evaluating subject mastery and teaching effectiveness.
  2. Ongoing Professional Development: Emphasizing continuous improvement and training.
  3. Technology in Teaching: Leveraging tech for enhanced educational practices.

 

Keyword: Professional competence, Grade 5 teachers, Qualitative research, Educational development, Technology integration.

Pendahuluan

Kompetensi merupakan perilaku rasional untuk mencapai tujuan yang telah ditentutukan seseuai dengan kondisi yang diharapkan. Yang artinya kompetensi mrupakan kemampuan dan kewenangan guru dalam proses menjalankan profesi keguruannya [1]. Adapun 4 macam kompetensi yang wajib dimiliki guru. Yang telah diatur dalam pasal 28 ayat (1) PP No. 19 Tahun 2005 dan pasal 8 UU RI No. 14 Tahun 2005, ialah kompetensi kepribadian, pedagogik, profesional, dan social [2]. Dunia pendidikan tidak lepas dari yang namanya pendidik atau guru.

Kompetensi profesional ialah seperangkat kemampuan yang dimiliki oleh guru untuk menjalankan tugas mengajarnya agar dapat berjalan sesuai tujuan. Untuk mencapai keberhasilan dalam menjalankan profesinya guru harus memiliki ijazah, sehat jasmani dan rohani, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, harus bertanggung jawab serta berjiwa nasional. Kompetensi profesional menurut Sugeng ialah kemampuan seorang guru dalam menjalankan tugas profesi keguruan yang penuh tanggung jawab dan dedikasi tinggi dengan sarana penunjang bekal pengetahuan yang dimilikinya.

Indikator kompetensi profesional meliputi (1) Menguasai materi, konsep, struktur dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran. (2) menguasai standart kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu. (3) mengembangkan materi yang diampu secara kreativ. (4) mengembangkan keprofesional secara

Copyright © Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. This is an open-access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution License (CC BY). The use, distribution or reproduction in other forums is permitted, provided the original author(s) and the copyright owner(s) are credited and that the original publication in this journal is cited, in accordance with accepted academic practice. No use, distribution or reproduction is permitted which does not comply with these terms.

berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. (5) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri [3].

Guru merupakan seseorang yang digugu dan ditiru, harus bisa menjadi tauladan dan panutan yang baik bagi peserta didiknya serta memberikan yang terbaik bagi siswanya. Mendidik, membimbing, melatih, bahkan menilai kepada peserta didik. Namun, tidak jarang guru hanya dijadikan profesi, jenis pekerjaan yang menjadi perantara mencari uang sehingga fungsi dan peranan guru terabaikan. Guru pemegang kekuasaan yang paling besar, terutama dalam membentuk watak generasi bangsa melalui pengembangan kepribadian dan nilai-nilai yang diinginkan. Peran guru didalam masyarakat Indoenesia tetap menjadi dominann atau paling utama sekalipun teknologi jugayang dimanfatatkan berkembang dengan pesat. Guru sebagai rantai dan pondasi utama pada peradapan serta benang merah bagi proses peradapan dan perubahan dam kemajuan suatu masyarakat atau bangsa. Harus bisa memajukan kompetensi dan kualitas. Guru ialah yang mengajar secara langsung. Guru akan selalu menjadi teladan atau contoh bagi peserta didiknya, karena guru juga sebagai pengganti orang tua disekolah, apabila kualitas kompetensi guru tersebut rendah maka akan sangat berpengaruh terhadap mutu pendidikan. Guru akan selalu menjadi publicfigurebagi peserta didik, disamping itu ada beberapa faktor yang peting dalam dalam penyelengaraan pendidikan yaitu: Tujuan pendidikan, sarana pendidikan dan faktor lingkungan [4].

Dalam penelitian ini lebih terfokus dalam kompetensi profesional seorang guru, lebih dalam lagi yaitu ketrampilan pedagogik. istilah profesional sendiri yaitu dari kata profession( pekerjaan) profesional bearti orang yang melakukan sebuah profesi dengan meggunakan profesiensi (kemapuan tinggi) sebagai mata pencaharian . Dalam standar Nasional Pendidikan pada pasal 28 ayat (3) butir c dikemukakan bahwa yang dimaksud kompetensi profesional ialah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan[5].

Kemampuan mengajar guru secara langsung dipengaruhi oleh identitas kegiatan kelompok kerja guru dan kompetensi dasar mengajar guru. Kompetensi dasar guru sagat berpengaruh dalam keberhasilan suatu pembejaran. Jika kompetensi dasar guru rendah kemungkinan keberhasilan kegiatan juga rendah. dan sebaliknya.

Menurut penelitian Reni Fahdini bahwa penelitiannya menggunakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan 180 narasumber, menggunakan teknik SPSS. Yang menghasilkan bahwa guru memiliki kompetensi profesional. Pembeda antara penelitian sekarang yaitu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan melakukan di 3 narasumber. Menggunakan teknik analisis data trianggulasi teknik [6].

Guru yang profesional dituntut untuk menguasai materi yang lebih luas dari yang di buku pelajaran, karena terkadang peserta didik mengajukan pertanyaan diluar dugaan. Selain itu guru juga harus selalu mengembangkan keprofesionalmya melalui tindakan yang refliktif setiap kegagalan yang terjadi harus diteliti dan ditelusuri penyebabnya sebelum mengambil tindakan untuk memperbaik. Minat (interest), [7]. Yaitu keadaan yang mendasari motivasi setiap individu, keinginan yang berkelanjutan, dan orientasi psikologis. Misalnya, guru yang baik selalu tertarik kepada warga belajar dalam hal membina dan memotivasi mereka supaya dapat belajar sebagaimana yang diharapkan.

Dalam hal ini guru merupakan komponen penting dalam menentukan mutu pendidikan dan kercapaian tujuan bersama, karena guru berhadapan langsung dengan peserta didik dalam proses pembelajaran. Kenyataan yang ada saat ini banyak guru yang belum profesional dalam menjalankan tugasnya. Banyak guru yang mengajar yang tidak sesuia dengan latar belakang pendidikannya. Hal – hal seperti itulah diantaranya yang mengakibatkan guru tidak profesional dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pendidik di sekolah walaupun guru tersebut merupakan guru yang sudah menyandang guru profesional karena memenuhi kualifikasi akademik yaitu S1 dan sudah memiliki sertifikasi guru.

SDN Gelam 1 merupakan sekolah milik pemerintah yang berada di kawasan kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo. SDN Gelam 1 terletak di jl Raya desa Gelam kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo, tempatnya sangat strategis untuk melaksanakan pembelajaran. Masyarakat sekitar merasa senang menyekolahkan anak- anak mereka di SDN Gelam 1 karena merupakan sekolah yang peserta didiknya sering mendapat prestasi di bidang akademik maupun non akademik.

Melalui kegiatan observasi awal yang penulis lakukan terhadap guru kelas V di SDN Gelam 1, penulis menemukan bahwa kompetensi profesional guru kelas V masih belum maksimal. Beberapa permasalahan diantaranya adalah kreatifitas guru dalam membuat media pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekolah masih kurang, guru belum menggunakan bahan ajar yang dibuat dan dikembangkan sendiri. Serta pentingnya kompetensi profesional bagi seorang guru dalam melaksanakan tugasnya dalam kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan secara optimal.

Berdasarkan latar belakang penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana kompetensi profesional guru kelas v di SDN Gelam 1 adalah sebagai berikut: 1) untuk mendeskripsikan penguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. 2) untuk mendeskripsikan

penguasaan standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran oleh guru kelas v. 3) Untuk mendeskripsikan pengembangan materi secara kreatif oleh guru kelas v. 4) Untuk mendeskripsikan pengembangan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif oleh guru kelas v. 5) Untuk mendeskripsikan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri oleh guru kelas v.

Kata Profesional erat kaitannya dengan kata profesi. Menurut Wirawan, profesi ialah pekerjaan yang untuk mengerjakannya memerlukan persyaratan tertentu [8]. Keprofesionalan sangat penting bagi dunia pekerjaan yang memerlukan skil dan kemampuan yang baik. Guru sangat berperan penting dalam dunia pendidikan, selain itu guru juga menjadi tauladan bagi siswa. Maka dari itu guru juga harus menjaga sikap serta perilaku. Peran guru di sekolah sangat penting untuk meningkatkan kemampuan belajar siswa agar bisa mencapai tujuan.

Metode

Metode penelitian ini yaitu penelitian kualitatif deskriptif, yang mendeskripsikan tentang kompetensi profesional guru kelas v di SDN Gelam 1. Dengan jenis penelitian fenomenologi. Fenomenologi adalah pendekatan yang lebih menitikberatkan pada konsep fenomena tertentu dan bentuk kajiananya adalah melihat dan memahami makna dari suatu pengalaman yang berkaitan dengan fenomena tertentu [9]. Subyek penelitian adalah guru kelas v di SDN Gelam 1 sebanyak 1, kepala sekolah, dan lima siswa berdasarkan tingkat kemampuannya. Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan trianggualasi teknik meliputi penyajian data, reduksi data dan menarik kesimpulan.

Hasil dan Pembahasan

Hasil penelitian

Berdasarkan hasil penelitian di SDN Gelam 1 dapat dipaparkan sebagai berikut menurut hasil wawncara dengan guru kelas v menunjukkan bahwa guru kelas v SDN Gelam 1, menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang diampu. Dalam pelaksanaan pembelajaran diamati peneliti, pembelajaran dilakukan berpusat pada siswa. Karena hal ini dapat membuat siswa mengerti proses pembelajaran yang diberikan oleh seorang guru dengan memberikan materi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, karena tujuan pembelajaran yang diharapkan mampu dikuasai oleh peserta didik sebagai penanda bahwa peserta didik menguasai SK/KD yang telah ditentukan[10]. Penggunaan materi pembelajaran dikaitkan dengan pengetahuan lain yang relevan, dan materi pembelajaran dikaitkan dengan materi sebelumnya supaya pemahaman siswa menjadi utuh dan tidak terputus. Mengaiktkan materi pembelajaran dengan kehidupan nyata dengan cara memberikan contoh kehidupan sehari- hari di lingkungan kehidupan peserta didik, materi yang disampaikan secara sistematis misalnya, dari materi mudah ke yang susah, dari materi yang umum ke yang khusus, dari materi yang kongkrit ke materi yang abstrak yang berurutan dengan tujuan pembelajaran.

Selanjutnya pada indikator kedua dapat dipaparkan bahwa guru kelas v di SDN Gelam menguasi standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu, telah disesuaikan dengan ketentuan pembelajaran sehingga pembelajaran bisa berjalan. Kompetensi Dasar ini sudah tercantum didalam Buku Guru sehingga guru kelas kelas v SDN Gelam 1 dapat melihat Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ketika akan melakukan pembelajaran. Kompetensi inti dan kompetensi dasar yang dilaksanakan sudah sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar yang ada disilabus[11]. Melakukan analisis indikator – indikator kompetensi dasar untuk memahami kompetensi dasar. Tujuan pembelajaran berdasarkan indikator – indikator terhadap analisis kompetensi dasar sebagai tujuan pembelajaran peserta didik yang harus dikuasi sebagai penanda bahwa pesrta didik menguasai SK/KD mata pelajaran, penguasaan SK/KD serta tujuan pembelajaran yang disampaikan tercermin dari materi yang diberikan guru saat pembelajaran berlangsung[12].

Dari hasil penelitian dapat dipaparkan bahwa guru kelas v di SDN Gelam 1 Candi melakukan pengembangan materi pembelajaran secara kreatif dilaksanakan dengan melakukan pemilihan materi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran serta ketercapaian SK dan KD. Materi yang diberikan bermanfaat dalam kehidupan peserta didik yang disesuiakan dengan kemampuan siswa [13]. Guru belum membuat dan menggunakan bahan ajar yang dikembangkan sendiri, dalam proses pembelajaran menggunakan buku paket sebagai bahan ajar sehingga siswa menemukan kendala dalam memahami tujuan pembelajaran karena tidak menemukan materi yang diinginkan di dalam buku paket. Di lihat dari observasi bahwa guru kelas v di SDN Gelam 1 Menggunakan metode ceramah, pemecah masalah, tanya jawab, praktik dan penugasan dalam proses pembelajaran yang disesuaikan dengan materi pembelajaran. Menggunakan CD interaktif sebagai media belajar, guru blum dominan menggunakan media dalam kegiatan. Memanfaatkan buku paket sebagai sumber informasi utama dalam pembelajaran, perpustakaan sekolah,

dan ruang praktik. Strategi pelaksanaan evaluasi yang digunakan pemberian soal untuk mengetahui kemampuan peserta didik yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Dari hasil penelitian dapat dipaparkan bahwa guru kelas v di SDN Gelam 1 Candi melakukan pengembangan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan tindakan reflektif yaitu Tindakan refleksi terhadap kinerja sendiri dilakukan secara lisan dengan meminta masukan kepada peserta didik diakir proses pembelajaran tentang proses pembelajaran yang diikut, memperhatikan respon dan tingkah laku peserta didik, memperhatikan hasil ulangan yang dilakukan kepada peserta didik [14]. Kegiatan refleksi terhadap kinerja sendiri belum dilakukan secara terus - menerus. hasil dari melakukan refleksi dimanfaatkan untuk memperbaiki proses pembelajaran, misalnya memilih metode yang tepat. Guru kelas v di SDN Gelam 1 juga melakuakan kegiatan pengembangan diri dengan mengikuti PLPG, kegiatan workhsop, penelitian. mengikuti perkembangan zaman dengan belajar dari berbagai sumber, untik menambah wawasan.

Berdasarkan hasil penelitian dapat dipaparkan bahwa guru kelas v di SDN Gelam 1 Candi memanfaatkan TIK untuk mengembangkan diri yaitu dengan memanfaatkan handphone untuk berkomunikasi dengan beberapa aplikasi. Pemanfaatan TIK untuk berkomunikasi dengan peserta didik yang berhubungan dengan kegiatan belajar. Guru kelas v sudah memanfaatkan TIK untuk mengembangkan diri, misalnya pemanfaatan internet, televisi, koran untuk menambah wawasan pengetahuan, laptop untuk menunjang kegiatan administrasi pembelajaran dan handphone untuk komunikasi yang berhubungan dengan tugas sebagai guru [15].

Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah dapat dipaparkan hasilnya yaitu Bentuk pengawasan kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru, yaitu dengan melakukan supervisi, rapat koordinasi,untuk meningkatkan kinerja guru. Saya juga meminta bapak ibu guru melakukan penelitian, bekerja pada topoksi masing-masing. Saling bekerja sama antar guru untuk menciptakan sebuah ide baru. Saya juga menerapkan kepemimpinan yang fleksibel, musyawarah bersama, diskusi bareng untuk memecahkan masalah secara terbuka [16].

Selain itu peneliti melakukan wawancara dengan beberapa siswa berdasarkan tingkat kemampuannya mulai dari yang rendah sampai tinggi, dapat dipaparkan bahwa menurut dua orang siswa yang memiliki kemampuan tinggi menyatakan bahwa guru kelas v di SDN Gelam 1 saat memberikan materi, penggunaan teknologi, pengembangan SK/KD, penguasaan keprofeionalan mata pelajaran sudah baik, akan tetapi saat pengembangan media sedikit kurang baik karena guru hanya mengandalkan buku paket[17]. Dan sebaliknya menurut dua orang siswa yang memiliki tingkat kemampuan rendah menyatakan bahwa guru kelas v di SDN Gelam 1 memiliki kompetensi profesional karena sudah memenuhi indikator yang berlaku.

Selain hasil wawancara peneliti juga mendapat dokumntasi bdata berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) saat proses penelitian berlangsung, guna menunjang hasil penelitian yang sedang diamati, untuk mendapatkan hasil yang sesuai[18]. Observasi dilakukan sebanyak 2 kali pertama saat pengenalan dan kedua proses pengamatan pada saat pembelajaran berlangsung. Seseuai dengan Suharsimi Arikunto menjelaskan bahwa kompetensi profesional berarti “Guru harus memiliki pengetahuan yang luas serta dalam tentang subject matter(bidang studi) yang akan diajarkan, serta penguasaan metodologi dalam arti memiliki pengetahuan konsep teoritik, mampu memilih metode yang tepat, serta mampu menggunakan dalam proses belajar mengajar . Oleh karena itu dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kompetensi profesional yaitu kemampuan guru dalam penguasaan terhadap materi pelajaran dan kemampuan guru dalam pengelolan pembelajaran. Pengelolaan pembelajaran yang dimaksud adalah pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan pelaksanaan pembelajaran, penguasaan metode dan media pembelajaran serta penilaian hasil belajar[19]

Simpulan

Secara umum penelitian ini menunjukkan bahwa guru kelas v di SDN Gelam 1 Candi memiliki kompetensi profesonal, tetapi belum sepenuhnya sesuai dengan indikator kompetensi profesional yang ditetapkan. Secara khusus pada penelitian ini adalah pertama, penguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran, materi disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, materi dikaitkan dengan pengetahuan yang relevan, materi yag dikaitkan dengan kehidupan nyata dengan memberi contoh, materi diberikan secara sistematis. Kedua penguasaan standar kompetensi dan kompetensi dasar guru menganalisis terhadap kompetensi dasar dan indikator yang sesuai dengan kompetensi dasar untuk menentukan tujuan pembelajaran yang dikuasai peserta didik. Ketiga pengembangan materi yang diampu secara kreatif, memilih materi sesuai. Keempat pengembangan keprofesioanalan secara berkelanjutan dengan melakukan refleksi secara lisan, memperhatikan respon dan tingkah laku. Kelima pemanfaatan TIK melalui handphone untuk berhungan dengan tugas dan dengan aplikasi, menggunakan internet untuk menambah wawasan.

References

  1. M. Usman Uzer, "Menjadi Guru Profesional," PT Rosda Karya, Bandung, 2006.
  2. D. Salirawati, "Smart Teaching Solusi Menjadi Guru Profesional," Bumi Aksara, Jakarta, 2008.
  3. J. P. Donni, "Kompetensi Profesional," 2018.
  4. U. Tirtarahardja, "Pengantar Umum Pendidikan," Rineka Cipta, Jakarta, 2005.
  5. M. E, "Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru," PT Rosda Karya, Bandung, 2007.
  6. R. Fahdini, E. Mulyadi, D. Suhandani, and Julia, "Identifikasi Kompetensi Guru Sebagai Cerminan Tenaga Pendidik di Kabupaten Sumedang," 2014.
  7. S. Arikunto, "Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik," Rineka Cipta, Jakarta, 2017.
  8. Wirawan, "Teori, Model, Standar, Aplikasi, dan Profesi," Rajawali Press, Jakarta, 2011.
  9. Sugiyono, "Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D," Alfabeta, Bandung, 2010.
  10. Jihad, "Kompetensi Profesional," 2013.
  11. "Undang-Undang Guru dan Dosen," 2005.
  12. Rofa’ah, "Pentingnya Kompetensi Guru dalam Kegiatan Pembelajaran Perspektif Islam," Deepublish, Yogyakarta, 2016.
  13. E. Paul and K. Don, "Strategi & Model Pembelajaran," Indeks Permata Media, Jakarta, 2012.
  14. Suyanto and A. Jihad, "Menjadi Guru Profesional: Strategi Meningkatkan Kualifikasi & Kualitas Guru di Era Globalisasi," Erlangga, Jakarta, 2013.
  15. B. Munthe, "Desain Pembelajaran," Pustaka Insan Madani, Yogyakarta, 2009.
  16. A. Hadis and Nurhayati, "Manajemen Mutu Pendidikan," Alfabeta, Bandung.
  17. Situmorang and Winarno, "Pendidikan Profesi & Sertifikasi Pendidik," Macanan Jaya Cemerlang, Klaten, 2008.
  18. J. Suprihatiningkrum, "Guru Profesional: Pedoman Kinerja Kualifikasi 7 Kompetensi Guru," Rosda Karya, Bandung, 2006.
  19. A. Arsyad, "Media Pembelajaran," Rajawali Press, Jakarta, 2010.