Global Impact of Musical Extracurriculars on Cultural Enrichment
Innovation in Education
DOI: 10.21070/ijins.v25i2.1078

Global Impact of Musical Extracurriculars on Cultural Enrichment


Dampak Global Ekstrakurikuler Musik terhadap Pengayaan Budaya

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Indonesia
Indonesia
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Indonesia
Indonesia

(*) Corresponding Author

Musical extracurricular activities Cultural appreciation Elementary education Stakeholder collaboration Character development

Abstract

This study explores how musical extracurricular activities at SD Muhammadiyah 1 Taman foster cultural appreciation and patriotism among elementary students in Indonesia. Using qualitative methods like observation, interviews, and document analysis, the research unveils effective collaboration between stakeholders, student enthusiasm, and character development. The findings underscore the importance of such activities in promoting cultural awareness and preserving local heritage, highlighting the need for continued support and integration in educational curricula.

 

Highlight:

  1. Collaborative stakeholders ensure successful musical extracurricular implementation.
  2. Activities nurture tolerance, patriotism, and cultural appreciation among students.
  3. Integration into curricula vital for preserving and promoting local cultural heritage.

 

Keyword: Musical extracurricular activities, Cultural appreciation, Elementary education, Stakeholder collaboration, Character development

Pendahuluan

Pendidikan merupakan salah satu upaya pemerintah untuk memperkenalkan kebudayaan Indonesia kepada generasi muda. Pendidikan adalah suatu proses dimana masyarakat melalui lembaga pendidikan berupaya mewariskan warisan budaya yang berupa pengetahuan, nilai-nilai luhur dan keterampilan dari generasi ke generasi berikutnya (Mukti, n.d.) [1]. Nilai-nilai luhur yang menjadi bagian dari budaya masyarakat Indonesia kini telah ditinggalkan oleh masyarakat pendapat dari (Aprilina) [2]. Hal ini dikarenakan derasnya arus globalisasi membuat masyarakat hidup sesuai dengan budaya negara asing yang sangat tidak sesuai dengan kepribadian masyarakat Indonesia. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menanamkan nilai karakter pada siswa. Pendidikan karakter siswa perlu dilakukan sejak dini khususnya siswa siswi sekolah dasar (SD) memiliki peran yang sangat penting. Pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah dasar dapat dicapai melalui budaya sekolah, mata pelajaran di kelas, pembelajaran muatan lokal, serta pengembangan bakat dan minat atau yang sering disebut sebagai kegiatan ekstrakurikuler (Mukti, n.d.) [3].

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran guna memperluas wawasan kemampuan serta mengembangkan potensi diri sesuai bakat dan minat (HENDRIANTONO, n.d.) [4]. Mengintegrasikan pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu cara yang efektif untuk mengembangkan karakter peserta didik, karena pada umumnya kegiatan ekstrakurikuler berisi kegiatan yang disenangi oleh peserta didik sehingga mereka dapat lebih bersemangat dan termotivasi dalam mengikuti kegiatan. Kegiatan ekstrakurikuler dimaksudkan untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang diminati oleh sekelompok siswa, misalnya olahraga, kesenian, berbagai macam keterampilan yang diselenggarakan di sekolah pada jam luar pelajaran. Seperti halnya di SD Muhammadiyah 1 Taman terdapat berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler yang dapat dijadikan media untuk menanamkan karakter kepada siswa, salah satunya melalui kegiatan ekstrakurikuler karawitan berbasis kearifan lokal untuk menanamkan karakter Cinta Tanah Air. Sebab kebudayaan dan pendidikan merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan, karena keduanya ibarat satu kesatuan yang saling mendukung dan saling menguatkan.

Karakter Cinta Tanah Air yang ditanamkan pada siswa SD Muhammadiyah 1 Taman untuk mencintai adat dan melestarikan kebudayaan, salah satu sekolah dasar yang masih mencintai adat dan budaya serta ikut melestarikan kebudayaan Jawa. Menurut (Adi Wijaya) [5] sikap bela Negara utuk tanah air adalah Cinta Tanah Air terbentuk dari adanya rasa kebanggaan, rasa memiliki, rasa menghargai, mencintai adat atau budaya yang ada di Negara Indonesia dengan melestarikan alam atau lingkungan. Cinta tanah air cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, lingkungan fisik, sosial dan budaya. Sikap dan perbuatan Cinta Tanah Air dalam kegiatan upacara bendera, dan seni tari terdapat pada proses pelaksanaannya yang meliputi perencanaan, pelaksanaaan dan penilaian serta terdapat beberapa Cinta Tanah Air yang ditanamkan melalui kegiatan ekstrakurikuler. Salah satunya cara untuk menanamkan karakter kepada siswa dengan mengikuti kegiatan ekstrakulikuler karawitan.

Karawitan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan di luar jam sekolah yang bertujuan untuk mengembangkan kebersamaan, selain itu juga untuk melestarikan budaya Jawa dan menambah kreatifitas siswa. (Mudji Sulistyowati) [6]. Dalam seni karawitan tercipta kondisi kegotongroyongan, keselarasan, saling menunggu, saling menghargai antara instrumen satu dengan yang lainnya. Seperti contoh, jika gong yang dipukul agak terlambat dari ketukannya, maka, pemain yang memegang instrumen lainnya akan tetap menunggu sehingga pemain memiliki tanggung jawab yang besar untuk tidak melakukan kesalahan supaya tidak membuat pemain yang lain menunggu.

Berdasarkan pengamatan penulis yang dilakukan di SD Muhammadiyah 1 Taman, peneliti menemukan sebuah masalah mengenai karakter Cinta Tanah Air siswa yang berkurang karena rasa suka terhadap lagu-lagu pop atau dangdut yang sering hadir di layar televisi. Selain itu, banyak dari mereka saat ini lebih menyukai kebudayaan-kebudayaan asing yang masuk ke bangsa ini, seperti halnya grup musik asal Eropa, Korea (K-Pop), drama televisi (K-drama), film (K-Fashion). Peserta didik cenderung kurang suka dengan kebudayaan bangsa sendiri karena mereka menganggap kebudayaan Indonesia adalah sebuah kebudayaan kuno atau tradisional. Hal tersebut telah banyak membuat perubahan terhadap berbagai karakter siswa terutama pada karakter Cinta Tanah Air. Melalui kebiasaan tersebut, maka rasa Cinta Tanah Air peserta didik terhadap lagu Nasional, lagu daerah, dan kebudayaan lokal menjadi berkurang.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi awal yang peneliti lakukan, wakil kepala sekolah berharap dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler karawitan, siswa tidak melupakan jati dirinya sebagai masyarakat yang kaya akan identitas budaya di daerahnya. SD Muhammadiyah 1 Taman pernah mengikuti perlombaan ataupun pentas seni karawitan, karakter yang dimunculkan dalam kegiatan karawitan yakni berbasis kearifan lokal yang mampu menenamkan karakter cinta tanah air terhadap siswa.

Umpan balik dari para siswa yang baik membangkitkan semangat guru dalam melatih siswa. Hal ini juga dipengaruhi oleh dukungan sekolah dan orang tua terhadap kegiatan ekstrakurikuler karawitan. Kegiatan rutin yang dilaksanakan satu minggu dua kali ini diharapkan mampu menanamkan sifat dan perilaku Cinta Tanah Air pada siswa SD Muhammadiyah 1 Taman sejak dini. Juga untuk melestarikan budaya di sekitar mereka, khususnya karawitan.

Penanaman karakter cinta tanah air yang diterapkan di SD Muhammadiyah 1 Taman yakni menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, mentaati tata tertib sekolah, menghormati symbol Negara, menjaga toleransi selain hal-hal tersebut di SD Muhammadiyah 1 Taman dalam menanamkan rasa cinta tanah air menerapkan upacara bendera, menghormati guru dan teman, belajar dan mengerjakan tugas dan mempelajari serta melestarikan budaya yang ada di Indonesia yang saat ini sedang diteliti oleh peneliti yakni mengadakan ekstrakulikuler karawitan.

Metode

Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif jenis fenomenologi, yaitu penelitian dengan cara memahami fenomena yang berkaitan dengan apa yang dialami oleh subyek yang akan diteliti (Lexy J.Moleong)[7]. Penelitian kualitatif yang berfokus pada fenomenologi digunakan untuk mengungkap pengalaman manusia melalui deskripsi partisipan penelitian, sehingga peneliti dapat memahami pengalaman hidup partisipan. Pada penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menggambarkan kondisi yang ada dilapangan.

Teknik pengumpulan data sangat penting, karena peneliti harus gesit dalam pengumpulan data untuk mendapatkan data yang valid (Suharsimi, Arikunto) [8]. Untuk mencocokkan kepribadian dan mencari bantuan. Penelitian ini menggunakan Triangulasi sumber, dimana peneliti menggali kebenaran informasi dengan menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil observasi atau wawancara lebih dari satu subjek yang dianggap oleh peneliti memiliki sudut pandang yang berbeda- beda.

Hasil dan Pembahasan

Penyajian data merupakan data yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini dilaksanakan di SD Muhammadiyah 1 Taman dengan pertemuan tatap muka. Subjek penelitian berjumlah 2 siswa dan 2 narasumber tambahan yaitu guru ekstrakulikuler karawitan dan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan. Wawancara, obeservasi dan dokumentasi akan dirangkum dalam lembar lampiran, namun pada lembar sub bab deskripsi penemuan ini peneliti akan menjelaskan secara singkat tanggapan wawancara, dan dokumentasi.

Dari hasil wawancara kepada guru ekstrakulikuler karawitan, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan dan siswa, penulis deskripsikan temuan-temuan penelitian yang didapatkan dari informan. Pertama hasil wawancara peneliti dengan siswa SD Muhammadiyah 1 Taman, siswa mengatakan bahwa memiliki sikap Cinta Tanah Air sangat penting untuk mengembangkan potensi anak di Indonesia dalam keanekaragaman budaya serta perwujudan kasih sayang dan cinta kepada tanah air. Siswa mengatakan bahwa bukti penerapan mengagumi kekayaan seni dan budaya yakni dengan mengikuti ekstrakurikuler karawitan serta melestarikan dan menerapkan budaya di lingkungan rumah maupun sekolah. Siswa menganggap karawitan sebagai warisan budaya bangsa Indonesia yang harus dilestarikan. Siswa merasa senang dapat memainkan secara langsung alat-alat musik karawitan karena siswa mengangumi karawitan yang merupakan salah satu budaya Indonesia. Setelah bergabung dalam ekstrakurikuler karawitan siswa mengagumi keragaman suku bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai macam keragaman dan perbedaan dan siswa menilai Karawitan merupakan kesenian tradisional Suku Jawa. Menurut siswa karawitan memiliki ciri khas yang berbeda dari musik lainnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa

SD Muhammadiyah 1 Taman memiliki rasa Cinta Tanah Air yang besar karena mampu mempertahankan warisan budaya Indonesia setelah bergabung dalam kegiatan ekstrakurikuler karawitan.

Selanjutnya hasil wawancara dari guru ekstrakulikuler karawitan, untuk menanamkan rasa Cinta Tanah Air guru berupaya mengembangkan ekstrakulikuler karawitan dengan cara menyampaikan materi, menciptakan metode pengajaran yang menyenangkan dan nyaman. Menurut guru karawitan pendidik harus mengenalkan budaya Indonesia terutama kesenian pada anak dan dikemas pada media yang menarik. Guru karawitan juga mengatakan bahwa hal yang membuat anak bersemangat dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler karawitan, diantaranya adalah dengan cara bertemu dan bermain bersama anggota ekstrakurikuler karawitan. Karawitan dapat berjalan dengan baik salah satunya dikarenakan dukungan dari orang tua siswa yakni memberikan fasilitas serta semangat anak-anak merupakan faktor pendukung dalam proses kegiatan ekstrakurikuler karawitan. Selain faktor pendukung ada juga faktor penghambat dalam proses kegiatan ekstrakurikuler karawitan adalah pada saat koordinasi pihak-pihak yang terlibat yang terkait dengan pembelajaran karawitan. Guru ekstrakulikuler karawitan mengatakan pentingnya bagi siswa untuk mengetahui dan memahami kebudayaannya, dengan adanya ekstrakurikuler karawitan siswa mampu mengenal kesenian budaya khususnya yang berasal dari suku Jawa.

Hasil wawancara ketiga dengan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan mengatakan bahwa seorang pendidik berperan penting dalam menerapkan kekaguman akan kekayaan seni dan budaya yang ada di Indonesia, karena sebagai tenaga pendidik mempunyai kewajiban memberikan ilmu pengetahuan serta memberikan wawasan tentang kesenian budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Sekolah wajib mengenalkan kekayaan seni dan budaya di Indonesia sejak dini kepada peserta didik, pengenalan budaya dapat dimulai dari usia dini dan dimulai dari lingkungan keluarga. Wakil kepala sekolah bidang kesiswaan juga mengatakan SD Muhammadiyah 1 Taman membentuk sebuah wadah atau sanggar dinamakan Sanggar Suryo Kencono, yang didalamnya terdapat beberapa jenis ekstrakurikuler kesenian diantaranya karawitan. Program ekstrakurikuler karawitan di SD Muhammadiyah 1 Taman sudah berlangsung sekitar 5 tahun dan pernah mendapatkan juara dibeberapa kompetisi.

Hal yang mendasari pihak sekolah membuat dan menerapkan program-program ekstrakurikuler adalah minimnya pengembangan seni tradisional terutama karawitan. Menurut wakil kepala sekolah bidang kesiswaan menjelskan kegiatan ekstrakurikuler karawitan menjadi salah satu cara pembentukan karakter Cinta Tanah Air dengan tujuan agar anak lebih mengenal dan mencintai musik tradisional maka dari itu dibentuklah sebuah wadah atau sanggar yaitu Sanggar Suryo Kencono, dengan harapan peserta didik lebih mencintai musik dan alat musik asli Indonesia. Pihak sekolah berharap kepada para peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler karawitan untuk dapat berlatih dengan sungguh-sungguh bersama tentor ekstrakurikuler tersebut. Karena karawitan merupakan salah satu ekstrakurikuler terbaik yang dimiliki oleh SD Muhammadiyah 1 Taman yang dapat menambahkan dan menumbuhkan rasa Cinta Tanah Air dengan cara mengenalkan kebudayaan yang ada di Indonesia, sekolah turut berperan penting dalam pelaksanaan setiap kegiatan yang berkaitan dengan kebudayaan Indonesia. SD Muhammadiyah 1 Taman akan memberikan fasilitasi sepenuhnya untuk setiap kegiatan atau ekstrakurikuler yang berkaitan dengan kebudayaan yang ada di Indonesia. Salah satunya yaitu ekstrakurikuler karawitan dan akan memaksimalkan mungkin untuk memberikan fasilitas yang terbaik demi menunjang keberlangsungan kegiatan-kegiatan positif yang ada di sekolah khususnya ekstrakurikuler karawitan.

Berdasarkan hasil wawancara dari ketiga subjek diatas dapat kita simpulkan bahwa terkait dengan penanaman nilai karakter Cinta Tanah Air pada siswa SD Muhammadiyah 1 Taman dapat melalui kegiatan ekstrakurikuler karawitan. Upaya guru dalam mengembangkan ekstrakurikuler karawitan dengan cara menyampaikan materi, menciptakan metode pengajaran yang menyenangkan dan nyaman, dan terutama memperkenalkan budaya Indonesia terutama dalam kesenian pada siswa yang dikemas pada media yang menarik. Setiap tenaga pendidik yang mempunyai kewajiban mengubah pengetahuannya harus memberikan pandangan tentang seni budaya Indonesia, sebelum dirusak oleh waktu dan negara lain bahkan tidak mengenalinya. Melalui ekstrakurikuler karawitan siswa mampu mengenal kesenian budaya khususnya yang berasal dari suku Jawa dengan cara bersungguh-sungguh dalam mengikuti kegiatan ekstrakulikuler karawitan mereka akan lebih faham dan mengetahui budaya seni termasuk karawitan. Ekstrakurikuler karawitan di SD Muhammadiyah 1 Taman merupakan salah satu upaya untuk menumbuhkan kecintaan terhadap budaya sejak dini dan juga mengembangkan potensi prestasi siswa. Penanaman nilai karakter Cinta Tanah Air sangat penting bagi siswa untuk mengetahui dan memahami budaya dengan cara melestarikan dan mengenalkan budaya serta kesenian Jawa pada peserta didik.

Hasil wawancara pada penelitian ke 2 subjek berdasarkan indikator Cinta Tanah Air, indikator pertama “Mengagumi Kekayaan seni dan budaya Indonesia” dengan menanamkan sikap Cinta Tanah Air sangat penting karena mengembangkan potensi anak Indonesia untuk memperoleh nilai-nilai keragaman budaya, salah satunya dengan memainkan alat musik tradisional yaitu karawitan, karena karawitan merupakan warisan budaya Indonesia, serta dengan memiliki sikap Cinta Tanah Air merupakan ungkapan cinta dan kasih sayang terhadap Tanah Air. Dengan nilai keragaman budaya salah satunya adalah memainkan alat musik tradisional khususnya karawitan, karena karawitan merupakan warisan budaya Jawa yang patut dilestarikan. Menurut (Sumarjan dan Soemardi) [9] bahwa kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Budaya akan terus berkembang karena kemampuan manusia untuk belajar sehingga merupakan pola hidup menyeluruh terbentuk dari beberapa unsur yakni agama, adat istiadat, Bahasa, kesenian serta pengetahuan. Sedangkan menurut (Jackob Oetama) [10] menjelaskan bahwa mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi saat ini dan mencari jalan keluar tidak cukup dengan bengubah dunia tetapi dibarengi dengan usaha bersama untuk memperbaiki kemampuan diri sendiri.

Pada indikator kedua “Mengagumi Keragaman Suku Bangsa dan Bahasa daerah sebagai sebuah keunggulan yang dimiliki Indonesia”(Atika)[11], hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagai siswa menanamkan rasa kagum terhadap keragaman suku bangsa dan Bahasa daerah sebagai sebuah keunggulan yang dimiliki Indonesia sangatlah penting, karena dengan menanamkan rasa kagum dapat menambah cinta kita terhadap Tanah Air Indonesia dengan cara melestarikan budaya contohnya mengikuti ekstra kulikuler karawitan dan menggunakan Bahasa daerah seperti Bahasa Indonesia. Siswa diharuskan untuk menanamkan rasa kagum terhadap keragaman suku dan bahasa daerah sebagai kelebihan yang dimiliki Indonesia dengan mengagumi keragaman suku dan bahasa yang ada di Indonesia. Dengan adanya kegiatan ekstrakulikuler karawitan kita dapat mewarisi salah satu ciri budaya bangsa Indonesia dan kita dapat lebih mencintai Indonesia. Menurut (Koentjaraningrat) [12] menilai bahwa sampai saat ini masih sukar ditentukan secara pasti. Hal tersebut dikarenakan ruang lingkup istilah konsep suku-bangsa dapat mengembangjab atau menyempit tergantung subyektivitasnya.

(Nurhayati) [13] berpendapat bahwa upaya guru mengembangkan program ekstrakulikuler karawitan dengan memberikan materi, menciptakan metode pembelajaran yang menyenagkan dan nyaman, serta mengenalkan budaya Indonesia khususnya seni kepada peserta didik yang disajikan dalam media yang menarik. Penanaman nilai-nilai karakter Cinta Tanah Air sangat penting bagi peserta didik untuk mengenal dan mengetahui budaya dengan cara melestarikan dan memperkenalkan budaya dan kesenian Jawa kepada peserta didik. Setiap pendidik yang berkewajiban mentransformasikan ilmunya wajib memberikan wawasan tentang seni budaya Indonesia agar tidak luntur seiring berjalannya waktu atau bahkan diakui negara lain. Setiap pendidikan di Indonesia memperkenalkan dan jika perlu memfasilitasi setiap siswa tidak hanya pengetahuan teoritis, tetapi juga secara aplikatif dengan memberikan sarana pendukung.

Menurut (Kurniawan) [14] mencintai produk dalam negeri artinya menghargai, melestarikan, menjaga dan menggunakan produk Indonesia. Hal tersebut termasuk dalam mengagumi keragama yang ada di Indonesia. Produk dalam negeri yang menjunjung tercapainya pembelajaran karawitan yaitu memakai pakaian adat jawa ketika perlombaan maupun pementasan. (Jondya & Iswanto) [15] juga mengatakan bahwa menghargai toleransi adalah terbentuknya sikap toleran menjadikan individu memahami setiap perbedaan, saling tolong menolong antar sesama umat, tidak membedakan suku agama budaya maupun ras, menghormati serta menghargai sesama. Seperti halnya ketika siswa SD Muhammadiyah 1 Taman berlatih karawitan siswa harus bersikap baik, ketika ada teman yang tidak bisa siswa yang lain bisa mengajari, menjalin hubungan yang baik antar guru dan murid karena apabila tidak memiliki hubungan yang baik ekstrakulikuler karawitan tidak akan bisa berjalan dengan baik pula.

Melalui ekstrakulikuler karawitan peserta didik dapat belajar tentang seni budaya khususnya yang berasal dari suku Jawa. Dengan mengikuti kegiatan ekstrakulikuler karawitan bersungguh-sungguh, peserta didik akan lebih memahami dan belajar tentang seni budaya termasuk karawitan. Kegiatan ekstrakurikuler karawitan di SD Muhammadiyah 1 Taman merupakan salah satu upaya menanamkan kecintaan terhadap budaya sejak dini dan mengembangkan potensi peserta didik untuk berprestasi. Menanamkan sikap Cinta Tanah Air sangat penting karena untuk mengembangkan potensi anak Indonesia dalam keragaman budaya salah satunya dengan memainkan alat musik tradisional yaitu

karawitan, karena karawitan merupakan warisan budaya bangsa Indonesia. Dengan sikap kita Cinta Tanah Air merupakan suatu perwujudan kasih sayang dan suatu rasa Cinta Tanah Airnya. Dengan nilai keragaman budaya salah satunya adalah memainkan alat musik tradisional khususnya karawitan, karena karawitan merupakan warisan budaya Jawa yang perlu dilestarikan.

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, penanaman karakter cinta tanah air melalui ekstrakulikuler karawitan di SD Muhammadiyah 1 Taman mampu menumbuhkan karekter pada diri setiap individu saat mengikuti karawita serta melestarikan salah satu budaya tradisional yang ada di Indonesia, memikiki rasa toleransi teman dan terlatih memiliki kepedulian terhadap siswa yang belum bisa memainkan karawitan. Selain itu siswa juga akan memiliki komunikasi yang baik dan dapat mencintai produk-produk dalam negeri. Penanaman karakter cinta tanah air dengan adanya ekstrakulikuler karawitan dapat menjadikan siswa lebih mengenal kebudayaan lokal, melatih kedisiplinan dalam mengikuti kegiatan, memiliki kewajiban sebagai warga lokal untuk melestarikan ebudayaan yang ada serta memiliki kesadaran untuk melestarikan budaya yang ada di Negara Indonesia.

References

  1. W. Adi, "The Attitude of Socio-harmony and Local Wisdom: an Indicator of the Development of Social Tolerance of High School Students," in SHS Web of Conferences, vol. 42, p. 00049, 2018.
  2. N. Aprilina, "Implementasi Pendidikan Karakter Cinta Tanah Air Melalui Pembelajaran IPS di Gugus 25 SDN 2 Mata IE Aceh Besar," Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, vol. 2, no. 3, pp. 32-40, 2017.
  3. N. T. Atika, "Pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter," Jurnal Mimbar Ilmu, vol. 24, no. 1, pp. 105-113, 2019.
  4. N. Fadillah, "PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN LOKAL DI SEKOLAH DASAR," Publisher unknown, year unknown.
  5. I. Hendriantono, "Kegiatan Ekstrakurikuler Karawitan," pp. 55-70, Publisher unknown, year unknown.
  6. A. G. Jondya and B. H. Iswanto, "Indonesian’s Traditional Music Clustering Based on Audio Features," Procedia Computer Science, vol. 116, pp. 174-181, 2017.
  7. L. J. Moleong, "Metode Penelitian Kualitatif," Rosda, Bandung, Indonesia, 2017.
  8. R. H. Mukti, "Penanaman Karakter Disiplin dan Tanggung Jawab Melalui The Inculcation of Discipline and Responsibility Characters Through," Publisher unknown, year unknown.
  9. O. Novita, E. Widayani, and P. S. D. Pgsd, "PENANAMAN NILAI CINTA TANAH AIR DI SD NEGERI SEDAYU 1 MUNTILAN MAGELANG TAHUN AJARAN 2014-2015," Publisher unknown, year unknown.
  10. H. Nuryani, "IMPLEMENTASI KARAKTER CINTA TANAH AIR PADA KESENIAN," vol. 3, Publisher unknown, year unknown.
  11. S. Sugiyono, "Metode Penelitian Kualitatif dan R&D," Alfabeta, Bandung, Indonesia, 2011.
  12. A. Suharsimi and Arikunto, "Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik," Publisher unknown, year unknown.
  13. S. Soemardjan and S. Soemardi, "Setangkai Bangsa Sosiologi," Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia, 1964.
  14. K. Koentjaraningrat, "Pengantar Ilmu Antropologi," Rieneka Cipta, Jakarta, Indonesia, 1990.
  15. K. Samsul, "Pendidikan Karakter: Konsepsi & Implementasi Secara Terpadu Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi & Masyarakat," Ar RuzMedia, Yogyakarta, Indonesia, 2017.