Strategy To Increase Technological Sophistication To Increase Helmet Productivity With Technometric Methods And 5W1H
Innovation in Industrial Engineering
DOI: 10.21070/ijins.v23i.1045

Strategy To Increase Technological Sophistication To Increase Helmet Productivity With Technometric Methods And 5W1H


Strategi Peningkatan Kecanggihan Teknologi Untuk Meningkatkan Produktivitas Helm Dengan Menggunakan Metode Teknometrik dan 5W1H

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Technological Sophistication Technological Components Technometrics 5W1H

Abstract

Strategy by utilizing technological advances is one way in the process of continuous improvement. UMKM Helmet for Children’s Sidoarjo is an industry engaged in the production of helmets are one of the main equipment that is safe for motorcycle riders. The helmet product produced by the Sidoarjo Children’s Helmet UMKM has been markeed to several cities. The success of the actor’s or personal performance is strongly influenced by aspects of technological sophistication to support businesses in obtaining a accurate data. One strategy that can be used to win the market is to take advantage of technological advances to make continuous improvements. In the production process that has increased, oftentimes market demand has decreased by 40% which usually can deliver 100 addresses every day, down to 60 addresses every day. So it is necessary to conduct a technology assessment in the helmet production process to determine the value of each technology component index. The technometric approach will aassess the level of sophistication of each technology component, namely technoware, humanware, infoware, and orgaware then formulate aproposwd strategy using 5w1h analysis. The results of this study produce a value for the level of sophistication of the technological component, namely technoware is worth 0,645, humanware is worth 0,796, infoware is worth 0,696, orgaware is worth 0,851 and a TCC value is 0,715. From the results of the collection and processing, results are obtained that will become suggestions for improvement and can become the concern and evaluation of UMKM in increasing productivity.

Highlights :

  • Importance of Technological Assessment: Evaluating technological components (technoware, humanware, infoware, orgaware) is crucial for understanding strengths and weaknesses.
  • Utilizing Technometric Approach: Technometric analysis provides a quantifiable measure of technological sophistication, aiding in strategy formulation.
  • Emphasis on Productivity Enhancement: Recommendations from the assessment facilitate targeted improvements, enhancing UMKM productivity and market competitiveness.

Keywords - Technological Sophistication, Technological Components, Technometrics, 5W1H.

Pendahuluan

Pada masa sekarang helm banyak melakukan perubahan yang dulunya helm terbuat dari besi dan pastinya memiliki bobot yang sangat berat. Dengan berkembangnya zaman, helm mulai di ubah menggunakan bahan kevlar dan serat plastik agar mudah dibawah dan ringan. Hingga era sekarang, helm sudah dilengkapi dengan kaca depan yang berguna untuk melindungi area wajah agar tidak terkena debu atau benda-benda yang bisa membahayakan area wajah. Produk helm merupakan salah satu perlengkapan utama yang aman bagi pengendara sepeda motor. Helm merupakan istilah dari bahasa Belanda, alat pelindung anggota tubuh yang sering digunakan dikepala yang berfungsi untuk melindungi kepala dari benturan yang bisa mengakibatkan kepala terluka[1]. Kecanggihan teknologi dimasa sekarang ini memiliki pertumbuhan teknologi begitu pesat, bahkan mampu menciptakan berbagai macam sistem yang bertujuan untuk membantu manusia dalam bekerja dan meningkatkan kualitas[2]. Teknologi ini memberikan kemudahan bagi penggunanya dalam implementasinya. Berbagai industri telah mengadopsi teknologi data yang terus berkembang dengan didukung aplikasi modern, berharap dapat memberikan dampak positif pada efisiensi industri. Keberhasilan individu atau organisasi sangat dipengaruhi oleh tingkat kecanggihan teknologi yang digunakan untuk memperoleh data akurat dan mendukung pengambilan keputusan. Salah satu cara untuk meraih kesuksesan di pasar adalah dengan mengoptimalkan perkembangan teknologi untuk terus melakukan perbaikan dan penyempurnaan. Beragam teknologi ini memberikan kemudahan bagi para pengguna dalam penerapannya. Sebagai langkah dalam mengadopsi teknologi ini, pelatihan bagi pengguna menjadi krusial agar mereka dapat mengoperasikan sistem perusahaan dengan lancar dan efektif. Komponen teknologi saling berhubungan dan saling mempengaruhi untuk meningkatkan kemampuan keseluruhan sistem[3]. Dalam konteks proses produksi manufaktur, terdapat empat komponen teknologi yang memiliki peran penting, yaitu technoware, humanware, infoware, danorgaware[4].

UMKM Helm Anak Sidoarjo yang berlokasi di Desa Sugihwaras, Rt 01 Rw 01, Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, UMKM Helm Anak Sidoarjo merupakan tempat produksi helm yang berdiri sejak 2018. UMKM Helm Anak Sidoarjo saat ini selain produksi helm untuk anak juga memproduksi helm untuk orang dewasa. Untuk peminat dari helm tersebut bukan hanya sekedar dari dalam kota, tetapi sudah hampir tersebar diseluruh penjuru nusantara. Dalam proses produksi yang menambah stok barang menjadi semakin meningkat harus bisa seimbang dengan permintaan pasar agar tidak sampai menumpuk.

Pada proses produksi yang sudah meningkat, sering kali permintaan pasar mengalami penurunan mulai bulan juli 2022 sampai januari 2023 terjadi penurunan sebesar 40% di akibatkan kurang aktifnya para pekerja yang sudah diberi tanggungjawab dalam mengembangkan inovasi dan kreatifitas untuk menyebarkan produk helm tersebut pada pasar. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk penilaian teknologi pada proses produksi helm dan mengetahui nilai dari setiap indek komponen teknologi. Maka dari itu, untuk mengetahui nilai teknologi dan memberikan usulan dalam meningkatkan kemampuan dan kreatifitas pada pekerja, dengan begitu digunakan metode Teknometrik dan 5W1H untuk mengetahui tingkat teknologi pada kemampuan pegawai dan memberikan usulan di UMKM Helm Anak Sidoarjo.

Untuk mengatasi masalah yang ada, diperlukan sebuah tindakan perbaikan menggunakan metode Teknometrik untuk mengevaluasi kontribusi dari setiap komponen teknologi dalam proses produksi. Dengan metode ini, akan diketahui sejauh mana setiap komponen teknologi berperan dan berkontribusi dalam keseluruhan proses produksi. Hal ini akan membantu dalam mengidentifikasi potensi perbaikan atau peningkatan yang dapat dilakukan pada setiap komponen teknologi guna meningkatkan efisiensi dan kualitas proses produksi secara keseluruhan. Dengan pendekatan teknometrik, diharapkan dapat ditemukan solusi yang tepat dan efektif untuk meningkatkan kinerja dan hasil dari proses produksi di UMKM Helm Anak Sidoarjo[4]. Metode 5W1H digunakan sebagai enam jenis pertanyaan dasar untuk mempulkan informasi secara detail dan terperinci. Pertanyaan-pertanyaan tersebut mencakup : (apa) what,(dimana) where,(kapan)when,(mengapa)why, (siapa) who, (bagaimana)how. Dengan demikian, penggunaan kedua metode ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang mendalam untuk merumuskan langkah-langkah perbaikan yang tepat dan efektif dalam meningkatkan kinerja proses produksi dan daya saing produk[5].

Metode

Penelitian ini menggabungkan antara dua metode, yaitu penggabungan metode kualitatif dengan kuantitatif. Metode kualitatif dipergunakan untuk mengumpulkan data yang diambil mulai bulan juli 2022 sampai januari 2023 melalui observasi langsung terhadap sistem dan cara kerja UMKM Helm Anak Sidoarjo, wawancara dengan narasumber, dan penyebaran kuisioner kepada responden yang berlokasi di Tulangan dan Wonoayu kabupaten Sidoarjo, JawaTimur. Sementara itu, untuk menangani permasalahan yang ada di UMKM Helm Anak Sidoarjo, digunakan metode kuantitatif yang menggabungkan Analitycal Hierarchy Process (AHP), Teknometrik dan 5W1H. Dengan pendekatan tersebut, diharapkan dapat diperoleh pemahaman mendalam mengenai permasalahan dan memberikan solusi yang tepat untuk meningkatkan kinerja UMKM Helm Anak Sidoarjo.

1. Analitycal Hierarchy Process (AHP) Analytical Hierarchy Process(AHP) digunakan untuk membantu menentukan nilai dari pembobotan masing-masing komponen teknologi, yakni technoware, humanware, infoware, dan orgaware[6]. Adapun nilai intensitas kepentingan dalam penilaian perbandingan berpasangan AHP dapat dilihat pada tabel 1.

Intensitas Kepentingan Definisi Keterangan
1 Sama Penting Kedua variabel sama pentingnya
3 Sedikit Lebih Penting Variabel yang satu sedikit lebih penting dibandingkan variabel yang lain
5 Lebih penting Variabel yang satu lebih penting dibandingkan variabel yang lain
7 Sangat Penting Satu variabel jelas lebih mutlak penting dibandingkan variabel yang lain
9 Mutlak Sangat Penting Satu variabel mutlak penting dibandingkan variabel yang lain
2,4,6,8 Nilai Tengah Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan-pertimbangan yang berkaitan
Kebalikan Jika kegiatan A mendapat 1 angka dibandingkan dengan kegiatan B, maka B mempunyai nilai kebalikannya disbanding dengan nilai A
Table 1.Penilaian Perbandingan Berpasangan AHP

Untuk mengetahui nilai indeks konsistensi dapat diketahui melalui persamaan sebagai berikut:

CI = (λmax-n)/(n-1)

[9], [8], [10]

Keterangan: CI = Consistency Index (Rasio Penyimpanan Konsistensi) 𝜆max = Nilai Eigen Terbesar Dari Matriks Berordo n n = Jumlah Elemen yang Dibandingkan

Agar bisa diketahui skor CI dengan suatu besaran memberikan nilai yang cukup atau tidak cukup maka harus diperoleh skala yang bagus yaitu nilai CR ≤ 0,1. Agar mendapatkan nilai ukur baik maka dapat digunakan persamaan berikut:

CR = CI/RI

[9], [6], [8]

Keterangan: CR= Rasio Konsistensi RI= Indikator Acak

2. Teknometrik Teknometrik digunakan untuk melakukan analisis dan pengukuran terhadap berbagai aspek teknologi.[7] Terdapat empat komponen dasar teknologi yang sering digunakan dalam analisis, yaitu technoware, humanware, infoware,dan orgaware.Setiap komponen memiliki peran dalam mengubah input menjadi output dengan tingkat kompleksitas dan variasi yang berbeda-beda[11]. Kuisioner dibuat dengan menggunakan skala skoring dari satu hingga sembilan, dimana nilai satu merepresentasikan tingkat kompleksitas yang sangat terpadu. Setiap komponen teknologi di evaluasi berdasarkan sarana fisik yang ada, di mana semakin tinggi skor yang diberikan, semakin kompleks peralatan dan jaringan yang dimiliki oleh komponen tersebut. Dengan metode skoring ini, dapat mengukur tingkat kompleksitas dari setiap komponen teknologi secara objektif dan memperoleh informasi yang berharga dalam analisis teknometrik[12].

Derajat Kecanggihan Komponen Teknologi Skor
Technoware Humanware Infoware Orgaware
Fasilitas peralatan manual Kemampuan mengoperasikan peralatan produksi Fakta pengenalan Kerangka kerja usaha 1 2 3
Fasilitas tenaga penggerak Kemampuan merakit peralatan Fakta penguraian Kerangka kerja ikatan 2 3 4
Fasilitas alat serbaguna Kemampuan untuk mereparasi Fakta penggolongan khusus Kerangka kerja bertindak 3 4 5
Fasilitas peralatan produksi penggunaan khusus Kemampuan reproduksi Fakta penggunaan Kerangka kerja proteksi 4 5 6
Fasilitas peralatan otomatis Kemampuan dalam beradaptasi Fakta pemahaman Kerangka kerja stabilisasi 5 6 7
Fasilitas terkomputerisasi Kemampuan dalam mengembangkan Fakta pembiasaan Kerangka kerja cakrawala 6 7 8
Fasilitas peralatan berintegrasi Kemampuan dalam berinovasi Fakta pengkajian Kerangka kerja memimpin 7 8 9
Table 2. Skor Penilaian Derajat Kecanggihan Komponen Teknologi

[12], [13], [4]

2.1 Peniliaian Tingkat Kemutakhiran Komponen Teknologi / State Of The Art (SOTA) State Of The Art (SOTA) merupakan tingkat kompleksitas dari masing-masing komponen teknologi. Sebelum melakukan pengkajian terhadap rating SOTA, setiap komponen teknologi dievaluasi terlebih dahulu berdasrkan kriteria-kriteria tertentu yang relevan[14]. Penentuan skor dilakukan berdasarkan hasil dari sebuah identifikasi dilapangan dan wawancara[12]. Sesudah menyajikan kuisioner, nilai tingkat komponen teknologi SOTA dihitung untuk mengevaluasi hasil skor penilaian dari setiap komponen. Kriteria SOTA untuk keempat komponen teknologi diberi skor dari 0 untuk spesifikasi terendah hingga 10 untuk spesifikasi terbaik. Untuk perhitungan nilai kontribusi masing-masing komponen teknologi, skala skor dari satu hingga sembilan digunakan, dengan batas bawah ditentukan oleh penilaian terendah dari responden dan batas atas oleh penilaian tertinggi dari penelitian tersebut. Dengan metode ini, diharapkan dapat mendapatkan pemahaman yang komprehensif mengenai tingkat kompleksitas dan kontribusi dari setiap komponen teknologi dalam penelitian ini[4].

2.2 Perhitungan Kontribusi Komponen Teknologi Setelah melakukan perhitungan State Of The Art (SOTA), langkah berikutnya adalah penentuan perhitungan nilai kontribusi dari setiap komponen teknologi:

Ti = [LT +ST (UT – LT)] (3) Hj = [LH + SH (UH – LH)] (4) I = [LI + SI (UI – LI)] (5) O = [LO + SO (UO – LO)] (6)

[12], [15], [14]

Keterangan: LT, LH, LI, LO= Lower limit komponen technoware, humanware, infoware, orgaware. UT, UH, UI, UO= Upper limit komponen technoware, humanware, infoware, orgaware. ST, SH, SI, SO= State of the art komponen technoware, humanware, infoware, orgaware.

Didasarkan pada nilai technoware, humanware, infoware, orgaware dan β yang sudah diketahui, maka nilai Technology Contribution Coefficient bisa dihitung menggunakan persamaan:

TCC = T^βtx H^βh x I^βi x O^βo

Sumber: [13], [12], [15]

Keterangan: TCC= Technology Contribution Coefficient T= Nilai kontribusi komponen technoware H= Nilai kontribusi komponen humanware I= Nilai kontribusi komponen infoware O= Nilai kontribusi komponen orgaware Βt, βh, βi, βo= Nilai perhitungan intensitas kontribusi komponen technoware, humanware, infoware, orgaware

Harga TCC Tingkat Klasifikasi Tingkat Teknologi
0,0 < TCC ≤ 0,1 Sangat rendah Tradisional
0,1 < TCC ≤ 0,3 Rendah
0,3 < TCC ≤ 0,5 Cukup Semi modern
0,5 < TCC ≤ 0,7 Baik
0,7 < TCC ≤ 0,9 Sangat baik Modern
0,9 < TCC ≤ 1,0 Kecanggihan modern
Table 3.Klasifikasi Technology Contribution Coefficient (TCC)

[12], [4], [15]

3. 5W1H (What, Where, When, Why, Who, How)

Analisis 5W1H digunakan untuk menganalisa asal-usul permasalahan yang telah diidentifikasi dalam suatu kegiatan penelitian. Metode ini digunakan untuk menyelidiki dan mencari asal-usul penyebab permasalahan yang terjadi[16]. Terdapat enam jenis pertanyaan dasar dalam metode ini, yaitu[5]:

1)What: apa (What) adalah pertanyaan yang digunakan dalam mengetahui tentang apa yang sedang terjadi atau mengenai topik secara umum yang ingin diketahui, 2) Where: dimana (Where) adalah pertanyaan yang digunakan dalam mencari informasi terkait dengan tempat atau lokasi, 3) When: kapan (When) adalah pertanyaan yang digunakan dalam mencari informasi terkait dengan waktu mengenai kejadian yang ditanyakan, 4) Why: mengapa (Why) adalah pertanyaan yang digunakan dalam mencari informasi dengan menfokuskan pada latar belakang dari kejadian yang ditanyakan, 5) Who: siapa (Who) adalah pertanyaan yang digunakan dalam mencari informasi terkait dengan subjek, seseorang, atau pelaku usaha yang ditanyakan, 6) How: bagaimana (How) adalah pertanyaan yang digunakan dalam mencari informasi secara detail tentang langkah-langkah atau deskripsi dari kejadian yang ditanyakan. Diagram alir penelitian ini dapat dilihat pada gambar 1.

Figure 1.Diagram Alir Penelitian

Pada gambar 1 diagram alir penelitian menjelaskan proses penelitian ini berlangsung yaitu dengan dilakukan pengidentifikasian masalah dengan dilakukannya observasi dan studi literatur, setelah itu dikumpulkan data dan melakukan pengolahan data, pengolahan data yang pertama yaitu melakukan pengolahan data State Of The Art (SOTA) dan melakukan pengolahan data Technology Contribution Coefficient (TCC) dengan memakai metode teknometrik, dari hasil perhitungan metode teknometrik, komponen teknologi yang memiliki bobot terendah dilakukan analisis 5W1H sehingga didapatkan hasil yang bisa dijadikan usulan kepada UMKM.

Hasil dan Pembahasan

A. Kriteria Penelitian Dengan adanya kriteria penelitian dapat digunakan untuk mengetahui komponen teknologi yang berpengaruh tinggi di UMKM Helm Anak Sidoarjo. Terdapat empat komponen dasar teknologi yang sering digunakan dalam analisis, yaitu technoware, humanware, infoware, dan orgaware. Kriteria ini ditetapkan berlandaskan informasi dari hasil komunikasi secara langsung bersama dengan karyawan terpercaya di UMKM Helm Anak Sidoarjo selaku narasumber. Berikut merupakan kriteria yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 4.

Komponen Teknologi Kriteria
Technoware Media Informasi (MII)
Keahlian Teknis Operator (KTO)
Tingkat Keamanan dan Keselamatan Kerja (TKK)
Pemeriksaan pada Setiap Komponen (PPS)
Humanware Kompetensi (KMP)
Kedisiplinan (KDN)
Kepemimpinan (KPM)
Bekerjasama (BKM)
Kemampuan Memenuhi Batas Waktu (KMB)
Memelihara Peralatan (MPA)
Infoware Akses Informasi (AII)
Penyimpanan dan Pengambilan Informasi (PPI)
Prosedur Berkomunikasi (PBK)
Sistem Informasi (SII)
Keterbukaan Informasi (KII)
Orgaware Lingkungan Kondusif (LKI)
Memotivasi Karyawan (MKN)
Hubungan Kepada Pelanggan (HKP)
Visi Perusahaan (VPU)
Table 4.Kriteria Penelitian

[17], [18], [4]

Dari hasil pengambilan data kuisioner perbandingan State Of The Art dari ketiga responden exspert yaitu karyawan terpercaya di Helm Anak Sidoarjo dengan perbandingan Ayu Santri Helm Tulangan selaku kompetitor 1, dan Evi Helm Wonoayu selaku kompetitor 2, dari kuisioner tersebut dilakukan perhitungan skor dan SOTA pada tiap kriteria dan komponen teknologi, maka didapatkan pada tabel 5.

Komponen Teknologi Kriteria Skor SOTA
Technoware Media Informasi 4,0 7,7
Keahlian Teknis Operator 5,7 8,7
Tingkat Keamanan dan Keselamatan Kerja 6,7 8,7
Pemeriksaan pada Setiap Komponen 5,7 10,0
Humanware Kompetensi 7,7 7,3
Kedisiplinan 7,3 9,7
Kepemimpinan 6,7 7,7
Bekerjasama 7,7 10,0
Kemampuan Memenuhi Batas Waktu 6,7 9,7
Memelihara Peralatan 6,3 9,0
Infoware Akses Informasi 3,0 6,7
Penyimpanan dan Pengambilan Informasi 7,3 10,0
Prosedur Berkomunikasi 7,0 8,0
Sistem Informasi 4,7 7,3
Keterbukaan Informasi 5,7 10,0
Orgaware Lingkungan Kondusif 7,7 10,0
Memotivasi Karyawan 8,3 7,7
Hubungan Kepada Pelanggan 8,7 9,7
Visi Perusahaan 7,3 8,0
Table 5.Rekapitulasi Data Hasil Perbandingan State Of The Art (SOTA)Kriteria Komponen Teknologi

Untuk data hasil perbandingan State Of The Art komponen teknologi juga didapatkan dari hasil pengolahan kuisioner tersebut yang mana dapat dilihat nilai hasil perbandingan-perbandingan State Of The Art pada tabel 6.

Komponen Teknologi Skor SOTA
Technoware 6,0 8,3
Humanware 6,7 9,0
Infoware 6,7 8,7
Orgaware 7,7 8,3
Table 6. Rekapitulasi Data Hasil Perbandingan State Of The Art (SOTA) Komponen Teknologi

Setelah didapatkan nilai State Of The Art (SOTA), langkah selanjutnya yaitu dengan melakukan pengolahan data dengan menggunakan metode Analitycal Hierarchy Process (AHP).

B . Hasil Pengolahan Data Analitycal Hierarchy Process (AHP)

Hasil data yang sudah didapat dari tiga responden tersebut selanjutnya melakukan pengolahan dengan menggunakan metode Analitycal Hierarchy Process (AHP) yakni mencari bobot dari data hasil rekapitulasi ketiga responden yang telah dirata-rata. Langkah pertama yang dilakukan yaitu dengan membandingkan berpasangan tiap komponen teknologi setelah itu dilakukan normanlisasi pembobotan untuk mendapatkan bobot prioritas dan nilai eigen tiap komponen teknologi, sehingga didapatkan bobot tiap kriteria komponen teknologi pada tabel 7.

Komponen Teknologi Kriteria Bobot
Technoware Media Informasi 0,154
Keahlian Teknis Operator 0,513
Tingkat Keamanan dan Keselamatan Kerja 0,200
Pemeriksaan pada Setiap Komponen 0,133
Humanware Kompetensi 0,148
Kedisiplinan 0,319
Kepemimpinan 0,040
Bekerjasama 0,305
Kemampuan Memenuhi Batas Waktu 0,109
Memelihara Peralatan 0,080
Infoware Akses Informasi 0,151
Penyimpanan dan Pengambilan Informasi 0,214
Prosedur Berkomunikasi 0,318
Sistem Informasi 0,185
Keterbukaan Informasi 0,132
Orgaware Lingkungan Kondusif 0,626
Memotivasi Karyawan 0,185
Hubungan Kepada Pelanggan 0,148
Visi Perusahaan 0,041
Table 7.Rekapitulasi Hasil Pembobotan Kriteria Komponen Teknologi

Sedangkan untuk bobot pada masing-masing komponen teknologi dapat dilihat pada tabel 8.

Komponen Teknologi Bobot
Technoware 0,479
Humanware 0,338
Infoware 0,123
Orgaware 0,059
Table 8.Rekapitulasi Hasil Pembobotan Komponen Teknologi

Setelah didapatkan hasil bobot tersebut, untuk mempermudah melihat hasil pembobotan pada masing-masing komponen, berikut merupakan hierarki rekapitulasi dari hasil pembobotan pada gambar 2.

Figure 2.Hierarki Rekapitulasi Hasil pembobotan

Setelah didapatkan bobot pada tiap komponen teknologi, langkah berikutnya dilakukan perhitungan dengan menggunakan metode teknometrik untuk mendapatkan tingkat kontribusi teknologi TCC.

C. Hasil Pengolahan Data Teknometrik Setelah melakukan perhitungan dengan menggunakan metode Analitycal Hierarchy Process (AHP), langkah selanjutnya menghitung dari hasil pembobotan kriteria pada setiap komponen teknologi dan digunakan metode teknometrik. Metode teknometrik ini digunakan untuk mencari tahu sebuah nilai tingkat kecanggihan pada komponen teknologi serta koefisien kontribusi teknologi (TCC). Dengan pengolahan data menggunakan metode teknometrik, berikut ini merupakan nilai Contribution Coefficient Technology (TCC) pada setiap komponen teknologi, dapat dilihat pada tabel 9.

Tingkat Kecanggihan Bobot Agregate Rating TCC
Technoware 0,645 0,479 0,309 0,715
Humanware 0,796 0,338 0,270
Infoware 0,696 0,123 0,086
Orgaware 0,851 0,059 0,050
Table 9.Perhitungan Technology Contribution Coefficient (TCC)

Perhitungan Technology Contribution Coefficient (TCC) untuk nilai koefisien kontribusi teknologi (TCC) mendapatkan nilai sebesar 0,715 dimana dapat diartikan bahwasannya Technology Contribution Coefficient (TCC) dapat diklasifikasikan masuk dalam sangat baik karena TCC ˃ 0,7. Untuk memudahkan analisis tingkat kecanggihan teknologi pada setiap komponen, data dapat ditampilkan dalam bentuk gambar grafik radar seperti yang terlihat pada gambar 3.

Figure 3.Grafik Radar Teknometrik

D. Analisis 5W1H

Tahapan ini digunakan analisis 5W1H yang berguna dalam proses identifikasi faktor secara sistematis agar dapat digunakan dalam perbaikan kekurangan pada komponen teknologi, sehingga mendapatkan strategi yang tepat untuk pengembangan pada komponen teknologi. Nilai tingkat kecanggihan komponen teknologi technoware yaitu 0,645, humanware yaitu 0,796, infoware yaitu 0,696, orgaware yaitu 0,851. Pada komponen teknologi technoware mendapatkan tingkat kecanggihan paling rendah yaitu 0,645, hal ini juga membuktikan bahwa sistem teknologi pada proses produksi helm kurang optimal, sehingga perlu dilakukan peningkatan agar mendapatkan strategi pengembangan yang tepat dan optimal. Untuk penyajian analisis usulan perbaikan menggunakan 5W1H bisa dilihat pada tabel 10.

Faktor What Why Where Who When How
Apa masalahnya Kenapa bisa terjadi Dimana sumber risiko Siapa yang terkena risiko Kapan terjadi Bagaimana perbaikannya
Technoware Kurang lengkapnya peralatan mesin yang digunakan pada saat proses produksi helm Tidak adanya tempat yang memadai Lingkungan produksi di UMKM Karyawan yang berada di area produksi Pada saat proses produksi Melengkapi peralatan dan menanyakan pada karyawan, peralatan apa saja yang dibutuhkan dalam menunjang proses produksi agar maksimal
Humanware Tidak adanya niat dalam mengembangkan dan berinovasi pada diri karyawan Kurang memiliki rasa kesadaran pada karyawan untuk mengembangkan produk Lingkungan produksi di UMKM UMKM Pada saat proses produksi Karyawan-karyawan diikutkan pelatihan atau seminar agar karyawan bisa kerja maksimal dan bisa memiliki pemikiran yang lebih luas
Infoware Informasi untuk panduan produksi helm tidak lengkap Kurangnya kesadaran diri oleh owner Lingkungan produksi di UMKM Karyawan yang berada di area produksi Pada saat prose produksi Owner seharusnya melakukan sharing pada UMKM lain agar bisa menjadi referensi dan bisa diterapkan untuk pemasangan panduan atau informasi mengenai proses produksi helm agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
Orgaware UMKM belum sempurna dalam meningkatkan kemampuan memasarkan produk dan menjalin kerjasama pada UMKM lain Tidak adanya komplainan atau usulan langsung dari owner Area kantor di UMKM Owner UMKM karena mengalami penurunan dalam pemasaran helm Pada saat proses memasarkan produk Seluruh lini manajemen UMKM harus satu suara dan bahu membahu mengingatkan dalam memantau pemasaran helm karena setiap masanya ada pesaing-pesaing baru dan metode pemasaran yang semakin banyak, jadi harus selalu memantau pasar yang lagi ramai agar tidak terjadi penurunan pemasaran
Table 10.Analisis Perbaikan 5W1H

[19], [20], [16]

Berdasarkan data dari Tabel 10, maka dihasilkan sebuah usulan perbaikan untuk keempat faktor dengan ranking risiko tertinggi. Usulan perbaikan ini disarankan bisa menjadi panduan dalam pengurangan risiko yang dihadapi oleh UMKM Helm Anak Sidoarjo. Dengan mengambil langkah perbaikan yang sesuai untuk mengatasi faktor risiko tersebut, diharapkan UMKM Helm Anak Sidoarjo dapat meningkatkan kinerja dan mengurangi potensi risiko yang dapat mempengaruhi keberhasilan dan kelangsungan usaha tersebut. Usulan-usulan ini menjadi langkah penting dalam upaya untuk meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan operasional bisnis UMKM Helm Anak Sidoarjo.

Simpulan

Berdasarkan penelitian yang sudah dilaksanakan, didapatkan nilai dari keempat komponen teknologi serta nilai kontribusi teknologi pada pembuatan helm, nilai kecanggihan pada setiap komponen teknologi, yaitu technowaredengan nilai sebesar 0,645, humanware dengan nilai sebesar 0,796, infoware dengan nilai sebesar 0,696, dan orgaware dengan nilai sebesar 0,851. Untuk nilai Technology Contribution Coefficient didapatkan hasil sebesar 0,715 yang mana diartikan bahwa tingkatan teknologi berada ditingkatan modern. Namun pada komponen teknologi technoware memiliki tingkatan kecanggihan terendah yakni sebesar 0,645, kelemahan pada komponen technoware diakibatkan karena kurang lengkapnya peralatan mesin yang digunakan pada saat proses produksi helm, kelemahan pada komponen teknologi humanware diakibatkan karena tidak adanya niat dalam diri dalam mengembangkan dan berinovasi pada diri karyawan, kelemahan pada komponen teknologi infoware diakibatkan karena informasi untuk panduan produksi helm tidak lengkap, kelemahan pada komponen teknologi orgaware diakibatkan karena UMKM belum sempurna dalam meningkatkan kemampuan memasarkan produk dan menjalin kerjasama pada UMKM lain.

Usulan perbaikan dianalisis menggunakan metode 5W1H pada keempat faktor yakni yang pertama pada komponen teknologi technoware yakni dengan melengkapi peralatan dan menanyakan pada karyawan peralatan apa saja yang dibutuhkan dalam menunjang proses produksi agar maksimal, yang kedua pada komponen teknologi humanware yakni karyawan-karyawan diikutkan pelatihan atau seminar agar karyawan bisa kerja maksimal dan memiliki pemikiran yang lebih luas, yang ketiga pada komponen teknologi infowareyakni owner seharusnya melakukan sharing pada UMKM lain agar bisa menjadi referensi dan bisa diterapkan untuk pemasangan panduan atau informasi mengenai proses produksi helm agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, yang keempat pada komponen teknologi orgaware yakni seluruh lini manajemen UMKM harus satu suara dan bahu membahu mengingatkan dalam memantau pemasaran helm karena setiap masanya ada pesaing-pesaing baru dan metode pemasaran yang semakin banyak, jadi harus selalu memantau pasar yang lagi ramai agar tidak terjadi penurunan pemasaran dan ketinggalan jangka pasar. Kelemahan pada penelitian ini yaitu kurangnya perbandingan dari tempat sesama produksi helm dikarenakan hanya 2 tempat perbandingan yang dimasukkan sehingga saran lain yang di usulkan untuk penelitian berikutnya yaitu dengan menambahkan beberapa tempat perbandingan produksi helm agar didapatkan hasil yang lebih konsisten.

References

  1. A. Nikola Sari, dan Hamdan Bahalwan, J. Desain Produk, and I. Teknologi Adhi Tama Surabaya, “Desain Helm Lipat Untuk Pengendara Sepeda Motor di Perkotaan,” Pros. Semin. Nas. Sains dan Teknol. Terap., vol. 1, no. 1, pp. 639–644, 2019.
  2. A. Ahmad Mukoffi, “Karakteristik wirausaha, modal usaha dan kecanggihan teknologi terhadap kinerja UMKM di masa pandemi Covid-19,” J. Paradig. Ekon., vol. 16, no. 02, pp. 235–246, 2021.
  3. P. Bagus Vijay Kumara Putra and G. Juliarsa, “Kecanggihan Teknologi dan Efektivitas Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi dengan Kemampuan Teknik Personal dan Pelatihan sebagai Variabel Pemoderasi,” E-Jurnal Akunt., vol. 31, no. 1, p. 233, 2021, doi: 10.24843/eja.2021.v31.i01.p18.
  4. C. Casban, U. Marfuah, and L. S. Rosyadi, “Penerapan Metode Teknometrik untuk Mengukur Kontribusi Komponen Teknologi dalam Proses Produksi Industri Kecil dan Menengah,” JISI J. Integr. Sist. Ind., vol. 8, no. 2, p. 1, Sep. 2021, doi: 10.24853/jisi.8.2.1-12.
  5. K. A. Nugraha and H. Herlina, “Klasifikasi Pertanyaan Bidang Akademik Berdasarkan 5W1H menggunakan K-Nearest Neighbors,” J. Edukasi dan Penelit. Inform., vol. 7, no. 1, p. 44, 2021, doi: 10.26418/jp.v7i1.45322.
  6. Jadiaman Parhusip, “Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Pada Desain Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Calon Penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) Di Kota Palangka Raya,” J. Teknol. Inf. J. Keilmuan dan Apl. Bid. Tek. Inform., vol. 13, no. 2, pp. 18–29, 2019, doi: 10.47111/jti.v13i2.251.
  7. N.- Narti, S. Sriyadi, N. Rahmayani, and M. Syarif, “Pengambilan Keputusan Memilih Sekolah Dengan Metode AHP,” J. Inform., vol. 6, no. 1, pp. 143–150, 2019, doi: 10.31311/ji.v6i1.5552.
  8. Y. Yanti, D. A. Safitri, and R. A. Alamsyah, “Pemilihan Cemilan Khas Sampit Terlaris Pada Kedai 24 Dengan Metode AHP (Analytic Hierarchy Process),” Walisongo J. Inf. Technol., vol. 2, no. 1, p. 41, 2020, doi: 10.21580/wjit.2020.2.1.4676.
  9. R. Rachman, “Penerapan Metode Ahp Untuk Menentukan Kualitas Pakaian Jadi Di Industri Garment,” J. Inform., vol. 6, no. 1, pp. 1–8, 2019, doi: 10.31311/ji.v6i1.4389.
  10. W. Yahya and M. I. A. Siregar, “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Bibit Benih Padi Unggul BerbaAgus, R. T. A., & Sulastri, W. (2018). Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Benih Menggunakan Metode FMCDM. Seminar Nasional Royal (SENAR), 9986(September), 33–36.sis Web Menggu,” Menara Ilmu, vol. 8, no. 11, pp. 110–123, 2019.
  11. M. S. Musoffan, “Assessment Teknologi Industri Batik Tulis Pamekasan Upaya Peningkatan Daya Saing Pasar,” Journals Econ. Dev. Issues, vol. 4, no. 2, pp. 488–500, 2021.
  12. S. E. Antesty dan Alva Tontowi, S. Antesty dan, A. E. Tontowi, M. Teknik Sistem Fakultas Teknik UGM, and J. Teknika Utara Yogyakarta, “Analisis Kontribusi Komponen Teknologi Umkm Kota Bontang Menggunakan Metode Teknometrik Contribution Analysis of Technology Components of Umkm, Bintang City 1),” pp. 230–240, 2020.
  13. N. Khoiriyah, E. Masidah, and A. Puspitasari, “Perumusan Strategi Guna Peningkatan Usaha Melalui Pengukuran Tingkat Kecanggihan Teknologi Dan Analisis Swot,” J. Prodising SNST Fak. Tek., vol. 1, no. 1, pp. 19–25, 2019.
  14. M. I. V. R. K. Izza M Apriliani, “Penilaian Tingkat Teknologi Galangan Kapal PT. Proskuneo Kadarusman Muara Baru Jakarta ,” vol. 3, no. 3, pp. 331–342, 2019.
  15. M. S. Musoffan, “Assessment Teknologi Industri Batik Tulis Pamekasan Upaya Peningkatan Daya Saing Pasar,” Journals Econ. Dev. Issues (JEDI, vol. Vol. 4, No, no. 2, pp. 488–500, 2021.
  16. K. R. Ririh, “Analisis Risiko Kecelakaan Kerja Menggunakan Metode HIRARC dan Diagram Fishbone pada Lantai Produksi PT DRA Component Persada,” Go-Integratif J. Tek. Sist. dan Ind., vol. 2, no. 2, pp. 135–152, 2021, doi: 10.35261/gijtsi.v2i2.5658.
  17. Y. P. Anggariawan, Syamsuri, and R. Prabowo, “Analisis Technology Content Assesment Pada Lembaga Pendidikan Menggunakan Metode Teknometrik,” J. Seniati, no. ISSN 2085-4218, pp. 243–249, 2019.
  18. S. S.Aliyah, Mudzakir, “Analisis Teknometrik Pada Galangan Kapal Milik KUD (Koperasi Unit Desa) Sarono Mino Di Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah,” J. Fish. Resour. Util. Manag. Technol., vol. 9, pp. 64–73, 2020.
  19. N. F. Fatma, H. Ponda, and P. Handayani, “Penerapan Metode Pdca Dalam Peningkatan Kualitas Pada Product Swift Run Di Pt. Panarub Industry,” J. Ind. Manuf., vol. 5, no. 1, p. 34, 2020, doi: 10.31000/jim.v5i1.2440.
  20. A. Danastiningrum and M. I. Akbar, “Usulan Perbaikan Tingkat Kepuasan Kerja Karyawan Divisi HCGS & SHE dengan Metode 5W1H di PT Kalimantan Prima Persada,” J. Rekayasa dan Optimasi Sist. Ind., vol. 01, no. 1, pp. 25–31, 2019.